BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA. mencerminkan nilai perusahaan adalah Economic Value Added (EVA), yang

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Economic Value Added (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM

Raden Muh. Adlan Rahim

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif menurut Robert Donmoyer (dalam Given, 2008: 713),

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

MANAGEMEN KEUANGAN USAHA Oleh: Endra Murti Sagoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

RASIO LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL MANAJEMEN Terbit online :

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM :

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode EVA (Economic Value Added) (Studi Kasus pada PT. Krakatau Steel Tbk Periode )

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pendekatan Metode Economic Value Added (EVA) pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk DENGAN MENGGUNAKANMETODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA, TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 KINERJA KEUANGAN PADA PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan seperti mengakibatkan para manajer perusahaan berusaha. meningkatkan keuntungan dengan berbagai cara, dan hal ini dapat

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. X DENGAN MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

ANALISIS PENGUKURAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

SKRIPSI. Oleh : ANGGORO NUR FAJAR B

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

BAB I PENDAHULUAN. melalui investasi pada suatu perusahaan dinilai prospektif atau menguntungkan. Hal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) : KONSEP BARU UNTUK MENGUKUR LABA EKONOMI SUATU PERUSAHAAN LILIS PUSPITAWATI

PENILAIAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT.MAYORA INDAH,TBK CHITRA AMALIA WINARSYAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45

III. METODE PENELITIAN

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cost of Capital & Capital Structure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimana modal diperdagangkan antara pihak yang memiliki kelebihan modal

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI ROKOK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) JURNAL PUBLIKASI

MANAJEMEN KEUANGAN Laporan Neraca, Laporan Rugi/Laba, Laporan Aliran Kas, Analisa Common Size, Analisa Index

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

BAB II LANDASAN TEORI. menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Fungsi-fungsi perusahaan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TELKOM INDONESIA Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA. FEGGY NURCHOLIFAH EB09 Dr. Sri Supadmini SE.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric

PUTRI AYU NINGSIH / Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE.,MMSI

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Semua kegiatan investasi adalah mencari keuntungan atau dalam rangka untuk

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI

PENDAHULUAN. kemauan para usahawan untuk memanfaatkan peluang yang ada semaksimal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun Model

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

Transkripsi:

7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya atau semaksimal mungkin, dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi : a. Aktifitas Pembiayaan (Financingactivity) Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal ( sumber eksternal dan internal ) untuk membiayai kegiatan bisnis. 1) Sumber Eksternal a) Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau modal saham (Capital Stock ) yang terdiri dari : Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock). b) Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-term Debt). c) Lain-lain, misalnya hibah. 7

8 2) Sumber Internal : a) Laba Ditahan (Retained Earning) b) Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi ( Depreciation, Amortization, dan Deplention) c) Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif. b. Aktifitas Investasi (Investment activity) aktifitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan resiko yang sekecilkecilnya. Aktivitas itu meliputi : 1) Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets) 2) Harta Keuangan (Finaceal assets) yang terdiri : investasi pada saham (stock) dan Obligasi (Bond) 3) Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari : Tanah,gedung, Peralatan. 4) Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari : Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.

9 2.2 Capital Charges 2.2.1 Pengertian Capital Charges Goei Siauw Hong, John R.Alwi, K. Rajendran menerangkan bahwa Capital charges adalah tuntutan investor hutang dan saham atas investasi yang dilakukan oleh mereka di perusahaan. (2005:57). Mereka menyebutkan pula bahwa Capital charges merupakan besarnya return minimal yang dituntut oleh investor perusahaan dikalikan dengan besarnya investasi yang diberikan oleh investor perusahaan. (2005:57). Rumus yang digunakan dalam menghitung Capital charges adalah : Capital charges = Invested capital X Cost of Capital Lebih lanjut David Young menerangkan tentang Capital charges dimana Capital charges berdasarkan pengembalian yang diharapkan, bukan pada pengembalian historis. (2002:148). Capital charges merupakan besarnya minimal tingkat pengembalian yang harus perusahaan hasilkan agar tutntutan dari para pemegang saham terhadap modal yang ditanam mereka dapat dipenuhi oleh pihak manajemen. Dimana biasanya para pemegang saham menghitungnya pada saat awal tahun sebagai dasar untuk pihak manajemen agar dapat memenuhi tuntutan yang mereka minta. Capital charges sendiri dapat dijadikan dasar bagi perusahaan untuk menghasilkan laba yang besar. Dikarenakan laba yang dihasilkan belum tentu dapat memenuhi Capital charges yang diminta oleh para

10 pemegang saham. Untuk itu hal ini perlu diingat oleh pihak manajemen sebagai pihak yang menjalankan operasional perusahaan. Agar nantinya kedepan perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam hal pencarian dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. 2.2.2 Cost of Capital (Biaya Modal) Biaya modal merupakan faktor pembeda dari perhitungan kinerja keuangan konvensional. Pada perhitungan konvensional, biaya modal dianggap gratis dan hanya memperhitungkan biaya bunga yang merupakan cost of debt. Sedangkan untuk cost of equity biaya yang timbul akibat modal yang sudah tertanam menyebabkan investor kehilangan peluang mendapatkan return terbaik di tempat lain dengan tingkat risiko setara tidak tecermin di laba bersih. Dalam perhitungan EVA biaya modal diperhitungkan sehingga nilainya lebih kecil dari laba bersih. Biaya modal (Bambang Riyanto, 2003:245) merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelanjaan perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber.

11 Menurut David Young (2002:148) biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh penyedia dana, jika modal itu diinvestasikan di tempat lain, dalam suatu proyek, aktiva, atau perusahaan dengan resiko yang sebanding. Dari pengertian diatas dapat dipelajari dua pelajaran mengenai pelajaran tentang biaya modal yaitu : a. Biaya modal berdasarkan pengembalian yang diharapkan, bukan pada pengembalian historis. b. Biaya modal adalah biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapkan investor dari investasi lain dengan resiko yang serupa. Biaya modal sendiri mengandung elemen resiko, dimana elemen resiko adalah elemen yang penting untuk memahami biaya modal dan bagaimana menghitungnya. Setiap investor inginnya menghindar resiko, mereka lebih menyukai resiko kecil dalam hal menanam investasi atas modal yang mereka punya.. 2.2.3 Invested capital (Modal Investasi) Menurut David Young dan Stephen O Byrne, Invested capital atau modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, passiva yang tidak menanggung bunga (non-interest-bearing

12 liabilities), seperti hutang, upah yang akan jatuh tempo (accrued wages), dan pajak yang akan jatuh tempo (accrued taxes). (2002:39). Atau dapat dikatakan juga bahwa modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, hutang, dan kewajiban jangka panjang lainnya. Invested capital atau modal yang diinvestasikan dihitung dengan cara : Utang Jangka Pendek + Utang jangka panjang (termasuk obligasi) + Utang jangka panjang lainnya (pajak ditangguhkan dan provisi) + Ekuitas pemegang saham (termasuk bunga minoritas) = Modal yang diinvestasikan (David Young dan Stephen O Byrne 2002:49) 2.3 Net Operating Profit After Tax (NOPAT) 2.3.1 Pengertian NOPAT NOPAT didefinisikan oleh G.Bennet Steward sebagai, The profit derived from company s after tax but before financing cost and non-cashbookkeeping entries. As such, NOPAT also is the total pool of profits available to providers of capital to the firms. (2006: 86). NOPAT dapat juga dikatakan sebagai jumlah laba yang didapat dari operasi perusahaan setelah pajak tetapi sebelum membiayai biayabiaya dan memasukkan pembukuan yang bukan tunai atau jumlah laba

13 yang tersedia untuk memberikan pengembalian tunai kepada semua penyedia dana untuk modal perusahaan. Perhitungan NOPAT ini dilakukan melalui income statement perusahaan, yaitu laporan operasi perusahaan tentang penghasilan yang didapat, biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. 2.4 Economic Value Added (EVA)/ Nilai Tambah Ekonomis 2.4.1 Pengertian Economic Value Added Economic Value Added (EVA) merupakan indikator internal yang mana digunakan untuk mengukur kekayaan pemegang saham yang diciptakan oleh perusahaan dimana tempat para pemegang saham menginvestasikan modal mereka. Menurut majalah Fortune, EVA telah banyak digunakan oleh berbagai perusahaan besar di Amerika Serikat. Dalam situsnya juga G. Bennet sebagai pemilik dari trademark EVA ini menyebutkan bahwa banyak perusahaan besar telah menggunakan EVA sebagai alat perhitungan terhadap penciptaan kekayaan para pemegang saham. Perusahaan perusahaan tersebut seperti Coca-cola, AT&T, Quaker Oats dan lainnya. EVA mengukur seberapa efisien opersional perusahaan yang dijalankan dengan menggunakan modal untuk menciptakan nilai tambah. Nilai tambah ekonomis tercipta jika perusahaan dapat menghasilkan pengembalian yang melebihi biaya modal.

14 Menurut Amin widjaja, Economic Value Added (EVA) adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. (2005:11). EVA memberikan tolok ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh karena itu, jika manajer memfokuskan pada EVA, maka hal ini akan membantu memastikan bahwa mereka beroperasi dengan cara yang konsisten untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. 2.4.2 Manfaat EVA Beberapa alasan mengapa EVA lebih tepat digunakan yaitu : a) Konsep ini dapat berdiri sendiri tanpa perlu dibandingkan dengan perusahaan sejenis ataupun membuat suatu analisa kecenderungan dengan tahun-tahun sebelumnya. b) Konsep ini menyajikan ukuran yang secara adil mempertimbangkan harapan-harapan kreditur dan pemegang saham. c) Konsep ini sangat membantu dalam memberikan pertimbangan keputusan manajemen secara tepat seperti penetapan tujuan, penganggaran modal, insentif, penilaian kinerja dan komunikasi dengan pimpinan tingkat atas. Lebih tepatnya EVA dapat digunakan

15 sebagai dasar untuk menerapkan sistem manajemen keuangan yang terintegrasi secara lengkap. (G. Bennet.S : 2004) EVA sangat bermanfaat bagi penilai kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation). Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. Hasil penelitian di Amerika Serikat ternyata menunjang digunakannya EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan. Lehn dan Makhija (2002:88) meneliti kaitan antara berbagai pengukur kinerja seperti EVA (Economic Value Added), ROA (Return on Assets), dan ROE (Return on Equity) dengan tingkat pengembalian saham (stock return), yang secara umum dianggap sebagai pengukur terbaik dari kinerja perusahaan. 2.4.3 Penilaian EVA Menurut Gatot Wijayanto (2004) penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut: a. Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.

16 b. Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi impas atau Break Event Point. c. Apabila EVA <0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah. Tabel 2.1 Hasil Penilaian EVA Nilai EVA Pengertian Laba Perusahaan EVA > 0 EVA = 0 EVA < 0 hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan lebih tinggi daripada tingkat pengembalian yang dituntut investor. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menciptakan nilai bagi para pemegang saham. Semakin besar angka EVA positif yang dihasilkan berarti semakin bagus pula kinerja perusahaan itu dan menandakan bahwa menajemen telah menjalankan perusahaan dengan baik. hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan sama dengan tingkat pengembalian yang dituntut investor. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam posisi impas. hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan lebih rendah daripada tingkat pengembalian yang dituntut investor. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu menciptakan nilai bagi para pemegang saham. Semakin besar angka EVA negatif yang dihasilkan berarti semakin besar pula nilai pemegang saham yang dihancurkan oleh manajemen perusahaan. Dan hal ini dapat dikatakan kinerja keuangan perusahaan kurang bagus. Positif Positif Tidak dapat ditentukan, namun jika pun ada laba, tidak sesuai dengan yang diharapkan.

17 2.4.4 Perhitungan Economic Value Added Besarnya EVA menurut S. David Young (2002:39) dapat dirumuskan sebagai berikut : EVA = NOPAT Capital charge 2.4.5 Hal hal yang diperlukan dalam manghitung EVA a. Neraca: 1). Hutang jangka panjang 2). Jumlah modal b. Laporan Laba Rugi: 1). Beban bunga 2). Laba setelah pajak 3). Pajak perusahaan c. Lain lain: 1). Closing price 2.4.6 Langkah-Langkah Penghitungan EVA Adalah Sebagai Berikut (Tunggal, 2002:86) a. Menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax) NOPAT dapat diperoleh dari laporan laba perusahaan yaitu data mengenai pendapatan bersih setelah pajak dan besarnya biaya bunga yang ditanggung perusahaan.

18 b. Menghitung WACC ( Weighted Avarage Cost of Capital ) WACC adalah jumlah biaya masing-masing komponen modal, misalnya jumlah dari masing-masing komponen modal misalnya pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang serta setoran modal saham yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan. Untuk menghitung WACC, menurut S. David Young (2001:39) dapat dirumuskan sebagai berikut : WACC = utang/pembiyaan modal (biaya utang) (1-T) + ekuitas/pembiyaan total (biaya ekuitas) Dimana pembiayaan total adalah jumlah dari nilai pasar dari utang dan pembiyaan ekuitas, dan T adalah tingkat pajak perusahaan. c. Menghitung Capital Charges Capital Charges adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkan. Biaya modal adalah tingkat pengembalian yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas investasi proyek untuk mempertahankan nilai pasar sahamnya. d. Menghitung Economic Value Added (EVA) EVA dapat didefinisikan sebagai suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal.

19 EVA dapat dihitung dari laba sebelum beban bunga dan pajak dikurangi beban pajak dikurangi biaya modal. Berdasarkan pendapat yang ada dapat disimpulkan bahwa EVA adalah sebuah alat ukur untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Dimana untuk menjadi alat pengukur kinerja, EVA dihitung sebagai berikut : Penjualan bersih - Biaya operasi = Laba operasi (pendapatan sebelum bunga dan pajak, EBIT)- Pajak = Laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT) - Biaya modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal) = EVA (David Young dan Stephen O Byrne 2002:32) 2.5 Analisis EVA Perusahaan menghasilkan serangkaian data keuangan yang sangat banyak, dimana hal ini harus digunakan untuk membentuk pengukuran yang akan memberikan manfaat terhadap penciptaan EVA. EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan. Lehn dan Makhija (2002:88) meneliti kaitan antara berbagai pengukur kinerja seperti EVA (Economic Value Added), ROA (Return on Assets), dan ROE (Return on Equity) dengan tingkat pengembalian saham (stock return), yang secara umum dianggap sebagai pengukur terbaik dari kinerja perusahaan.