Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Algoritma Penjadwalan Job Shop Alternatif Routing Menggunakan Variable Neighborhood Descent With Fixed Threshold Untuk Minimisasi Makespan *

Reka Integra ISSN: JurusanTeknik Industri Itenas No. 01 Vol. 02 Junal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014

Reka integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Junal Online Institut Teknologi Nasional September 2013

Jurusan Teknik Industri Itenas No.1 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015

Reka integra ISSN: Teknik Industri Itenas No. 3 Vol. 1 Junal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2013

MODEL PENJADWALAN NO-WAIT JOB SHOP MENGGUNAKAN ALGORITMA VARIABLE NEIGHBOURHOOD DESCENT DENGAN THRESHOLD UNTUK MEMINIMISASI MAKESPAN

Reka integra ISSN: Teknik Industri Itenas No. 2 Vol. 1 Junal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Lintasan Perakitan Produk Lemari Es Model Top Freezer dan Bottom Freezer Menggunakan Algoritma Variable Neighborhood Descent Di PT.

Teknik Industri Itenas No.3 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2013

Reka Integra ISSN: [Teknik Insdustri] Itenas No.3 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Desember 2013]

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014

RANCANGAN LINTASAN PERAKITAN PRODUK LEMARI ES MODEL TOP FREEZER DAN BOTTOM FREEZER MENGGUNAKAN ALGORITMA VARIABLE NEIGHBORHOOD DESCENT DI PT.

Penjadwalan Kelompok Buku Cerita Menggunakan Algoritma Modrak (2010) dengan Kriteria Minimisasi Makespan *

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 2 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 2 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli Dzakiy Sulaiman, Emsosfi Zaini, Arnindya Driyar M.

MODEL PENJADWALAN BATCH PADA JOB SHOP DENGAN KELOMPOK MESIN HETEROGEN UNTUK MEMINIMASI TOTAL WAKTU TINGGAL AKTUAL

USULAN PENJADWALAN KENDARAANSHUTTLE PT. X DENGAN MODIFIKASI ALGORITMA N-JOBS M-MESIN PARALEL UNTUK MENGURANGI JUMLAH KENDARAAN *

Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (1) Job Shop Scheduling Problems. Job Shop Scheduling (2) 13/05/2014

USULAN PENJADWALAN PRODUK MENGGUNAKAN ALGORITMA NON DELAY DENGAN MESIN PARALEL PADA PT. ADHICHANDRA DWIUTAMA

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE) IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Reka Integra ISSN: Teknik Industri Itenas No. 2 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Algoritma Jadwal Aktif, Job Shop. Jurusan Tehnik Industri UPN Veteran Yogyakarta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

4.6 Data Waktu Siap Setiap Mesin Pengerjaan Komponenkomponen Screw Conveyor Penentuan Due Date BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

MODEL PENJADWALAN FLOW SHOP n JOB m MESIN UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN TANPA TARDY JOB DENGAN KENDALA KETIDAKTERSEDIAAN MESIN

Dosen Pembimbing : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Oleh : Sas Wahid Hamzah

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 2 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013

PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI UNTUK MINIMASI BIAYA DISTRIBUSI TEH WALINI READY TO DRINK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII (PERSERO) *

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PT. XYZ

PENGEMBANGAN MODEL PENJADWALAN MENGGUNAKAN TEKNIK SISIPAN (INSERTION TECHNIQUE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENGUJUAN MODEL DAN ANALISIS. Untuk keperluan pengujian model dan program komputer yang telah

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion *

Model Keseimbangan Lintas Perakitan Menggunakan Algoritma Variable Neighborhood Descent dengan Kriteria Minimasi Stasiun Kerja

PENGEMBANGAN PENJADUALAN JOB SHOP INSERTED IDLE TIME DENGAN SCHEDULLING GRAPH UNTUK MEMINIMASI BIAYA TARDINESS & EARLINESS

Usulan Penjadwalan Proses Manufaktur Kursi dan Meja dengan Menggunakan Algoritma Simulated Annealing Untuk Meminimasi Makespan

PENJADWALAN PRODUKSI PAKAN AYAM PADA MESIN PRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS : PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK LAMPUNG)

ISSN: Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerjakan pada beberapa buah mesin (Rosnani Ginting, 2009). Pekerjaan

TUGAS AKHIR Pengembangan Algoritma Simulated Annealing pada Permasalahan Hybrid Flowshop Scheduling untuk Minimasi Makespan

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)

Aplikasi Multi-Level Heuristik dan Fixed Threshold pada Variable Neighborhood Search untuk Heterogeneous Fleet Vehicle Routing Problem

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TABU SEARCH SEBAGAI LOCAL SEARCH PADA ALGORITMA ANT COLONY UNTUK PENJADWALAN FLOWSHOP

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya,

2.1.1 PERANAN PENJAD WALAN DAN PENGARUHNYA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Penerapan Algoritma Consultant-Guided Search dalam Masalah Penjadwalan Job Shop untuk Meminimasi Makespan

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Flowshop dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual

LOGO PENGEMBANGAN METODE HYBRID TABU SEARCH-CROSS ENTROPY UNTUK PENJADWALAN FLOWSHOP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Usulan Penjadwalan Proses Manufaktur Screw Conveyor dengan Menggunakan Metode Simulated Annealing untuk Meminimasi Makespan di PT Kerta Laksana

PENJADWALAN JOB SHOP STATIK DENGAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN

ABSTRAK Giffler dan Thompson

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN ATURAN PRIORITAS PENJADWALAN PADA PENJADWALAN NON DELAY N JOB 5 MACHINE

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi

PENJADWALAN PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA JADWAL NON DELAY UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN STUDI KASUS DI CV. BIMA MEBEL

BAB I PENDAHULUAN. Penjadwalan produksi flow shop merupakan kegiatan perencanaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. perencanaan dan pengendalian produksi dan juga merupakan rencana

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

PENDEKATAN CROSS ENTROPY

ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia)

Model Penjadwalan Pekerjaan pada Zero-buffer Flowshop Tipe (1) dengan Kriteria Minimasi Total Waktu Tinggal Aktual

ALGORITMA PENJADWALAN PRODUKSI PADA LINGKUNGAN MESIN JOB SHOP DENGAN MINIMALISASI RATAAN WAKTU TUNGGU OPERASI

OPTIMASI POLA DISTRIBUSI BBM PERTAMINA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK

BAB 3 LANDASAN TEORI

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion *

PENERAPAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP PADA MESIN PABRIK

PERENCANAAN SUMBER DAYA PADA PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN SIMULATED ANNEALING UNTUK MASALAH MULTIPLE OBJECTIVE PADA PENJADWALAN FLOWSHOP

PENJADWALAN TRUK PADA SISTEM CROSS DOCKING DENGAN PENYIMPANAN SEMENTARA DENGAN ALGORITMA HYBRID CROSS ENTROPY GENETIC ALGORITHM

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Penjadwalan Produksi Flowshop dengan Membandingkan Metode Harmony Search dan Algoritma Nawaz, Enscore and Ham

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM (JSSP)

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X)

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PEMODELAN MASALAH

PENERAPAN ALGORITMA TABU SEARCH DALAM PENJADWALAN JOB SHOP

Optimasi Penjadwalan Mesin Produksi Flowshop dengan Metode Campbell Dudek and Smith (CDS) dan Nawaz Enscore Ham (NEH) pada Departemen Produksi Massal

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

Transkripsi:

Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Algoritma Penjadwalan Job Shop Kelompok Mesin Homogen dan Heterogen Menggunakan Variable Neighborhood Descent with Fixed Threshold Menggunakan Kriteria Minimasi Makespan * MALINDA MULYAWATI UTOMO, ARIF IMRAN, EMSOSFI ZAINI Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung Email: malinda.utomo@gmail.com ABSTRAK Makalah ini membahas penjadwalan job shop kelompok mesin homogen dan heterogen menggunakan algoritma variable neighborhood descent (VND) with fixed threshold dengan kriteria minimasi makespan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam algoritma ini yaitu tahap konstruksi yang diperbaiki dengan menggunakan local serach. Pada tahap kostruksi, inisial solusi dibangkitkan dengan penjadwalan non delay, setelah itu jadwal tersebut diperbaiki pada tahap local search dimana local search yang digunakan adalah exchange dan insert terhadap struktur neighborhood secara deterministik. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data-data dari literatur. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sama dengan peneletian sebelumnya yang dilakukan oleh Putra (2010). Kata kunci: Job shop, kelompok mesin, variable neighborhood descent with fixed threshold ABSTRACT This papper discusses the scheduling of job shop with machine groups homogen and heterogen using variable neighborhood descent (VND) with fixed threshold for the makespaan minimization criteria. The stage are performed on this algorithm, namely the construction phase is improved by using of local serach. At this stage of constructs, the initial scheduling solution generated by the nondelay, after which the schedule is fixed at a stage where local search local search is used to exchange and insert process of deterministic structure in neighborhood. The data used in this papper is the data form the literature. The results obtained from this study together with the previous intensive search conducted by Putra (2010). Keywords: Job shop, machine groups, variable neighborhood descent with fixed threshold * Makalah ini merupakan ringkasan dari Tugas Akhir yang disusun oleh penulis pertama dengan pembimbingan penulis kedua dan ketiga. Makalah ini merupakan draft awal dan akan disempurnakan oleh para penulis untuk disajikan pada seminar nasional dan/atau jurnal nasional. Reka Integra - 110

Utomo, dkk 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penjadwalan job shop klasik yaitu ada sejumlah n job pada m mesin dengan setiap job dapat memiliki urutan mesin yang berbeda dengan job lainnya, tujuan dilakukannya penjadwalan adalah untuk menghasilkan jadwal yang dapat meminimumkan waktu yang dibutuhkan untuk memproses seluruh job pada semua mesin (makespan). Dalam industri manufaktur, stasiun kerja yang digunakan yaitu mesin tunggal dan mesin paralel. Beberapa jenis mesin paralel dalam satu stasiun kerja terdiri dari kelompok mesin yang dapat memiliki karakteristik sama (homogen) atau berbeda (heterogen). Beberapa penelitian yang telah dikembangkan sebelumnya mengasumsikan bahwa setiap stasiun kerja hanya dapat memproses satu job pada saat bersamaan, karena disetiap stasiun kerja hanya terdapat satu mesin. Pada kenyataannya banyak dijumpai stasiun kerja dengan jumlah mesin lebih dari satu atau bisa disebut dengan kelompok mesin. Beberapa penelitian yang membahas penjadwalan job shop kelompok mesin paralel homogen dan heterogen dengan kriteria minimasi makespan diantaranya, Puryani (2003) membahas penjadwalan job shop kelompok mesin paralel menggunakan Algoritma Jadwal Aktif dan Algoritma Branch and Bound Like (BABL). Luis et al. (2004) mengajukan Algoritma Ant Colony System (ACS) untuk menyelesaikan masalah penjadwalan job shop kelompok mesin paralel homogen. Putra (2010) membahas permasalahan job shop kelompok mesin paralel untuk mesin heterogen dan homogen dengan menggunakan algoritma Greedy Randomized Adaptive Search Procedure (GRASP), maka diperlukan pengembangan suatu model penjadwalan job shop kelompok mesin paralel menggunakan Variable Neighborhood Descent with Fixed Threshold dengan kriteria minimasi makespan untuk memecahkan masalah tersebut. Variable Neighbourhood Descent (VND) merupakan metode metaheuristik yang dapat menyelesaikan masalah-masalah combinatorial optimization dengan cara menggunakan neighbourhood yang berbeda-beda secara terstruktur (Mladenovic dan Hensen, 1997). Pada VND perubahan neighbourhood dilakukan secara deterministik.threshold accepting adalah sebuah metode metaheuristik untuk pencarian solusi optimum melalui bilangan random feasible dengan mengubah set neighborhood. Algoritma threshold accepting memungkinkan solusi tidak terjebak pada minimum lokal karena menerima solusi baru yang mengarah ke nilai yang lebih tinggi (Dueck dan Scheuer (1990). 1.2 Identifikasi Masalah Pada kondisi nyata dalam industri manufaktur, stasiun kerja dapat terdiri atas beberapa mesin paralel. Penelitian ini akan dibahas sistem produksi job shop dengan kelompok mesin paralel. Sistem ini dapat dijelaskan sebagai sejumlah job harus dikerjakan pada satu set stasiun kerja dengan setiap stasiun kerja dapat terdiri dari beberapa mesin paralel. Beberapa mesin paralel dalam satu stasiun kerja ini disebut sebagai kelompok mesin yang dapat memiliki karakteristik sama (homogen) atau berbeda (heterogen). Algoritma yang digunakan adalah VND with Fixed Threshold dan kriteria performansi yang digunakan adalah minimisasi makespan. 2. METODOLOGI PENELITIAN Langkah-langkah penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Reka Integra - 111

Utomo, dkk Studi Literatur Identifikasi Kebutuhan Model Pengembangan Model Model Penjadwalan Job Shop kelompok mesin paralel menggunakan metode VND with Fixed Threshold dengan kriteria minimasi makespan Pengujian Model dan Analisis Model usulan diuji dengan menggunakan data-data dari literatur yang hasilnya kemudian di analisis Kesimpulan dan Saran Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian Peta posisi penelitian terhadap beberapa penelitian yang lalu dapat dilihat pada Gambar 2. Heuristic Metaheuristic Ant Colony System GRASP VND VND with FixedThreshold Job Shop Kelompok Mesin Paralel Homogen Heterogen Puryani (2003) Puryani (2003) Luis et al. (2003) Putra (2010) Penelitian Gambar 2. Peta Posisi Penelitian 3. PENGEMBANGAN ALGORITMA Algoritma yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Puryani (2003) membahas penjadwalan job shop kelompok mesin paralel untuk mesin homogen dan heterogen dengan menggunakan algoritma Branch and Bound Like (BABL) untuk minimasi makespan. 2. Putra (2010) membahas permasalahan job shop kelompok mesin paralel untuk mesin heterogen dan homogen dengan menggunakan algoritma Greedy Randomized Adaptive Search Procedure (GRASP) dengan kriteria makespan. 4.1 Pengujian Algoritma 4. PENGUJIAN ALGORITMA DAN ANALISIS Tahap 1 menggunakan set data dari Puryani (2003) kasus 1. Tahap 2 menggunakan set data dari Puryani (2003) kasus 2 dan kasus 3. Routing stasiun kerja yang digunakan untuk semua kasus dapat dilihat pada Tabel 1. Waktu proses mesin paralel homogen dan heterogen dapat dilihat pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 7. Reka Integra - 112

Algoritma Penjadwalan Job Shop Kelompok Mesin Homogen dan Heterogen Menggunakan Variable Neighnorhood Descent With Fixed Threshold Menggunakan Kriteria Minimasi Makespan Tabel 1. Routing Stasiun Kerja dari Masing-masing Job untuk Mesin Paralel Homogen dan Heterogen. Jumlah Job Job Ke- 1 2 3 A 1 2 3 B 2 1 3 5 C 1 2 3 D 2 1 3 E 2 1 3 Tabel 2. Waktu Proses Kasus 1 Mesin Paralel Homogen Job Ke- 1 2 3 m1 m2 m1 m2 m1 m2 A 4 4 8 8 4 4 B 5 5 6 6 2 2 C 2 2 6 6 9 9 D 4 4 9 9 2 2 E 6 6 7 7 2 2 Tabel 3. Waktu Proses Kasus 1 Mesin Paralel Heterogen Job Ke- 1 2 3 m1 m2 m1 m2 m1 m2 A 4 4 10 5 7 1 B 9 1 5 6 2 2 C 1 3 8 4 9 8 D 3 5 8 9 2 1 E 6 6 10 3 6 4 Tabel 4. Waktu Proses Kasus 2 Mesin Paralel Homogen Job Ke- 1 2 3 m1 m2 m1 m2 m1 m2 m3 A 5 5 2 2 6 6 6 B 2 2 4 4 6 6 6 C 3 3 5 5 6 6 6 D 3 3 8 8 7 7 7 E 5 5 7 7 8 8 8 Tabel 5. Waktu Proses Kasus 3 Mesin Paralel Heterogen Job Ke- 1 2 3 m1 m2 m1 m2 m1 m2 m3 A 8 4 2 2 8 6 4 B 1 2 1 6 4 9 3 C 6 3 3 7 10 6 3 D 3 2 9 6 9 8 4 E 7 2 4 9 9 6 8 Reka Integra - 113

Utomo, dkk Tabel 6. Waktu Proses Kasus 3 Mesin Paralel Homogen Job Ke- 1 2 3 m1 m2 m3 m1 m2 m3 m1 m2 m3 A 6 6-7 7 7 6 6 6 B 8 8 8 5 5-3 3 3 C 3 3-3 3 3 4 4 4 D 7 7 7 4 4-3 3 3 E 3 3 3 8 8-6 6 6 Tabel 7. Waktu Proses Kasus 3 Mesin Paralel Heterogen Job Ke- 1 2 3 m1 m2 m3 m1 m2 m3 m1 m2 m3 A 1 10-1 10 9 2 6 9 B 7 5 10 6 3-4 1 2 C 2 3-1 5 2 1 8 2 D 2 9 10 3 5-1 1 7 E 4 3 2 6 10-10 7 1 Notasi-notasi yang digunakan dalam algoritma penjadwalan adalah: n = jumlah job. m = jumlah mesin. i = indeks job (1, 2,..., n). j = indeks operasi job i. k = indeks stasiun kerja (1, 2,.., k). r ij = ready time job i operasi j siap untuk dijadwalkan. Rkm = ready time stasiun kerja k dan mesin m. km* = stasiun kerja k dan mesin m yang terpilih. r = stage jadwal ke r. PSr = jadwal parsial. Sr = set operasi yang dapat dijadwalkan pada stage r, setelah diperoleh PSr. σijkm = waktu tercepat operasi j Sr dapat dimulai. σij* = waktu tercepat operasi j Sr yang terpilih dari σijkm. σ* = waktu tercepat operasi j Sr yang terpilih dari σij*. Cijkm = waktu selesai job i operasi j di stasiun kerja k dan mesin m. Cijkm(iter) = waktu selesai job i operasi j di stasiun kerja k dan mesin m dalam iterasi. tijkm = waktu proses job i operasi j di stasiun kerja k dan mesin m. Iter = iterasi ke-. MS = makespan. MSiter = makespan dalam iterasi. MSth = makespan threshold. %Th = persentase batas threshold. S = jadwal terbaik. S = jadwal terbaik setelah dilakukan exchange dan insert. LK = lintasan kritis yang terbentuk. W = himpunan pasangan operasi yang dipertukarkan. X = jumlah pasangan operasi yang dipertukarkan. Y = pasangan operasi ke Y, Y = (1,2,..X) dalam W yang akan dipertukarkan. Z = himpunan operasi-operasi job terakhir yang berada pada lintasan kritis Ob = Operasi terakhir dalam lintasan kritis. Reka Integra - 114

Algoritma Penjadwalan Job Shop Kelompok Mesin Homogen dan Heterogen Menggunakan Variable Neighnorhood Descent With Fixed Threshold Menggunakan Kriteria Minimasi Makespan ΩPM[h] ΩPJ[h] = himpunan operasi-operasi yang mendahului operasi h untuk mesin paralel yang sama. = himpunan operasi-operasi yang mendahului operasi h untuk job yang sama. Tahap-tahap yang dilakukan pada algoritma usulan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Konstruksi Tahap konstruksi adalah tahap pembentukan inisial solusi dengan menggunakan metode penjadwalan non delay. 2. Tahap Local Search Tahap ini adalah tahap pencarian solusi lebih baik dengan cara merubah struktur neighborhood. Terdapat 2 strruktur neighborhood dalam algoritma usulan ini: a. Insert Proses insert merupakan perubahan struktur dengan cara menyisipkan sebuah operasi kedalam operasi lainnya. b. Exchange Proses exchange merupakan perubahan struktur dengan cara melakukan pertukaran posisi dari dua operasi terpilih pada satu stasiun kerja. Tahap Konstruksi: penjadwalan dibuat menggunakan aturan pejadwalan non delay. Langkah 1 Input data: matriks routing data dan matriks waktu proses setiap job. Set: - Ready time operasi pertama dari setiap job sama dengan nol. [r ij = 0, i = (1,2,...n)] - Ready time seluruh mesin sama dengan nol. [R km = 0, k = (1,2,...k) m = (1, 2,...m)] - Tentukan r = 0 Langkah 2 Mulai dengan P Sr sebagai jadwal parsial. Tentukan seluruh operasi tanpa predecessor untuk semua alternatif kelompok mesin paralel homogen dan heterogen sebagai Sr. Langkah 3 Tentukan σ ij * = min {σ ijkm }, j Sr dan tentukan σ* = min {σ ij *}, j Sr untuk mengetahui job dan operasi yang dapat direalisasikan. Setelah itu tentukan km* yaitu stasiun kerja dan mesin tempat σ* dapat direalisasikan. Langkah 4 Jadwalkan job yang memiliki σ ij = σ ij * dengan km* yang akan direalisasikan pada P Sr, jika terdapat beberapa job yang memiliki σ* sama, maka pilih salah satu job pada tiap stasiun kerja yang berbeda dengan mesin yang berbeda untuk dijadwalkan dengan kriteria saat selesai tercepat (Ci jkm ). Langkah 5 Untuk setiap jadwal parsial baru yang dihasilkan pada langkah 5, perbaharui set data berikut: - Keluarkan operasi j dari Sr termasuk operasi pada kelompok mesin paralel. - Tambahkan operasi berikutnya dari job yang sama ke dalam Sr. - Set r = r + 1. Langkah 6 Periksa apakah Sr {}. Reka Integra - 115

Utomo, dkk Jika ya, kembali ke langkah 3 sampai suatu jadwal non delay dihasilkan. Jika tidak, lanjutkan ke langkah 8. Langkah 7 Tampilkan Gantt Chart hasil penjadwalan, dan jadikan sebagai solusi inisial. hitung completion time dan makespan dari job yang akan direalisasikan. C ijkm = [r ij, R km ] + t ijkm (4.1) MS = maks [C ijkm ] (4.2) Tahap Local Search: terdiri dari proses exchange dan insert. Langkah 8 Nyatakan jadwal yang terbentuk sebagai S dan makespan yang dihasilkan sebagai MS. Langkah 9 Hitunglah nilai MS Th. MS Th = MS terbaik + (MS terbaik + % Th) (4.3) Langkah 10 (Proses Exchange) Set: iter = 1 Langkah 11 Tentukan lintasan kritis, kemudian pilih salah satu lintasan yang memberikan pertukaran pasangan operasi terbanyak. Nyatakan lintasan kritis yang terbentuk sebagai LK. Set: LK Langkah 12 Tentukan himpunan pasangan operasi yang dipertukarkan sebagai W, dan hitung jumlah pasangan operasi yang dipertukarkan sebagai X. Langkah 13 Set: Y = 1 Tentukan dua operasi yang akan dipertukarkan (operasi a dan operasi b) yang salah satu operasinya berada pada lintasan kritis dan kedua operasi tersebut berada pada stasiun kerja yang sama. Selain itu, antara operasi a dan operasi b saling berhimpit satu sama lain. Langkah 14 Tentukan himpunan operasi yang perlu dijadwalkan kembali yaitu ΩPM[a], ΩPM[b], ΩPJ[a], ΩPJ[b] Langkah 15 Tentukan ready time operasi a dan operasi b yang dipertukarkan. - Operasi a Nyatakan ready time operasi a completion time ΩPM [b] dan ΩPJ [a]. Jika ΩPJ [a] terdapat operasi 3, maka untuk operasi 3 dapat dijadwalkan setelah operasi 2 pada ΩPJ [a] atau setelah operasi a terjadwalkan dengan tidak melebihi completion time dari job-job sebelumnya pada mesin yang sama di stasiun kerja yang sama pada operasi 3 tersebut. - Operasi b Nyatakan ready time operasi b completion time ΩPM [a] dan ΩPJ [b]. Reka Integra - 116

Algoritma Penjadwalan Job Shop Kelompok Mesin Homogen dan Heterogen Menggunakan Variable Neighnorhood Descent With Fixed Threshold Menggunakan Kriteria Minimasi Makespan Jika ΩPJ [b] terdapat operasi 3, maka untuk operasi 3 dapat dijadwalkan setelah operasi 2 pada ΩPJ [b] atau setelah operasi b terjadwalkan dengan tidak melebihi completion time dari job-job sebelumnya pada mesin yang sama di stasiun kerja yang sama pada operasi 3 tersebut. Langkah 16 Hitung saat selesai tiap operasi job dan makespan setelah dilakukan exchange. Ci jkm(iter) = maks [r ij, R km ] + ti jkm (4.4) Tetapkan MS iter MSi ter = maks [Ci jkm(iter) ] (4.5) Tampilkan gantt chart proses exchange. Langkah 17 Periksa apakah MSi ter MS Th Jika ya, lanjutkan ke langkah 18. Tetapkan MSi ter Set: iter = iter + 1 Jika tidak, kembali ke langkah 13 Set: Y = Y + 1 Langkah 18 Perbaharui nilai MS Th dengan menggunakan persamaan (4.4). Langkah 19 Periksa apakah W {} Jika ya, kembali ke langkah 13. Jika tidak, lanjutkan ke langkah 20. Langkah 20 (Proses Insert) Inputkan: S Tentukan lintasan kritis, nyatakan operasi terakhir yang berada pada lintasan kritis sebagai Ob. Masukkan operasi-operasi job terakhir yang berada pada lintasan kritis ke dalam himpunan Z. Langkah 21 Periksa apakah Ob dapat dilakukan insert. Jika ya, lakukan insert sebanyak job yang berada pada posisi Ob sampai Ob -1 pada operasioperasi yang terdapat pada lintasan kritis Z dan lanjutkan ke langkah 22. Jika tidak, lanjutkan ke langkah 25. Langkah 22 Hitung saat selesai tiap operasi job dan makespan setelah dilakukan insert. Gunakan persamaan (4.4) Tetapkan MS iter Gunakan persamaan (4.5) Tampilkan gantt chart proses insert. Langkah 23 Periksa MS iter MS Th Jika ya, gunakan jadwal tersebut dan lanjutkan ke langkah 24. Tentukan Ob dan Z Reka Integra - 117

Utomo, dkk Set: iter = iter + 1 Jika tidak, kembali ke langkah 20. Langkah 24 Periksa apakah Z {}. Jika ya, kembali ke langkah 20. Jika tidak, lanjutkan ke langkah 25. Langkah 25 Record jadwal yang memberikan makespan minimum dan tampilkan gantt chart hasil penjadwalannya. Hasil penjdawalan yang diperoleh dari hasil penelitian untuk tahap 1 menggunakan kasus 1 homogen dan heterogen dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8. Hasil Penjadwalan Job Shop Mesin Paralel Homogen Kasus 1 Menggunakan Algoritma VND with Fixed Threshold Job Operasi SK Mesin Waktu Start Finish Paralel Operasi Time Time 1 1 2 4 0 4 A 2 2 1 8 10 18 3 3 2 4 18 22 1 2 2 5 0 5 B 2 1 2 6 5 11 3 3 2 2 11 13 1 1 1 2 0 2 C 2 2 1 6 4 10 3 3 1 9 10 19 1 2 1 4 0 4 D 2 1 1 9 4 13 3 3 2 2 13 15 1 2 2 6 5 11 E 2 1 2 7 11 18 3 3 1 2 19 21 Tabel 9. Hasil Penjadwalan Job Shop Mesin Paralel Heterogen Kasus 1 Menggunakan Algoritma VND with Fixed Threshold Job Operasi SK Mesin Waktu Start Finish Paralel Operasi Time Time 1 1 2 4 0 4 A 2 2 2 5 5 10 3 3 2 1 10 11 1 2 2 1 0 1 B 2 1 1 5 1 6 3 3 2 2 6 8 1 1 1 1 0 1 C 2 2 2 4 1 5 3 3 1 9 5 14 1 2 1 3 0 3 D 2 1 2 8 6 14 3 3 1 2 14 16 1 2 1 6 3 9 E 2 1 2 3 9 12 3 3 2 4 12 16 Hasil penjadwalan yang diperoleh dari hasil penelitian untuk tahap 2 menggunakan kasus 2 dan kasus 3 homogen dan heterogen dapat dilihat pada Tabel 10 sampai dengan Tabel 13. Reka Integra - 118

Algoritma Penjadwalan Job Shop Kelompok Mesin Homogen dan Heterogen Menggunakan Variable Neighnorhood Descent With Fixed Threshold Menggunakan Kriteria Minimasi Makespan Tabel 10. Hasil Penjadwalan Job Shop Mesin Paralel Homogen Kasus 2 Menggunakan Algoritma VND with Fixed Threshold Job Operasi SK Mesin Waktu Start Finish Paralel Operasi Time Time 1 1 2 5 0 5 A 2 2 1 2 7 9 3 3 2 6 9 15 1 2 1 2 5 7 B 2 1 2 4 11 15 3 3 3 6 15 21 1 1 1 3 0 3 C 2 2 2 5 3 8 3 3 1 6 8 14 1 2 2 3 0 3 D 2 1 1 8 3 11 3 3 1 7 14 21 1 2 1 5 0 5 E 2 1 2 7 5 11 3 3 2 8 11 19 Tabel 11. Hasil Penjadwalan Job Shop Mesin Paralel Homogen Kasus 3 Menggunakan Algoritma VND with Fixed Threshold Job Operasi SK Mesin Waktu Start Finish Paralel Operasi Time Time 1 1 2 6 0 6 A 2 2 1 7 6 13 3 3 1 6 13 19 1 2 3 8 0 8 B 2 1 1 5 8 13 3 3 2 3 13 16 1 1 1 3 0 3 C 2 2 1 3 3 6 3 3 1 4 6 10 1 2 2 7 0 7 D 2 1 2 4 11 15 3 3 2 3 16 19 1 2 1 3 0 3 E 2 1 1 8 3 11 3 3 1 6 11 17 Tabel 12. Hasil Penjadwalan Job Shop Mesin Paralel Heterogen Kasus 2 Menggunakan Algoritma VND with Fixed Threshold Job Operasi SK Mesin Waktu Start Finish Paralel Operasi Time Time 1 1 2 4 0 4 A 2 2 2 2 4 6 3 3 2 4 6 10 1 2 1 1 0 1 B 2 1 2 1 1 2 3 3 1 4 2 6 1 1 1 3 4 7 C 2 2 2 3 7 10 3 3 2 3 10 13 1 2 2 2 0 2 D 2 1 1 6 7 13 3 3 3 4 13 17 1 2 1 2 2 4 E 2 1 2 4 4 8 3 3 2 6 8 14 Reka Integra - 119

Utomo, dkk Tabel 13. Hasil Penjadwalan Job Shop Mesin Paralel Heterogen Kasus 3 Menggunakan Algoritma VND with Fixed Threshold Job Operasi SK Mesin Waktu Start Finish Paralel Operasi Time Time 1 1 1 1 0 1 A 2 2 1 1 2 3 3 3 1 2 3 5 1 2 2 5 0 5 B 2 1 2 3 5 8 3 3 2 1 8 9 1 1 2 3 0 3 C 2 2 1 1 3 4 3 3 1 2 4 6 1 2 1 2 0 2 D 2 1 1 3 8 11 3 3 2 1 11 12 1 2 3 2 0 2 E 2 1 2 6 2 8 3 3 3 1 8 9 Hasil perbandingan algoritma usulan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 14 dan Tabel 15. Tabel 14. Hasil Perbandingan Makespan untuk Mesin Paralel Homogen Kasus Jumlah SK Makespan Job 1 2 3 Puryani (2003) Luis et.al (2003) Putra (2010) Algoritma Usulan Kasus 1 2 2 2 23 22 22 22 Kasus 2 5 2 2 3 23 22 21 21 Kasus 3 2 3 3 19 19 19 19 Tabel 15. Hasil Perbandingan Makespan untuk Mesin Paralel Heterogen Kasus Jumlah SK Makespan Job 1 2 3 Puryani (2003) Luis et.al (2003) Putra (2010) Algoritma Usulan Kasus 1 2 2 2 18 17 16 16 Kasus 2 5 2 2 3 17 17 17 17 Kasus 3 2 3 3 12 12 12 12 4.2 Analisis Berdasarkan Tabel 14 dan Tabel 15 dapat diketahui bahwa algoritma VND with fixed thershold untuk mesin paralel homogen dan heterogen untuk kasus 1 sampai dengan kasus 3 menghasilkan nilai yang sama dengan Puryani (2003), Luis et. al. (2003), dan Putra (2010). Berdasarkan hasil dari tahap 2, maka algoritma usulan memiliki keandalan untuk menyelesaikan permasalahan job shop kelompok mesin paralel homogen dan heterogen. Nilai thershold yang digunakan sebesar 10%, memberikan nilai makespan pada mesin paralel homogen untuk kasus 1 22 satuan waktu, kasus 2 21 satuan waktu, dan kasus 3 19 satuan waktu. Sedangkan pada mesin paralel heterogen untuk kasus 1 16 satuan waktu, kasus 2 17 satuan waktu, dan kasus 3 12 satuan waktu. Nilai threshold ini berpengaruh pada besar penerimaan ruang solusi dan memberikan pengaruh juga pada jumlah iterasi yang akan dilakukan. Reka Integra - 120

Algoritma Penjadwalan Job Shop Kelompok Mesin Homogen dan Heterogen Menggunakan Variable Neighnorhood Descent With Fixed Threshold Menggunakan Kriteria Minimasi Makespan 6.1 Kesimpulan 6. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini diantaranya: 1. Pengembangan algoritma yang diusulkan adalah algoritma variable neighborhood descent with fixed threshold yang diujikan untuk menyelesaikan masalah pada kelompok mesin paralel homogen dan heterogen untuk minimasi jumlah makespan. 2. Pengujian pada tahap-tahap yang dilakukan menunjukan bahwa algoritma usulan dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada kelompok mesin paralel homogen dan heterogen. 3. Algoritma usulan memungkinkan ruang penerimaan solusi yang lebih besar dibandingkan penelitian-penelitian sebelumnya, karena mempertimbangkan semua solusi yang muncul meskipun bukan solusi terbaik selama solusi tersebut berada dalam ambang batas penerimaan. 4. Hasil yang diperoleh dari algoritma usulan sama dengan penetian sebelumnya yang dilakukan oleh Putra (2010). 6.2 Saran Beberapa penelitian selanjutnya yang dapat dilakukan berbasis penelitian ini diantaranya: 1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada kelompok mesin paralel dengan jumlah job yang lebih besar dan beberapa kasus yang telah diketahui dengan menggunakan program untuk meminimasi kesalahan pada saat melakukan penjadwaalan. 2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan algoritma metaheuristik lain yang lebih kompleks. REFERENSI Dueck, G. Dan Scheuer, T. (1990). Threshold Accepting. A General Purpose Optimization Algorithm Appearing Superior to Simulated Annealing. Journal Of Computational Physics 90, 161-175. Luis, M., Zaini, E., Prasetyo, H., Rosidi, D.S. (2004). Model Penjadwalan Job Shop Dengan Kelompok Mesin Paralel Homogen Menggunakan Algoritma Ant Colony System Untuk Minimasi Makespan, Prosiding Simposium Nasional II RAPI, I-108-I-115. Mladenovic, N. Dan Hansen, P,. (1997). Variable Neighborhood Search, Computer Operation Research 24, 1097-1100. Puryani. (2003). Model Penjadwalan Job Shop Kelompok Mesin Paralel Menggunakan Algoritma Jadwal Aktif dan Algoritma Branch And Bound Like (Babl) Untuk Kriteria Minimasi Makespan. Tugas Sarjana Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional, Bandung. Putra, H.P. (2010). Algoritma Penjadwalan Kelompok Mesin Paralel Homogen dan Heterogen Menggunakan Greedy Randomized Adaptive Search Procedure Untuk Kriteria Minimasi Makespan Tugas Sarjana Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional, Bandung. Reka Integra - 121