BAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan. Perusahaan pada

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2013

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS 2012

KONDISI PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SOSIALISASI PERENCANAAN KAS

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap sebagai perusahaan yang berkembang maju. Suatu perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga mampu

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dari masing-masing jabatan di PT. Perkebunan Nusantara I Unit Tanjung Seumantoh

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI 2012

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERAMALAN PENJUALAN GAS LPG PADA TOKO UPAYA TETAP BERKARYA

BAB III AKTIFITAS MINGGUAN KERJA PRAKTEK Minggu Pertama (18 Agustus Agustus 2015) AKTIFITAS MINGGUAN KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam rangka mendukung kelangsungan produksi sebuah

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

BAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan produk yang tidak baik pula. Maintenance berperan penting

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

LAMPIRAN I. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

BAB I PENDAHULUAN. waktu banyak serta bisa disesuaikan dengan waktu mereka. Seiring perkembangan

PERKEMBANGAN TPK HOTEL BINTANG SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kondisi mesin/peralatan tersebut agar tidak mengalami kerusakan maka

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

SURVEY PENJUALAN ECERAN

nggaran Produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang.

1. Room Sold Walk In Guest (WIG)

BAB I PENDAHULUAN. perawatan terbagi atas dua yaitu preventive maintenance dan corrective

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. produk, kehandalan dan kelancaran suatu proses serta biaya. Hal ini memicu para

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Perkembangan dan Prakiraan Rasio Elektrifikasi Wilayah Indonesia

LAPORAN KEGIATAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

Media Infokom, CV Neraca per 31/12/00

MAKALAH PENGANGGARAN PERUSAHAAN. Penyusunan Anggaran Produksi dan Anggaran Bahan Baku

MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PART FRONT FORK 45P DI PT. KAYABA INDONESIA FRANSISKUS XAVERIUS FREDDY TEKNIK INDUSTRI

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya untuk

LAPORAN KEGIATAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK

Lampiran 1 : Data keuangan dan Permintaan (Data Skunder)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

1. Pendahuluan. diketahui bahwa jumlahnya terus menipis dan menghasilkan polusi yang cukup

SURVEI PENJUALAN SURVEI KONSUMEN ECERAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian DYNAMIC SPECTRUM ACCESS (DSA) dengan Mekanisme

BAB V ANALISA HASIL. mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin AU L302,dari data hasil. Availability Ratio (%)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia, yang sekarang ini sedang

Indeks Keyakinan Konsumen menembus level 100. Okt. Jul. Mei. Sep. Mar. Ags. Jan. Jun. Feb

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2014

KATA PENGANTAR. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan publikasi prakiraan musim hujan ini.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. komponen otomotif dituntut meningkatkan inovasi sehingga produk bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik.

Lampiran 1 Struktur organisasi store Giant Hypermarket

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JULI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

KAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan

SURVEI PENJUALAN ECERAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

SURVEI PENJUALAN ECERAN

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau. memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI DAN UBI KAYU 2015

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KONSENTRASI MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN KELAS SORE/XXVII

BAB I PENDAHULUAN. BPR Nusamba dalam definisi UU Perbankkan adalah salah satu jenis

PERKEMBANGAN TPK HOTEL BINTANG SULAWESI TENGGARA JANUARI 2016

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Pelanggan pada setiap Penyulang di Gardu Induk Batang. No Penyulang Jumlah Pelanggan 1 BTG BTG


Gambar I. 1 Perbandingan produk komersial dari segi ekonomi (Sumber: PT. Pindad, Divisi Alat Perkeretaapian 2015)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk meningkatkan persaingan dalam dunia industri, setiap perusahaan harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya. Salah satu hal yang mendukung kelancaran kegiatan operasional pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin-mesin produksi dalam kondisi siap pakai melaksanakan tugasnya. Untuk menjaga agar mesin-mesin produksi mampu beroperasi ataupun berfungsi sebagaimana mestinya maka dibutuhkan pemeliharaan mesin yang baik. Pemeliharaan mesin yang baik sangat penting mencapai kinerja yang efektif dan efisien dalam suatu sistem. Menurut Siagian dkk. (2013) penerapan keandalan bermanfaat untuk memprediksi kapan suatu sparepart pada suatu mesin akan mengalami kerusakan, sehingga dapat ditentukan kapan harus dilakukan perbaikan atau pergantian komponen. Sedangkan dalam penelitian Sodikin (2010) terjadinya kerusakan akibat rusaknya komponen tidak dapat diketahui dengan pasti. Kondisi tersebut menyebabkan diperlukan tersedianya suku cadang komponen yang memadai pada saat dibutuhkan. Persediaan (inventory) komponen tidak bisa dihindari karena untuk memperolehnya tidak bisa seketika sedangkan untuk kebutuhan akan tersebut bisa sewaktu-waktu. Karena itu perlu dilakukan perencanaan jumlah persediaan komponen mesin supaya kelancaran produksi terjaga. Menurut Soesetyo dan Bendatu (2014) ketersediaan dan keandalan yang 1

kurang dapat menurunkan kinerja (performance) dari suatu mesin, yang dapat menyebabkan target produksi tidak terpenuhi. Untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan pada mesin perlu dilakukan tindakan pemeliharaan pada suku cadang agar mesin tidak berhenti bekerja secara permanen. Dengan diterapkannya pemeliharaan preventif maka dapat menghindari kerusakan mesin yang terjadi secara tiba-tiba sehingga biaya pemeliharaan yang digunakan perusahaan dapat dikurangi. PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri yang memproduksi onderdil Yamaha. Pada perusahaan tersebut terdapat beberapa mesin produksi yaitu tip sander tool, gurinda, casting, dan bufing. Mesin dan peralatan mendapatkan penanganan setelah mengalami kerusakan (corrective maintenance) tanpa memperhatikan faktor keandalan dari komponen mesin-mesin produksi. Mesin tip sander tool merupakan salah satu mesin yang mengerjakan proses finishing dalam pembuatan produksi yang terdapat di PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang. Mesin ini berfungsi sebagai alat penghalus onderdil motor Yamaha. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari perusahaan, mesin tip sander tool sering mengalami kerusakan atau kegagalan komponen. Kerusakan mesin yang terjadi dapat disebabkan karena faktor internal (mesin atau komponen itu sendiri) atau faktor eksternal (operator, lingkungan kerja dan sebagainya). Kerusakan yang terjadi pada mesin ini mengakibatkan terganggunya proses produksi dan jadwal penyelesaian produk yang telah direncanakan. Hal ini menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kehilangan jam produksi akibat kerusakan mesin yang terjadi secara tiba-tiba. Berikut daftar kerusakan 2

mesin yang terjadi selama bulan Januari hingga Desember 2014: Tabel 1.1 Frekuensi Kerusakan Komponen Mesin Tahun 2014 Frekuensi No Nama Komponen Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 1 Support 2 - - 2 1-3 - 1 2 2 4 2 Bearing (626ZZ) - 7 3-5 11 8-10 15 8 4 3 Rear Plate 3 1-3 - 2-1 1 3-2 4 Housing Cover - 1 - - 1 - - - 1 - - 1 5 Cylinder - 2 1-1 - 2 3-2 3 2 6 Bearing 6000 2-2 4-1 - - - - 3-7 Rotor 1-1 - 1 1-1 4 2 2-8 Pad 2-1 - - 1 - - 1 2-1 9 Lever - 2-1 1 3 2 - - - - 3 10 Vane - 4 2 - - 6 6 5 5 4 1-11 Spacer 1 - - 3 1 - - 2 1-2 3 12 Front Plate - 2 - - 1 1 2-1 3-2 13 Bearing (608ZZ) 1-3 2-1 - 1 2-4 4 14 O-ring 6 3 3 3 9 6 4 7 8 1 5 9 15 Speed Controller 2 - - 3 2 - - 4 - - 2-16 Muffler - 2 3-2 - 3 5-1 2-17 Housing cap - - 2 - - 2 1 1 - - 2 1 Total 20 24 21 21 25 35 31 30 35 35 36 36 Sumber: Data perbaikan mesin departemen maintenance, 2014 Pada tabel 1.1 terlihat bahwa kerusakan komponen mesin tip sander tool mengalami fluktuasi selama tahun 2014. Seringnya kerusakan yang terjadi pada komponen mesin tip sander tool mengakibatkan downtime dan biaya penggantian komponen mesin yang tinggi serta kerugiaan pada perusahaan. Kerusakan komponen pada mesin tip sander tool meningkat dari bulan Agustus hingga Desember 2014 dengan frekuensi kerusakan pada bulan Agustus sebanyak 30 kali dan frekuensi kerusakan pada bulan Desember sebanyak 36 kali yang mengakibatkan downtime semakin tinggi. Berikut tabel downtime mesin tip sander tool pada tahun 2014: Tabel 1.2 Downtime Mesin Tip Sander Tool Tahun 2014 3

Bulan Jumlah Hari Kerja/Bulan Waktu Tersedia (jam/bulan) Downtime (jam/bulan) Frekuensi Downtime Januari 24 Hari 336 2,66 20 Februari 24 hari 336 3,91 24 Maret 25 hari 350 3,66 21 April 25 hari 350 2,91 21 Mei 23 hari 322 3,91 25 Juni 25 hari 350 4,41 35 Juli 23 hari 322 5,33 31 Agustus 24 hari 336 6,16 30 September 26 hari 364 4,25 35 Oktober 26 hari 364 4,66 35 November 25 hari 350 5,91 36 Desember 26 hari 364 5 36 Total 4144 52,77 349 Sumber: Dokumen downtime departemen maintenance, 2014 Dari tabel 1.2 terlihat bahwa downtime yang terjadi berfluktuasi dalam tahun 2014. Frekuensi kerusakan paling sedikit berada pada bulan Januari 2014 sebanyak 20 kali dengan waktu downtime selama 2,66 jam/ bulan. Hal ini berbanding terbalik dengan frekuensi kerusakan tertinggi berada pada bulan November dan Desember yaitu 36 kali dengan waktu downtime 5 sampai dengan 5,91 jam/ bulan, sedangkan downtime tertinggi berada pada bulan Agustus yaitu 6,16 jam/ bulan dengan frekuensi kerusakan 30 kali. Seringnya terjadi kerusakan menyebabkan meningkatnya jumlah downtime. Sehingga jam kerja mesin menjadi berkurang. Hal tersebut dapat menghambat proses produksi serta mengakibatkan tidak terpenuhinya jumlah order karena untuk memperbaiki mesin memiliki waktu yang cukup lama. Berikut tabel onderdil yang tidak memenuhi order: Tabel 1.3 Jumlah Onderdil Yang Tidak Memenuhi Order 4

Bulan Jumlah Hari Total Jumlah Order Persentase Order per Bulan Produksi tidak Terpenuhi tidak Terpenuhi Januari 24 hari 48.000 2.150/bulan 4,5% Februari 24 hari 48.000 2.000/bulan 4,1% Maret 25 hari 50.000 1.800/bulan 3,6% April 25 hari 50.000 1.980/bulan 3,91% Mei 23 hari 46.000 1.800/bulan 3,9% Juni 25 hari 37.500 1.470/bulan 3,92% Juli 23 hari 34.500 1.500/bulan 4,34% Agustus 24 hari 36.000 1.750/bulan 4,86% September 26 hari 26.000 1.050/bulan 4,03% Oktober 26 hari 26.000 2.000/bulan 7,6% November 25 hari 45.000 1.800/bulan 4% Desember 26 hari 52.000 2.200/bulan 4,2% Total 499.000 21.500 52,96% Rata-rata per bulan 41.583/bulan 1.791/bulan 4,413%/bulan Sumber: Data produksi departemen produksi, 2014 Dapat dilihat pada tabel 1.3 jumlah order tidak terpenuhi rata-rata per bulan 4,413% per bulan atau 1.791 unit per bulan. Perusahaan menginginkan persentase order yang tidak terpenuhi sebesar dibawah 3% dari jumlah produksi karena pada saat persentase order di atas 3% perusahaan akan mengalami kerugian, tapi pada kenyataannya jumlah persentase order tidak terpenuhi melebihi 3%. Pada setiap bulan order yang tidak terpenuhi selalu melebihi 3% khususnya pada bulan Oktober persentase order yang tidak terpenuhi mencapai 7,6%, ini merupakan persentase tertinggi yang terjadi pada tahun 2014. Dikarenakan persentase order selalu melebihi 3% maka perusahaan harus melakukan perawatan yang baik pada mesin tip sander tool dengan rutin agar mendapat kualitas yang baik dan memenuhi order yang telah ditargetkan. Tabel 1.4 Total Biaya Kerusakan Komponen Bulan Januari-Desember 2014 5

No Nama Komponen Harga/Unit (Rp) Total Kerusakan Biaya (Rp) 1 Support 200.000 17 3.400.000 2 Bearing (626ZZ) 3.000 71 213.000 3 Rear Plate 185.000 16 2.960.000 4 Housing Cover 700.000 4 2.800.000 5 Cylinder 650.000 16 10.400.000 6 Bearing 6000 125.000 12 1.500.000 7 Rotor 525.000 13 6.825.000 8 Pad 420.000 8 3.360.000 9 Lever 160.000 12 1.920.000 10 Vane 25.000 33 825.000 11 Spacer 210.000 13 2.730.000 12 Front Plate 250.000 12 3.000.000 13 Bearing (608ZZ) 45.000 18 810.000 14 O-ring 2.000 64 128.000 15 Speed Controller 80.000 13 1.040.000 16 Muffler 60.000 18 1.080.000 17 Housing Cap 350.000 9 3.150.000 Total Biaya Kerusakan pada Bulan Januari-Desember 2014 46.141.000 Sumber: Dokumen biaya pemeliharaan departemen maintenance, 2014 Tabel 1.4 menunjukkan biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing komponen, biaya didapatkan dari perhitungan harga per unit komponen dikalikan dengan total kerusakan yang terjadi pada tahun 2014. Dapat terlihat bahwa komponen yang paling tinggi biaya penggantiannya yaitu mesin cylinder, rotor dan support dengan biaya perbaikan pada komponen cylinder sebesar Rp. 10.400.000 untuk 16 kali perbaikan, rotor sebesar Rp. 6.825.000 untuk 13 kali perbaikan, dan support yaitu sebesar Rp. 3.400.000 untuk 17 kali perbaikan. Maka untuk meminimalkan biaya pemeliharaan mesin harus dilakukan perbaikan penjadwalan pada komponen tersebut. Tabel 1.5 Total Biaya Kerusakan Mesin Perbulan 6

No Bulan Biaya (Rp) 1 Januari 2.997.000 2 Februari 3.252.000 3 Maret 2.925.000 4 April 2.581.000 5 Mei 3.008.000 6 Juni 3.110.000 7 Juli 3.432.000 8 Agustus 4.234.000 9 September 4.326.000 10 Oktober 5.102.000 11 November 5.414.000 12 Desember 5.760.000 Total 46.141.000 Sumber: Dokumen biaya pemeliharaan departemen maintenance, 2014 Pada tabel 1.5 menunjukkan biaya perbaikan untuk mesin tip sander tool mengalami fluktuasi setiap bulannya dengan biaya perbaikan tertinggi di bulan Desember 2014 sebesar Rp. 5.760.000 dan pada bulan Agustus hingga Desember biaya perbaikan semakin meningkat. Ini menjelaskan bahwa kerusakan semakin sering terjadi. Pada RAB (Rancangan Anggaran Biaya) yang dibuat perusahaan pada awal tahun 2014, perusahaan menganggarkan biaya pemeliharaan seluruh mesin sebesar Rp. 50.000.000 untuk satu tahun, dan mesin tip sander tool memiliki alokasi biaya perbaikan sebesar Rp. 24.000.000 untuk satu tahun. Namun biaya yang terjadi melebihi dari yang telah dianggarkan, dari anggaran Rp. 24.000.000 menjadi Rp. 46.141.000 pada tahun 2014. Berikut terdapat tabel masalah pemeliharaan mesin yang terjadi pada PT. 7

Fajar Abadi Saluyu Cikarang: Tabel 1.6 Permasalahan Pemeliharaan Mesin PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang Permasalahan Dampak Rancangan Solusi Pemeliharaan tidak terjadwal Frekuensi kerusakan tinggi Downtime mesin tinggi Biaya pemeliharaan terus meningkat Mesin sering mengalami kerusakan Downtime mesin tinggi a. Order yang tidak terpenuhi melebihi 3% b. Order terlambat dikirim c. Jam kerja mesin berkurang Biaya pemeliharaan melebihi yang telah dianggarkan Perlu penjadwalan pemeliharaan adanya terencana pada mesin untuk meminimalkan biaya komponen pemeliharaan Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Bapak Sofian (Bagian Maintenance PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang), 2015 Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meninjau prosedur maintenance mesin industri di PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang. Adapun judul yang diajukan untuk penelitian tersebut adalah Penggantian Komponen Kritis pada Mesin Tip Sander Tool Berdasarkan Keandalan Sparepart Studi Kasus pada PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penjadwalan pemeliharaan mesin tip sander tool yang diterapkan PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang. 8

2. Bagaimana penentuan interval penggantian komponen untuk pemeliharaan mesin tip sander tool berdasarkan metode keandalan. 3. Bagaimana penghematan biaya pemeliharaan mesin tip sander tool pada PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini digunakan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui jadwal pemeliharaan mesin tip sander tool yang diterapkan PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang. 2. Untuk menentukan interval penggantian komponen untuk pemeliharaan mesin tip sander tool berdasarkan metode keandalan. 3. Untuk mengetahui penghematan biaya pemeliharaan mesin tip sander tool pada PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini, maka diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak, baik dalam kegunaan operasional maupun pengembangan ilmu untuk penelitian lebih lanjut. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini dijadikan sebagai sarana dan prasarana untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian teori yang diperoleh dimasa perkuliahan, serta menambah pengalaman dan wawasan yang luas bagi penulis mengenai kualitas pemeliharaan mesin dengan menggunakan metode 9

keandalan dalam meminimalkan biaya pemeliharaan berdasarkan keandalan sparepart. 2. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan strategi dalam rangka meningkatkan perbaikan pemeliharaan mesin yang efektif, efisien, dan memberikan keuntungan bagi perusahaan. 3. Bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan, sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang dapat dijadikan referensi untuk menyusun laporan hasil penelitian yang kelak akan dilakukan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Perusahaan yang diteliti adalah PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang yang beralokasi di Jalan Raya Bugelsalam-Tegaldanas RT.02 RW.01 Desa Sertajaya Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal 19 Januari 2015. Berikut kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama penelitian berlangsung: Tabel 1.7 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian pada PT. Fajar Abadi Saluyu Cikarang No Hari/ Tanggal Kegiatan 1 Senin, 19 Januari 2015 2 Rabu, 21 Januari 2015 Datang langsung ke perusahaan dan meminta izin untuk menjalankan penelitian Mendapatkan materi gambaran umum perusahaan Mengetahui fenomena yang terjadi pada perusahaan. Khususnya tentang kerusakan mesin tip sander tool Menanyakan hal-hal mengenai pemeliharaan mesin Diskusi dengan operator mesin 3 Senin, 26 Januari 2015 Memperoleh data frekuensi 10

4 Kamis, 02 April 2015 5 Rabu, 15 April 2015 6 Jum at, 17 April 2015 7 Selasa, 21 April 2015 kerusakan komponen mesin, dan data onderdil yang tidak memenuhi order Mengetahui harga per unit komponen dan biaya kerusakan komponen Mengetahui sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan beserta job deskripsi perusahaan Meminta data dan menanyakan langsung mengenai proses pemeliharaan mesin untuk kebutuhan bab IV Memperoleh data selang waktu perbaikan komponen kritis Tanya jawab dengan operator mesin Mengetahui hal-hal mengenai proses pemeliharaan mesin pada perusahaan Mengetahui biaya tenaga kerja, biaya kehilangan produksi, dan biaya tenaga kerja lembur 11