FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SIGUHUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM.

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TERLIBAT TAWURAN ANTAR PELAJAR DI SMK NEGERI 1 PADANG. Oleh : Rahayu Yulmianti. Gusneli

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM:

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

FAKTOR PENGHAMBAT BELAJAR YANG DIALAMI WARGA BELAJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) SURYA KECAMATAN NANGGALO PADANG.

POLA PERLAKUAN ORANG TUA DAN DAMPAKNYA PADA PERILAKU ANAK USIA DINI DI KELURAHAN PISANG KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:

FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG JURNAL

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By:

RARA NINGRUM NPM:

IDENTIFIKASI TINGKAH LAKU SALAH SUAI REMAJA MELALUI PENDEKATAN KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL DI SMKN 4 PADANG

ANALISIS SIKAP SISWA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA DI SDN 023 SEI GERINGGING TAHUN PELAJARAN 2012/2013

USAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Oleh: Fauziah Latif *)

BENTUK KONFORMITAS DALAM PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 1 KOTO XI TARUSAN JURNAL NOVI ERISTA

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA BELAJAR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

PERKEMBANGAN JIWA KEBERAGAMAAN DAN PEMBINAAN ORANG TUA PADA REMAJA DI KAMPUNG PADANG LAWEH KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

KESIAPAN PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK ARTIKEL

Oleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 11 PADANG. Oleh : Deni Okto Nengsi. Fitria Kasih Gusneli

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

HUBUNGAN PENGUATAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN 25 KABUPATEN SOLOK SELATAN

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 18 PADANG ABSTRACT

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MELANGGAR TATA TERTIB DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 1 PADANG

TASK ACHIEVEMENT PROFILE DEVELOPMENTS IN ELEMENTARY SCHOOL 28 STUDENTS BATANG ANAI PADANG PARIAMAN

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK BERPRESTASI DALAM BELAJAR DI SMP NEGERI 4 PAYAKUMBUH JURNAL MARISA NANDA

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

PERILAKU PROSOSIAL BERDASARKAN JENIS KELAMIN PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 20 PADANG ARTIKEL

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK KELAS XII MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI SMK N 3 PADANG ABSTRACT

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI KELAS VII MTsN MODEL PADANG ARTIKEL

POLA KOMUNIKASI ORANGTUA SINGLE PARENT DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA DI RW 01 KELURAHAN KAMPUNG BARU KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL

TINJAUAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 7 PADANG JURNAL YOLLA MASDA RILFANI NPM:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI SMP NEGERI 28 SIJUNJUNG By :

PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

TINGKAT KEMANDIRIAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR DI PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATERA BARAT.

E-JURNAL. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) WINDA AGUSTIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KONSENTRASI PATISERI SMK NEGERI 1 SEWON BANTUL

PROFIL TINGKAH LAKU AGRESI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

KECAMATAN SEMBILAN KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL DESPI LONAWATI NPM:

PROFIL PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA TERISOLASI DALAM MEMBINA HUBUNGAN SOSIAL KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG. Oleh: Yulia Ningsih Lovita

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN MORAL PESERTA DIDIK DI KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 3 PADANG JURNAL

BENTUK PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM PERUBAHAN KURIKULUM DI KELAS XI SMA NEGERI 6 PADANG JURNAL PENELITIAN

PENINGKATAN PENGENDALIAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH MUHMMADIYAH SUNGAI PENUH

PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

Keyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service

UPAYA GURU PEMBIMBING DAN GURU MATA PELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMP PERTIWI 2 PADANG

Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPA Pada Jurusan Bisnis Dan Manajemen SMK Negeri 2 Dan SMK Negeri 3 Kota Padang

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

PENGARUH KONTROL DIRI TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG JURNAL FIRDILA ARIESTA NPM:

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

JURNAL MERIA ULFA. AF NPM:

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:

PROFIL KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMAN 3 PARIAMAN

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL

KESIAPAN PESERTA DIDIK MENGHADAPI MASA PUBERTAS DAN LAYANAN BK DI KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG

PERBEDAAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS UNGGUL DENGAN KELAS REGULER DI SMP N 12 PADANG. Oleh: ABSTRACK

Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat.

PENGARUH RELASI SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS 3 SEWON BANTUL

PERMASALAHAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS DI SMP NEGERI 1 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN JURNAL

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR ARTIKEL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL E JURNAL ZILVIANDA LUSIANA NIM

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: ABSTRACT

Transkripsi:

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL GINA ANDRIA SARI NPM: 10060236 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG Oleh: Gina Andria Sari Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research was background by environment factor which is influence the maturity of teenager emotion. The purpose of this research to described : 1) family environment factor which is influencing teenager maturity emotion in social interaction at school, and 2) school environment which influence teenager maturity emotion in social interaction at school. This research used descriptive quantitative. Population of this research is 291 and sampling taken which is done is simple random sampling. This research take student as the sampling which as main respondent 69 students. The result stated that : 1) family factor which influence maturity of teenager emotion in many category of otoriter, allowance, comparing, and ambitious act which always forcing student, and democratic act. 2) school factor which influence maturity of teenager emotion in many category of positive thinking, empathy, and emotion controlling. Keywords: environment, emotion maturity, social interaction PENDAHULUAN Manusia merupakan makhluk yang selalu tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut akan selalu mengalami perubahan. Perubahan yang dialami itu akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Perubahan akan terjadi pada setiap perkembangan manusia yang dimulai dari masa anak-anak hingga dewasa. Awal masa remaja dimulai dari usia 13 tahun dan berakhir pada usia 17 tahun (Hurlock, 2005:206) Jika dikaitkan dengan jenjang pendidikan maka yang termasuk remaja adalah peserta didik SMP dan SMA. Sejalan dengan itu menurut Danim (2013:76) peserta didik usia 12-19 tahun merupakan periode remaja transisi yaitu periode transisi antara masa kanak-kanak dan usia dewasa, periode ini merupakan masa perubahan yang sangat besar. Selanjutnya, Yusuf (2002:17) menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja. Maka pada masa remaja ini individu akan mengalami perubahan-perubahan besar, diantaranya adalah dari aspek emosi. Sejalan dengan itu Hurlock (2005:213) menjelaskan bahwa Petunjuk kematangan emosi yang lain adalah bahwa individu menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi berpikir sebelumnya seperti anakanak atau orang yang tidak matang. Pada masa remaja individu yang memiliki emosi yang baik akan menunjukkan perilaku yang baik pula, seperti kemampuan mengelola amarah, memiliki perasaan yang positif, bertanggung jawab, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, memiliki kepedulian terhadap orang lain, dan demokratis. Sebaliknya jika remaja memiliki emosi yang buruk maka ia akan mengalami kesulitan dalam mengontrol diri, baik sikap terhadap diri sendiri maupun lingkungannya. Jika hal seperti ini kurang mendapat perhatian dari keluarga dan pihak sekolah, maka peserta didik tersebut tidak mencapai kematangan emosi yang optimal. Hal seperti ini ditakutkan akan menimbulkan dampak yang lebih buruk baik untuk diri pesert didik ataupun lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1. Faktor lingkungan keluarga yang remaja dalam interaksi sosial di sekolah 2. Faktor lingkungan sekolah yang remaja dalam interaksi sosial di sekolah

METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang dilakukan pada tanggal 01 September 2014, di SMA PGRI I Padang. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas XI dan sampel, dengan sampel sebanyak 69 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dan teknik analisis data yang digunakan adalah rumus persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Faktor lingkungan keluarga yang remaja dalam interaksi sosial Hasil penelitian ini menunjukkan mengenai faktor lingkungan keluarga yang remaja dalam interaksi sosial, berada pada kategori sangat banyak tidak ada,, 53 orang dengan persentase 76,81%, berada kategori banyak, 11 orang dengan persentase 15,94%, berada pada kategori cukup banyak, dan pada kategori sedikit dan sangat sedikit tidak ada. dimana faktor lingkungan keluarga yang remaja berada pada kategori banyak dengan rata-rata 76,81%. Menurut Dalyono (2007:170), kematangan emosi orang tua sangat mempengaruhi keadaan perkembangan anak, keadaan dan kematangan emosional orang tua mempengaruhi serta menentukan taraf pemuasan kebutuhan psikologis yang penting pada anak dalam kehidupannya dalam keluarga. Pembahasan ditekankan pada indikator yaitu sikap orang tua yang otoriter, sikap orang tua yang permisif, sikap orang tua yang selalu membandingkan remaja, sikap orang tua yang berambisi dan selalu menuntut remaj, dan siakap orang tua yang demokratis. Berikut uraian pembahasan berdasarkan indikator: a. Sikap orang tua yang otoriter lingkungan keluarga yang remaja dalam segi sikap orang tua otoriter tergolong dalam kategori sangat banyak 7 orang peserta didik sama dengan persentase 10,61, pada kategori banyak 47 orang peserta didik sama dengan persentase 71,21 dan pada kategori cukup banyak 15 orang peserta didik sama dengan persentase 22,73, serta pada kategori sedikit dan kategori sangat sedikit tidak ada peserta didik yang berada pada kategori tersebut Menurut Saefullah (2012:357) proses sosial remaja sangat di pengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga, yaitu sikap orang tua yang otoriter, mau menang sendiri, selalu mengatur, semua perintah harus diikuti tanpa memperhatikan pendapat dan kemauan anak akan berpengaruh pada perkembangan emosi remaja. b. Sikap orang tua yang permisif lingkungan keluarga yang remaja dalam segi sikap orang tua yang permisif tergolong dalam kategori sangat banyak 17 orang peserta didik sama dengan persentase 24,64, pada kategori banyak 41 orang peserta didik sama dengan persentase 59,42, dan pada kategori cukup banyak 10 orang peserta didik sama dengan persentase 14,49, serta pada kategori sedikit dan kategori sangat sedikit tidak ada peserta didik yang tergolong pada kategori ini.. menurut Saefullah (2012:357) proses sosial remaja sangat di pengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga, Sikap orang tua yang permisif (serba boleh, tidak pernah melarang, selalu menuruti kehendak, dan selalu memanjakan anak) akan menumbuhkan sikap ketergantungan dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar keluarga. c. Sikap orang tua yang suka membandingkan remaja Faktor lingkungan keluarga yang remaja segi sikap orang tua yang membandingkan tergolong kedalam kategori sangat banyak 13 orang sama dengan persentase 18,84, pada kategori banyak 33 orang sama dengan persentase 47,83, dan pada kategori cukup banyak 22 orang

sama dengan persentase 31,88, serta pada kategori sedikit 1 orang sama dengan persentase 14,49 dan kategori sangat sedikit tidak ada peserta didik yang tergolong pada kategori ini. Menurut Saefullah (2012:357) Sikap orang tua yang selalu membandingkan remaja akan menumbuhkan persaingan tidak sehat dan saling curiga. Dari data yang diperoleh terlihat masih banyak orang tua yang yang masih membandingkan remaja maka dalam interaksi sosial remaja tersebut belum matang secara emosional. d. Sikap orang tua yang berambisi dan selalu menuntut remaja Faktor lingkungan keluarga yang remaja segi sikap orang tua yang berambisi dan selalu menunutut remajatergolong kedalam kategori sangat banyak, cukup banyak, Banyak, sedikit tidak ada peserta didik yang tergolong pada kategori ini, dan pada kategori sedikit sekali 69 orang peserta didik sama dengan persentase 100. Menurut Saefullah (2012:357) Sikap orang tua yang berambisi dan selalu menuntut remaja, akan menyebabkan remaja cenderung mengalami frustasi, takut, gagal, dan merasa tidak berharga e. Sikap orang tua yang demokratis Lingkungan keluarga yang remaja segi sikap orang tua yang demokratis tergolong kedalam kategori sangat banyak 52 orang sama dengan persentase 75,36, pada kategori banyak dengan 14 sama dengan persentase 20,29, dan pada kategori cukupbanyak 3 orang sama dengan persentase 4,35, serta pada kategori sedikit dan sangat sedikit tidak ada peserta didik yang tergolong pada kategori ini Menurut Saefullah (2012:357) orang tua yang demokratis akan mengakui keberadaan anak sebagai individu serta mau mendengarkan dan menghargai pendapat anak, kondisi itu akan menimbulkan keseimbangan antara perkembangan individu dan sosial. 2. Faktor lingkungan sekolah yang remaja dalam interaksi sosial Hasil penelitian ini menunjukkan mengenai faktor lingkungan sekolah yang remaja dalam interaksi sosial, berada pada kategori sangat banyak 9 orang dengan persentase 12%, berada kategori banyak 59 orang dengan persentase 75%, pada kategori cukup banyak 4 orang dengan pesentase 5%11, dan pada kategori sedikit dan sangat sedikit tidak ada. dimana faktor lingkungan keluarga yang remaja berada pada kategori banyak dengan rata-rata 75%. Sarwono (2012:150), Lingkungan sekolah merupakan lingkungan sekunder, pengaruh sekolah diharapkan positif terhadap berkembangnya jiwa remaja. Sejalan dengan itu menurut Mudjiran, dkk (200:18) lingkungan sekolah untuk mencapai tugas perkembangan dalam menguasai kemampuan membina hubungan baru yang lebih matang maka di sekolah perlu melakukan berbagai usaha yaitu: a) Membahas dalam diskusi kelompok tentang berpikir positif, empati dan kontrol emosi, perasaan altruistik dan penampilan yang menarik perlu bagi remaja untuk membina keakraban dengan lawan jenis. b) Melatih siswa untuk bersikap dan berpikir positif, altruistik, empati, kontrol emosi, dan berpenampilan yang menarik. Pembahasan ditekankan pada indikator yaitu berpikir positif, empati, dan kontrol emosi. Berikut uraian pembahasan berdasarkan indikator: a. Berpikir positif lingkungan sekolah yang remaja dalam segi sikap berpikir positif tergolong dalam kategori sangat banyak 20 orang peserta didik sama dengan persentase 28,99, pada kategori banyak 45 orang peserta

didik pada dengan persentase 65,22 dan pada kategori cukup banyak 4orang peserta didik sama dengan persentase 5,80, serta pada kategori sedikit dan sedikit sekali tidak ada peserta didik yang berada pada kategori ini Purwanto (2007:43) Berpikir dapat diartikan sebagai suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan kan penemuan yang terarah pada suatu tujuan Sayang b. Empati lingkungan sekolah yang remaja dalam segi sikap empati tergolong kedalam kategori sangat banyak 20 orang peserta didik sama dengan persentase 28,99, pada kategori banyak 44 orang peserta didik sama dengan persentase 63,77 dan pada kategori cukup banyak 5 orang peserta didik sama dengan persentase 7,25, dan pada sedikit dan kategori sangat sedikit banyak tidak ada peserta didik yang tergolong pada kategori ini. Menurut Danim (2011:210) Empati dapat didefenisikan sebagai kemampuan seseorang menerima, mempersepsi, merasakan, secara langsung emosi orang lain. c. Kontrol emosi lingkungan sekolah yang remaja dalam segi kontrol emosi tergolong kedalam kategori sangat banyak 2 orang peserta didik sama dengan persentase 2,90, pada kategori banyak 47 orang peserta didik sama dengan persentase 68,12 dan pada kategori cukup banyak 19 orang peserta didik sama dengan persentase 27,54, serta pada kategori Sedikitdan kategori sangat sedikit tidak ada peserta didik yang tergolong pada kategori ini Dari data yang diperoleh terlihat sudah banyak di sekolah yang yang sudah mampu mengontrol emosi remaja sehingga dalam interaksi sosial remaja tersebut akan bisa membentukan kematangan emosi remaja tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN tentang faktor lingkungan yang mempengaruhi kematangan emosi remaja kelas XI di SMA PGRI I Padang, dilihat secara keseluruhan berada pada ketegori sedikit, dapat diambil kesimpulan sesuai dengan batasan masalah sebagai berikut: 1. Faktor lingkungan keluarga yang remaja (sikap orang tua yang otoriter, permisif, membandingkan, berambisi dan selalu menuntut remaja, dan sikap orang tua yang demokratis), pada emosi sikap orang tua yang otoriter berada pada kategori banyak, sikap orang tua yang permisif berada pada kategori banyak, sikap orang tua yang membandingkan berada pada kategori banyak, sikap orang tua yang berambisi dan selalu menuntut remaja berada pada kategori sangat sediki tdan sikap orang tua yang demokratis berada pada kategori sangat banyak. 2. Mendeskripsikan faktor lingkungan sekolah yang mempengaruhi kematangan emosi remaja (berpikir positif, empati dan kontrol emosi), pada berpikir positif berada pada kategori banyak, pada empati berada pada kategori banyak sedangkan kontrol emosi berada pada kategori banyak., peneliti memberikan saran kepada pembaca, yaitu sebagai berikut: 1. Peserta didik, diharapkan agar bisa membentuk kematangan emosi sehingga mencapai tugas-tugas perkembangannya sehingga tidak akan mengalami permasalahan lagi dalam interaksi sosial di lingkungan sekolah. 2. Guru BK, agar dapat meningkatkan pemahaman dan perlakuan terhadap remaja sehingga bisa membentuk kematangan emosi remaja dan remaja tersebut tidak mengalami perrmasalahan lagi dalam interaksi sosial. 3. Kepala sekolah, agar bisa menjadi pertimbangan untuk meningkatkan kematangan emosi remaja sehingga tercapainya tugas-tugas perkembangan remaja di SMA PGRI I Padang. 4. Orang tua, agar dapat membentuk kematangan emosi remaja secara optimal

sehingga dalam interaksi sosial remaja tersebut tidak mengalami permasalahan. 5. Program Studi, agar dapat melahirkan guru BK yang profesional nantinya jika berada di lapangan serta memilki ilmu mengenai pentingnya kematangan emosi remaja dalam interaksi sosial 6. Peneliti sendiri, agar bisa menjadi bahan masukan dan menambah wawasan tentang permasalahan yang dialami remaja terutama mengenai kematangan emosi dalam interaksi sosial 7. Peneliti selanjutnya, agar dijadikan pedoman bagi penelitian yang berkaitan dengan masalah tersebut. KEPUSTAKAAN Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta Danim, Sudarwan. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta Hurlock, B. Elizabeth. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga Purwanto, Ngalim. 2007. Pikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Saefullah, 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV Pustaka Setia. Sarwono, Sarlito, W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.