CITY BRANDING AROUND THE WORLD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Solo sebagai salah satu kota administratif di Jawa Tengah memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organizatioan (WTO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Proposal Bali Carnaval & BIWHF November 2015 Kuta Beach Walk - Bali

BAB I. Pendahuluan. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara saat ini. Potensi pasar global yang amat besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Survey di facebook oleh Disbudpar Kota bandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

BAB I PENDAHULUAN. kaya akan kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman jenis flora dan fauna

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Pelaksanaan place branding yang dilakukan Pemda Kabupaten Purwakarta,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal seputar penelitian yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN. untuk berwisata dan berinvestasi yang akan berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

BAB IV ANALISIS MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PELAKSANAAN FESTIVAL KEBUDAYAAN JEMBER FASHION CARNAVAL DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perjalanan baru. Pariwisata mempunyai spektrum fundamental pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kaya akan rempah-rempah serta hasil laut yang berlimpah. Kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Grafik Jumlah Pengguna Smartphone di Indonesia Sumber : id.techinasia.com (4 Mei 2016)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Bab ini membahas tentang proses produksi sarana komunikasi visual yang

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

Bab I Pendahuluan. 1 Ratih Purbasari_

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. sebagai kota pariwisata ini dilakukan di Jogja Gallery. Sebuah galeri seni yang

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam

BAB 4 Konsep Desain. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Transkripsi:

CITY BRANDING AROUND THE WORLD Beberapa waktu lalu, IS Creative merilis sebuah artikel inspirasi yang membahas tentang aktivitas city branding beberapa kota di dunia. Banyak kota di dunia memiliki konsep city branding yang menarik dan cukup inspiratif, hingga akhirnya membuat IS Creative membagi artikel menjadi beberapa bagian. Pada bagian ke dua ini, kami akan memberikan informasi mengenai konsep city branding yang tak kalah menarik dibandingkan dengan bagian sebelumnya. Berikut ini 7 kota di dunia dengan konsep city brandingnya: Adelaide Dibandingkan dengan kota lain di Australia seperti Sydney dan Melbourne, Adelaide yang merupakan sebuah kota di Australia Selatan ini tidak terlalu menonjol. Dengan harapan mengubah hal tersebut, Economic Development Board (Dewan Pengembangan Ekonomi) Australia di bawah kepemimpinan Jay Weatherill memperkenalkan identitas baru untuk Adelaide. Logo Australia Selatan baru ini diciptakan untuk merepresentasikan bahwa Adelaide adalah pintu pusat untuk seluruh Australia. Beberapa pihak menyebutkan bahwa aktivitas rebranding Adelaide dibangun dengan konsep yang begitu baik, meski disebut-sebut Adelaide sempat gagal meraih target potensial mereka.

Alenquer Alenquer merupakan sebuah kota kecil penghasil anggur di Portugal. Sejak dulu, masyarakat kuno Alenquer telah memproduksi anggur-anggur terbaik karena wilayah tersebut kaya dengan kebun-kebun anggurnya. Dalam city brandingnya, Alenquer memasukkan unsur sejarah, kekayaan alam berupa anggur dan mawar, serta kondisi ekonominya. Meski didasarkan pada hal-hal tersebut, city branding ini diharapkan mampu memproyeksikan Alenquer di masa depan, membuka koneksi, dan strategi baru demi kemajuan perekonomian kota kecil tersebut.

Berlin Kampanye Be Berlin! didesain oleh Berlin Senate dan Berlin Partner. Motivasi paling utama dibalikcity branding Berlin adalah untuk memicu dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Di samping itu, budaya, seni, keragaman, dan kreativitas juga digunakan untuk meningkatkan pendapatan. Untuk mendukung aktivitas city brandingnya, terdapat organisasi Be Berlin - Be Diverse yang didirikan oleh Departemen Budaya Senat Berlin pada November 2009. Tujuannya adalah untuk mempromosikan keragaman dan pendidikan antarbudaya serta mengalokasikan dana untuk seniman di Berlin.

New York Melalui aktivitas brandingnya, New York ingin membuat wisatawan merasa nyaman layaknya penduduk lokal New York. Selain itu, mereka juga ingin meningkatkan jumlah wisatawan di lima wilayah yang terdapat di New York seperti Brooklyn, Manhattan, Queens, The Bronx, dan Staten Island. Konsep branding New York ini dikerjakan oleh NYC & Company, dimana mereka bertanggung jawab atas website resmi New York, website pariwisata, logo taksi, serta petunjuk arah dan tempat (signage) di seluruh kawasan New York.

Bahama Kepulauan Bahama ingin menampilkan citra sebagai sebuah negara tujuan pariwisata yang terkenal dengan matahari dan pasirnya. Negara kepulauan yang terletak di benua Amerika ini membrandingdiri dengan julukan, The Islands of The Bahamas: a One of a Kind Experience. Seluruh unsur yang terdapat di dalam Kepulauan Bahama seperti pulau-pulau, kegiatan masyarakat, dan pengaruh budaya dipadukan menjadi satu demi membangun identitas Bahama. Terbukti, dengan city brandingnya Kepulauan Bahama berhasil memperoleh 60% pemasukan negara dari sektor pariwisata.

Porto Pada Juni 2014, Porto tampil dengan identitas baru. Kota Porto adalah kota dengan keanekaragaman ikon dan simbol, karakter, serta kebiasaan dan cara hidup masyarakatnya. Identitas tersebut tidak boleh mati dan tidak dapat direpresentasikan hanya berdasarkan bangunan-bangunan yang ada. Oleh karenanya, agensi lokal Porto bernama White Studio, membuat sebuah konsep city branding bertajuk The City is Ours. Konsep ini bermaksud agar masyarakat merasa nyaman dan memiliki rasa kepemilikan terhadap Kota Porto, bahwa Porto adalah rumah mereka.

Banda Aceh Sejak 2014 lalu, Banda Aceh tampil dengan city branding baru yang bertajuk Charming Banda Aceh. Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Aceh membentuk forum yang merumuskan konsep city branding tersebut untuk seluruh wilayah Aceh. Kota yang pada 2004 lalu terkena gelombang tsunami ini, ingin menjadi destinasi utama wisata nasional dan internasional. Selain itu, city branding merupakan bagian dari program pendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di bumi Serambi Makkah ini.