BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI

dokumen-dokumen yang mirip
FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

Besaran dan Satuan 1 BESARAN DAN SATUAN.

BAB I BESARAN DAN SATUAN

Pensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

Pentalogy BIOLOGI SMA

BESARAN DAN PENGUKURAN

1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R

BAB I PENGUKURAN DAN BESARAN

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

BESARAN, SATUAN, DIMENSI DAN ANGKA PENTING 1.1

Kelas 10 Fisika BAB 1 Pengkuran dan Besaran

Angka Penting. Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com. Angka Penting

Sistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan.

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

1. Besaran-besaran di bawah ini yang bukan termasuk besaran vektor adalah...

Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran.

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :

Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik

MODUL MATA PELAJARAN IPA

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.

Berikut adalah macam besaran pokok, beserta satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS :

BESARAN DAN SATUAN. 2. Catatlah hasilnya dan buatlah nama satuan ukurannya menurutmu sendiri.

BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Pengukuran Besaran Fisika

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

HANDOUT FISIKA KELAS X BESARAN FISIKA DAN PENGUKURAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN

Pentingnya Pengukuran. d. Materi Pokok : Besaran dan Satuan e. Alokasi Waktu : 1 pertemuan ( 90 menit) f. Pertemuan ke : 1 g. Tujuan Pembelajaran :

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : Besaran dan Pengukuran

Di unduh dari : Bukupaket.com

Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor

TKS-4101: Fisika. Kontrak Kuliah dan Pendahuluan J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN LATIHAN SOAL BAB 5

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur

Kompetensi Fisika Kelas X

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

Angka Penting dan Notasi Ilmiah

Standar Kompetensi Lulusan. Memahami prinsip-prinsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti dan objektif

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH

MGMP Fisika Kabupaten Klaten Media Belajar Mandiri Siswa 1. Berbagai Macam Alat Ukur dalam Kehidupan Sehari - hari

BESARAN VEKTOR B A B B A B

HIDROLIKA I. Yulyana Aurdin, ST., M.Eng

MENGUKUR: membandingkan sesuatu dengansesuatu lain yang sejenisyang ditetapkan sebagai satuan

PENGUKURAN DAN BESARAN

BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

I. Ulangan Bab 2. Pertanyaan Teori 1. Tentukanlah besar dan arah vektor-vektor berikut : a. V = 3, 1. b. V = 1, 3. c. V = 5, 8.

BAB II DEFINISI DAN SATUAN. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International

ujung vektor A bertemu dengan pangkal vektor B

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING

PENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN

Pengukuran Besaran Fisis

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

Neraca pegas Fungsi cara menggunakan neraca pegas

BAB I BESARAN & PENGUKURAN --- alifis.wordpress.com

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

BAB BESARAN DAN SATUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

Pengukuran. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

ULANGAN TENGAH SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MATA PELAJARAN : FISIKA : LINTAS FISIKA : SENIN, 7 OKTOBER 2013 ;120 MENIT

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

MENJUMLAH VEKTOR. No Besaran Skalar Besaran Vektor

BAB II BESARAN VEKTOR

Paket 2 PENGUKURAN. Pendahuluan

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

BAB II V E K T O R. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 52

BAB I OBJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN PENGAMATANNYA

KELAS:. KERJAKAN PADA LEMBAR INI UNTUK SEMUA SOAL GUNAKAN ATURAN ANGKA PENTING KECUALI ADA PETUNJUK LAIN

Bab 1 Besaran dan Pengukuran

DASAR PERCOBAAN-PERCOBAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FISIKA. Untuk SMA dan MA Kelas X. Sri Handayani Ari Damari

MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL

Model Modul Program keahlian : Semua Kelompok Teknologi KATA PENGANTAR

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

BAB 1 : Besaran Dan Vektor

DASAR PENGUKURAN FISIKA

BAB I BESARAN DAN SATUAN

Transkripsi:

BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP CONTOH SOAL CONTOH SOAL CARA ANALITIS BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI ANGKA PENTING KEGIATAN PSIKOMOTORIK BESARAN SKALAR vs BESARAN VEKTOR PENJUMLAHAN VEKTOR PENGURANGAN VEKTOR KEGIATAN PSIKOMOTORIK CONTOH SOAL CONTOH SOAL IR. STEVANUS ARIANTO 1

PENDAHULUAN Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menyelidiki komponen-komponen materi dan interaksi antar komponen tersebut. Contoh : - Bagaimana energi mempengaruhi materi. - Bagaimana mengubah bentuk energi yang satu ke bentuk yang lain. Materi adalah segala sesuatu yang menempati dan mengisi ruang. Energi adalah berbagai bentuk ukuran kemampuan dari suatu sistem untuk melakukan kerja. PENGUKURAN Dalam fisika diperlukan teknik-teknik pengukuran yang harus dikembangkan. MACAM-MACAM ALAT UKUR. ALAT UKUR PANJANG BENDA Penggaris dan meteran Jangka sorong Mikrometer IR. STEVANUS ARIANTO 2

LANJUTAN PENGUKURAN ALAT UKUR WAKTU ALAT UKUR KELISTRIKAN Stop Watch Voltmeter Ampermeter Multitester ALAT UKUR MASSA BENDA Neraca JANGKA SORONG 23,4 mm=2,34 cm Jangka Sorong ialah alat ukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm. Perhatikan gambar di atas. Pada nonius ada 10 skala = 9 mm, jadi Untuk 1 skala nonius = 0,9 mm. selisih skala utama dengan skala nonius = 1 mm 0,9 mm = 0,1 mm INILAH YANG DIMAKSUD BATAS KETELITIAN IR. STEVANUS ARIANTO 3

MIKROMETER SEKRUP Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur tebal atau 15,34 mm panjang sampai batas ketelitian 0,01 mm. Pada skala putar terdapat 50 skala. Bila skala putar diputar 1 kali putaran, maka akan bergeser 0,5 mm Jadi 50 skala nonius = 0,5 mm. 1 skala nonius = 0,5/50 = 0,01 mm TIAP 1 SKALA NONIUS AKAN MENGGESER 0,01 mm CONTOH SOAL JANGKA SORONG PADA GAMBAR DIBAWAH INI, BERAPA PENGUKURAN? JAWAB : 5,3 cm + 4.0,01 cm = 5,34 cm IR. STEVANUS ARIANTO 4

CONTOH SOAL MIKROMETER PADA GAMBAR DIBAWAH INI, BERAPA PENGUKURAN? JAWAB : 19 mm + 10. 0,01 mm = 19,1 mm BESARAN DASAR No. Nama Besaran Satuan SI Dimensi 1 Massa kilogram (Kg) [M] 2 Panjang meter (m ) [L] 3 Waktu sekon ( s ) [T] 4 Suhu mutlak kelvin (K) [ ] 5 Intensitas cahaya candela (Cd) [ j ] 6 Jumlah zat mol [ N] 7 Kuat arus listrik amper ( A ) [ I ] IR. STEVANUS ARIANTO 5

FAKTOR SI NAMA BESAR NAMA BESAR Terra (T) 10 12 Giga (G) 10 9 Mega (M) 10 6 Kilo (K) 10 3 milli (m) 10-3 mikro () 10-6 nano (n) 10-9 piko (p) 10-12 Contoh : 1,2 GN =. nn Jadikan 1,2 GN ke N dahulu kemudian N ke nn 1,2. 10 9. 10 9 =1,2. 10 18 SATUAN Sistem satuan metrik, dibedakan atas : - statis - dinamis Sistem statis : statis besar - satuan panjang : meter - satuan gaya : kg gaya - satuan massa : smsb Sistem dinamis besar biasa kita sebut M K S atau sistem praktis atau sistem Giorgie Sistem dinamis kecil biasa kita sebut C G S atau sistem Gauss. statis kecil - satuan panjang : cm - satuan gaya : gram gaya - satuan massa : smsk Sistem SI diturunkan Dari sistem metrik. IR. STEVANUS ARIANTO 6

DIMENSI Ada dua macam dimensi yaitu : - Dimensi Primer - Dimensi Sekunder Dimensi Primer yaitu : M : untuk satuaan massa. L : untuk satuan panjang. T : untuk satuan waktu. Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua besaran yang dinyatakan dalam massa, panjang dan waktu. contoh : - Dimensi gaya : M L T -2 - Dimensi percepatan : L T -2 Kegunaan dimensi : Untuk Checking persamaanpersamaan fisika, dimana dalam setiap persamaan dimensi ruas kiri harus sama dengan dimensi ruas kanan. ANGKA PENTING Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut ANGKA PENTING, terdiri atas angka-angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir ( Angka taksiran ). Hasil pengukuran dalam fisika tidak pernah eksak, selalu terjadi kesalahan pada waktu mengukurnya. Kesalahan ini dapat diperkecil dengan menggunakan alat ukur yang lebih teliti. IR. STEVANUS ARIANTO 7

ATURAN BANYAKNYA ANGKA PENTING 1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting. Contoh : 14,256 ( 5 angka penting ). 2. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting. Contoh : 7000,2003 ( 8 angka penting ). 3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka penting. Contoh : 70000, ( 5 angka penting). 4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka penting, atau ada tanda khusus. Contoh : 23,50000 ( 7 angka penting ) 5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting. Contoh : 3500000 ( 2 angka penting ). 6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting. Contoh : 0,0000352 ( 3 angka penting ). PENJUMLAHAN/PENGURANGAN Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh terdapat SATU ANGKA TAKSIRAN saja. Contoh : 2,34 angka 4 taksiran 0,345 + angka 5 taksiran 2,685 angka 8 dan 5 ( dua angka terakhir ) taksiran. maka ditulis : 2,69 ( Untuk penjumlahan/pengurangan perhatikan angka dibelakang koma yang paling sedikit). 13,46 angka 6 taksiran 2,2347 - angka 7 taksiran 11,2253 angka 2, 5 dan 3 ( tiga angka terakhir ) taksiran maka ditulis : 11,23 IR. STEVANUS ARIANTO 8

PERKALIAN / PEMBAGIAN Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka penting yang paling sedikit. Contoh : 8,141 ( empat angka penting ) 0,22 x ( dua angka penting ) 1,79102 Penulisannya : 1,79102 ditulis 1,8 ( dua angka penting ) 1,432 ( empat angka penting ) 2,68 : ( tiga angka penting ) 0,53432 Penulisannya : 0,53432 di tulis 0,534 ( tiga angka penting ) Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan. KEGIATAN PSIKOMOTORIS Cari dan belilah di toko silinder pejal aluminium dan pelat seng. Ukurlah : massa silinler Al, massa pelat Zn Ukurlah dengan jangka sorong tinggi silinder dan diameter silinder ( 3 kali di tempat berbeda) dan masukkan hasilnya dalam tabel berikut : No 1 2 3 Tinggi Silinder (cm) Diameter Silinder (cm) Jari-jari (cm) Volume Silinder (cm 3 ) Volume rata-rata = IR. STEVANUS ARIANTO 9

LANJUTAN KEGIATAN PSIKOMOTORIS Ukurlah dengan jangka sorong panjang dan lebar pelat seng, ukur pula tebalnya dengan mikrometer sekrup, dan masukkan hasilnya ke dalam tabel : No Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm) Volume Silinder (cm 3 ) 1 2 3 Volume rata-rata = LANJUTAN KEGIATAN PSIKOMOTORIS Dengan menggunakan persamaan : Tentukan massa jenis silinder Aluminium dan pelat Seng Cocokkan hasil tersebut dengan : m V Al 2,70 gram / cm 3 Zn 7,14 gram / cm 3 Berapa % kesalahan hasil yang kamu peroleh? IR. STEVANUS ARIANTO 10

BESARAN SKALAR VS BESARAN VEKTOR Besaran Skalar : adalah besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya saja. Contoh : panjang, massa, waktu, kelajuan, dan sebagainya. Besaran Vektor : adalah Besaran yang selain ditentukan oleh besarnya atau nilainya, juga ditentukan oleh arahnya. Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya. NOTASI, GAMBAR VEKTOR VEKTOR DIBERI NOTASI : a A AB ^ ^ ^ Khusus vektor satuan diberi notasi : i j k VEKTOR DIGAMBAR SEBAGAI ANAK PANAH : PANJANG ANAK PANAH MENUNJUKKAN NILAI VEKTOR ARAH PANAH MENUNJUKKAN ARAH VEKTOR ITU. IR. STEVANUS ARIANTO 11

MENGUBAH VEKTOR MEMPERBESAR VEKTOR : KALIKAN DENGAN SEBUAH BILANGAN SKALAR > 1 A 2A MEMPERKECIL VEKTOR : KALIKAN DENGAN SEBUAH BILANGAN SKALAR 0 < BIL<1 A ½ A MEMBALIKKAN ARAH VEKTOR : BERILAH TANDA NEGATIF DI DEPAN SEBUAH VEKTOR A -A CARA GRAFIS : PENJUMLAHAN VEKTOR 1. SEGITIGA 3. JAJARAN GENJANG B R A IR. STEVANUS ARIANTO 12

CONTOH CARA POLIGON DIGUNAKAN UNTUK LEBH DARI 2 VEKTOR IR. STEVANUS ARIANTO 13

CARA RUMUS R 2 2 = / A/ / B/ 2/ A/ / B/ cos DENGAN ARAH / R/ sin / A/ / B/ sin 2 sin1 PENGURANGAN VEKTOR INGAT!!! YANG BERUBAH ADALAH SUDUT YANG DIAPIT OLEH DUA BUAH VEKTOR, BUKAN NILAI VEKTOR YANG DIBERI TANDA NEGATIF. B A R = A + B -B A R = A -B IR. STEVANUS ARIANTO 14

CONTOH SOAL PENJUMLAHAN VEKTOR SEBUAH GAYA A BESARNYA 8 N MEMBENTUK SUDUT 120 (derajat) GAYA B BESARNYA 4 N, HITUNGLAH JUMLAH KEDUA VEKTOR TERSEBUT. B 120 o 2 2 F 8 4 2.8.4. COS120 R R F 64 16 32 4 3 R 4 sin 4 3 o sin 60 A 1 Jadi Resultannya adalah 4V3 N arah 30 derajat Terhadap vektor A o 1 30 O N CONTOH PENGURANGAN VEKTOR SEBUAH TITIK A (6,8) DAN TITIK B (6,0) DALAM KOOR- DINAT CARTESIUS, DIBUAT DUA BUAH VEKTOR MA- SING-MASING OA = a DAN OB = b, hitunglah /a - b/ a-b -b y A(6,8) / a a b B(6,0) x b/ / a /a/ = 10 sat 10 b/ / a 2 b/ 6 10 2 2 10 /b/ = 6 sat 2.10.6.cos(180 ) 6 2 2 6 2 3 2.10.6. 5 72 8 IR. STEVANUS ARIANTO 15

CARA ANALITIS v R = ( v ) ( v ) X 2 2 Y Vektor v 1 v 2 v 3 1 2 3 v x = v cos v 1 x = v cos 1 v 2 x = v cos 2 v 3 x = v cos 3 Arah resultan : tg = v y = v sin v 1 y = v sin 1 v 2 y = v sin 2 v 3 y = v sin 3 v v Y X v x =...v y =... KEGIATAN PSIKOMOTORIS Alat dan bahan : papan kayu/triplek, dua buah katrol, tali/benang beberapa buah beban dengan 3 buah penggantung kertas milimeter, busur derajat dan neraca. 1. Tempelkan kertas milimeter pada papan kayu. 2. Pasang dua katrol pada papan, seutas tali melalui dua katrol. 3. Ukur massa beban ketiga penggantung tersebut. 4. Usahakan ketiga penggantungnya dan beban-beban dalam keadaan setimbang. 5. Catat besarnya gaya yang bekerja pada masing-masing beban. Tandai dengan pensil tegak pada kedudukan tali pada kertas milimeter di F 1, F 2 dan F 3 6. Ukurlah dengan busur derajat, sudut antara F 1 dan F 2 7. Lepaskan kertas milimeter dari papan. GAMBAR IR. STEVANUS ARIANTO 16

GAMBAR KEGIATAN 8. Ukurlah percobaan ini dengan mengubah beban sampai tiga kali, pada kertas milimeter yang lain. Ukurlah sudut apit antara gaya F 1 dan F 2 9. Catatlah data-data tersebut pada tabel di bawah ini! TABEL TABEL KEGIATAN PERCOBAAN F 1 F 2 R F F 2FF cos 2 2 1 2 1 2 Jumlah rata-rata Lukislah gaya-gaya tersebut pada kertas milimeter berdasarkan data di atas, gunakan skala panjang gaya (1 newton = 1 cm) gunakan metode jajaran genjang, ukur panjang diagonalnya, bandingkan hasilnya dengan nilai R pada tabel di atas. IR. STEVANUS ARIANTO 17

PROFICIAT KAMU TELAH MENYELESAIKAN PELAJARAN INI YAITU TENTANG BESARAN DAN SATUAN DAN PERLU KAMU MENGERJAKAN SOAL-SOAL LATIHAN IR. STEVANUS ARIANTO 18