BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III. A. Implementasi Teoritis

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB III METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

III. METODE PENCIPTAAN

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING. A. Implementasi Teoritis

Elemen Elemen Desain Grafis

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III Membuat Sketsa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

BAB III METODE PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KARYA SENI GRAFIS YANG MENARIK DAN KREATIF MELALUI TEKNIK CUKIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA. Poster promosi Adhijaya Print telah penulis kerjakan hingga selesai.

BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

MOMEN DALAM KELUARGA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... xi BAB I LATAR BELAKANG...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

1. Seni Rupa 2 Dimensi

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

MENGGAMBAR 1 HAND OUT DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG. DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd

Putih Abu Hitam Coklat

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III TEORI PENUNJANG

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

Karya Seni. Judul karya : Ngéntung Pajéng. PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN "Festival Fotografi Surabaya" Ciputra, Surabaya 2015.

GURITA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI

BAB IV ANALISIS KARYA. serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi dari tema visualisasi ekspresi

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Mengenal Pensil sebagai Media Gambar

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

DESAIN SURAT SUARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III ELABORASI TEMA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. 5.1 Karya-Karya Selama Kerja Praktek di Goods Identity. Gambar 5.1 Tampak Depan Brosur Bank Saudara

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB III TEORI PENUNJANG. teori-teori penunjang sebagai referensi praktikan untuk membuat sebuah

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

Transkripsi:

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam bentuk dan gerak tubuh yang unik. Keunikan yang beragam sehingga banyak masyarakat yang memelihara burung hantu sebagai burung peliharaan. Pemilihan tema burung hantu oleh penulis karena penulis terinspirasi dalam sebuah film tentang burung hantu dan juga pengamatan langsung seperti mengunjungi tempat wisata yang terdapat satwa burung hantu. Berdasarkan pengamatan maka didapat ide untuk menciptakan karya seni grafis dengan mengangkat tema burung hantu. Berdasar bentuk dan berbagai jenis burung hantu yang telah diamati langsung oleh penulis, maka penulis menjadikan burung hantu sebagai tema dalam penciptaan karya seni grafis. Penulis menggunakan tema burung hantu dalam gagasan, kemudian mengembangkannya menjadi inspirasi dalam penciptaan karya seni grafis sebagai karya Tugas Akhir. 26

27 Implementasi Visual 1. Konsep Bentuk a. Garis Visualisasi objek burung hantu dalam karya seni grafis yang dibuat penulis menggunakan 3 unsur garis. Garis tersebut adalah garis nyata digunakan untuk menggores pada bidang papan, garis semu, muncul karena adanya batas bentuk atau warna, garis ekspresif dimunculkan karena spontan, garis lengkung dan gabungan. Garis pada karya penulis adalah garis lurus dan lengkung, garis ini dibuat untuk menampilkan bulu-bulu pada tubuh burung hantu, serta garis gabungan muncul karena adanya gabungan antara garis lurus dan lengkung. b. Bidang Bentuk bidang yang digunakan penulis terdiri dari bidang organik. Bidang organik digunakan saat membuat bentuk bidang tak beraturan untuk menghasilkan bentuk bebas dan tak beraturan dalam karya penulis. c. Warna Warna yang digunakan dalam karya adalah warna gelap yaitu warna coklat dan hitam. Pemilihan warna tersebut didasari oleh warna dari objek yaitu warna bulu burung hantu yang banyak berwarna gelap seperti cokelat, hitam, dan abu-abu. Dalam pewarnaan bagian background sebagian besar menggunakan gradasi warna dari terang ke gelap. Dalam penyusunan gradasi warna tersebut, diharapkan mampu menimbulkan kesan pada karya tersebut. d. Tekstur Tekstur di dalam karya merupakan kesatuan yang tak boleh terpisahkan. Penulis di dalam tiap karyanya menggunakan tekstur semu. Tekstur ini dihasilkan dari penggunaan garis-garis yang dihasilkan dari efek cukilan pada cetakan karya, sehingga kekasaran raut

28 bersifat semu. Garis-garis nyata ini akan menghasilkan tekstur kasar semu pada karya, atau lebih tepatnya tekstur ekspresi. e. Komposisi Komposisi yang penulis gunakan dalam karyanya adalah komposisi tertutup. Penulis menggunakan komposisi ini dengan pertimbangan tata letak bidang sehingga memberikan kenyamanan saat mengamati karya dan lebih variatif. 2. Medium dan Teknik Penulis memvisualisasikan objek burung hantu yang digunakan untuk berkarya dengan teknik cetak tinggi. Penulis menggunakan medium papan hardboard karena papan hardboard memiliki tekstur yang halus serta dapat menimbulkan efek tekstur yang tak diduga seperti menggunakan medium linocut yang secara medium memiliki bahan lebih halus daripada papan hardboardcut. Medium hardboardcut beberapa kali dihadapi penulis dengan hambatan seperti saat papan hardboard yang akan dicukil tidak sesuai yang diinginkan penulis. Karena saat lembab, maka papan hardboard akan lunak sehingga sulit dicukil dan hasil cukilan tidak sesuai dengan yang diinginkan penulis. Namun hambatan-hambatan tadi bisa dilalui penulis dengan baik hingga menampilkan suatu karya seni grafis yang artistik. Penulis menciptakan karya cetak tinggi menggunakan metode cetak rusak atau reduksi. Dengan menggunakan metode ini penulis bisa mencetak beberapa warna hanya dengan menggunakan satu papan hardboard. Pewarnaan yang dilakukan penulis adalah mencetak dari warna terang atau muda terlebih dahulu sampai ke warna gelap. Proses pembuatan karya selain menggunakan papan hardboard untuk membuat karya penulis juga menggunakan tinta berbasis minyak, alat cukil, rol, sendok, terpentine, thinner, dan alat pendukung lainnya. Hasil dari hardboard penulis cetak di atas kertas choncord, kertas tersebut memiliki tekstur permukaan halus yang menurut penulis cocok dipakai hasil cetakan.

29 Selain menggunakan medium hardboard, penulis juga membutuhkan kertas choncorde sebagai medium cetakan. Kertas ini dirasa yang paling tepat untuk pencetakan karena memiliki tekstur permukaan yang halus. Penulis juga membutuhkan bahan seperti tinta cetak berbasis minyak, terpentine, dan thinner, serta alat-alat seperti alat cukil, brayer roll, scrap, dan sendok. 3. Proses Pembuatan Karya Adapun cara pengerjaan teknik cetak cukil kayu sebagai berikut: a. Proses paling awal adalah penulis membuat sketsa sebagai acuan, kemudian sketsa tersebut dipindahkan ke atas permukaan papan hardboard dengan cara menggunakan kertas daito yang kemudian hasil transfer tersebut ditebalkan penulis menggunakan permanent marker, agar nanti sewaktu dibersihkan gambar tadi tidak hilang. b. Proses selanjutnya gambar ditebalkan menggunakan permanent marker langkah selanjutnya adalah dicukil mengikuti garis menggunakan berbagai jenis alat cukil. Penulis mencukil dengan mendahulukan warna dalam gambar yang dirasa paling terang dan berlanjut ke gelap. c. Proses selanjutnya adalah pencetakan dengan menggunakan sebuah keramik lantai sebagai media alas untuk mencampur atau meroll tinta, rol karet, sendok makan, scrap, dan menggunakan tinta berbasis minyak (cemani toka), tinta di campur dengan terpentine (cairan pengering tinta). Kedua bahan tersebut dicampur dan diratakan di atas permukaan keramik, kemudian menggunakan rol untuk meratakan dan mendapatkan ketebalan cat yang diinginkan untuk segera di rol di atas permukaan hardboard. Pengecatan menggunakan rol yang rata akan menghasilkan pengecetan yang baik dan pengerolan harus merata sehingga bisa menghasilkan karya yang rata.

30 d. Tahap selanjutnya adalah mencetak permukaan hardboard yang telah terbubuhi cat ke atas kertas kemudian digosok menggunakan sendok agar cat tersebut menempel di kertas secara merata. Hasil dari hardboard tadi akan menghasilkan cetakan warna muda dari hasil cetak yang tidak dicukil sedangkan yang dicukil akan menghasilkan warna putih kertas, lepas kertas dan jemur, bersihkan tinta di atas papan hardboard menggunakan terpentine, pembersihan papan dari bekas tinta dilakukan setiap kali selesai mencetak. e. Pencetakan multi warna pada tahap berikutnya adalah mencukil papan hardboard untuk menghasilkan cetakan dengan susunan warna yang kedua, setelah bagian garis atau warna yang diinginkan sudah tercukil barulah mencetak seperti di atas tersebut dan sampai terakhir tercetak. 4. Penyajian Penyajian karya penulis sebagai suatu kelengkapan dalam mendukung karyanya. Penyajian ditampilkan untuk memperindah karya, memberikan nilai pada karyanya yang disajikan untuk para penikmat seni. Penyajian karya penulis menggunakan pigura dengan model sederhana berwarna hitam dan berbahan fiber dengan tambahan kaca doff agar saat menikmati karya cahaya yang terpantulkan dari berbagai arah tidak mengganggu pandangan dan menambah nilai pada karya yang dibuat penulis. Penulis menggunakan pigura berwarna hitam dan dari bahan kayu. Warna hitam dipilih karena hitam dapat digunakan sebagai penetralan sehingga karya terlihat lebih semarak, terkesan rapi dan indah. Kaca yang digunakan berupa kaca doff (non reflection) sehingga tidak mengkilap atau memantulkan sinar apabila terkena pantulan cahaya.

Gambar 10 Contoh Pigura (Dokumentasi Penulis) 31

32 5. Visualisasi Karya Penulis memberi judul Burung Hantu karena visualisasi dalam karya yang digambarkan penulis hanya beberapa jenis burung hantu. Bentuk dan gerak yang digambarkan dalam karya seni grafis, penulis memvisualisasikan saat burung hantu menatap kedepan dengan pandangannya yang tajam serta gerak saat terbang. Karya 1 Gambar 11 Judul : Burung Hantu Teknik : Hardboadcut Ukuran : 60x40 cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya grafis pertama dengan judul Burung Hantu perupa dengan penggambaran objek burung hantu dengan kepala dan wajah menghadap kedepan. Karya pertama menggunakan medium papan hardboard/ mdf dengan teknik cetak tinggi (reduksi) ukuran 60 x 40 cm. Media yang digunakan perupa dalam karya pertama menggunakan tinta cetak Cemani Toka dan kertas Choncord sebagai pencetakan papan hardboard.

33 Perupa memvisualisasikan objek burung hantu menggunakan unsur garis lurus, garis lengkung dan garis gabungan. Garis lurus disusun dengan arah dan bentuk yang sama diterapkan untuk membuat bentuk arsiran pada objek. Garis lengkung dibuat untuk melengkapi bentuk bulu halus pada objek dan garis gabungan terjadi karena adanya proses gabungan antara garis lurus dan garis lengkung. Proses pewarnaan karya diawali dengan pembuatan bentuk background dengan membuat gradasi warna biru terang yang dicukil hingga mendapatkan warna dasar biru. Selanjutnya mulai dengan membuat objek burung hantu dengan pencukilan habis hingga terakhir warna hitam yang dominan dalam objek yang mengartikan bulu terluarnya. Tekstur yang perupa gunakan pada karya ini berupa tekstur semu. Tekstur semu muncul karena kesan visual dari pengulangan pola arsiran berukuran kecil yang jika dilihat pada jarak tertentu akan menimbulkan suatu pola barik kasar pada objek. Keseimbangan yang digunakan pada karya ini adalah keseimbangan tersembunyi, yaitu ruang sebelah kanan dan kiri tidak memiliki besaran dan raut yang sama sehingga mampu menampilkan objek yang dinamis, hidup, dan bergairah. Komposisi yang dipilih perupa pada karya pertama ini adalah komposisi tertutup dimana objek gambar seolah-olah terkumpul dan memusat pada bidang tengah karya. Peletakan bentuk objek mendominasi pada bidang tengah sampai bawah. Secara keseluruhan, karya perupa ini memvisualisasikan objek burung hantu, dengan ketegasan tatapan matanya namun terlihat tidak menyeramkan karena diselangi background dengan warna yang soft sehingga tampak balance menjadi satu kesatuan dalam karya ini.

34 Karya 2 Gambar 12 Judul : Burung Hantu 2 Teknik : Hardboadcut Ukuran : 40x60 cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya grafis kedua dengan judul Burung Hantu 2 perupa dengan penggambaran objek burung hantu dengan badan tegap, kepala dan wajah menghadap kedepan. Karya kedua menggunakan medium papan hardboard/ mdf dengan teknik cetak tinggi (reduksi) ukuran 40 x 60 cm. Media yang digunakan perupa dalam karya kedua menggunakan tinta cetak Cemani Toka dan kertas Choncord sebagai pencetakan papan hardboard.

35 Perupa memvisualisasikan objek burung hantu menggunakan unsur garis lurus, garis lengkung dan garis gabungan. Garis lurus disusun dengan arah dan bentuk yang sama diterapkan untuk membuat bentuk arsiran pada objek. Garis lengkung dibuat untuk melengkapi bentuk bulu halus pada objek dan garis gabungan terjadi karena adanya proses gabungan antara garis lurus dan garis lengkung. Proses pewarnaan karya diawali dengan pembuatan bentuk background dengan membuat gradasi warna biru terang yang dicukil hingga mendapatkan warna dasar biru. Selanjutnya mulai dengan membuat objek burung hantu dengan pencukilan habis hingga terakhir warna hitam yang dominan dalam objek yang mengartikan bulu terluarnya. Tekstur yang perupa gunakan pada karya ini berupa tekstur semu. Tekstur semu muncul karena kesan visual dari pengulangan pola arsiran berukuran kecil yang jika dilihat pada jarak tertentu akan menimbulkan suatu pola barik kasar pada objek. Keseimbangan yang digunakan pada karya ini adalah keseimbangan tersembunyi, yaitu ruang sebelah kanan dan kiri tidak memiliki besaran dan raut yang sama sehingga mampu menampilkan objek yang dinamis, hidup, dan bergairah. Komposisi yang dipilih perupa pada karya kedua ini adalah komposisi tertutup dimana objek gambar seolah-olah terkumpul dan memusat pada bidang tengah karya. Peletakan bentuk objek mendominasi pada bidang tengah sampai bawah. Secara keseluruhan, karya perupa ini memvisualisasikan objek burung hantu, dengan tegap dan ketegasan tatapan matanya namun terlihat tidak menyeramkan karena diselangi background dengan warna yang soft sehingga tampak balance menjadi satu kesatuan dalam karya ini.

36 Karya 3 Gambar 13 Judul : Burung Hantu 3 Teknik : Hardboadcut Ukuran : 60x40 cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya grafis ketiga dengan judul Burung Hantu 3 perupa dengan penggambaran objek burung hantu dengan gestur saat terbang. Karya ketiga menggunakan medium papan hardboard/ mdf dengan teknik cetak tinggi (reduksi) ukuran 60 x 40 cm. Media yang digunakan perupa dalam karya ketiga menggunakan tinta cetak Cemani Toka dan kertas Choncord sebagai pencetakan papan hardboard. Perupa memvisualisasikan objek burung hantu menggunakan unsur garis lurus, garis lengkung dan garis gabungan. Garis lurus disusun dengan arah dan bentuk yang sama diterapkan untuk membuat bentuk arsiran pada objek. Garis lengkung dibuat untuk melengkapi bentuk bulu halus pada objek dan garis gabungan terjadi karena adanya proses gabungan antara garis lurus dan garis lengkung.

37 Proses pewarnaan karya diawali dengan pembuatan bentuk background dengan membuat gradasi warna kuning muda, orange lalu dicukil hingga mendapatkan warna dasar merah. Selanjutnya mulai dengan membuat objek burung hantu dengan pencukilan habis hingga terakhir warna hitam yang dominan dalam objek yang mengartikan bulu terluarnya. Tekstur yang perupa gunakan pada karya ini berupa tekstur semu. Tekstur semu muncul karena kesan visual dari pengulangan pola arsiran berukuran kecil yang jika dilihat pada jarak tertentu akan menimbulkan suatu pola barik kasar pada objek. Keseimbangan yang digunakan pada karya ini adalah keseimbangan tersembunyi, yaitu ruang sebelah kanan dan kiri tidak memiliki besaran dan raut yang sama sehingga mampu menampilkan objek yang dinamis, hidup, dan bergairah. Komposisi yang dipilih perupa pada karya ketiga ini adalah komposisi tertutup dimana objek gambar seolah-olah terkumpul dan memusat pada bidang tengah karya. Peletakan bentuk objek mendominasi pada bidang tengah sampai bawah. Secara keseluruhan, karya perupa ini memvisualisasikan objek burung hantu, dengan gerak tubuh saat terbang. Penulis memberi warna latar belakang yang kuat sebagai penunjang objek agar memberi kesan bagi para penikmat seni.

38 Karya 4 Gambar 14 Judul : Burung Hantu 4 Teknik : Hardboadcut Ukuran : 60x40 cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya grafis keempat dengan judul Burung Hantu 4 perupa dengan penggambaran objek burung hantu dengan gestur saat terbang. Karya keempat menggunakan medium papan hardboard/ mdf dengan teknik cetak tinggi (reduksi) ukuran 60 x 40 cm. Media yang digunakan perupa dalam karya keempat menggunakan tinta cetak Cemani Toka dan kertas Choncord sebagai pencetakan papan hardboard. Perupa memvisualisasikan objek burung hantu menggunakan unsur garis lurus, garis lengkung dan garis gabungan. Garis lurus disusun dengan arah dan bentuk yang sama diterapkan untuk membuat bentuk arsiran pada objek. Garis lengkung dibuat untuk melengkapi bentuk bulu halus pada objek dan garis gabungan terjadi karena adanya proses gabungan antara garis lurus dan garis lengkung.

39 Proses pewarnaan karya diawali dengan pembuatan bentuk background dengan membuat gradasi warna kuning muda, orange lalu dicukil hingga mendapatkan warna dasar merah. Selanjutnya mulai dengan membuat objek burung hantu dengan pencukilan habis hingga terakhir warna hitam yang dominan dalam objek yang mengartikan bulu terluarnya. Tekstur yang perupa gunakan pada karya ini berupa tekstur semu. Tekstur semu muncul karena kesan visual dari pengulangan pola arsiran berukuran kecil yang jika dilihat pada jarak tertentu akan menimbulkan suatu pola barik kasar pada objek. Keseimbangan yang digunakan pada karya ini adalah keseimbangan tersembunyi, yaitu ruang sebelah kanan dan kiri tidak memiliki besaran dan raut yang sama sehingga mampu menampilkan objek yang dinamis, hidup, dan bergairah. Komposisi yang dipilih perupa pada karya keempat ini adalah komposisi tertutup dimana objek gambar seolah-olah terkumpul dan memusat pada bidang tengah karya. Peletakan bentuk objek mendominasi pada bidang tengah sampai bawah. Secara keseluruhan, karya perupa ini memvisualisasikan objek burung hantu, dengan gerak tubuh saat terbang. Penulis memberi warna latar belakang yang kuat sebagai penunjang objek agar memberi kesan yang artistik.

40 Karya 5 Gambar 15 Judul : Burung Hantu 5 Teknik : Hardboadcut Ukuran : 60x40 cm Edisi : 2/5 Tahun : 2016 Karya grafis kelima dengan judul Burung Hantu 5 perupa dengan penggambaran objek burung hantu dengan kepala dan wajah menghadap kedepan. Karya kelima menggunakan medium papan hardboard/ mdf dengan teknik cetak tinggi (reduksi) ukuran 60 x 40 cm. Media yang digunakan perupa dalam karya pertama menggunakan tinta cetak Cemani Toka dan kertas Choncord sebagai pencetakan papan hardboard. Perupa memvisualisasikan objek burung hantu menggunakan unsur garis lurus, garis lengkung dan garis gabungan. Garis lurus disusun dengan arah dan bentuk yang sama diterapkan untuk membuat bentuk arsiran pada objek. Garis lengkung dibuat untuk melengkapi bentuk bulu halus pada objek dan garis gabungan terjadi karena adanya proses gabungan antara garis lurus dan garis lengkung.

41 Proses pewarnaan karya diawali dengan pembuatan bentuk background dengan membuat gradasi warna biru terang yang dicukil hingga mendapatkan warna dasar biru. Selanjutnya mulai dengan membuat objek burung hantu dengan pencukilan habis hingga terakhir warna hitam yang dominan dalam objek yang mengartikan bulu terluarnya. Tekstur yang perupa gunakan pada karya ini berupa tekstur semu. Tekstur semu muncul karena kesan visual dari pengulangan pola arsiran berukuran kecil yang jika dilihat pada jarak tertentu akan menimbulkan suatu pola barik kasar pada objek. Keseimbangan yang digunakan pada karya ini adalah keseimbangan tersembunyi, yaitu ruang sebelah kanan dan kiri tidak memiliki besaran dan raut yang sama sehingga mampu menampilkan objek yang dinamis, hidup, dan bergairah. Komposisi yang dipilih perupa pada karya kelima ini adalah komposisi tertutup dimana objek gambar seolah-olah terkumpul dan memusat pada bidang tengah karya. Peletakan bentuk objek mendominasi pada bidang tengah sampai bawah. Secara keseluruhan, karya perupa ini memvisualisasikan objek burung hantu, dengan ketegasan tatapan matanya namun terlihat tidak menyeramkan karena diselangi background dengan warna yang soft sehingga tampak balance menjadi satu kesatuan dalam karya ini.

42 Karya 6 Gambar 16 Judul : Burung Hantu 6 Teknik : Hardboadcut Ukuran : 40x60 cm Edisi : 2/5 Tahun : 2016 Karya grafis keenam dengan judul Burung Hantu 6 perupa dengan penggambaran objek burung hantu dengan kepala dan wajah menghadap kedepan. Karya keenam menggunakan medium papan hardboard/ mdf dengan teknik cetak tinggi (reduksi) ukuran 40 x 60 cm. Media yang digunakan perupa dalam karya pertama menggunakan tinta cetak Cemani Toka dan kertas Choncord sebagai pencetakan papan hardboard.

43 Perupa memvisualisasikan objek burung hantu menggunakan unsur garis lurus, garis lengkung dan garis gabungan. Garis lurus disusun dengan arah dan bentuk yang sama diterapkan untuk membuat bentuk arsiran pada objek. Garis lengkung dibuat untuk melengkapi bentuk bulu halus pada objek dan garis gabungan terjadi karena adanya proses gabungan antara garis lurus dan garis lengkung. Proses pewarnaan karya diawali dengan pembuatan bentuk background dengan membuat gradasi warna biru terang yang dicukil hingga mendapatkan warna dasar biru. Selanjutnya mulai dengan membuat objek burung hantu dengan pencukilan habis hingga terakhir warna hitam yang dominan dalam objek yang mengartikan bulu terluarnya. Tekstur yang perupa gunakan pada karya ini berupa tekstur semu. Tekstur semu muncul karena kesan visual dari pengulangan pola arsiran berukuran kecil yang jika dilihat pada jarak tertentu akan menimbulkan suatu pola barik kasar pada objek. Keseimbangan yang digunakan pada karya ini adalah keseimbangan tersembunyi, yaitu ruang sebelah kanan dan kiri tidak memiliki besaran dan raut yang sama sehingga mampu menampilkan objek yang dinamis, hidup, dan bergairah. Komposisi yang dipilih perupa pada karya keenam ini adalah komposisi tertutup dimana objek gambar seolah-olah terkumpul dan memusat pada bidang tengah karya. Peletakan bentuk objek mendominasi pada bidang tengah sampai bawah. Secara keseluruhan, karya perupa ini memvisualisasikan objek burung hantu, dengan ketegasan tatapan matanya namun terlihat tidak menyeramkan karena diselangi background dengan warna yang soft sehingga tampak balance menjadi satu kesatuan dalam karya ini.

44 Karya 7 Gambar 17 Judul : Burung Hantu 7 Teknik : Hardboadcut Ukuran : 40x60 cm Edisi : 2/5 Tahun : 2016 Karya grafis ketujuh dengan judul Burung Hantu 7 perupa dengan penggambaran objek burung hantu dengan kepala dan wajah menghadap kedepan. Karya ketujuh menggunakan medium papan hardboard/ mdf dengan teknik cetak tinggi (reduksi) ukuran 40 x 60 cm. Media yang digunakan perupa dalam karya pertama menggunakan tinta cetak Cemani Toka dan kertas Choncord sebagai pencetakan papan hardboard.

45 Perupa memvisualisasikan objek burung hantu menggunakan unsur garis lurus, garis lengkung dan garis gabungan. Garis lurus disusun dengan arah dan bentuk yang sama diterapkan untuk membuat bentuk arsiran pada objek. Garis lengkung dibuat untuk melengkapi bentuk bulu halus pada objek dan garis gabungan terjadi karena adanya proses gabungan antara garis lurus dan garis lengkung. Proses pewarnaan karya diawali dengan pembuatan bentuk background dengan membuat gradasi warna biru terang yang dicukil hingga mendapatkan warna dasar biru. Selanjutnya mulai dengan membuat objek burung hantu dengan pencukilan habis hingga terakhir warna hitam yang dominan dalam objek yang mengartikan bulu terluarnya. Tekstur yang perupa gunakan pada karya ini berupa tekstur semu. Tekstur semu muncul karena kesan visual dari pengulangan pola arsiran berukuran kecil yang jika dilihat pada jarak tertentu akan menimbulkan suatu pola barik kasar pada objek. Keseimbangan yang digunakan pada karya ini adalah keseimbangan tersembunyi, yaitu ruang sebelah kanan dan kiri tidak memiliki besaran dan raut yang sama sehingga mampu menampilkan objek yang dinamis, hidup, dan bergairah. Komposisi yang dipilih perupa pada karya ketujuh ini adalah komposisi tertutup dimana objek gambar seolah-olah terkumpul dan memusat pada bidang tengah karya. Peletakan bentuk objek mendominasi pada bidang tengah sampai bawah. Secara keseluruhan, karya perupa ini memvisualisasikan objek burung hantu, dengan ketegasan tatapan matanya namun terlihat tidak menyeramkan karena diselangi background dengan warna yang soft sehingga tampak balance menjadi satu kesatuan dalam karya ini.

46 Karya 8 Gambar 18 Judul : Burung Hantu 8 Teknik : Hardboadcut Ukuran : 60x40 cm Edisi : 2/5 Tahun : 2016 Karya grafis kedelapan dengan judul Burung Hantu 8 perupa dengan penggambaran objek burung hantu dengan kepala dan wajah menghadap kedepan. Karya kedelapan menggunakan medium papan hardboard/ mdf dengan teknik cetak tinggi (reduksi) ukuran 60 x 40 cm. Media yang digunakan perupa dalam karya pertama menggunakan tinta cetak Cemani Toka dan kertas Choncord sebagai pencetakan papan hardboard. Perupa memvisualisasikan objek burung hantu menggunakan unsur garis lurus, garis lengkung dan garis gabungan. Garis lurus disusun dengan arah dan bentuk yang sama diterapkan untuk membuat bentuk arsiran pada objek. Garis lengkung dibuat untuk melengkapi bentuk bulu halus pada objek dan garis gabungan terjadi karena adanya proses gabungan antara garis lurus dan garis lengkung.

47 Proses pewarnaan karya diawali dengan pembuatan bentuk background dengan membuat gradasi warna biru terang yang dicukil hingga mendapatkan warna dasar biru. Selanjutnya mulai dengan membuat objek burung hantu dengan pencukilan habis hingga terakhir warna hitam yang dominan dalam objek yang mengartikan bulu terluarnya. Tekstur yang perupa gunakan pada karya ini berupa tekstur semu. Tekstur semu muncul karena kesan visual dari pengulangan pola arsiran berukuran kecil yang jika dilihat pada jarak tertentu akan menimbulkan suatu pola barik kasar pada objek. Keseimbangan yang digunakan pada karya ini adalah keseimbangan tersembunyi, yaitu ruang sebelah kanan dan kiri tidak memiliki besaran dan raut yang sama sehingga mampu menampilkan objek yang dinamis, hidup, dan bergairah. Komposisi yang dipilih perupa pada karya kedelapan ini adalah komposisi tertutup dimana objek gambar seolah-olah terkumpul dan memusat pada bidang tengah karya. Peletakan bentuk objek mendominasi pada bidang tengah sampai bawah. Secara keseluruhan, karya perupa ini memvisualisasikan objek burung hantu, dengan ketegasan tatapan matanya namun terlihat tidak menyeramkan karena diselangi background dengan warna yang soft sehingga tampak balance menjadi satu kesatuan dalam karya ini.

48 Karya 9 Gambar 19 Judul : Burung Hantu 9 Teknik : Hardboadcut Ukuran : 60x40 cm Edisi : 2/5 Tahun : 2016 Karya grafis kesembilan dengan judul Burung Hantu 9 perupa dengan penggambaran objek dua burung hantu saling berhadapan dengan salah satunya menghadap kesamping seperti ingin mencucuk burung hantu satunya. Karya kesembilan menggunakan medium papan hardboard/ mdf dengan teknik cetak tinggi (reduksi) ukuran 60 x 40 cm. Media yang digunakan perupa dalam karya pertama menggunakan tinta cetak Cemani Toka dan kertas Choncord sebagai pencetakan papan hardboard. Perupa memvisualisasikan objek burung hantu menggunakan unsur garis lurus, garis lengkung dan garis gabungan. Garis lurus disusun dengan arah dan bentuk yang sama diterapkan untuk membuat bentuk arsiran pada objek. Garis lengkung dibuat untuk melengkapi bentuk bulu halus pada objek dan garis gabungan terjadi karena adanya proses gabungan antara garis lurus dan garis lengkung.

49 Proses pewarnaan karya diawali dengan pembuatan bentuk background dengan membuat gradasi warna biru terang yang dicukil hingga mendapatkan warna dasar biru. Selanjutnya mulai dengan membuat objek burung hantu dengan pencukilan habis hingga terakhir warna hitam yang dominan dalam objek yang mengartikan bulu terluarnya. Tekstur yang perupa gunakan pada karya ini berupa tekstur semu. Tekstur semu muncul karena kesan visual dari pengulangan pola arsiran berukuran kecil yang jika dilihat pada jarak tertentu akan menimbulkan suatu pola barik kasar pada objek. Keseimbangan yang digunakan pada karya ini adalah keseimbangan tersembunyi, yaitu ruang sebelah kanan dan kiri tidak memiliki besaran dan raut yang sama sehingga mampu menampilkan objek yang dinamis, hidup, dan bergairah. Komposisi yang dipilih perupa pada karya kesembilan ini adalah komposisi tertutup dimana objek gambar seolah-olah terkumpul dan memusat pada bidang tengah karya. Peletakan bentuk objek mendominasi pada bidang tengah sampai bawah. Secara keseluruhan, karya perupa ini memvisualisasikan objek burung hantu, dengan ketegasan tatapan matanya namun terlihat tidak menyeramkan karena diselangi background dengan warna yang soft sehingga tampak balance menjadi satu kesatuan dalam karya ini.