BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif dengan rancangan kualitatif. Pengumpulan data yang diperoleh berasal dari data kualitatif dengan data kuantitatif sebagai data pendukung. Observasi dilakukan dengan checklist yang sebelumnya telah disusun berdasarkan pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik tahun 2012 dan Peraturan Menteri Kesehatan No.42 tahun Wawancara dilakukan untuk melengkapi data di dalam checklist dan sebagai konfirmasi terkait hasil checklist kepada subjek penelitian. Data kuantitatif diperoleh dari data rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran vaksin, kartu batch serta kartu monitoring suhu refrigerator dari bulan Januari 2016 hingga April Data kualitatif yang diperoleh akan diolah dengan tabulasi dan dianalisis dengan triangulasi, sedangkan untuk data kuantitatif akan dianalisis dalam bentuk prosentase. 3.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT Farmasi dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Maret-April Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Kepala UPT Farmasi, petugas yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan vaksin, koordinator gudang farmasi, tenaga elektromedis, dan tenaga kesehatan yang bertugas sebagai pengemudi dalam distribusi vaksin. Kriteria inklusi dalam penelitian ini merupakan kriteria yang memenuhi syarat untuk menjadi subjek penelitian. Kriteria inklusi untuk subjek penelitian ini adalah : a. Setuju untuk menjadi sujek uji b. Sudah berpengalaman di bidang pengelolaan vaksin lebih dari 1 tahun Kriteria eksklusi dalam penelitian ini merupakan kriteria yang tidak dapat dijadikan sebagai subjek penelitian. Kiteria eksklusi untuk subjek penelitian ini adalah : a. Pihak-pihak yang tidak bisa untuk diwawancarai dan tidak bersedia untuk menjadi responden b. Sedang cuti atau tidak hadir/digantikan oleh petugas lain

2 Skema Penelitian Cara penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Pembuatan proposal Pembuatan proposal disusun berdasarkan aturan dan ketentuan yang berlaku di Fakultas MIPA jurusan farmasi Universitas Islam Indonesia 2. Perijinan pembuatan surat ijin dari UII yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan Walikota Yogyakarta dengan cq Dinas Perijinan Kota Yogyakarta. 3. Pembuatan Checklist Checklist digunakan sebagai alat untuk mengambil data dalam penelitian ini. Penyusunan checklist berdasarkan pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik tahun 2012 dan Peraturan Menteri Kesehatan No.42 tahun Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dari observasi dan wawancara. Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung tempat penyimpanan dan distribusi vaksin. Observasi juga dilakukan pada data rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran vaksin, kartu batch serta kartu monitoring suhu refrigerator dari bulan Januari 2016 hingga April Sedangkan wawancara dilakukan

3 25 kepada Kepala UPT Farmasi, petugas yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan vaksin, koordinator gudang farmasi, tenaga elektromedis, dan tenaga kesehatan yang bertugas sebagai pengemudi dalam distribusi vaksin. 5. Analisis Data Data kualitatif yang diperoleh akan dianalisis dengan metode triangulasi, sedangkan data kuantitatif akan dianalisis dengan menggunakan prosentase. 6. Kesimpulan Pengambilan kesimpulan berdasarkan pencocokkan antara data observasi dan wawancara yang diperoleh dengan ketentuan yang ada di dalam pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik tahun 2012 dan Peraturan Menteri Kesehatan No.42 tahun Definisi Operasional 1. Rantai Dingin Vaksin (Cold Chain Vaccine) merupakan upaya untuk mempertahankan vaksin yang didinginkan tetap berada pada suhu 2 C hingga 8 C atau vaksin beku untuk tetap berada pada suhu -15 C hingga -25 C selama proses transportasi, penyimpanan, dan penanganan vaksin mulai dari produsen hingga berakhir ke administrasi kepada pasien. 2. Evaluasi dalam penelitian ini merupakan gambaran kesesuaian antara kondisi penyimpanan dan distribusi vaksin di Dinkes Kota Yogyakarta dengan ketentuan yang ada di dalam PMK No.42 tahun 2013 dan CDOB tahun Distribusi merupakan penyaluran vaksin yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta ke seluruh puskesmas yang ada di wilayah Kota Yogyakarta. 4. Penyimpanan dalam penelitian ini merupakan penyimpanan vaksin di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. 5. Pedoman pengelolaan vaksin yang baik dalam penelitian ini adalah Peraturan Menteri Kesahatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 dan Cara Distribusi Obat yang Baik tahun Indikator dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah prosentase vaksin rusak/kadaluarsa, prosentase kesesuaian suhu penyimpanan vaksin, dan prosentase rata-rata waktu kekosongan vaksin. 7. Checklist observasi dan wawancara penyimpanan vaksin dengan PMK No. 42 tahun 2013 meliputi ketentuan penyimpanan vaksin di kabupaten/kota,

4 26 monitoring vaksin, sarana penyimpanan, pemeliharaan unit penyimpanan dan sistem defrosting. 8. Checklist observasi dan wawancara penyimpanan vaksin dengan CDOB tahun 2012 meliputi personalia, fasilitas penyimpanan vaksin, pemeliharaan unit penyimpanan, sistem defrosting dan kalibrasi thermomether. 9. Checklist observasi dan wawancara distribusi vaksin dengan PMK No. 42 tahun 2013 meliputi alat pembawa vaksin serta alat untuk mempertahankan suhu saat distribusi vaksin. 10. Checklist observasi dan wawancara distribusi vaksin dengan CDOB tahun 2012 meliputi pelatihan pengemudi, kontrol suhu selama transportasi dan kalibrasi thermomether. 11. Lemari es (refrigerator) merupakan tempat untuk menyimpan vaksin DPT, BCG, TT, DT, Hepatitis B, Campak dengan suhu 2⁰C hingga 8⁰C. 12. Freezer merupakan tempat untuk menyimpan vaksin polio pada suhu yang telah ditentukan yaitu -15⁰C hingga -25⁰C. 13. Chiller merupakan suatu unit yang akan mempertahankan suhu secara konsisten untuk menjaga vaksin agar tidak terpapar suhu di atas suhu yang seharusnya. 14. Kamar dingin (cold room) merupakan tempat penyimpanan vaksin yang memiliki kapasitas liter. Suhu di dalam kamar dingin berkisar antara 2⁰C hingga 8⁰C. 15. Kamar beku (freeze room) merupakan tempat penyimpanan vaksin yang juga memiliki kapasitas liter. Suhu di dalam kamar beku berkisar antara -15⁰C hingga -25⁰C. 16. Prosentase vaksin kadaluarsa adalah jumlah item vaksin yang kadaluarsa dibagi dengan jumlah seluruh vaksin yang tersedia. 17. Prosentase kesesuaian suhu penyimpanan vaksin adalah jumlah item vaksin yang disimpan dalam suhu yang sesuai dibagi dengan jumlah item vaksin yang tersedia. 18. Prosentase rata-rata waktu kekosongan vaksin adalah jumlah hari kekosongan vaksin dalam periode pengamatan dibagi dengan (hari pengamatan x total jenis vaksin).

5 Rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran vaksin adalah data yang memuat jumlah vaksin yang diterima dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan vaksin yang dikeluarkan untuk didistribusikan ke tiap-tiap puskesmas. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam penelitian ini adalah checklist. Parameter untuk membuat checklist observasi sistem cold chain vaksin di UPT Farmasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta ini bersumber dari Peraturan Menteri Kesahatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013 dan Cara Distribusi Obat yang Baik tahun 2012 (checklist dapat dilihat pada lampiran 2-5). Penelitian ini juga menggunakan alat bantu berupa recorder, alat tulis, dan kamera. 3.7 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai hal yang digunakan sebagai bahan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa : 1. Observasi Dalam penelitian ini dilakukan 2 macam observasi yaitu : a. Melakukan pengamatan secara langsung di tempat penyimpanan vaksin dan distribusi vaksin dengan membawa checklist observasi yang telah disusun sebelumnya. Peristiwa penyimpanan dan distribusi yang diamati kemudian dicocokkan dengan checklist observasi. b. Melakukan pengamatan terhadap dokumen : 1) Rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran vaksin yang digunakan untuk mengetahui ketersediaan jumlah dan jenis vaksin yang paling banyak disimpan di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. 2) Kartu batch yang digunakan untuk melihat ada tidaknya vaksin yang rusak/kadaluarsa, dan rata-rata waktu kekosongan vaksin. 3) Kartu Monitoring Suhu Refrigerator yang digunakan untuk melihat kesesuaian suhu dalam penyimpanan vaksin. Dan untuk sebagai bukti fisik pelaksanaan penelitian, dilakukan dokumentasi dengan pengambilan foto atau gambar yaitu dengan kamera.

6 28 2. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk melengkapi data di dalam ceklist dan sebagai konfirmasi terkait hasil checklist. Wawancara dilakukan kepada Kepala UPT Farmasi, petugas yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan vaksin, koordinator gudang farmasi, tenaga elektromedis, dan tenaga kesehatan yang bertugas sebagai pengemudi dalam distribusi vaksin. Hasil percakapan wawancara yang dilakukan akan direkam dengan bantuan berupa recorder. 3.8 Pengolahan Data Data kualitatif yang diperoleh dari lembar checklist akan diolah dengan cara : 1. Pemeriksaan Data (Editing) Pemeriksaan data merupakan proses untuk mencari kelengkapan data dari checklist observasi. Dengan tujuan untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi. 2. Coding Data hasil dari checklist observasi dan wawancara, diberikan kode sesuai dan belum sesuai yang dicocokkan dengan pedoman Peraturan Menteri Kesahatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013 dan Cara Distribusi Obat yang Baik tahun Tabulasi Tabulasi yaitu membuat tabel yang berisi data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini menggunakan tabel pemindahan, yaitu tabel yang memindahkan data asli dari lembar checklist atau pencatatan pengamatan. 3.9 Metode Analisa Hasil Data kualitatif dari lembar checklist observasi dan wawancara akan dianalisis dengan triangulasi. Triangulasi mengacu pada kombinasi dari dua atau lebih teori, sumber data, atau metode. Tujuan metode triangulasi adalah untuk meningkatkan kredibilitas dan validitas hasil. Penelitian ini menggunakan dua macam model triangulasi, yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data yaitu peneliti

7 29 menggunakan lebih dari satu subyek penelitian (Kepala UPT Farmasi, petugas yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan vaksin, koordinator gudang farmasi, tenaga elektromedis, dan tenaga kesehatan yang bertugas sebagai pengemudi dalam distribusi vaksin). Triangulasi metode yaitu peneliti menggunakan lebih dari satu metode penelitian (wawancara dan observasi). Penilaian dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dengan Pedoman Peraturan Menteri Kesahatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013 dan Cara Distribusi Obat yang Baik tahun Data kuantitatif yang diperoleh dari rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran vaksin, kartu batch, dan kartu monitoring suhu refrigerator akan dianalisis dalam bentuk prosentase vaksin kadaluarsa, prosentase kesesuaian suhu penyimpanan vaksin, dan prosentase rata-rata waktu kekosongan obat. Rumus perhitungan prosentase vaksin yang kadaluarsa (26) : prosentase vaksin kadaluarsa = Jumlah item vaksin yang kadaluarsa Jumlah item vaksin yang tersedia x 100% Rumus perhitungan prosentase kesesuaian suhu penyimpanan vaksin : prosentase kesesuaian suhu penyimpanan vaksin = Jumlah item vaksin yang disimpan dlm suhu yg sesuai Jumlah item vaksin yang tersedia x 100% Rumus perhitungan prosentase rata-rata waktu kekosongan vaksin (26) : prosentase rata-rata waktu kekosngan vaksin = jumlah hari kekosongan vaksin dlm periode pengamatan jml hari pengamatan x total jenis vaksin x 100%