WHAT IS LEAN MANAGEMENT?

dokumen-dokumen yang mirip
Bacaan Harian BUDAYA KERJAKU

Sosialisasi PROGRAM 5R RINGKAS - RAPI - RESIK - RAWAT - RAJIN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

HOUSEKEEPING & PRODUKTIVITAS KERJA PERTEMUAN KE-7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini?

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan

IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kendali Mutu dan Biaya melalui. ecatalogue

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

RE- DESIGN PELAYANAN FARMASI RAWAT JALAN DENGAN METODE LEAN PROCESS

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa kesehatan dimana Rumah Sakit selalu dituntut untuk memiliki

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #14 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, apabila suatu perusahaan didukung dengan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN PELAYANAN PRIMA KARYAWAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Value Stream Mapping dan Value Added Assesment Proses

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang merupakan rangkaian

Improvement Sistem Pemenuhan dan Penyimpanan Seragam PT. XYZ

Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat diletakan barang sesuai posisi yang benar. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi :

KADIN-JETRO PROGRAM BIMBINGAN USAHA. Pertumbuhan UMKM Berdasarkan Program KADIN-JETRO. Tenaga Ahli JETRO Pembimbing UMKM HAYASHI

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk.

Mengapa organisasi membutuhkan Lean? Permasalahan umum di setiap perusahaan...

BAB III METODELOGI PENELITIAN

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

UPAYA PENGHEMATAN WAKTU BAKU MELALUI PENERAPAN PROGRAM 5S PADA BAGIAN LINI PRODUKSI (Studi Kasus Di Mujahid Meubel Kadipiro Solo)

Optimasi Waktu Tunggu Resep Pulang Farmasi Rawat Inap RS XYZ dengan Metode E-Presscribing

TF KITA. Selamat Menempuh EAS KOLOM KOMUNIKASI DAN ASPIRASI. Kontribusi tulisan (tema bebas) dapat dikirim melalui ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu

Manfaat Penerapan 5R Zero waste Zero injury Zero breakdown Zero defect Zero set up time Zero late delivery Zero customer claim Zero defisit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

DESIGN IMPROVEMENT MACHINING AREA COMPONENTS ISOLATING COCK IN PT PINDAD (PERSERO) TO MINIMIZE WASTE USING 5S METHODE WITH LEAN MANUFACTURING APPROACH

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGELOLAAN GUDANG & PERSEDIAAN. Pundu Learning Centre

MATERI III GUGUS KENDALI MUTU (GKM) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan: 1. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner waste yang

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 4 No. 1, Januari 2015 Halaman 39-45

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara

Bab 3. Analisis Data

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus

Silabus Program Online Training With Expert Personal Coach

BAB II LANDASAN TEORI

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

MINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI DISTRIBUTOR VALVE DI PT PINDAD DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA

PEDOMAN PELAYANAN TENTANG PENYIAPAN DAN PENYALURAN OBAT DAN PRODUK STERIL DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Peningkatan Produktivitas Kerja pada Proses Packaging di PT. Samando

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Alur Resep Pulang Farmasi rawat Inap

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

KEBIJAKAN OBAT DAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

Lampiran 1 Hasil lembar ceklist Puskesmas Helvetia, Medan-Deli dan Belawan Bagian II Nama puskesmas Kegiatan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode zaman penjajahan sampai perang kemerdekaaan tonggak sejarah. apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

BAB V PENUTUP. pada perusahaan UKM Dian Rubber Semarang adalah sebagai berikut: a. Pemilahan sesuai dengan frekuensi (rendah, sedang, tinggi)

ANALISIS PENDEKATAN 5S UNTUK MENGHILANGKAN PEMBOROSAN (KASUS: PT. DIAN SEMANGAT INSANI)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain

Written by Administrator Monday, 28 February :18 -

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB IV KESIMPULAN. dari Kaizen. Penerapan sikap kerja 5S dalam Shoushudankatsudou di gemba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaaan Tonggak sejarah. asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Bab 3. Analisis Data. Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

PENERAPAN METODE 5S UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

Elemen Penilaian PKPO 1 Elemen Penilaian PKPO 2 Elemen Penilaian PKPO 2.1 Elemen Penilaian PKPO Elemen Penilaian PKPO 3

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

Transkripsi:

WHAT IS LEAN MANAGEMENT? Lean thinking is lean, because it provides a way to do more and more with less and less Less human resources, less equipment, less time, less space More efficient, more product, more outcome, more profit

Mengapa Perlu di Farmasi? Patient safety 40% Kapital RS Multi Pelayanan Alur pelayanan panjang Padat Karya

Dimana Saja Perlu Dilakukan? Perencanaan Dispensing Pengadaan Pendistribusi an Penyimpanan

METODE KAIZEN Upaya perbaikan yang berfokus pada proses yang spesifik, untuk menghasilkan perubahan dengan cepat dan berdampak positif Tujuan : mencari solusi masalah, menghindari terjadinya komplain berulang, mencapai indikator kinerja, membuat era kerja lebih nyaman

Tahapan KAIZEN Identifikasi Pemborosan Cari ide untuk mengurangi pemborosan Lakukan study Dokumentasikan dengan membandingkan before dan after

8 Pemborosan = Downtime D = Defek O = Over produksi W = waiting N = Non utilized talent T = Transport I = Inventory M = Motion E = Extra processing

Defek Mengulang pekerjaan karena kesalahan Salah membuat etiket, salah mengambil obat, salah menghitung dosis, salah memasukkan kotak obat pasien Salah pembuatan billing, salah pembuatan PO, salah pengisian formulir

Over Produksi Pemberian obat duplikasi, pemberian obat berlebih Membuat stok produksi obat racikan berlebih expired Menyediakan barang di outlet farmasi berlebih over stock Mencetak formulir terlalu banyak tidak terpakai Membuat copy surat terlalu banyak

Waiting Waktu yang seharusnya tidak diperlukan tetapi ada pada saat pelayanan Resep tidak langsung diantar Resep ditumpuk tidak langsung dikerjakan Entry data tidak just in time Pengantar barang menunda waktu pengiriman

Non Utilized Talent Penempatan pegawai tidak sesuai kompetensi Asisten apoteker melakukan pekerjaan administrasi Pramu husada melakukan peracikan obat risiko terjadi kesalahan Apoteker melakukan administrasi surat menyurat

Transport Pergerakan orang/barang/dokumen Pasien harus bergerak ke beberapa lokasi untuk melakukan 1 jenis tindakan Untuk mendapat obat di RJ pasien setelah mendapat R/ Apotik Kasir Apotik

Inventori Over stock barang digudang Over stcok barang diruang perawatan Over stock barang di poli tindakan Over stock barang di depo-depo ruangan

Motion Pergerakan staf dari satu meja ke meja lain Posisi kerja tidak ergonomik Berdiri sepanjang hari Pergerakan pegawai : Menerima R/ jalan ke komputer membuat billing jalan untuk mengambil obat jalan untuk melakukan pengemasan jalan untuk penyerahan obat

Extra Processing Memberikan proses yang tidak perlu mencatat berulang ulang Melakukan konfirmasi yang tidak dibutuhkan Rapat terlalu lama

Karakteristik Kegiatan Biaya rendah Mengutamakan kreativitas Menghilangkan salah satu pemborosan Dapat diukur Mempunyai tujuan yg jelas

Tahapan Kegiatan Identifikasi tema : Pemborosan yang terjadi Masalah yang dihadapi Banyak memakan biaya pemborosan Menimbulkan dampak yang besar pada keuangan Berdampak besar pada patient safety High Cost High Volume High Risk

Tahapan Kegiatan Melakukan pemetaan kondisi saat ini : Proses yang berlaku saat ini Waktu Kepuasan stakeholder Pencapaian target

Tahapan Kegiatan Melakukan Analisis : Cari akar masalah dengan 5 Why Analisis data pengukuran secara kualitatif Analisis data pengukuran secara kuantitatif Tentukan target yang akan dicapai

Tahapan Kegiatan Mengumpulkan ide untuk solusi : Libatkan semua yang terkait dengan proses Utamakan mencari solusi yang tidak memerlukan tambahan sumber daya (manusia, Uang, alat canggih) Pilih Solusi yang akan diimplementasikan : Pilih salah satu alternatif yang paling MUDAH, MURAH, dan BERDAMPAK BESAR Implementasi uji coba : Lakukan pengukuran proses, waktu dan kepuasan stake holder

Tahapan Kegiatan Evaluasi : Analisis data selama uji coba Bandingkan dengan data sebelumnya Apakah sudah tercapai sesuai target Stabilisasi dan Standardisasi Lakukan pengumuman pada semua staf akan keberhasilan program perbaikan

Contoh Kegiatan Lean Management Farmasi Menurunkan waktu tunggu dan kesalahan penyiapan obat di Farmasi Rawat Jalan Menurunkan biaya biaya bahan medis habis pakai di poli perawatan luka Menurunkan waktu tunggu pelayanan kemoterapi Menurunkan angka kekosongan persediaan obat

5 S Sebagai Tools Lean Management

5 S Sebagai Tools Lean Management Pabrik yang menerapkan program 5S akan terlihat bersih dan teratur. Mereka berpikir keadaan yang berantakan akan menyembunyikan masalah. Program 5S dipandang sebagai usaha untuk memunculkan masalah yang selama ini tersembunyi dari para pemecah masalah (problem solver).

Popularitas 5S ini tak lepas dari kesuksesan industri Jepang yang selama ini memusatkan perhatiannya terhadap pengurangan segala pemborosan (waste). 5S adalah landasan untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki kebiasaan (habit) mengurangi pemborosan di tempat kerjanya. Program 5S pertama kali diperkenalkan di Jepang sebagai suatu gerakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan (seiri), penataan (seiton), pembersihan (seiso), penjagaan kondisi yang mantap (seiketsu), dan penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik (shitsuke).

Seiri = Sortir = Ringkas Seiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: pemilahan barang yang berguna dan tidak berguna: Barang berguna => Disimpan Barang tidak berguna => Dibuang Dalam langkah awal ini dikenal istilah Red Tag Strategy, yaitu menandai barang-barang yang sudah tidak berguna dengan label merah (red tag) agar mudah dibedakan dengan barang-barang yang masih berguna. Barang-barang dengan label merah kemudian disingkirkan dari tempat kerja. Semakin ramping (lean) tempat kerja dari barang-barang yang tidak dibutuhkan, maka akan semakin efisien tempat kerja tersebut.

Seiton = Susun = Rapi Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan barang yang berguna agara mudah dicari, dan aman, serta diberi indikasi. Dalam langkah kedua ini dikenal istilah Signboard Strategy, yaitu menempatkan barang-barang berguna secara rapih dan teratur kemudian diberikan indikasi atau penjelasan tentang tempat, nama barang, dan berapa banyak barang tersebut agar pada saat akan digunakan barang tersebut mudah dan cepat diakses. Signboard strategy mengurangi pemborosan dalam bentuk gerakan mondar-mandir mencari barang.

Seiso = Sapu = Resik Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan, yaitu: pembersihan barang yang telah ditata dengan rapih agar tidak kotor, program preventive maintenance (PM) untuk instrumen. Sebisa mungkin tempat kerja dibuat bersih dan bersinar seperti ruang pameran agar lingkungan kerja sehat dan nyaman sehingga mencegah motivasi kerja yang turun akibat tempat kerja yang kotor dan berantakan.

Seiketsu = Standardisasi = Rawat Seiketsu adalah langkah selanjutnya setelah seiri, seiton, dan seiso, yaitu: penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja. Keadaan yang telah dicapai dalam proses seiri, seiton, dan seiso harus distandarisasi. Standar-standar ini harus mudah dipahami, diimplementasikan ke seluruh anggota organisasi, dan diperiksa secara teratur dan berkala.

Shitsuke = Swa Disiplin = Rajin Shitsuke adalah langkah terakhir, yaitu penyadaran diri akan etika kerja: Disiplin terhadap standar Saling menghormati Malu melakukan pelanggaran Senang melakukan perbaikan

Kunci Sukses Menerapkan 5 S Menjadikan kebiasaan (habit) bukan paksaan sehingga inisiatif perbaikan akan muncul dengan sendirinya. Membutuhkan keterlibatan/partisipasi semua orang dalam organisasi dari level atas sampai level bawah. Membutuhkan komitmen manajemen untuk memastikan kegiatan 5S dilakukan setiap hari dan dianggap sebagai prioritas. Merubah perspektif semua orang dalam organisasi bahwa 5S lebih dari sekedar program kebersihan maupun housekeeping management. Menerapkan 5S secara konsisten untuk perubahan budaya. Menggunakan sistem visual display untuk mengkomunikasikan aktivitas 5S secara efektif. Melakukan audit 5S secara teratur (mingguan, bulanan, dan surprise audit) untuk menilai performance.