Dasar Determinasi Kasus TB

dokumen-dokumen yang mirip
Dasar Determinasi Pasien TB

Dasar Determinasi Kasus TB. EPPIT 12 Departemen Mikrobiologi FK USU

LatihanPenemuanKasusTB dan MenentukanKlasifikasiSerta TipePasien. Kuliah EPPIT 13 Departemen Mikrobiologi FK USU

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Meningkatkan Pengetahuan dan, Mirandhi Setyo Saputri, Fakultas Farmasi UMP, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyebab Tuberkulosis. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang menular langsung, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

Unit. Terbitan : 2014 No. Revisi : Tanggal mulai berlaku 01 Januari 2014 Halaman : 1-7

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepatuhan menurut Trostle dalam Simamora (2004), adalah tingkat perilaku

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

BAB II. Tinjauan Pustaka

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang bersifat aerobik, tahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sulianti (2004) Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

S T O P T U B E R K U L O S I S

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

/Pusk- Bal/TB/VIII/2015. Tanggal Terbit

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian. Tujuan. b. Persiapan pasien - c. Pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

Tinjauan Pustaka. Tuberculosis Paru. Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S.

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. TBC (Mycobacterium tuberculosis) (Kemenkes RI, 2013). Tuberkulosis adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bakteri Mycobacterium Tuberkulosis (KemenKes, 2014). Kuman tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. M. Tuberculosis merupakan kelompok bakteri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. di daerah urban, lingkungan yang padat, dibuktikan dengan adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB tidak hanya menyerang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang bersifat

2. RUANG LINGKUP A. Lingkup Area 1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari : a. Staf Medis b. Staf Perawat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. yang akan dilakukan yaitu : Program Pemberantasan TB Paru. 3. Hambatan Pelaksanaan Program Pemberantasan TB Paru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. paru,tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lainnya. Kuman Mycobacterium

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberkulosis. 4 Sekitar 80%

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium. mengenai organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUMPULAN DAHAK SPS DI RAWAT INAP No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1 RSKB RAWAMANGUN STANDAR PROSEDUR OPERASION AL. dr, Elviera Darmayanti, MM

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan

PERANAN PRAKTEK DOKTER SWASTA DALAM PEMBERANTASAN TB PARU Oleh: Dr. Taufik SpP(K) Bagian Pulmonologi FK Unand/SMF Paru RS Dr M Djamil Padang

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kematian per tahun. Kematian tersebut pada umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 364/MENKES/SK/V/2009 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS (TB)

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan adalah penyakit Tuberkulosis Ekstra Paru di. bagian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Pulmologi

BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAGI PENDERITA TBC/TUBERCULOSIS DI KOTA BANDUNG. yakni menyerang berbagai organ tubuh (Wahyu, 2008, h.2).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

TUBERKULOSIS. Fransiska Maria C. Bag. FKK-UJ

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang sampai saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut WHO, Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

Transkripsi:

Dasar Determinasi Kasus TB EPPIT 12 Departemen Mikrobiologi FK USU Klasifikasi penyakit dan tipe pasien Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien TB memerlukan defenisi kasus yang meliputi 4 hal, yaitu: 1. Lokasi atau organ tubuh yang sakit: TB paru atau TB ektra paru 2. Bakteriologi (hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis): TB BTA positif atau TB BTA negatif 3. Tingkat keparahan penyakit: TB ringan atau TB berat 4. Riwayat pengobatan TB sebelumnya: TB baru atau TB sudah pernah diobati 1

Manfaat dan tujuan menentukan klasifikasi dan tipe adalah: 1. Menentukan paduan obat yang sesuai 2. Registrasi kasus secara benar 3. Menentukan prioritas pengobatan TB BTA positif 4. Analisis kohort hasil pengobatan Beberapa istilah dalam defenisi kasus TB Suspek TB: semua pasien dengan gejla yang mencurigakan TB, khususnya batuk dalam waktu yang lama (lebih dari 2-3 minggu) Kasus TB: Pasien yang telah dibuktikan secara mikroskopis dan didiagnosis oleh dokter Kasus TB pasti (definitif): pasien dengan biakan positif untuk Mycobacterium tuberkulosis atau pada keadaan tidak adanya fasilitas biakan, sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. 2

Tujuan kesesuaian antara paduan dan dosis pengobatan dengan kategori diagnosis 1. Untuk menghindari terapi yang tidak adekuat (undertreatment) sehingga mencegah timbulnya resisitensi. 2.menghindaripenobatan yang tidak perlu (overtretment) sehingga meningkatkan pemekaian sumbr-daya dan lebih berbiaya efektif (cost effective) 3. mengurangi efek samping Klasifikasi TB berdasarkan organ tubuh yang terkena: 1. Tuberkulosis paru, yaitu TB yang menyerang jaringan (parenkim) paru. Tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus. 2. Tuberkulosis ekstra paru, yaitu TB yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain. 3

Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB paru: 1. TB paru BTA positif A. sekurang-kurangnya 2dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. B. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto thorax dada menunjukkan gambaran tuberkulosis. C. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif. D. 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT. 2. TB paru BTA negatif Kasus yang tidak memenuhi defenisis pada TB paru BTA positif. Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif meliputi: a. Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif. b. Foto thorax abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis. c. Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT d. Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan 4

Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit 1. TB paru BTA negatif foto thorax positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. 2. Bentuk berat bila foto thorax memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses far advanced ), dan atau keadaan umum pasien buruk. 3. TB ekstra paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu: 3.a. TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal. 3.b. TB ekstra paru berat, misalnya: meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin. Catatan: Bila seorang pasien TB paru juga mempunyai TB ektra paru, maka untuk kepentingan pencatatan, maka pasien tersebut harus dicatat sebagai pasien TB paru. Bila seorang pasien dengan TB ekstra paru pada beberapa organ, maka dicatat sebagai TB ekstra paru pada organ yang penyakitnya paling berat. 5

Tipe Pasien TB: berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya dibagi menjadi beberapa tipe pasien, yaitu: 1. Baru: adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan ( 4 minggu) 2. Kambuh (Relaps): adalah pasien TB yang sebelumnya pernah mendapatkan pengobatan lengkap dan dinyatakan sembuh, didiagnosis kembali dengan BTA positif (sediaan apusan atau kultur) Tipe pasien TB berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya 3. Putus berobat (Default): adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif. 4. Gagal (Failure): adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan ke lima atau lebih selama pengobatan. 5. Pindahan Transfer In): adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya. 6

Klasifikasi TB berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya 6. Lain lain: adalah sema kasus yang tidak memenuhi ketentuan di atas. Dalam kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yatu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan. Catatan:TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh, gagal, default maupun menjadi kasus kronik. Meskipun jarang, harus dibuktikan secara patologik, bakteriologik (biakan/kultur), radiologik, dan pertimbangan medis spesialistik. Pengobatan TB Tujuan pengobatan: - untuk menyembuhkan pasien, - mencegah kematian, - mencegah kekambuhan, - mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT 7

Paduan OAT dan peruntukannya A. Kategori-1, diberikan untuk pasien baru: - Pasien baru TB paru BTA positif - Pasien TB paru BTA negatif foto thorax positif - Pasien TB ekstra paru B. Kategori-2, diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya: - Pasien kambuh - Pasien gagal - Pasien Putus berobat (default) C. Obat sisipan(28 hari) diberikan pada pasien BTA positif yang pada akhir pengobatan intensif masih positif. TB Anak: Sistem scoring gejala dan pemeriksaan penunjang Parameter 0 1 2 3 jumlah Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga, BTA(-), atau tidak tahu, BTA tidak jelas BTA positif Uji Tberkulin Negatif Positif ( 10mm, atau 5 mm pada keadaan imunosupresi Berat badan/ keadaan gizi Demam tanpa sebab jelas Batuk (selain asma, sinusitis dll) Pembesaran kelenjar limfe koli, aksila, inguinal Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang Bawah garis merah (KMS) atau BB/U <80% 2 minggu 3minggu 1cm, jumlah >1, Tidak nyeri Ada pembengkakan Foto thorax Normal/ tiadk jelas Kesan TB Klinis gizi buruk (BB/U<60%) Jumlah Anak didiagnosis TB jika jumlah scor 6, skor maksimal 13 8

Latihan: penemuan Kasus TB dan menentukan klasifikasi serta tipe pasien Kuliah EPPIT 13 Departemen Mikrobiologi FK USU Kasus 1 Ibu Mariam, berumur 37 tahun, datang ke RS H Adam Malik dengan keluhan batuk-batuk. 1. Berdasarkan keluhan batuk-batuk tersebut, apakah Ibu Mariam langsung menjadi seorang suspek TB? Jawab: 9

Jawab: Tidak. Perlu dilakukan anamnesis tambahan, Sudah berapa lama batuk. Jika batuk dahak >2-3 minggu baru dinyatakan suspek dengan gejala utama TB 2. Untuk menegakkan diagnosis, apa yang harus saudara tanyakan kepada Ibu Maryam? Jawab: Perlu ditanyakan gejala tambahan Apakah ada: Batuk dahak campur darah Sesak nafas Badan lemas Nafsu makan menurun Berat badan menurun Malaise Keringat malam tanpa kegiatan fisik Meriang lebih dari 1 bulan 10

Menurut riwayat sakitnya, ibu Maryam telah batukbatuk sekitar 1 bulan, berdahak selama 3 minggu. Dahak kadang-kadang bercampur bercak darah. Beberapa minggu dia berkeringat malam tanpa kegiatan. Berat badannya sudah menurun 2 Kg. Dia sudah sering membeli obat batuk namun batuknya tidak sembuh dan beberapa minggu terakhir ini dia telah berkunjung ke puskesmas karena keluhan yang sama, dan hanya dapat obat batuk cair. Keterangan lainnya adalah bahwa dulu bapaknya menderita batuk-batuk lama tapi sekarang sudah meninggal. Dengan informasi ini apakah ibu Maryam sekarang dapat didiagnosis sebagai pasien TB? Jawab: Tidak. Hanya suspek TB 4. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan sekarang? Jawab: Lakukan pemeriksaan Sputum SPS 5.Jika saudara akan memeriksa dahak Ibu Maryam, apa yang perlu saudara jelaskan padanya? 11

Jawab: Jelaskan cara pengambilan sampel dahak. Sewaktu, Pagi, Sewaktu. Diambil dahak, bukan air liur. Saudara memutuskan memeriksa dahaknya. Keesokan harinya, Ibu Maryam datang kembali ke RS H Adam Malik, membawa dahak pagi dan langsung menemui petugas laboratorium Keesokan harinya Ibu Maryam datang untuk mendapatkan hasil pemeriksaannya. Dia masih sakit. Hasilnya peperiksaan dahak: 1+/2+/neg 6. Apa Diagnosisnya sekarang? Jawab: Kasus TB defenitif pasti BTA (+) 7. Apakah perlu pemeriksaan fotothorax sekarang? Jawab: Tidak perlu 12

Kasus 2 Bapak Mamad menderita batuk berdahak sudah beberapa bulan, disertai sesak nafas dan nyeri dada. Berat badannya sudah turun 3 Kg. Seminggu yang lalu anda memriksa dahak SPS, dengan hasil: Neg/Neg/Neg. Keesokan harinya Bapak Mamad datang lagi. Anda bekerja di Poli Paru RS H Adam Malik. 1. Apa tindakan anda? Jawab Periksa ulang lagi dahak SPS nya Kasus 3: Bapak Sakir, 42 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam RS H.Adam Malik dengan keluhan batuk-batuk lebih dari 3 minggu. Hasil pemeriksaan dahak SPS adalah: Neg/1+/ Neg dan hasil pemeriksaan foto thorax dada menunjukkan gambaran TB. 1. Apakah Bapak Sakir menderita TB: 13

Jawab: TB paru BTA positif 2. Tindak lanjut apa yang perlu dilakukan terhadap bapak Sakir? Jawab: Terapi TB Kasus 4: Bapak Muklis 44 tahun, dirujuk oleh dokter swasta ke Poli Penyakit Dalam RS H Adam Malik, dengan keterangan: Bapak Muklis pasien TB dengan foto thorax positif, mohon diobati sebagai pasien TB. 1. Sebagai dokter poli, apa yang harus anda lakukan? 14

Jawab: Menolak permohonan kalau Pak Muklis belum pernah diperiksa dahak SPS. Meminta Pak Muklis untuk periksa dahak SPS Kasus 5 Bapak Wawan, usia 39 tahun, selama 2 bulan terakhir selalu batuk dengan mengeluarkan dahak.sebulan yang lalu menderita panas tinggi dan di diagnosis sebagai tifus. Pada saat berobat ke RS H Adam Malik. Bapak Wawan diminta untuk periksa dahak 3 kali berturut-turut, dan hasilnya semua positif. Wawancara dan pemeriksaan menunjukkan bahwa Bapak Wawan belum pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya. Pertanyaan: 1. Tetapkan diagnosis penyakit Bapak Wawan 2. Tetapkan klasifikasi dan tipe penyakit Bapak Wawan 15

Jawab: Diagnosis: Kasus TB pasti (defenitif) Klasifikasi dan tipe penyakit Bapak Wawan: Kasus TB paru BTA positif Kasus 6: Cici usia 6 tahun dalah puteri Bapak dan Ibu Khalid. Cici menderita panas, batuk-batuk lebih dari 3 minggu, nafsu makan menurun tanpa sebab yang jelas lebih dri 2 minggu. Sudah diberi parasetamol, panas turun tetapi kemudian panas lagi. Nenek Cici yang tinggal serumah meninggal karena TB BTA positif tiga bulan yang lalu. Pada tanggal 20 Juli 2009 yang lalu, Cici dibawa ke Poli Anak RS H Adam Malik. Dokter mnemukan pembesaran kelenjr limfe multiple dengan diameter >1cm pada axila dan leher. Cici juga mengalami Klinis Gizi buruk (BB/U<60%). Berat Badan Cici 15 kg dan terlihat parut BCG, Cici belum pernah mendapat pengobatan TB. 16

Pertanyaan: 1. Berapa jumlah bobot /skor pada kasus Cici? 2. Apakah masih perlu dilakukan pemeriksaan lain 3. Apakah Cici dapat didiagnosis sebagai pasien TB? 4. Apa klasifikasi penyakit TB? Jawab: 1.Skor 8: panas(1), batuk-batuk lebih dari 3 minggu (1), tanpa sebab yang jelas lebih dri 2 minggu.kontak BTA positif(3) TB pembesaran kelenjar limfe multiple dengan diameter >1cm pada axila dan leher(1). Gizi buruk (BB/U<60%) (2) 2. Tidak perlu 3. Ya TB 4. Klasifikasi: TB ekstra paru, BTA negatif 17

Kasus 7: Bapak Hari, usia 50 tahun, sudah beberapa minggu merasa lesu, nafsu makan menurun, dada sebelah kanan sakit, nyeri disertai batuk dengan dahak yang kadang berdarah. Di RSH Adam Malik, Bapak hari diperiksa dahak sewaktu- pagi- sewaktu pada tanggal 3 dan 4 Agustus 2009, dengannomor register laboratorium 1411 dengan hasil ketiga sediaan positif. Sesuai pernyataan Bapak Hari, setahun yang lalu ia pernah dinyatakan sembuh dari TB Pertanyaan: 1. Apa Diagnosis penyakit Bapak Hari 2. Jika Benar Bapak Hari pernah dinyatakan sembuh dari TB, apa Klasifikasi penyakit dan tipe pasien? 3. Jika ternyata Bapak Hari tidak pernah dinyatakan sembuh dari TB, apa Klasifikasi penyakit dan Tipe pasien? 18

Jawab 1. Diagnosis: Kasus TB paru pasti/defenitif BTA (+) Kambuh (Relaps) 2. Klasifikasi: TB paru BTA positif Tipe: Kambuh (Relaps) 3. Klasifikasi: TB paru BTA positif Tipe: Kronis Kasus 8 Bapak Rifki, usia 65 tahun, alamat bukit indah, adalah seorang pasien TB paru yang sedang dalam pengobatan dengan paduan OAT kategori 1 dan berobat teratur di RS H Adam Malik. Sebulan sebelum akhir pengobatan ternyata pemeriksaan dahaknya tanggal 15 Juli 2009, nomer register laboratorium 1675, menunjukkan BTA positif. Pertanyaan: 1. Dengan hasil pemeriksaan dahak akhir bulan ke 5 tersebut di atas, apa diagnosis, klasifikasi dan tipe penyakit bapak Rifki sekarang? 19

Jawab: Kasus TB Paru (Diagnosa) BTA positif (klasifikasi) Gagal (Tipe) TERIMA KASIH 20