BAB I PENDAHULUAN. yang lain (Anonim, 2009). Sebagai raja, perkembangan matematika tidak

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI SISTEM KOORDINAT BOLA DALAM PENENTUAN PUSAT DAN TINGGI RATA RATA WILAYAH KECAMATAN SE KABUPATEN BANYUMAS DENGAN BANTUAN PROGRAM MATLAB

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 103 JAKARTA

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

Sistem Proyeksi Peta. Arif Basofi PENS 2012

TATA CARA PEMBERIAN KODE NOMOR URUT WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI

GLBB & GLB. Contoh 1 : Besar percepatan konstan (kelajuan benda. bertambah secara konstan)

1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala

Peta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus

c. 2 d Jika suatu garis mempunyai persamaan 2x + y + 4 = 0, maka gradiennya adalah a. 2 b. ½ c. 2 d. ½

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan diperbaharui (update) yang dikenal dengan istilah Sistem

3. BAHAN DAN METODE. dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) pada tanggal 15 Januari sampai 15

Peta Topografi. Legenda peta antara lain berisi tentang : a. Judul Peta

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

K13 Antiremed Kelas 11 Matematika Peminatan

Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus

Pertemuan 3. Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal

14 Menghitung Volume Bangun Ruang

APLIKASI PERHITUNGAN WAKTU SHOLAT BERBASIS J2ME TUGAS AKHIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODEL PUSARAN BADAI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Herodotus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Arah Qiblat Masjid Nabawi dan Masjid Kobe. Posted on 10 Desember 2010 by tdjamaluddin About these ads (

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

BENTUK BUMI DAN BIDANG REFERENSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya kewajiban ibadah shalat fardhu lima waktu bagi umat muslim yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LUAS DAN VOLUME. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan luas dan volume suatu areal.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG PEMINDAHAN IBU KOTA KABUPATEN NIAS DARI WILAYAH

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Bab. Sistem Koordinat

SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT

PETA TOPOGRAFI. Oleh Ign. Sudarno

BAB III METODE PENELITIAN

: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu

MATEMATIKA EKONOMI (Hubungan Linear)

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain

SISTEM KOORDINAT. Berikut ini kita akan mempelajari bagaimana menentukan sistem koordinat dibidang dan diruang.

Sekayu. Prabumulih. Muarainim. Baturaja

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

ACARA I. Pengenalan Sistem Proyeksi Peta Kartografis

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional yang cukup besar menjadikan alasan pentingnya

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

PENGUKURAN WATERPASS

Gara-Gara Hantu Lingkaran. Hendra Gunawan

Hendra Gunawan. 8 November 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

Pelatihan Tracking dan Dasar-Dasar Penggunan GPS PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN - KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Sistem Koordinat dalam Dimensi Dua. disebut absis. Sedangkan sumbu yang tegak adalah sumbu y dan disebut

BAB II LANDASAN TEORI. hukum menghadap kiblat dan cara menentukan arah kiblat sangat

POSISI ARAH KIBLAT DENGAN KOORDINAT BUJUR DAN LINTANG DALAM APLIKASI SEGITIGA BOLA LANGIT DI WILAYAH JABODETABEK. M.

MENGGAMBAR PERSPEKTIF

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

Bab ini memperkenalkan mengenai proyeksi silinder secara umum dan macam proyeksi silinder yang dipakai di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA...

GARIS KONTUR SIFAT DAN INTERPOLASINYA

Laboratorium Falak: Laboratorium Alternatif yang Murah dan Terpadu

Bab 1 PENDAHULUAN. tersebut, manusia memanfaatkan teknologi itu sendiri untuk membuat berbagai

2 rencana tata ruang itu digunakan sebagai media penggambaran Peta Tematik. Peta Tematik menjadi bahan analisis dan proses síntesis penuangan rencana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

SURVEI HIDROGRAFI. Tahapan Perencanaan Survei Bathymetri. Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang

IV. GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geografis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, pesatnya kemajuan teknologi

By. Y. Morsa Said RAMBE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSAMAAN HIPERBOLA KEGIATAN BELAJAR 14

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 15 TAHUN 2013 /2001 TENTANG SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL INDONESIA 2013

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE

BAB I PENDAHULUAN menjadikan kota Saumlaki semakin berkembang dengan pesat.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan raja dan sekaligus pelayan dari ilmu-ilmu yang lain (Anonim, 2009). Sebagai raja, perkembangan matematika tidak bergantung pada ilmu-ilmu lain. Matematika murni dikembangkan oleh beberapa matematikawan yang mencintai dan belajar matematika hanya sebagai kegemaran tanpa mempedulikan fungsi dan manfaatnya untuk ilmu ilmu lain. Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu yang mendasari dan melayani berbagai ilmu pengetahuan lain. Sejak masa sebelum masehi, misalnya zaman Mesir kuno, cabang tertua dan termudah dari matematika (aritmetika) sudah digunakan untuk membuat piramida. Keberadaan matematika saat ini diharapkan dapat lebih melayani ilmu pengetahuan yang lain dalam pemecahan permasalahan kehidupan masyarakat. Pelayanan matematika dalam kehidupan manusia tidak hanya berhenti pada masalah-masalah perekonomian, tetapi sudah seharusnya merambah pada masalah-masalah yang lain. Dua dari banyaknya permasalahan yang ada di masyarakat yaitu terkait di bidang peribadatan dan pertanian. Kedua bidang tersebut memerlukan informasi tentang posisi tempat (lintang, bujur, ketinggian). Kenampakan alam yang dapat diukur dan saling berhubungan tersebut dapat dirumuskan secara matematis. 1

2 Dalam peribadatan komunitas yaitu kelompok masyarakat dengan keyakinan agama yang sama dan beribadah sesuai aturan yang sama-sama dipahami dalam hal ini khususnya bagi umat islam, pusat dan tinggi rata-rata suatu wilayah sangat dibutuhkan. Data-data tersebut dibutuhkan dalam pemprograman arah kiblat, awal waktu shalat, awal waktu buka puasa dan awal bulan. Sedangkan dalam bidang pertanian, pusat dan tinggi rata-rata suatu wilayah dimanfaatkan sebagai salah satu penentu jenis iklim. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim yaitu (a) ketinggian tempat, (b) latitude (letak lintang), (c) daerah-daerah tekanan, (d) arus-arus laut, dan (d) permukaan tanah (Kartasapoetra, 2005:19). Untuk kemudian dapat dijadikan pedoman untuk memilih tanaman yang cocok ditanam sesuai iklim di lahan garapan sehingga bidang pertanian dapat memberikan kontribusi kemakmuran suatu wilayah. Menentukan tinggi rata-rata dan posisi standar titik tengah wilayah komunitas masyarakat dapat menggunakan bantuan dari ilmu matematika khususnya sistem koordinat bola. Bumi diasumsikan sebagai bola raksasa (Purcell, 1994:237). Bola bumi dapat didatarkan dengan ketinggian tertentu. Dengan permukaan yang datar maka pusat dan tinggi rata-rata wilayah dapat dihitung. Langkah awal dalam menentukan pusat dan tinggi rata-rata suatu wilayah adalah dengan pengukuran minimal 6 titik posisi untuk memperoleh letak lintang dan bujur standar suatu wilayah. Hal ini mengingat dana, tenaga,

3 waktu yang terbatas dan pengambilan 6 titik posisi sudah memberikan gambaran mengenai letak lintang dan bujur suatu tempat (Singarimbu, 1995:149 ; 152). Setelah diperoleh 6 titik wilayah kemudian dicocokkan dengan peta akan diperoleh skala vertikal maupun horizontalnya. Selanjutnya dibuat sumbu tegak lurus, sumbu x dan sumbu y. Sumbu x, merupakan posisi wilayah paling selatan. Dengan mengambil salah satu sampel titik paling selatan dan diukur jarak dalam peta titik tersebut melalui sumbu x akan dapat dihitung lintang paling selatan suatu wilayah. Begitu pula sumbu y, merupakan posisi wilayah paling barat. Dengan mengambil titik sampel yaitu titik paling selatan dan diukur jarak dalam peta titik tersebut dengan sumbu y akan dapat dihitung bujur paling barat suatu wilayah. Kemudian peta suatu wilayah dibagi menjadi blok-blok, dengan mengambil jarak 10 mm dibuat garis-garis vertikal sejajar sumbu y, dan garisgaris horisontal sejajar sumbu x. Dengan teori pusat luasan wilayah dalam blok dapat diketahui pusat wilayah. Akhirnya akumulasi keseluruhan akan dapat dihitung pusat wilayah. Selanjutnya dikonversi akan dapat dihitung posisi lintang dan bujur pusat wilayah. Pada kenyataannya tinggi tempat-tempat suatu wilayah tidak sama, maka diasumsikan setiap blok tingginya sama. Apabila batas-batas lintang dan bujur masing-masing blok dihitung maka melalui google earth dapat dicari tinggi masing-masing blok. Sesudah diakumulasi, dapat dihitung tinggi rata-rata wilayah.

4 Untuk mempermudah, mempercepat dan diperoleh hasil yang valid di dalam perhitungan pusat dan tinggi rata-rata wilayah digunakan program Matlab. Sebagaimana diketahui bahwa program Matlab merupakan perangkat lunak yang canggih, cukup mudah dan bahasa pemprograman Matlab lebih mudah dari pada bahasa pemprograman yang lain. Pemasukan data yang cukup banyak tidak menjadi permasalahan, karena pada program Matlab pemasukan data bisa dalam matrik. Dari sinilah peneliti tertarik untuk berproses menentukan pusat dan tinggi rata-rata suatu wilayah khususnya wilayah kecamatan se-kabupaten Banyumas, agar diperoleh data yang valid dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana aplikasi sistem koordinat bola dalam penentuan pusat dan tinggi rata-rata kecamatan se- Kabupaten Banyumas dengan bantuan peta wilayah Kabupaten Banyumas dan program Matlab. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pusat dan tinggi ratarata wilayah kecamatan se-kabupaten Banyumas melalui aplikasi sistem

5 koordinat bola dengan bantuan peta wilayah Kabupaten Banyumas dan program Matlab. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat, antara lain: 1. Bagi Peneliti Memperluas pandangan tentang alam semesta melalui penerapan materi matematika dalam kehidupan. 2. Bagi Program Studi Matematika Memperluas aplikasi matematika untuk pelayanan peribadatan, pertanian, dan pemerintahan. 3. Bagi Badan Hisab dan Rukyat Sebagai referensi posisi suatu wilayah dalam pembuatan jadwal waktu sholat, awal waktu buka puasa dan penentuan arah kiblat untuk komunitas Kecamatan se-kabupaten Banyumas. 4. Bagi Dinas Pertanian Sebagai salah satu referensi dalam penentuan iklim untuk menentukan komoditas pertanian yang sesuai wilayah kecamatan se-kabupaten Banyumas. 5. Bagi Masyarakat Mengetahui pusat wilayah kecamatan se-kabupaten Banyumas secara geografis, dapat beribadah dan berkarya sesuai kapasitas dan kapabilitas.