BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran sebuah kota, daerah,dan negara telah menjadi sangat penting saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri agar lebih menonjol dari pada kompetitor mereka. Kota, daerah, dan negara menemukan bahwa gambaran yang baik dari branding memberikan banyak manfaat dan keuntungan. Lokasi geografis, produk dan personal, juga dapat dijadikan acuan untuk membuat brand dengan menciptakan dan mengkomunikasikan identitas suatu kota, daerah dan negara yang bersangkutan. (Keller, 2003). Strategi branding merupakan salah satu proses strategi pemasaran yang sering kali diterjemahkan sederhana sebagai kegiatan beriklan. Namun, tanpa dilakukannya kegiatan komunikasi kepada konsumen yang disusun dan direncanakan dengan baik, maka sebuah brand tidak akan dikenal dan tidak mempunyai arti apa-apa bagi konsumen atau target konsumennya. Branding lebih merupakan aktivitas menentukan citra yang ingin dibentuk melalui berbagai macam kegiatan promosi (iklan, publisitas, dan sebagainya) seiring dengan pembenahan fitur produk yang sesuai dengan citra yang ingin dibentuk. Sementara itu Surachman S.A dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Merek (2008) menyatakan bahwa brand tidak sekedar nama, logo atau citra. Brand mengkomunikasikan secara jelas tentang suatu produk, jasa,atau sesuatu 1

2 hal yang lain. Sehingga, ketika brand dikaitkan dengan sebuah kota, maka brand tersebut harus bisa mengkomunikasikan dengan jelas seperti apa kota tersebut, apa saja yang dimilikinya, dan mengapa kota tersebut patut mendapat perhatian, sehingga siapapun yang bertandang ke kota tersebut, atau penduduk kota itu sekalipun, dapat memaparkan secara singkat citra kota tersebut. Strategi branding kota, daerah ataunegara adalah untuk membuat positioning yang kuat didalam benak target pasar. Seperti layaknya positioning sebuah produk atau jasa, sehingga kota, daerah atau negara tersebut dapat dikenal secara luas diseluruh dunia. Salah satu contoh negara yang sukses membangunbranding dirinya adalah Amerika Serikat. Negara yang yang dijuluki Paman Sam tersebut tidak saja sukses memperkenalkanbrand-brand lokalnya ke dunia internasional, seperti Coca-Cola, Hollywood, Pepsi, McDonald dan sebagainya. Yang melatar belakangi sebuah negara atau kota harus mampu membangunbrandingdirinya adalah karena tidak bisa diandalkannya pemasukan pendapatan devisa suatu negara dari perdagangan ekspor-impor, sumber kekayaan alam, atau produktivitas dari penduduknya saja. Tetapi mengharuskan suatu negara untuk mencari alternatif pendapatan devisanya yaitu melalui Pariwisata sebagai satu-satunya sektor global yang tidak mungkin habis di makan waktu. Dalam perkembangannya,negara atau kota tidak bisa dipahami sebagai tempat sekumpulan masyarakat yang berinteraksi dengan segala infrastruktur tatanan pemerintahnya saja, tetapi sebuah objek yang memiliki nilai jual yang bisa ditawarkan negara atau kota lain. 2

3 Hal ini disadari oleh beberapa negara di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Hongkong, Singapura, dan Thailand. Meraka Berlomba-lomba untuk menjadikan negaranya sebagai kawasan tujuan wisata terbaik di Asia Tenggara. Sebut saja Malaysia dengan slogan Malaysia, Trully Asia. Kemudian Singapura dengan Uniquely Singapore. Hongkong dengan Asia s World City! Bahkan dengan slogan-slogan tersebut, mereka tidak saja menarik kunjungan wisatawan asing, tetapi juga berhasil memulihkan citra negatif negara mereka. Indonesia sendiri memiliki slogan The Ultimate in Diversity yang dicetuskan oleh mantan Presiden Megawati.Slogan ini bertujuan untuk memulihkan citra Indonesia yang kala itu sempat tercoreng akibat ulah terorisme yang ditandai dengan adanya travel warning dari jumlah negara asing. Surakarta menjadi salah satu kota di Indonesia yang konsentrasi terhadap sektor pariwisata karena memiliki potensi seni dan budaya untuk dijadikan sebuah produk wisata yang dapat dijual kepada wisatawan.saat ini,surakarta menjadi sebuah kota wisata, dengan konsep wisata budaya.kota Surakarta mengoptimalkan brand pariwisata yang untuk pertama kali meluncurkan branding dengan slogan yaitu Solo, The Spirit of Java. Peluncuran slogan iniberkaitandenganusahamemasarkanwilayah di sekelilingkota Surakarta yaitusukoharjo, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten atau biasa di sebutwilayah Solo Raya. Slogan ini akan melekat sebagai identitas wilayah Solo, danakan menjadi Trade Mark bagi setiap promosi dan usaha megangkat produk unggulan ke dunia internasional. Dengan dibuatnya branding ini diharapkan akan memacu perkembangan perekonomian dan menjalin 3

4 sebuah kerjasama antar wilayah kota Surakarta dan daerah Solo Raya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota masing-masing kata Kepala Bagian Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Budi Purwanto. Kota Surakarta sendiri memiliki beragam obyek wisata yang menarik terutama dalam bidang wisata budaya melalui events yang diselengarakan oleh pemerintah kota Surakarta seperti Solo Batik Carnival (SBC), Festival Jenang, dan sebagainya. Surakarta juga merupakan kawasan dengan situs bangunan bersejarah seperti Kraton Kasunan Surakarta, TamanWisata Sriwedari, Pura Mangkunegaran, Museum Radya Pustaka, Monumen Pers dan juga kawasan kota tua dengan latarbelakang sosialnya masing-masing seperti Kawasan Kauman, Kawasan Batik Kampung Laweyan, perkampungan Pasar Kliwon, kawasan permukiman warga keturunan Arab. Kawasan-kawasan tersebut, termasuk bangunan-bangunan tua bersejarah yang juga banyak terdapat di sepanjang jalan protokol Slamet Riyadi yang merupakan jejak sejarah perkembangan kota Surakarta. Strategi komunikasi pariwisata di lakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Untuk kota Surakarta sendiri berbagai kegiatan difokuskan pada kegiatan yang berujung pada kota MICE (Meeting,Incentive,Conventation, and exhibition). Sebagai kota tujuanwisata, komunikasi branding kota Surakarta belum mampu mencapai posisi teratas dalam kunjungan wisatawan asing. Surakarta mencapai target kunjungan wisatawan tahun 2013 dengan kunjungan orang.jumlah wisatawan masih di dominasidari dalam negeri, yaitu98% atau orang. Sisanya, sebanyak orang merupakan wisatawan 4

5 asing. Padahal dengan meningkatkan wisatawan asing, kota Solo dapat lebih mudah memperkenalkan kotanya di dunia internasional dan juga bisa meningkatkan pendapatan devisa bukan hanya daerah tetapi negara. Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengabil judul Strategi Branding Kota Surakarta Sebagai Daerah Tujuan Wisata Melalui Slogan Solo,The Spirit OfJava. Laporan ini disusun sebagai Tugas akhir guna memenuhi sebagian persyaratan memperolah gelar Ahli Madya di Program Diploma III Manajemen Pemasaran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 1.2 Rumusan Masalah Dengan perumusan masalah diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya terbatas dan terarah padahal-hal yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Untuk memudahkan dalam pembahasan masalah dan pemahamannya, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana proses membangun branding Kota Surakarta yang dilakukanolehdinaskebudayaandanpariwisata Kota Surakarta melalui Slogan Solo, The Spirit Of Java? 2. Apakahelemengarispenulisandanmaknadari Slogan Solo, The Spirit Of Java? 5

6 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat yang fungsional dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tujuan tersebut yaitu 1. Mengetahui proses membangun branding kota Surakarta yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Surakarta melalui slogan Solo, The Spirit Of Java. 2. Mengetahui elemen garis penulisan dan makna dari slogansolo, The Spirit Of Java. 1.4 Manfaat Penelitian Selain mempunyai tujuan, penelitian ini juga mempunyai manfaat. Manfaat penelitian tersebut antara lain: 1. Bagi perusahaan Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan serta masukan dalam menentukan langkah,sehingga dapat mengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas perusahaan. 2. Bagi pihak lain Diharapkan dapat menjadikan informsi serta wawasan sekaligus literatur bagi pihak yang akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah ini 3. Bagi penulis Diharapkan dapat bermanfaat sebagai sarana untuk mengembangkan wawasan serta menambah pengetahuan, karena penulis 6

7 dapat menerapkan ilmu-ilmu yang di peroleh selama duduk dibangku kuliah terutama di bidang pemasaran. 1.5 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah : 1. Desain penelitian Dalam pembahasan penelitian pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dilakukan dengan menerapkan desain penelitian studi kasus yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada pimpinan dan karyawan-karyawan pada perusahaan untuk mendapatkan data yang mengacu pada sumber data perusahaan dan literature lainnya yang relevan. Desain kasus dijadikan sebuah topik untuk menentukan permasalahan yang akan dibahas, kemudian menganilisis permasalahan dengan lingkup yang terbatas. 2. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah: Nama Perusahaan : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Alamat : Jl. Brigjen Slamet Riyadi No.275 Surakarta Telepon : Http : pariwisatasolo.surakarta.go.id 7

8 3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber pertama, yaitu warga masyarakat kota Surakarta, melalui penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh berupa kejadian-kejadian di lapangan atau pendapat subjek penelitian atau segala sesuatu yang berhubungandenganbranding kota Surakarta Solo The Spirit Of Java. Subjek dalam penelitian ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dengan pelaksana promosi pariwisata yaitu Bapak Budi Purwanto. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain yang biasanya disajikan dalam bentuk tabel atau diagram. Data sekunder penelitian ini berupa data-data kunjungan wisata ke kota Surakarta yang didapat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota SurakartadanBadanPromosiPariwisata Indonesia Daerah Surakarta yang disajikan dalam bentuk tabel. 8

9 4. Teknik pengumpulan data Data yang diperoleh merupakan data pokok relevan dengan pokok permasalahan yang akan diteliti. Untuk mendukung kelengkapan penulisan hasil penelitian objek ini diperlukan data pelengkap untuk melengkapi data pokok tersebut. Data pendukung tersebut diperoleh dari beberapa kegiatan penelitian antara lain: a. Data Primer Diperoleh dari wawancara tidak tersetruktur karena penelitian tidak terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Maksudnya agar wawancara dapat berlangsung luwes, lebih terbuka sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih banyak dan lengkap. Penulis mewawancarai pelaksana promosi pariwisata yaitu Bapak Budi Purwanto dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta. b. Data Sekunder Yaitudengan teknik pengumpulan data ini dengan mencari sumber-sumber teori yang relevan dengan topik yang diangkat serta sumber dari internet yang berupa data dan catatan dokumen dari perusahaan yang dapat diakses di website: pariwisatasolo.surakarta.go.id 9

10 5. Teknik Analisis Data Teknik penelitian yang diterapkan adalah teknik analisis deskriptif yaitu teknik mencari data yang digunakan untuk mendapatkan gambaran keseluruhan obyek yang diteliti dan dengan pengamatan yang mendalam mengenai segala aspek yang ada dengan cara menguraikan pokok bahasan yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu brand, agar penulis mengetahui bagaimana proses membangun identitas brandkota Surakarta yang di lakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta melalui slogan Solo, The Spirit Of Java. 10