BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. terdapat beberapa pronomina persona pertama dan kedua yang fungsinya berada di luar

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kata bahasa sering digunakan dalam berbagai konteks

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi. bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur.

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB 5 RINGKASAN. memanggil atau menyebut lawan bicara yang sudah kita kenal ataupun yang belum kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (Wijana, 1996:2). Menurut Yule, pragmatik adalah studi tentang

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

Bab 2. Landasan Teori

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesama manusia baik dalam menyampaikan pesan, informasi,

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

2015 WAKAMONO KOTOBA DI UNIVERSITAS IBARAKI DAN PANDANGAN MAHASISWA ASING TERHADAP WAKAMONO KOTOBA

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

ABSTRACT. Keywords: refusal speech acts, pragmatics, language politeness I.PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya, hubungan tersebut terjalin karena adanya komunikasi.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dipengaruhi oleh faktor seperti siapa yang berbicara (who speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk apa (to what end). Jika dilihat dari faktor tersebut, terbentuklah tingkatan kesopanan bahasa. Seperti contohnya pada bahasa Jawa, ada tingkatan bahasa krama inggil, krama, dan ngoko. Tingkatan seperti ini terjadi karena adanya status sosial si pembicara. Sementara itu, status sosial ekonomi anggota masyarakat yang berbeda-beda akan mewujudkan sosiolek yang berbeda-beda. Faktor-faktor sosial yang lain seperti umur, jenis kelamin, tingkat kekerabatan, latar belakang keagamaan, dan sebagainya tentu akan membuat lebih kompleks wujud bahasa yang terdapat dalam sebuah masyarakat tutur sehingga tidak mustahil bahwa dalam sebuah masyarakat tutur terdapat sejumlah masyarakat tutur lain dalam ruang lingkup yang lebih kecil. Kejadian seperti ini tidak hanya berlaku pada bahasa Indonesia saja, tetapi dalam bahasa Jepang pun terdapat tingkatan-tingkatan kesopanan bahasa. Faktor pembentuk tingkatannya pun sama, yaitu faktor umur, jenis kelamin, tingkat kekerabatan, dan sebagainya. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa di dunia yang sangat memperhatikan tingkat tutur dalam 1

berbahasa. Tingkat tutur berbahasa ini dalam bahasa Jepang dinamakan keigo ( 敬語 ). Menurut Nakamura, (1993:572) keigo adalah kata-kata khusus digunakan untuk mewujudkan hormat si pembicara kepada lawan bicara atau pendengar. Penggunaan keigo melibatkan unsur-unsur bahasa, salah satunya adalah pronomina persona. Pemilihan pronomina persona pada saat bertutur sangat bergantung pada perserta tindak tutur. Misalnya pronomina persona pertama yang digunakan oleh wanita yaitu watashi dan atashi, yang berbeda penggunaannya. Watashi lebih sopan dibandingkan atashi karena watashi digunakan saat berbicara pada orang yang lebih tua atau orang yang perlu dihormati, yang memiliki status sosial lebih tinggi dari si pembicara, sedangkan atashi biasanya digunakan untuk teman sebaya, lawan bicara lebih muda dan yang sudah akrab atau supaya terlihat lebih imut dan kekanak kanakan. Sebagai contoh yang terdapat pada kedua percakapan di bawah ini, (1) Percakapan ini terjadi ketika jam istirahat. Conan ingin tahu dengan apa yang dilakukan Ayumi pada malam hari di sekolah setelah mendengar Ayumi pernah melihat hantu di sekolah. Conan : 魚って... あれのこと? : Sakanatte... Are no koto? : Untuk ikan? Apa yang kamu lakukan? Ayumi : うん あたし あの日エサあげるの忘れちゃって元気かどうか見に来たの そしたら誰かいたのよ真っ暗なこの教室の中に大きな白いマスクをつけてウロウロしてる不気味な人が 2

: Un. Atashi... Ano hi esa ageru no wasurechatte genki kadouka mi ni kita no. Soshitara dareka ita no yo makkurana kono kyoushitsu no naka ni ookina shiroi masuku wo tsukete urouroshiteru bukimina hito ga... : Ya. Aku... lupa untuk memberi makan mereka, dan aku datang untuk melihat keadaannya. Dan kemudian aku melihat di dalam ruang kelas yang gelap ada orang yang mengerikan mengenakan topeng putih yang menutupi mulutnya. (Detective Conan episode 112) (2) Percakapan yang terjadi antara Kobayashi Sensei dan Ayumi ketika Kobayashi Sensei sedang belajar mengajar di ruang kelas pada malam hari sehingga membuat Conan dan kawan kawannya penasaran karena diisukan sebagai hantu di sekolah. Kobayashi Sensei :... 向いてないのかなぁ 私に先生なんて :... Muitenai no kanaa, watashi ni sensei nante. :... Saya rasa saya hanya belum siap menjadi seorang guru. Ayumi やさし : そんなことないよ! 私, 先生が優しいの知ってるもん! : Sonnakotonai yo! Watashi, sensei ga yasashii no shitterumono! : Itu tidak benar! Saya tahu anda baik!. (Detective Conan episode 112) Pada kedua percakapan di atas, Ayumi memakai pronomina persona pertama yang berbeda. Ketika Ayumi berbicara dengan Kobayahi Sensei, karena Kobayashi Sensei adalah gurunya, maka Ayumi memakai pronomina 3

persona watashi, sedangkan dengan Conan yang merupakan teman sebaya Ayumi, dia memakai atashi. Oleh karena itu, seseorang penutur bahasa Jepang dituntut untuk lebih berhati hati dalam pemilihan pemakaian ninshou daimeishi ( 人証代名詞 ) atau pronomina persona secara tepat, sebab tiap tiap kata ganti persona memiliki fungsi dan kegunaan masing masing tergantung siapa dan kepada siapa ditunjukan, situasi, jabatan, kedudukan, status sosial, usia, jenis kelamin yang semuanya turut memengaruhi pemakaian dari pronomina persona. Ada pronomina persona tertentu yang hanya boleh dipakai oleh laki laki saja seperti boku ( 僕 ) dan ore ( 俺 ). Kemudian ada pula pronomina persona yang bersifat formal dan informal. Kasus seperti ini yang membuat para pembelajar asing bahasa Jepang bingung dan kesulitan dalam mempelajari ninshou daimeishi secara tepat dan benar. Jika salah pemakaiannya maka akan terjadi keanehan. Seperti misalnya, seorang gadis menyebutkan dirinya dengan pronomina persona boku, maka orang lain akan menganggap bahwa gadis itu tomboi atau kelaki lakian sehinggan akan terkesan aneh. Hal inilah yang mendorong penulis untuk meniliti topik tersebut. Penulis akan meneliti pemakaian pronomina persona bahasa Jepang dalam anime Detektive Conan episode 711-715. Karena dalam anime tersebut sering memakai pronomina persona, selain itu penokohan dalam anime ini 4

menunjukkan status sosial para tokoh, seperti inspektur, detektive, orang biasa, anak anak, dan para tokoh tambahan yang juga memiliki peranan penting dalam setiap episode. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan berikut: 1. Apa saja pronomina persona dalam bahasa Jepang yang terdapat pada anime Detective Conan episode 711-715? 2. Bagaimana pemakaian pronomina persona bahasa Jepang dalam anime Detective Conan episode 711-715 jika dilihat dari status sosial penuturnya? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan: 1. Mengkaji dan mendeskripsikan pronomina persona bahasa Jepang apa saja yang terdapat pada anime Detective Conan episode 711-715. 2. Mendeskripsikan pemakaian pronomina persona bahasa Jepang jika dilihat dari status sosial penuturya dalam anime Detective Conan episode 711-715. 5

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ini termasuk dalam ranah sosiolinguistik. Secara etimologis, sosiolinguistik berasal dari kata sosio dan linguistik. Menurut Fishman, sosiolinguistik adalah ilmu yang membahas hubungan antara pemakaian bahasa dan perilaku sosial. (1974) Pada ruang lingkup ini, penulis membatasi penelitian hanya fokus pada tuturan yang memakai pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga dalam bahasa Jepang ditinjau dari status sosial pembicara (penutur) dalam bentuk dan pemakaiannya pada pronomina persona yang terdapat pada anime Detective Conan episode 711-715 1.5 Metode Penelitian Metode adalah cara kerja untuk mencapai kebenaran hipotesis. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode deskriptif. Objek kajian penelitian ini dapat diteliti berdasarkan pada tiga langkah, yaitu penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis. Dalam penelitian ini penulis mengkolerasikan bahasa dengan aspek sosial masyarakat. 1. Penyediaan Data Penulis menggunakam metode observasi dalam penyediaan data. Metode observasi adalah metode penelitian yang dilakukan dengan 6

cara mengamati objek kajian dalam konteksnya. Dalam praktik pelaksanaan observasi ini, peneliti bisa melakukan pengamatan dengan cara terlibat langsung, dan bisa pula dengan cara tidak terlibat langsung. Sudaryanto (1993: 133-134) menamakan metode observasi partisipasi sebagai teknik simak libat cakap, sedangkan metode observasi nonpartipasi sebagai teknik simak bebas libat cakap. Sumber data dalam penelitian ini adalah anime Meitantei Conan episode 711-715 yang penulis download dari wankaianime.com, kemudian penulis mencari subtitle bahasa Jepang dari anime tersebut. Penulis memeroleh subtitle dari kitsunekko.com. Setelah mendapatkan subtitle, penulis mengumpulkan kalimat yang memakai pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga dalam bahasa Jepang. 2. Analisis Data Langkah selanjutnya setelah data berhasil dikelompokkan adalah menganalisis data tersebut. Menurut Muhammad (2011:233), metode analisis data adalah cara menguraikan dan mengelompokkan satuan lingual sesuai dengan pola pola, tema tema, kategori kategori, kaidah kaidah, dan masalah masalah penelitian. Hasil analisis data yang dijadikan objek penulisan diuraikan secara deskriptif, dengan tujuan memperjelas masalah atau dalam kalimat secara jelas. Setelah penulis mengumpulkan kalimat yang memakai pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga bahasa Jepang, langkah 7

selanjutnya yang akan penulis lakukan yaitu mengelompokkan masing masing dari jenis pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga. Kemudian penulis akan mendeskripsikan bentuk pemakaian pronomina persona yang dipakai dilihat dari status sosial penuturnya. 3. Penyajian Hasil Analisis Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini merupakan tahap ketiga setelah analisis data. Data yang telah dianalisis disajikan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu berupa paparan hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan bentuk kata, bentuk kalimatnya dan tindak tutur yang terjadi, yang memang secara empiris dilakukan oleh penutur bahasa (Sudaryanto, 1993: 7-8). Pada tahap ini, hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya disajikan dalam sebuah rumusan yang menyebutkan dan membagi jenis jenis pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga bahasa Jepang dan pemakaiannya yang terdapat pada anime Meitantei Conan episode 711-715 kemudian dijelaskan bagaimana pemakaiannya jika dilihat dari status sosial penutur. Dalam penelitian ini, langkah langkah yang akan dilakukan setelah memperoleh data yaitu mengklasifikasikan pronomina persona berdasarkan kelasnya, apakah itu pronomina persona pertama, atau kedua, atau ketiga. Kemudian menganalisis jenisnya dan pemakaiannya berdasarkan status sosial penggunanya atau penuturnya. 8

Selanjutnya, membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan oleh pembelajar bahasa, budaya, dan sastra Jepang di Indonesia. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti maupun pembelajar bahasa Jepang yang lainnya agar dapat mengetahui fungsi dari pronomina persona lebih terperinci. 3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membangun minat para peneliti lainnya untuk dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam. 1.7 Sistematika Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam penelitian skripsi ini, maka penulis akan meneliti dengan sistematika penelitian sebagai berikut : 9

Bab I : Pendahuluan, pada bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup permasalahan yang sudah dibatasi, metodologi penelitian yang sudah penulis pilih, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan teori, berisi uraian teori teori yang akan dipergunakan untuk menganalisis data pada bab III. Bab III : Analisis data, memuat tentang analisis bentuk dan fungsi ninshou daimeishi (pronomina persona) yang terdapat dalam anime Meitantei Conan episode 711-715 dengan menggunakan teori pada bab II. Bab IV : Simpulan dan saran, menguraikan simpulan dari penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. 10