MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

dokumen-dokumen yang mirip
Kata-kata Kunci: TGT, aktivitas, hasil belajar,lompat jauh.

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

Kata-kata Kunci: TAI, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA. Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW I UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH. Oleh Agus Suyasa NIM

MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVIS BOLA VOLI. Oleh I Putu Sudiadnyana NIM.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET. Oleh Daniel Benu NIM

ARTIKEL IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA. Oleh I Putu Pranatha NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh Made Arya Sudita NIM

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. I Nyoman Sandiyasa

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI. I Gede Wenawa Putra

PENERAPAN KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA

MODEL KOOPERATIF (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. I Wayan Gatot

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TPS MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI. Oleh DEWA AYU DWI APRIANI NIM.

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVICE BULUTANGKIS

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh I Gede Agustina NIM.

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

PENERAPAN KOOPERATIF TGT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PUKULAN LOB BULUTANGKIS. Dea Angga Pertiwi Savitri

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLAA. Oleh Komang Agus Dian Tri Putrawan NIM

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA. Oleh I Putu Oka Putrawan NIM

PENERAPAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT. Kadek Hendra Setiawan

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA.

IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

PENERAPAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PUKULAN PENCAK SILAT

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK LOMPAT JAUH. Oleh Nyoman Suwartana NIM

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLAVOLI

Komang Suastika, I Putu Darmayasa, dr. Putu Adi Suputra

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh: I Ketut Jaya Laksana NIM.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. I Kadek Astrawan

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASILBELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF (TAI) MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GULING SENAM LANTAI

ARTIKEL MODEL KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK BOLA BASKET. Oleh Gede Arya Andreawan NIM

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh I Made Sudiartha NIM

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIPITAS DAN HASIL BELAJAR TEHNIK LOMPAT JAUH

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ROLL SENAM LANTAI. Oleh I Kade Supardika NIM.

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF (STAD) MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL PASSING SEPAK BOLA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING (KAKI BAGIAN DALAM) SEPAKBOLA

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016)

MODEL KOOPERATIF STAD BERBANTUAN MEDIA GAMBAR MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

Kata-kata kunci: Model kooperatif NHT, aktivitas, hasil belajar, passing bola basket

PENERAPAN PEMBELAJARAN NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN BELAJAR HEAD STAND DAN SIKAP LILIN SENAM KETANGKASAN

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL PASSING CONTROL SEPAKBOLA

PENERAPAN KOOPERATIF GI MENINGKAT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TEKNIK TENDANGAN PENCAK SILAT

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET. Oleh I Putu Winasa NIM

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SEPAKBOLA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ROLL SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE (GI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SPRINT

PENERAPAN KOOPERATIF GI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING BOLA VOLI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH Putu Arthajaya, I Putu Panca Adi, Adnyana Putra Jurusan Penjaskesrek Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail : drs.putupancaadi@gmail.com,standingby_awakening@yahoo.co.id,artajaya@yahoo.com, @undiksha.ac.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar lompat jauh melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X5 SMA Karya Wisata Singaraja. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu guru sebagai peneliti. Dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari tahapan perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X5 SMA Karya Wisata Singaraja berjumlah 42 orang, terdiri dari 19 orang putra dan 23 orang putri. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan ketuntasan analisis data untuk aktivitas belajar lompat jauh pada observasi awal 5,76% (cukup aktif), dan pada siklus I meningkat menjadi 6,76 (cukup aktif) dan 8,00% (aktif) pada siklus II. Sedangkan persentase hasil belajar lompat jauh dari observasi awal sebesar 26,19% pada siklus I 59,52% dan 95,85% pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X5 SMA Karya Wisata Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Disarankan kepada guru penjasorkes untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran lompat jauh, karena terbukti efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Kata-kata Kunci: kooperatif, aktivitas, hasil belajar, lompat jauh. Abstract: This study aims to improve the outcomes of long jump learning and activity through the implementation of cooperative learning model especially the TGT for the X5 grade students of SMA Karya Wisata Singaraja. This study is a classroom action research means that the teacher is the researcher. It was conducted in two cycles consists of stages of planning, action, observation / evaluation and reflection. The subjects of the study were forty students of the X5 grade students of SMA Karya Wisata Singaraja, consists of 19 males and 23 females. Data were analyzed using the descriptive statistics. Based on the analysis of data, the result of long jump learning activity at the initial observation was 5.76% (moderately active), in the first cycle it increased to 6.76 (moderately active) and 8,00% (active) in the second cycle. Meanwhile, the outcomes percentage of long jump learning in the initial observation was 26,19 % (pretty good), the first cycle was 59,52% (excellent) and 95,85 % (excellent) in the second cycle. Based on the analysis of data and the discussion, it can be concluded that the outcomes of long jump learning and activity (squat style and han ging style) is increased through the implementation of cooperative learning model especially the TGT for the X5 grade students of SMA Karya Wisata Singaraja in the academic year 2015/2016. The teachers of Penjasorkes are recommended to teach using cooperative learning model especially the TGT, because it works to improve the activities and learning outcomes. Key words : cooperative, activitie, learning outcomes, the long jump

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu masalah yang krusial yang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia seperti masalah kuantitas, efektivitas, efisiensi, dan relevansi. Menurut Hamalik Oemar,(2011:2) pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan /atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Melalui penjasorkes ini siswa akan dapat meningkatkan serta mengembangkan ketiga ranah yang ada yaitu, kognitif, afektif, serta psikomotor. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dimana guru sebagai pemeran utamanya. Peningkatan kualitas pembelajaran adalah salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Tuntutan pendidikan, termasuk penjasorkes di era globalisasi ini adalah proses pembelajaran yang dinamis dan aktif, guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran dikatakan tercapai apabila ada peningkatan dalam diri peserta didik, baik menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk mencapai tujuan tersebut, peran seorang guru sangatlah penting di dalam menentukan dan menerapkan model pembelajaran yang tepat, karena dengan model pembelajaran yang baik dan tepat, seorang guru dapat memacu keikutsertaan peserta didik secara aktif, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Berdasarkan data yang diperoleh yaitu: aktivitas belajar lompat jauh, tidak ada (0%) orang dalam kategori sangat aktif, siswa dalam kategori aktif 12 orang (28,60%), siswa dalam kategori cukup aktif 20 orang ( 47,61%), siswa dalam kategori kurang aktif 10 orang (23,80%) dan tidak ada ( 0%) siswa yang tergolong sangat kurang aktif. Dimana 12 orang ( 28,60%) dinyatakan aktif dan 30 orang (7 1,42%) dinyatakan tidak aktif. Rata-rata prosentase aktivitas belajar siswa secara klasikal adalah 5,76. Sedangkan untuk hasil belajar lompat jauh yaitu siswa yang tuntas terdiri dari 11 orang ( 26,19%) dan yang tidak tuntas 31 orang (73,80%) dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 75. Siswa yang berada pada kategori sangat baik tidak ada (0%), pada kategori baik 11 (26,19%) orang, cukup baik 31 (73,80%) orang, kurang baik tidak ada (0%) orang dan sangat kurang baik tidak ada (0%). Berdasarkan hasil refleksi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMA Karya WisataSingaraja pada siswa kelas X5tahun pelajaran 2015/2016, permasalahan umum yang dialami oleh siswa pada saat proses pembelajaran lompat jauh yaitu: (1) pada kegiatan audio yaitu aspek (b) siswa tidak mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok yang berkaitan dengan materi pembelajaran lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) (2) pada kegiatan mental yaitu aspek (b) siswa tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) (3) kegiatan lisan yaitu aspek (b) siswa tidak berani mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok yang berkaitan dengan meteri lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) (4) kegiatan metrik yaitu aspek (b) siswa tidak berani mencoba gerakan-gerakan lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung ) dengan baik dan benar (5) kegiatan visual yaitu aspek (a) siswa tidak memperhatikan (peneliti atau teman) dalam menyampaikan materi pembelajaran lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) (6) kegiatan emosional yaitu ; aspek (b) siswa tidak sungguh-sungguh dalam melakukan

gerakan lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung). Permasalahan yang diidentifikasi sebagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) di SMA Karya WisataSingaraja antara lain: (1) pada saat pembelajaran siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, (2) siswa juga jarang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, (3) banyak siswa yang minat dan belajarnya kurang terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung), (4) interaksi belajar cenderung satu arah dari guru ke siswa, sehingga mengakibatkan siswa kurang kreatif, (5) siswa menganggap bahwa guru satu-satunya sumber belajar, (6) Siswa belum mempunyai rasa kerjasama dengan teman sehingga siswa masih bersifat individual, (7) Kurangnya rasa saling menghargai antar teman sehingga siswa tidak menghiraukan dan tidak menerima pendapat/masukan yang diberikan oleh teman Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu solusi agar aktivitas dan hasil belajar dapat meningkat, yaitu dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif. Menurut Joyce dan Weil (dalam Rusman, 2011:133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat diguanakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Slavin (dalam Rusman, 2011:205) menyatakan Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatakan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuh sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain serta dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dengan demikian diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dimaksudkan yaitu model kooperatif tipe TGT. Pembelajaran ini tepat digunakan dalam mengatasi permasalahan di atas karena model pembelajaran ini. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompokkelompok, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah) jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya dan suku yang berbeda (Iru dan Arihin, 2012:63). Kokom (2010:67 ) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai berikut. (1) Penyajian kelas. guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru, (2) Kelompok (tim). Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik, (3) Game. Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok, (4) Turnamen. Biasanya turnamen diadakan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar tugas, (5) Team Recognize. Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, aktivitas dan hasil belajar lompat jauh dapat meningkat. Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar lompat jauh melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X5 SMA Karya Wisata Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas X5 SMA Karya Wisata Singaraja. Jenis

penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional (Kanca, 2010:4). Jenis PTK yang digunakan yaitu guru sebagai peneliti. Jumlah subjek penelitian ini yaitu 40 orang. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus dan pada tiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Waktu penelitan ini dilaksanakan setiap hari Selasa, tanggal 26 Maret dan 2 April untuk siklus I, sedangkan untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 dan 16 April 2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu aktivitas belajar dinilai oleh 2 orang observer dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar, sedangkan untuk hasil belajar dinilai oleh 2 orang evaluator dengan menggunakan format assesment hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Data aktivitas belajar pada siklus I yaitu sebagai berikut. Tidak ada (0%) siswa berada dalam kategori sangat aktif, 24 (52,38%) siswa berada dalam kategori aktif, 18 (47,62%), siswa berada kategori cukup aktif, tidak ada (0%) siswa berada dalam kategori kurang aktif dan sangat kurang aktif. Dengan persentase secara klasikal 6,76% dengan kategori cukup baik Tabel 1 Data Aktivitas Belajar LompatJauh Pada Siklus I Kriteria Jumlah Siswa (%) Kategori Keterangan 1 X 9 0 0 Sangat Aktif 24 orang (52,38%) 2 7 X < 9 3 5 X < 7 4 3 X < 5 24 52,38 Aktif sudah aktif 18 47,62 Cukup Aktif 18 orang (47,62%) belum aktif Kurang Aktif 0 0 5 X < 3 0 0 Sangat Kurang Aktif Total 42 100 Untuk analisis data hasil belajar lompat jauh siklus I yaitu siswa yang tuntas terdiri dari 25 (59,52%) siswa dan yang tidak tuntas 17 (40,48%) siswa. Siswa yang berada pada kategori sangat baik tidak ada (0%), pada kategori baik 25 (59,52%) siswa, cukup baik 17 (40,48%) siswa, tidak ada (0%) siswa berada pada kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Dengan persentase secara klasikal 59,52% dengan kategori cukup baik.

Tabel 2 Data Hasil Belajar LompatJauh Pada Siklus I Rentang Skor Jumlah Siswa (%) Kategori 1 85-100 0 0 Sangat Baik 2 75-84 25 59,52 Baik 3 4 5 65-74 55-64 0-54 17 40,48 0 0 0 0 Cukup Kurang Sangat Kurang Keterangan 25 orang (59,52%) Tuntas 17 orang (40,48%) Tidak Tuntas 42 100 Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 8.00 dengan tingkat keaktifan aktif. Siswa yang aktif sebanyak 40 orang siswa dengan persentase 95,23% dan 2 siswa yang tidak aktif dengan persentase 4,76%. Adapun rincian kategori aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat aktif 6 orang dengan persentase 14,28%, siswa dengan kategori aktif 34 orang dengan persentase 80,96% dan 2 siswa dengan kategori cukup aktif dengan persentase 4,76%, kurang aktif maupun sangat kurang aktif tidak ada. Tabel 3 Data Aktivitas Belajar LompatJauh Siklus II Kriteria Jumlah siswa (%) Kategori 1 X 9 2 7 X < 9 34 80,96 Aktif 6 14,28 Sangat Aktif 3 5 X < 7 2 4,76 Cukup Aktif 4 3 X < 5 0 0 Kurang Aktif 5 X < 3 0 Jumlah 42 100 0 Sangat Kurang Aktif Keterangan 40 siswa sudah aktif 2 siswa yang tidak aktif Penelitian hasil belajar pada siklus II dengan materi lompat jauh diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas 40 orang dengan persentase 95,23% dan yang tidak tuntas 2 orang dengan persentase 4,77%. Adapun rincian kategori sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat baik tidak ada, siswa dengan kategori baik 40 orang dengan persentase 95,23%, siswa dengan kategori cukup baik 2 orang dengan persentase 4,77% dan tidak ada siswa dengan kategori kurang baik maupun sangat kurang baik. ketuntasan hasil belajar lompat jauh (gaya jongkok dan

gaya menggantung) secara klasikal pada siklus II adalah 95,85%dengan sangat baik dan sudah memperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 75%. Tabel 4 Data Hasil Belajar Lompat Jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) Siklus II Rentang Skor Jumlah Siswa (%) Kategori Keterangan 1 85-100 0 0 Sangat Baik 40 orang (95,23%) Baik 2 40 95,23 Tuntas 75-84 3 65-74 2 4,77 Cukup 2 orang 4 0 Kurang (4,77%) 0 55-64 Tidak 5 0 Sangat Kurang Tuntas 0 0-54 42 100 Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dan juga dilakukan refleksi melalui diskusi dengan siswa dan guru. Sehingga pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktvitas dan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas X5 SMA Karya Wisata Singaraja tahun pelajaran 2015/2016 setiap siklus. Tabel 5 Peningkatan Aktivitas Belajar Lompat Jauh Per Tahap Tahapan Aktivitas Belajar Klasikal Keaktifan Siswa Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal ke Siklus I Siklus I ke Siklus II Observasi Awal ke Siklus II 1. Observasi Awal 5.76 12 (28.60%) aktif 12 (28.57%) 2. Siklus I 6.76 24 (52.38%) aktif 16 (38.09%) 28 (66.66%) 3. Siklus II 8.00 40 (95.23%) aktif

Tabel 6 Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Per Tahap Tahapan Ketuntasan Belajar Observasi Awal ke Siklus I Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II Observasi Awal ke Siklus II 1 Observasi Awal 11 (26.19%) 14 (33,33%) 2 Siklus I 25 (59.52%) 15 (35,71%) 3 Siklus II 40 (95.85%) 29 (69,04%) PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi awal mengenai aktivitas, hasil belajar, dan model pembelajaran dalam pembelajaran penjasorkes di SMA Karya WisataSingaraja, dapat dilihat bahwa aktivitas belajar lompat jauh secara klasikal tergolong kurang aktif. Sedangkan pada hasil belajar lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) dalam secara klasikal tergolong tidak tuntas. Karena banyak siswa kurang memperhatikan penjalasan guru pada saat menjelaskan materi, kurangnya interaksi dalam pembelajaran baik antar siswa maupun siswa dengan guru dan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan tetap mempertahankan model pembelajaran konvesional maka sulit untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa karena model pembelajaran konvesional memiliki banyak kelemahan. Upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi masalah tersebut yaitu menggunakan model pembelajaran kooperaif tipe TGT, dimana model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah) jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya dan suku yang berbeda dengan menggunakan turnamen atau game. Dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, aktivitas dan hasil belajar siswa menjadil lebih baik dari observasi awal. Ini dapat dilihat pada siklus I aktivitas belajar siswa masih cukup aktif karena masih ada 24 orang siswa yang masih cukup aktif namun setelah diberikan tindakan pada siklus II aktivitas belajar meningkat menjadi 6 orang sangat aktif dan 34 orang berada pada kategori aktif. Untuk Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri oleh proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:3). Hasil belajar siswa pada siklus I sebanyak 17 orang siswa yang tidak tuntas dan siswa yang tuntas sebanyak 25 orang, namun pada siklus II terjadi peningkatan sehingga siswa

menjadi tuntas sebanyak 40 orang dan 2 siswa yang tidak tuntas. Hal ini terjadi karena peneliti memberikan tindakan-tindakan TGT dengan melihat kelemahan yang terjadi pada pembelajaran pada siklus I. Dengan memperhatikan data aktivitas dan hasil belajar lompat jauh pada siklus II, terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II yaitu pada aktivitas belajar sebesar 1,24 dan pada hasil belajar sebesar 36,33%. Peningkatan ini tidak terlepas dari pengimplementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT secara optimal dalam proses pembelajaran dengan perbaikan-perbaikan pembelajaran sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus sebelumnya. Selain dimuat dalam bentuk laporan penelitian, penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT juga dimuat dalam bentuk jurnal yang tersedian pada ejournal Undiksha. Antara lain atas nama: (a) I Putu Doni Indrawan (2012:1) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar pergantian tongkat lari estafet pada siswa kelas IX.3 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja tahun pelajaran 2011/2012 meningkat, di jelaskan hasil analisis data rata-rata aktivitas belajar secara klasikal meningkat dari (cukup aktif) pada siklus I, terjadi peningkatan sebesar 1,12 menjadi 7, 84 (aktif) pada siklus II. Presentase hasil belajar secara klasikal juga meningkat dari 76,29% (cukup) pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 6,69% menjadi 82,98% (baik) pada siklus II sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal dari 82,5% (baik) pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 17,5% menjadi 100% (sangat baik) pada siklus II. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 9,38%. Melalui hasil tersebut terlihat bahwa implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat mempengaruhi peningkatan aktivitas dan hasil belajar pergantian tongkat lari estafet. Berdasarkan hasl pembahasan yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar lompat jauh meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X5 SMA Karya Wisata Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Untuk itu disarankan kepada guru penjasorkes untuk berupaya mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam proses pembelajaran sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar lompat jauh. Disamping itu implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini juga dapat dijadikan referensi dan prinsip fundamental yang bersifat konstruktif dalam meneliti cabang olahraga yang lain guna mencapai peningkatan kualitas proses pembelajaran. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Aktivitas belajar lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X5 SMA Karya Wisata Singaraja tahun pelajaran 2015/2016 Hasil belajar lompat jauh (gaya jongkok dan gaya menggantung) meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X5 SMA Karya Wisata Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan simpulan di atas, saran peneliti kepada guru penjasorkes yaitu agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar lompat jauh. Bagi peneliti yang akan melakukan atau mengadakan penelitian dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan materi atau cabang olahraga yang akan diberikan dan bagi sekolah agar dijadikan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, kesehatan, olahraga dan kesehatan pada materi pembelajaran lompat jauh khususnya

DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Pedoman Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Orkes. Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. I Putu doni Indrawan. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tounament (TGT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar lari estafet Pada Siswa Kelas IX.3 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja tahun pelajaran 2011/2012. Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Iru, La dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Analisis Pendekatan, Metode, Strategi dan Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Kanca, 2010. Metodelogi Peneltian Keolahragaan, Singaraja Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT Refika Aditama. Rusman. 2011. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suherman, Adang. 2001. Pembelajaran Atletik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Slavin, Robert E. 2009. Cooperative learning. Ed. Boston: Allyn and Bacon. Soegito,dkk. 1991. Pendidikan Atletik. Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan. Trianto, 2007.Model-model Pembelajaran Inovatif Berbasis Konstruktivistik, Jakarta: prestasi pustaka