PELATIHAN COLD CHAIN INVENTORY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

INOVASI PEMANFAATAN DATA UNTUK PEMANTAUAN KINERJA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Rapat Kerja Teknis TKPK

Pentingnya Pemantauan dan Evaluasi Sumber informasi untuk Pemantauan dan Evaluasi Melaksanakan Kunjungan lapangan sebagai alat Pemantauan dan

1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar

INSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian.

Lampiran 1. Jadwal Penelitian. Bulan Maret April Mei Juni Juli

SIMPULAN DAN SARAN. Level Yang Level Saat Akan Ini Dicapai. Level 1 Awal /Ad-Hoc

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan dan sebagai bentuk nyata komitmen

KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2013, No BAB I PENDAHULUAN

SUMBER DATA SISTEM. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP

EVALUASI DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN VAKSIN DI DINAS KESEHATAN KAB.MAJENE SULAWESI BARAT

PROFIL PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS DI KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN

Pedoman Penggunaan Sistem Pelaporan Berbasis SMS (RapidPro) pada Kampanye Campak dan Rubela di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

Laporan Pelaksanaan PST BPS Provinsi Kepulauan Riau

KEBIJAKAN KKP "Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad melakukan jumpa pers di kantor KKP Jakarta, Senen (18/10).

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 2. Kurang dari separuh responden ibu yang memiliki anak berusia 12-23

PROGRAM SANGIHE MENGAJAR: Kiat Baru Pemenuhan Guru di Pulau-Pulau dan Desa Terpencil DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, SULAWESI UTARA

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

BAB II STUDI PUSTAKA

Pedoman Penggunaan Sistem Pelaporan Berbasis SMS (RapidPro) pada Kampanye Campak dan Rubela di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Metadata untuk Penyusunan Rencana Aksi yang Partisipatif

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

Pedoman Pelaporan Melalui SMS untuk Petugas Puskesmas

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

EXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

BELAJAR DARI MASYARAKAT

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut ia tidak akan menderita penyakit tersebut (Depkes RI, 2004). Imunisasi atau

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berada di Universitas Bina Nusantara yang memiliki tanggung jawab untuk

BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS. Tenaga Kesehatan di Lapangan

1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

Kerangka Kerja untuk Mengupayakan Satu Sistem Informasi Desa yang Terintegrasi

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

NOMOR: 1 7/PER/BP-BRR/IV /2006 TENTANG

Term of Reference. I. Gambaran umum

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

KUALIFIKASI TENAGA AHLI PERENCANAAN PERUMAHAN (TAPP) PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS

nasional. Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

Kebijakan Manajemen Risiko

KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT

KONSULTAN PROTOKOL HUMANITARIAN & HUBUNGAN INTERNASIONAL Untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. (Persero) dalam rangka menuju pelayanan penyediaan tenaga listrik kelas dunia

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

PEDOMAN MUTU PUSKESMAS DAN KESELAMATAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tanjungpinang, November 2014

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

No.1414, 2014 BNPB. Pergudangan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERGUDANGAN

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

KERANGKA ACUAN KERJA PEMBUATAN WEBSITE KUDUSKAB.GO.ID VERSI SINGLE WINDOWS (APLIKASI ANDROID) KABUPATEN KUDUS TA 2016

BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi suara atau pesan saja. Seiring perkembangan zaman, mobile phone

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

Sistem Reminder Donor Darah dengan Memanfaatkan Teknologi Location Based Service

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

No. 16/12/DPAU Jakarta, 22 Juli 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Transkripsi:

Term of Reference PELATIHAN COLD CHAIN INVENTORY 1. Latar Belakang Penilaian manajemen vaksin efektif dalam 2011/12 di Indonesia dilaporkan area utama bagi perbaikan untuk memenuhi standar internasional pada penyimpanan vaksin, manajemen suhu dan manajemen stok vaksin dengan maksud untuk mencapai tujuan lebih tinggi yang memiliki keberlangsungan penyediaan vaksin yang aman dan ampuh bila diperlukan di sarana pelayanan kesehatan pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang tepat sebagai kunci untuk memastikan kecakupan vaksinasi yang tinggi dan berkelanjutan bagi masyarakat. Di antara kunci utama untuk memperbaiki kesenjangan pada kapasitas cold chain dan kinerja peralatan, tidak dapat mengandalkan sistem pemantauan suhu terus menerus, pemeliharaan yang buruk pada tingkat vaksin maksimum minimum dan perangkat yang diperlukan pada tingkat subnasional-province, kabupaten dan fasilitas Puskesmas. Terakhir persediaan peralatan cold chain di Indonesia dilakukan pada tahun 2008 dengan menggunakan lembar excel pengumpulan data pasif dengan tingkat respons data kabupaten hanya 37% (sumber: Konsultan UNICEF Keertie Kumar Laporan Akhir 2008). Ada rencana untuk pengadaan peralatan Massive Cold Chian di 2014 di negara yang menggunakan dana GAVI HSS yang perlu dipandu oleh persediaan rantai cold chian yang kuat, diperbarui dan lengkap. Mendata area ini lebih penting karena tidak hanya untuk memperkuat sistem imunisasi rutin, tetapi juga untuk meningkatkan kesiapan sistem suatu negara dalam memperkenalkan vaksin baru di tahun-tahun berikutnya seperti IPV pada bulan Juni 2015, Campak Rubella pada 2016 dengan rencana kampanye nasional, PCV dan RCV pada tahun 2017 dan seterusnya. Biaya tambahan dari vaksin baru dan peralatan serta kebutuhan sumber daya manusia akan meningkatkan akuntabilitas program, sehingga mengurangi kerugian akibat penyimpanan yang salah dan tempat untuk membekukan dan suhu panas yang diperlukan untuk memastikan penggunaan yang lebih baik dan efisien dari sumber daya program. Inovatif teknologi global yang tersedia untuk program yang akan membantu sistem pada : (1) pendataan data base web persediaan yang dapat diperbarui secara berkala dibandingkan dengan persediaan statis; (2) pemantauan suhu 30 hari lebih akurat pada vaksin di dalam

lemari es di provinsi, kabupaten/kota, pusat kesehatan tingkat pusat dengan menggunakan perangkat elektronik, Kulkas Tag 2, dengan fungsi alarm saat suhu berada di luar kisaran normal 2-8 deg Celcius; dan (3) menghubungkan peralatan cold chain berbasis web dan persediaan kinerja dengan pelaporan SMS dan FT2 alarm berfungsi. Frekuensi fungsi alarm saat suhu berada di luar kisaran normal 2-8 deg celcius adalah prediksi yang baik pada kinerja peralatan cold chain. Penyebab umum dari lemari es rusak yang masuk ke modus rentang luar antara lain adalah pemeliharaan yang buruk, kerusakan thermostat, kompresor, dan sumbat karet lemah. Gangguan listrik, baik sering atau lama dan untuk apa pun yang menyebabkan, pemeliharaan buruk pada kulkas bertenaga surya juga faktor yang mempengaruhi kinerja peralatan cold chain. Indonesia telah memperkenalkan dan memproduksi 30 DTR perangkat elektronik, Kulkas versi Tag 1 model (FT1) sejak tahun 2009. Selama EVMA, ditemukan bahwa penggunaan perangkat tidak optimal sebagai perangkat desired- tidak diaktifkan, jika diaktifkan pekerja kesehatan tidak dapat membaca alarm, atau menanggapi alarm, informasi yang dihasilkan oleh perangkat tidak optimal digunakan untuk menginformasikan kinerja peralatan. Saat ini tidak ada sistem di daerah Indonesia yang menginformasikan secara teratur pengelolaan jenis kebutuhan ini informasi dan monitoring real time pada tingkat fasilitas kesehatan. Sebuah sistem informasi manajemen yang kuat yang menginformasikan program yang teratur pada real time tentang status komoditas, peralatan dan sumber daya di semua tingkat yang diperlukan untuk mencapai cakupan berkualitas tinggi dan kekebalan di antara populasi sasaran. Selanjutnya, karena Indonesia merupakan negara yang rawan bencana sehingga peralatan cold chain memilik daya tahan terhadap bencana, lebih banyak penggunaan jenis teknologi inovatif dari kulkas berkendara surya di pulau-pulau terpencil dengan tag kulkas adalah praktik yang baik dalam mengelola risiko bencana pengurangan. 2. Tujuan kegiatan a. Untuk memperbarui persediaan peralatan cold chain nasional untuk kapasitas penyimpanan, pemantauan suhu, dan lain-lain dengan menggunakan data base web yang diaktifkan untuk memungkinkan informasi berkala sistem memperbarui menggunakan teknologi terbaru dari UNICEF / WHO Cold Chain Management Equipment (CCEM) software dan link ke daerah Indonesia melalui sistem informasi kesehatan yang sesuai. b. Untuk mengidentifikasi tantangan utama pada vaksin dan manajemen cold chain serta sistem informasi di tingkat kabupaten dan tingkat Puskesmas.

c. Memberikan rekomendasi terkait dengan prioritas pengadaan perangkat peralatan cold chain, tingkat kabupaten pada fungsi peralatan sistem pemantauan, sistem manajemen stok, dan isuisu terkait. d. Untuk melatih petugas kesehatan tentang penggunaan Kulkas tag versi 1 atau 2 melalui penggunaan bahan pelatihan yang tersedia baru-baru ini, alat-alat, membantu pekerjaan terutama pada rekaman dan alarm pemantauan serta menanggapi alarm. e. Untuk memperkenalkan pelaporan SMS di 2 provinsi yang dipilih dan kabupaten/kota pada alarm pemantauan yang dipicu oleh 30DTR FT 2 perangkat dan tingkat stok vaksin. 3. Hasil Yang Diharapkan a. Updated nasional persediaan peralatan cold chain dalam excel data dan web yang diaktifkan serta basis yang dikelola oleh server pusat ditugaskan oleh Depkes. Informasi dapat menganalisa dan menginformasikan program pada pengadaan dan prioritas daftar peralatan cold chain, perangkat, persyaratan lainnya. b. Tantangan kapasitas pekerja kesehatan di vaksinasi dan manajemen cold chain dan sistem informasi terkait real time dan daftar rekomendasi untuk mengatasi tantangan utama. c. Cold chain area dan petugas EPI sebagai pelatih inti pada penggunaan yang benar dan optimal Kulkas Tag diatur dan mereka diberitahu / diperkenalkan dari ujung ke ujung sistem 30DTR pemantauan serta penggunaan bahan yang relevan. Rencana ekspansi di daerah mereka dapat dieksplorasi. d. Distrik EPI dan staf cold chain di 2 provinsi dipilih akan diperkenalkan dengan pedoman dan bahan pelaporan SMS pada FT alarm dan tingkat stok vaksin sebagai dasar untuk memicu tindakan pada tingkat akuntabel tepat. 4. Materi Kegiatan a. Daftar peralatan cold chain. b. Manajemen cold chain. c. Kesepakatan dan rekomendasi. 5. Metode kegiatan Pelatihan ini menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa. Proses fasilitasinya dilaksanakan dengan menggunakan metode Asset Based Thinking, di mana keseluruhan proses didorong dengan semangat

dan prinsip membangun pembelajaran dengan merefleksikan dan mengoptimalkan kekuatan dan pengalaman yang dimiliki peserta yang terlibat dalam kegiatan ini. Persediaan peralatan cold chain adalah koleksi data aktif secara nasional di seluruh Puskesmas, kabupaten dan provinsi penyediaan lokasi pendingin. Sebuah kuesioner sederhana dalam bentuk excel untuk digunakan oleh staf tingkat kabupaten yang terlatih akan dikembangkan. Dua pelatihan sehari penuh di antara semua Trainers Provinsi penggunaan alat ini, proses pengumpulan data, monitoring, supervisi, pembersihan data, sintesis dan analisis yang akan dilakukan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Aceh dengan dukungan dari UNICEF, WHO,mitra lainnya. Tim Provinsi EPI akan diselenggarakan untuk merencanakan, melatih (1,5 hari) staf kabupaten yang relevan serta mengawasi secara acak, memantau pengumpulan data dengan tujuan memiliki data yang tepat waktu dan dapat diandalkan yang dihasilkan dari pelatihan ini di semua kabupaten/kota dan Puskesmas. Training di tingkat kabupaten/kota akan dilatih EPI dan staf yang relevan akan aktif mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner standar di semua pusat kesehatan tangkapan mereka selama sekitar 2-3 minggu dengan perkiraan 1 wawancara dan observasi kegiatan penuh per Puskesmas. Mengambil koordinat GPS smartphone dari masingmasing Puskesmas dan kabupaten/kota akan disertakan. Penggunaan smartphone android didorong selama pengumpulan data untuk dapat memperoleh informasi ini. Meng-upload data excel di setiap fasilitas untuk basis data web yang ditugaskan akan dieksplorasi untuk memfasilitasi konsolidasi data maka penggunaan internet dan ponsel pintar sangat penting. Di daerah di mana hanya ponsel tua yang digunakan, cara yang biasa manual dan excel pelaporan dan konsolidasi di tingkat provinsi akan diterapkan. 6. Peserta Workshop diseminasi strategi nasional komunikasi imunisasi ini berjumlah 69 (enam puluh sembilan) orang, yang berasal dari : 23 (dua puluh tiga) orang Pemegang Program Imunisasi di Dinas Kesehatan kabupaten/kota se Aceh. 23 (dua puluh tiga) orang Penanggungjawab Cold Chain (yang memahami Akses) di Dinas Kesehatan kabupaten/kota se Aceh. 7 (tujuh) orang dari Dinas Kesehatan Aceh. 8 (delapan) orang dari Dinas Kesehatan Banda Aceh. 8 (delapan) orang dari Dinas Kesehatan Aceh Besar.

7. Fasilitator dan Narasumber Proses pelatihan cold chain inventory ini akan difasilitasi oleh 2 (dua) orang fasilitator yang berasal dari PT Aksara Strategic Initiative. Sementara narasumber yang akan terlibat dalam kegiatan ini adalah : Bapak Marzuki (Dinas Kesehatan Aceh). Ibu Safriati (Dinas Kesehatan Aceh). 8. Waktu dan Tempat Pelatihan cold chain inventory ini dilaksanakan selama 1,5 (satu setengah) hari yaitu pada tanggal 29-30 Oktober 2014 di Hotel Hermes Banda Aceh. 9. Penutup Term of Reference ini merupakan kerangka acuan bersama mengenai pelaksanaan pelatihan cold chain inventory. Pengembangan dan penyesuaian dalam hal teknis pelaksanaan disesuaikan dengan kondisi dan akan dikomunikasikan serta dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Aceh, dan UNICEF Kantor Banda Aceh.