BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2583

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kondisi mesin/peralatan tersebut agar tidak mengalami kerusakan maka

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan dies dilakukan pada Departemen Machinery in Die Section. menjadi surface part yang diinginkan dilakukan disini.

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

BAB V ANALISA HASIL. mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin AU L302,dari data hasil. Availability Ratio (%)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB IV METODE PENELITIAN

Gambar I. 1 Perbandingan produk komersial dari segi ekonomi (Sumber: PT. Pindad, Divisi Alat Perkeretaapian 2015)

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN LITERATUR...

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN. komponen otomotif dituntut meningkatkan inovasi sehingga produk bisa menjadi

RANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2642

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.

BAB I PENDAHULUAN. peroduksi kecap untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri khususnya di provinsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kepercayaan yang tinggi dari para konsumen, berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

PENENTUAN OPTIMASI SISTEM PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

BAB III METODOLOGI.

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. FREKUENSI KERUSAKAN PER BULAN (Times)

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam dunia industri

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

Kata Kunci : Availability, Cost of Unreliability, Key Performance Indicator, Maintainability, Reliability, Reliability Block Diagram

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

USULAN KEBIJAKAN PERAWATAN MESIN CETAK GOSS UNIVERSAL DENGAN METODE RELIABILITY AVAILABILITY MAINTAINABILITY (RAM) ANALYSIS DAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data Pengguna Kereta Api

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

Rencana Produksi & Rencana Induk

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Widyatama I -1

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan tingkat efisiensi dan efektifitas mesin/peralatan juga mengakibatkan

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Perkembangan dan Prakiraan Rasio Elektrifikasi Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peragian yang ada di Brew house depart hingga proses packaging PT. MBI. produktivitas yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia memiliki salah satu aktivitas yang pasti dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu berpindah-pindah tempat. Namun, manusia memiliki keterbatasan dan membutuhkan banyak waktu saat melakukan perjalanan yang jauh. Oleh karena itu, manusia merancang alat yang dapat membantu permasalahan tersebut yaitu alat transportasi. Transportasi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu darat, laut, dan udara. Di antara ketiga transportasi tersebut, transportasi udara menjadi salah satu yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia karena dapat melakukan perpindahan ke jangkauan yang jauh dalam waktu yang lebih singkat daripada darat dan laut. Pertama kali transportasi udara yang dibuat adalah pesawat yang dirancang oleh Wright bersaudara. Seiring perkembangan zaman, bentuk dan mesin pesawat terbang mulai disempurnakan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara. Pada 1949, dibuatlah pesawat komersial. Pesawat ini ukurannya lebih besar yang berguna untuk perpindahan bersifat massal. Sebuah pesawat terbang dibuat sebagai sebuah sistem yang bersatu padu dan memiliki banyak komponen di dalamnya. Di Indonesia, PT Pudak Scientific adalah salah satu perusahaan yang fokus untuk industri manufaktur. Perusahaan ini memproduksi beberapa part/komponen aerospace yang akan di rakit pada perusahaan perakitan pesawat terbang nantinya. Pada awalnya, perusahaan ini memproduksi alat peraga pendidikan. Pada tahun 2000, dibentuk CNC Division dengan 1 unit mesin yaitu CNC Machining Center. Mesin ini memiliki kecepatan dan efisiensi yang membuat perusahaan menambah area produksi lain, yaitu pemesinan komponen presisi. PT Pudak Scientific terus menambah mesin untuk menunjang bisnis yang baru ini hingga tahun 2005, perusahaan berusaha mencari customer dan memperoleh beberapa perusahaan yang memberi kepercayaan untuk memproduksi komponen yang diminta. Tahun 2008, PT. Pudak Scientific memperoleh sertifikasi Quality Management System 1

ISO 90001:2000 dalam lingkup "The Manufacture of Precision Metal Parts. Perusahaan ini juga berhasil mendapatkan sertifikat dari NADCAP untuk Aerospace Quality System (AQS AC7004) pada tahun 2012. Pudak Scientific berhasil mendapatkan sertifikat AS9100 Rev.C, yang merupakan Standard Quality Management System untuk Industri Aerospace dunia. Berikut adalah jumlah data mesin yang ada di PT Pudak Scientific. Tabel I.1 Tabel Rincian Jumlah Mesin CNC di PT Pudak Scientific No Tipe Mesin Jumlah Mesin 1 Sawing 2 2 Turning 2 Axis 16 3 Turning Milling 3 Axis 4 4 Turning Milling 4 Axis 12 5 Milling 3 Axis Vertical 6 6 Milling 4 Axis Horizontal 5 7 Multi Task (Integrex) 3 8 Auto Lathe 3 9 Grinding 3 10 EDM 2 Jumlah 56 Tabel I.1 merupakan tipe mesin yang ada di PT Pudak Scientific. Setiap tipe mesin memiliki jumlah mesin yang berbeda karena perusahaan memiliki banyak variasi produk dan menyesuaikan dengan kondisi demand. Departemen PPC (Production Planning and Control) dan Departemen Maintenance memiliki peran penting karena terlibat langsung dalam proses produksi. Departemen PPC berperan untuk mengatur bagaimana jumlah produksi yang menyesuaikan demand, sedangkan Departemen Maintenance berperan untuk menjaga kondisi mesin dalam kondisi bagus. PT Pudak Scientific merupakan perusahaan subkontrak, yaitu memproduksi barang sesuai pesanan (make to order) dari beberapa perusahaan industri 2

manufaktur lain, yaitu UTC Aerospace Systems di Bandung dan Midlane Aerospace Alliance di Wolverhampton. Komponen pesawat yang diproduksi memiliki ketepatan presisi yang tinggi dan ketepatan waktu produksi sesuai pesanan. PT Pudak Scientific berkomitmen untuk terus memenuhi permintaan dari perusahaan subkontrak karena untuk menjaga kepercayaan agar tetap terjalinnya suatu kerja sama yang saling menguntungkan. Namun, kondisi saat ini yang ada di perusahaan tidak semudah perencanaan yang sudah dibuat. Perusahaan sering mengalami loss revenue karena adanya kerusakan pada mesin sehingga proses produksi yang berlangsung menjadi terhenti. Supervisor PPC mengemukakan bahwa perlu adanya suatu optimasi dan evaluasi untuk mesin-mesin yang ada. Hal ini bertujuan untuk menentukan kebijakan kedepannya bagi perusahaan agar berjalan sesuai perencanaan. Mesin yang memproduksi komponen aerospace rata-rata memiliki jumlah lot besar dan bekerja secara berkelanjutan selama 24 jam. Salah satu produk yang memiliki jumlah demand yang tinggi adalah Blank Fork End. Blank Fork End dibuat dari tiga mesin yang bekerja secara teratur. Mesin pertama yaitu Nakamura-Tome yang berperan untuk mengubah raw material menjadi suatu part yang dilanjutkan ke tahap dua. Proses kedua yaitu memproses part tersebut menjadi Blank Fork End di mesin Makino A51nx. Proses terakhir yaitu finishing di mesin Mori Seiki NH4000 DCG. Tiga mesin ini berhubungan sangat erat atau bersifat seri sehingga jika terjadi kerusakan di salah satu mesin, maka proses produksi menjadi terhambat karena Blank Fork End dibuat dari 3 mesin tersebut. Tabel I.2 Frekuensi Kerusakan Mesin Pada Produksi Blank Fork End Tahun 2013 2016 Nama Mesin Jumlah Kerusakan Makino A51nx 67 Nakamura-Tome WT-250 IIMMY 22 Mori Seiki NH4000 DCG 95 3

Unit Tabel I.2 menunjukkan bahwa mesin yang paling sering mengalami kerusakan dari tahun 2013 sampai 2016 adalah Mori Seiki NH4000 DCG. Mesin Mori Seiki NH4000 DCG memiliki tugas yang berat karena berperan juga dalam proses produksi Blank Fork End. Part ini memiliki demand yang cukup tinggi bahkan terjadi overdemand. Perusahaan mengakui tingginya demand karena perusahaan subkontrak menginginkan adanya safety stock untuk part tersebut. PT Pudak Scientific sudah menetapkan target yang bisa diproduksi dari mesin Mori Seiki NH4000 DCG setiap bulannya walaupun tidak mencapai demand tersebut. Namun, mesin Mori Seiki NH4000 DCG sering terjadi breakdown atau mesin berhenti produksi yang ditunjukkan dari Tabel I.2 membuat kondisi ideal yang ditetapkan tidak tercapai dengan kondisi aktualnya. Produksi Aktual dan Produksi Ideal Mesin NH4000 DCG 5000 4000 3000 2000 1000 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Aktual 4020 2535 4170 1500 3000 3063 2400 3279 4035 3411 2712 3300 Ideal 4300 4300 4300 4300 4300 4300 4300 4300 4300 4300 4300 4300 Month Aktual Ideal Gambar I.1 Jumlah Produksi di Mesin Mori Seiki NH4000 DCG Tahun 2016 (Sumber: PT Pudak Scientific) Gambar I.1 menjelaskan tentang kondisi aktual dan kondisi ideal dari mesin Mori Seiki NH4000 DCG. Dalam tahun 2016, jumlah produksi aktual dari mesin NH4000 DCG selalu tidak mencapai kondisi ideal yang seharusnya. Oleh sebab itu, perusahaan dapat mengalami kerugian dan menghambat pemenuhan permintaan dari perusahaan subkontrak. Frekuensi kerusakan di mesin mempengaruhi kinerjanya sehingga menyebabkan perusahaan berhenti melakukan produksi di mesin Mori Seiki NH4000 DCG. 4

Namun, proses produksi terhenti tidak hanya dari segi internal mesin tetapi ada juga dari segi eksternal seperti gangguan listrik atau mati listrik. Perbandingan Waktu Gangguan Internal Dan Gangguan Eksternal Di Mesin Gangguan internal 53% Gangguan eksternal 47% Gangguan eksternal Gangguan internal Gambar I.2 Perbandingan Waktu Gangguan Internal Dan Eksternal Di Mesin Gambar I.2 menunjukkan bahwa waktu berhenti dari mesin lebih dominan daripada gangguan eksternalnya. Kondisi seperti ini memperkuat perusahaan untuk menilai dan mengevaluasi kinerja dari mesin Mori Seiki NH4000 DCG. Secara umum, jika suatu perangkat telah digunakan dalam jangka waktu lama, kinerja mereka akan menurun, dan membutuhkan program perawatan agar teteap berkinerja baik dengan tingkat keandalan yang memadai (Atmaji, Saedudin, Alhilman, dan Suryabrata, 2015) PT Pudak Scientific dapat mengukur keandalan mesin dengan metode Reliability, Availiability, & Maintainability (RAM) Analysis. Hasil dari RAM Analysis adalah dapat diidentifikasi mesin atau subsistem yang kritis sehingga bisa dilakukan tindakan pencegahan dan perbaikan mesin yang sudah terencana. Mengacu kepada Rhivki Habibiansyah dan Eddy Warman (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Reliability, Availability, dan Maintainability Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Payo Silincah Unit 1 Jambi menjelaskan tentang analisis keandalan, ketersediaan, dan kemampurawatan dari komponen pendukung unit PLTG yang kritis. Diperoleh data perawatan terhadap waktu kegagalan dan waktu perbaikan dari suatu komponen. Analisis dilakukan untuk mengetahui suatu 5

komponen yang paling kritis dan diperlukan perhatian khusus agar ketersediannya tetap tinggi. Pada Gambar I.1 dapat dilihat bahwa kondisi aktual dari mesin Mori Seiki NH4000 DCG tidak mencapai target dari kondisi idealnya sehingga mempengaruhi efektivitas dari mesin. Tingkat efektivitas mesin secara keseluruhan juga perlu diukur dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE). Lalu, nilai OEE yang diperoleh bisa diketahui apakah nilainya masih kurang atau sudah mencapai standar dari OEE World Class dari Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM). Overall Equipment Effectiveness (OEE) dapat diketahui dengan memperhitungkan Availability, Performance Efficiency, dan Rate of Quality Product (Davis, 1995). Setelah mengetahui nilai OEE, kerugian penyebab tinggi rendahnya nilai OEE dapat diketahui berupa six big losses yang berpengaruh terhadap efektivitas mesin. Oleh karena itu, untuk mengukur kinerja performansi dari mesin dengan memperhitungkan keandalan dan efektivitas mesin Mori Seiki NH4000 DCG digunakan metode Reliability, Availability, & Maintainability (RAM) Analysis dan Overall Equipment Effectiveness. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, masalah pokok menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: 1) Berapa nilai Reliability, Availability, dan Maintainability pada mesin Mori Seiki NH4000 DCG? 2) Berapa nilai Overall Equipment Effectiveness pada mesin Mori Seiki NH4000 DCG? 3) Apa saja faktor dari six big losses yang mempengaruhi efektivitas pada mesin Mori Seiki NH4000 DCG? 4) Berapa nilai Leading Indicator dan Lagging Indicator pada mesin Mori Seiki NH4000 DCG? I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 6

1) Menghitung dan menentukan nilai Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) pada mesin Mori Seiki NH4000 DCG. 2) Menentukan nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) di mesin Mori Seiki NH4000 DCG. 3) Menentukan faktor six big losses dari yang mempengaruhi efektivitas pada mesin Mori Seiki NH4000 DCG 4) Menghitung nilai Leading Indicator dan Lagging Indicator pada mesin Mori Seiki NH4000 DCG. I.4 Batasan Masalah Dalam penelitian ini diperlukan batasan-batasan penelitian untuk menyamakan persepsi karena adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian, yaitu: 1) Pengukuran dan penelitian hanya dilakukan pada mesin Mori Seiki NH4000 DCG di PT Pudak Scientific. 2) Model yang akan digunakan perbaikan menggunakan metode Reliability Availability Maintainability adalah model Reliability Block Diagram. 3) Data mesin dipakai dari perusahaan adalah tahun 2013 sampai 2016. 4) Dilakukan beberapa asumsi yang terpecaya untuk menunjang penelitian. 5) Penelitian ini hanya dibatasi sampai pengajuan usulan, sedangkan implementasi usulan di lapangan tidak termasuk dalam pembahasan. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1) Departemen Maintenance PT Pudak Scientific dapat mengetahui faktorfaktor terkait yang mampu meningkatkan reliability, availability, dan maintainability pada mesin Mori Seiki NH4000 DCG 2) Departemen Maintenance PT Pudak Scientific dapat mengetahui subsistem yang mengalami kritis. 3) Departemen Maintenance PT Pudak Scientific memperoleh informasi dan meningkatkan nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) pada mesin Mori Seiki NH4000 DCG dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan mengetahui six big losses. 7

I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang uraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Landasan Teori Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dan akan dibahas juga hasil penelitan terdahulu. Kajian yang menjadi acuan dalam penelitian yang digunakan adalah metode Reliability Availability Maintainability (RAM) Analysis dan Overall Equipment Effectiveness (OEE). Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi: tahap merumuskan masalah penelitian, merumuskan tujuan penelitian, mengembangkan model penelitian, melakukan pengolahan data penelitian, menganalisis hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE), dan Reliability Availability Maintainability (RAM) Analysis. Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini memuat segala data yang diperlukan untuk penelitian beserta pengolahannya yang terkait dengan metode Reliability Availability Maintainability (RAM) dan Overall Equipment Effectiveness (OEE) serta hasil pengolahan data yang nantinya akan dianalisis di bab berikutnya. Analisis Pada bab ini dilakukan analisis dari pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan dengan metode Reliability Availability Maintainability (RAM) dan Overall Equipment Effectiveness (OEE). 8

Bab VI Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi penarikan kesimpulan dari hasil pengolahan data dan analisis untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya dan saran bagi perusahaan serta penelitian selanjutnya. 9