BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif yaitu berdasar penghitungan dengan alat AMOS melalui penyebaran kuisioner yang disebar karyawan berbagai hotel berbintang yang ada di Solo. Penyebaran kuisioner ini melibatkan karyawan tetap hotel. Pengukuran kinerja pada penelitian ini dilakukan melalui self assessment masingmasing karyawan. 3.2 Populasi, Sample, teknik sampling Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini yang merupakan populasi adalah seluruh karyawan tetap hotel di Surakarta kelas bintang 1 hingga bintang 3. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini akan menggunakan desain non probability sampling dengan metode convenience sampling, yaitu pengumpulan data atau informasi dari anggota populasi yang tersedia dan bersedia memberikannya (Sekaran, 2006). 30
3.3 Definisi operasional dan pengukuran 3.3.1 Keterikatan Kerja Keterikatan kerja didefinisikan sebagai hal positif, suatu pemenuhan dan kerja yang berkaitan dengan tiga karakteristik yaitu vigor, dedication dan absorption (Schaufeli, 2001). Keterikatan kerja diukur menggunakan versi yang lebih pendek pada UWES (Utrecht Work Engagement Scale) yang terdiri dari sembilan item salah satunya aku merasa bahagia ketika bekerja secara intensif (Karatepe et al, 2014) 3.3.2 Burnout Burnout digambarkan dengan dua dimensi yaitu kepenatan dan cynicism. Kepenatan emosional digambarkan sebagai berkepanjangan kelemahan mental individu, emosional dan sumber daya fisik dimana cynicism dikarakteristikan sebagai sikap negatif di tempat kerja (Schaufeli et al, 1996). Pada penelitian ini akan menggunakan pengukuran burnout versi original (Maslach, 1981) yaitu direpresentasikan oleh kepenatan dan cynicism (depersonalization). MBI General Survey dinilai sama dengan dimensi pengukuran aslinya versi 1981 hanya saja item MBI GS merupakan item yang dapat digunakan dalam berbagai jenis pekerjaan. Mengingat Sampel penelitian ini adalah karyawan hotel serupa dengan penelitian Maslach & Leiter yang memang ditujukan pada pekerjaan jasa (Maslach, Leiter & Schaufeli, 2001) 31
3.3.3 Challenge stressor Challenge stressor disini digambarkan dengan dua karakteristik yaitu Beban kerja dan Tanggung jawab Kerja. Menurut Karatepe, 2014 beban kerja merupakan kecendrungan beban pekerjaan yang diterima oleh karyawan sedangkan tanggung jawab pekerjaan merupakan rasa tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaannya sedangkan tanggung jawa pekerjaan merupakan rasa tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaannya. Dari artikel karatepe et al, 2014 menyatakan Beban kerja dioperasionalkan melalui 4 item dari Price (2001). Item Tanggung jawab kerja diukur dari Job Diagnostic Survey (Hackmann dan Oldham, 1975). 3.3.4 Komitmen Komitmen disini secara keseluruhan merupakan tingkat kepemilikan dan kepedulian karyawan terhadap nilai-nilai perusahaannya dari Artikel Karatepe et al, 2014 menyatakan 5 item dari Mowday (1979) digunakan sebagai pengukur komitmen pada penelitian ini. 3.3.5 Kinerja Pada artikel Karatepe 2014 mengutarakan definisi kinerja menurut Babin dan Boles, 1998 yaitu tingkat produktifitas individu karyawan dan berhubungan dengan rekan kerjanya dan beberapa perilaku dan hasil kerja yang ada. Sedangkan kinerja diukur melalui self assessment. Penilaian kinerja melalui persepsi diri sendiri ini juga pernah dilakukan melalui penelitian Choi et al 32
(2012) mengenai pengaruh konflik tempat kerja dengan kinerja karyawannya. Pada penelitian ini kinerja diukur melalui kuisioner yang disesuaikan penulis untuk self assessment dan kondisi keberagaman divisi di Industri Perhotelan. Kinerja ini didasarkan pada panduan The master measurement model of employee performance oleh The American productivity & Quality Center (2004) pada profesi hotel aspek kualitas kerja. Pengukuran diatas menggunakan penyebaran kuisioner dengan rating scale 1(strongly disagree) sampai 5 (strongly agree) pada dimensi work overload, tanggung jawab pekerjaan, kinerja, komitmen.sedangkan keterikatan kerja dan burnout(cynicism & depersonalization) dan kepenatan) diukur dengan skala 0(never) sampai 5 (always). 3.4 Teknik pengumpulan data 1. Penyebaran kuisioner Kuisioner adalah serangkaian pertanyaan yang diformulasikan untuk merekam jawaban responden (Sekaran, 2009). Kuisioner ini bertujuan untuk mengukur setiap dimensi yang ingin diteliti hubungan satu sama lainnya oleh peneliti. 33
2. Kepustakaan Kepustakaan adalah dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan non publikasi yang diperolah dari sumber sekunder (Sekaran, 2000). Teknik kepustakaan ini diambil melalui berbagai sumber literature yang berkaitan secara langsung dengan topik penelitian. 3.5 Metode Analisis Data 3.5.1 Uji validitas dan reliabilitas Pada penelitian ini uji validitas dan reliabilitasnya menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis). CFA menurut Joreskog dan Sorborn (1993) digunakan untuk menguji unidimensional, validitas dan reliabilitas model pengukuran konstruk yang tidak dapat diukur langsung. Model pengukuran atau disebut juga model deskriptif (Ferdinant, 2002), measurement theory (Hair, dkk, 2006), atau confirmatory factor model (Long, 1983) yang menunjukkan operasionalisasi variabel atau konstruk penelitian menjadi indikatorindikator terukur yang dirumuskan dalam bentuk persamaan dan atau diagram jalur tertentu ( Kusnendi, 2008:98) Reliabilitas adalah sebuah penerimaan pada derajat yang konsisten antara pengukuran multiple pada sebuah variabel (Hair et al, 1998). Klasifikasi Cronbach Alpha menurut Triton P. B (2005) sebagai berikut 34
a. Nilai cronbach s alpha antara 0,00 0,20 artinya kurang reliable b. Nilai cronbach s alpha antara 0,21 0,40 artinya agak reliable c. Nilai cronbach s alpha antara 0,41 0,60 artinya cukup reliable d. Nilai cronbach s alpha antara 0,61 0,80 artinya reliable e. Nilai cronbach s alpha antara 0,81 1,00 artinya sangat reliable 3.5.2 Uji hipotesis Pengujian Hipotesis Pada pengujian hipotesis ini digunakan metode path analysis menggunakan alat analisis AMOS 22.0. Path Analysis ini merupakan metode yang mampu menjelaskan tata hitung antar variabel dan hubungan mana yang perlu diperhitungkan. Path Analysis ini memungkinkan dilakukannya analisis terhadap serangkaian hubungan secara silmultan, sehingga memberikan efisiensi secara statistic (Hair et al, 1992 : 17). Analisis Koefisien jalur digunakan untuk mengetahu besarnya pengaruh variabel yang satu dengan variabel lainnya tiap jalur (Ferdinand, 2002). Analisis ini dapat dilihat melalui signifikansi besaran regression weight modelnya. 35
Tabel III.1. Tabel Indeks Kelayakan Model Goodness of fit indicates Chi square Cut of value Diharapkan kecil Significance probability 0.05 CMIN/DF < 2.00 GFI 0.90 AGFI 0.90 TLI 0.95 CFI 0.95 RMSEA 0.08 Sumber : Ferdinand (2002), Ghozali (2004) Penggunaan Path Analysis ini ada beberapa hal yang dipenuhi terlebih dahulu : 1. Asumsi kecukupan sampel Jumlah responden yang berhasil dikumpulkan peneliti adalah 188. Jumlah ini sudah memenuhi sampel minimal untuk menggunakan metode path analysis denan prosedur maximum likehood estimation (MLE yaitu sebesar 5-10 observasi dikali parameter yang diestimasi 100-200 responden) 2. Normalitas data Analisis multivariate atau normalitas adalah bentuk distribusi data pada suatu variabel metric tunggal dalam menghasilkan distribusi normal (Hair et al, dalam Gozali, 2005). Pengujian normalitas data disini dilakukan melalui alat AMOS dengan melihat perbandingan nilai critical ratio 36
skewness dan kurtosis dengan nilai kritis pada tingkat signifikansi tertentu. Dalam Alat hitung AMOS 22.0 uji normalitas dilakukan dengan membandingkan nilai c.r dengan nilai kritis ±2.58 pada level 0.01 c.r yang lebih besar dari nilai kritis maka distribusi datanya adalah tidak normal (Ferdinand, 2002) 3. Uji outliers Outliers merupakan hasil-hasil observasi yang menunjukkan nilai-nilai ekstrim dalam distribusinya (Ghozali, 2004). Uji terhadap multivariate outliers dilakukan menggunakan criteria jarak mahalanobi pada tingkat p<0.001. jarak mahalanobis dievaluasi menggunakan X 2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian (Ferdinand, 2002). 37