PENERAPAN METODE SERVQUAL UNTUK PERBAIKAN MUTU PELAYANAN PEMBAGIAN AIR IRIGASI (Studi Kasus Di Daerah Irigasi Kumisik)

dokumen-dokumen yang mirip
yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang, Semarang (2) Jurusan Teknik Industri ITATS Surabaya. Jl. AR Hakim 100, Surabaya *

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KUALITAS LAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PADA BALAI PENGOBATAN SANTA FAMILIA DI BARONG TONGKOK KAB. KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

Novita Sari, SE, MM Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi ABSTRAK

Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP FASILITAS DAN PELAYANAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA (PPSNZJ) ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAIFUDIN NOOR D

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN BELI MASYARAKAT DI SFA TOSERBA KAMPUNG SEWU SURAKARTA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI CAFE X DENGAN MENGGUNAKAN METODE DINESERV DAN SERVICE QUALITY (SERVQUAL)

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan

BAB II LANDASAN TEORI. pihak dan pada dasarnya tidak terwujud serta tidak menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Persepsi Mahasiswa terhadap Pelayanan Pendidikan. kecenderungan jawaban responden sebagian besar pada kategori baik

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. a. Pelayanan yang harus dipertahankan oleh perusahaan bus damri adalah : Keberangkatan kendaraan selalu tepat waktu.

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SURAKARTA. Juni Trisnowati Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

6 Media Bina Ilmiah ISSN No

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN PPNS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan, maka upaya penyempurnaan dalam semua aspek. penyelenggaraan urusan kredit terus diupayakan oleh semua pihak yang

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA HOTEL & RESTAURANT TELENGRIA PACITAN DENGAN METODE SERQUAL DAN FUZZY

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang merupakan salah satu industri

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lembaga penyedia pendidikan yang berbasis islami, dan pengembangan ketrampilan yang dimiliki. Tujuan Pendidikan baik

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

BAB V KESIMPULAN. 1. Menurut mahasiswa, kualitas pelayanan pendidikan pada Program Studi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

Ratna Kencana Ekasari LOGO.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA TOKO BUKU ANGGREK PALEMBANG

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kusmara Jiwantara, Agung Sutrisno, Johan S. C. Neyland Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. paling luas dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Selain memiliki keanekaragaman

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SAMARINDA : YUDIANTO

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

DAFTAR PUSTAKA. Aritonang, 2002, Kepuasan Pelanggan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Statistics. Kinerja Berwujud. N Valid Missing 0 0. Mean Std. Deviation

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penulisan

Transkripsi:

PENERAPAN METODE SERVQUAL UNTUK PERBAIKAN MUTU PELAYANAN PEMBAGIAN AIR IRIGASI (Studi Kasus Di Daerah Irigasi Kumisik) Beny Syamsul Isnaeni 1, Hj. Zulfah 2, dan Eko Budiraharjo 3 1. Mahasiswa, Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal 2,3 Staf Pengajar, Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Kontak Person : Beny Syamsul Isnaeni Cawitali, Bumijawa, Tegal 52466 Telp: 085225289065, E-mail: benysyamsul5@gmail.com Abstrak Perbaikan mutu dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu layanan pembagian air irigasi dapat dilakukan dengan melaksanakan pengukuran kualitas pelayanan berdasarkan dimensi mutu layanan yang ada serta didukung evaluasi kuantitas air, kualitas dan pengaturan waktu pemberian sebagai respon teknisnya. Penelitian ini membahas tentang bentuk kualitas pelayanan yang diberikan oleh pengelola air irigasi pada lima dimensi Service Quality yang meliputi: bukti langsung (tangible), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan perhatian (empathy). Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah anggota kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) irigasi yang berjumlah 45 orang di Daerah Irigasi Kumisik. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling dimana pengambilan sampel secara acak. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara: observasi, wawancara, kuisioner (angket), dan studi pustaka. Hasil penelitian ini, yaitu diketahui bahwa ada 25 atribut kualitas jasa (5 atribut dimensi Tangible, 5 atribut dimensi Reliability, 5 atribut dimensi Responsiveness, 5 atribut dimensi Assurance, dan 5 dimensi Empathy) yang dibutuhkan dan dinginkan oleh para petani di Daerah Irigasi Kumisik. Dari 25 atribut, prioritas utama yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan adalah atribut perawatan lokasi bangunan dan pintu pembagi air di Daerah Irigasi Kumisik dari dimensi Tangible (kode atribut T5) dan kecepatan tindakan petugas irigasi terhadap keluhankeluhan yang disampaikan oleh petani dari dimensi Responsiveness (kode atribut Re12). Sedangkan atribut jasa pelayanan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan adalah pada tingkat keakuratan perhitungan debit air yang dilakukan petugas irigasi Kumisik dari dimensi Reliability (kode atribut R9). Berdasarkan analisis Gap, semua skor Gap bernilai negatif sehingga tiap dimensi kualitas jasa masih perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan. Dimensi kualitas jasa yang perlu mendapatkan prioritas untuk diperbaiki atau ditingkatkan adalah dimensi Tangible dengan selisih nilai Gap sebesar 0,859 serta dimensi Responsiveness dengan selisih Gap sebesar 0,852. Kata Kunci: Serqual, Kepuasan Pelanggan. PENDAHULUAN Daerah Irigasi Kumisik merupakan salah satu daerah pengelolaan air irigasi yang berada di Kabupaten Tegal. Luas areal dari daerah irigasi ini mencapai 3881 Ha. Di daerah ini penduduknya sebagian besar mengelola lahan pertanian dan memanfaatkan air irigasi yang berasal dari sungai Kumisik. Dalam pengelolaan air tersebut diperlukan kualitas jasa pelayanan pembagian air irigasi yang dilakukan oleh pihak pengelola air irigasi agar dapat Volume 13 No. 2 Oktober 2016 1

meningkatkan kinerja dan memberikan kepuasan pelayanan kepada para petani di Daerah Irigasi Kumisik. Dalam pelaksanaan dilapangan, Daerah Irigasi Kumisik dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang berhubungan dengan kepuasan pembagian air irigasi. Berdasarkan hasil interview dari para petani diperoleh banyak keluhan dan pengaduan yang berkaitan dengan pembagian air irigasi kepada para petani di Daerah Irigasi Kumisik. Adapun bentuk keluhan dan pengaduan petani terhadap pelayanan pembagian air irigasi antara lain: 1. Laporan tentang keadaan saluran bangunan dan bengunan pelengkapnya yang rusak sehingga menimbulkan kebocoran terhadap aliran air irigasi. 2. Laporan tentang kurangnya perawatan lokasi bangunan dan pintu pembagi sehingga dapat menurunkan kuantitas air irigasi. 3. Laporan tentang debit aliran air yang kecil atau tekanan yang rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan air para petani. 4. Laporan tentang sistem buka tutup air yang kurang tepat terhadap kebutuhan petak sawah. 5. Laporan tentang semakin menumpuknya sedimen disetiap saluran irigasi sehingga dapat memperlambat aliran air irigasi menuju petak persawahan. Laporan tentang pengaduan dan keluhan yang disampaikan pera petani tersebut menunjukan bahwa Daerah Irigasi Kumisik dihadapkan pada masalah yang menyangkut pelayanan, yakni masih kurangnya kualitas pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya. Karena itu, kualitas pelayanan Daerah Irigasi Kumisik yang mampu memberikan kepuasan kepada pelanggannya menjadi salah satu isu penting dalam mewujudkan sistem pelayanan publik yang profesional dan dapat diandalkan. Daerah Irigasi Kumisik yang eksistensinya bergerak dalam pelayanan publik, dituntut untuk membangun serta mengembangkan pelayanan yang berkualitas secara terus menerus dan berkelanjutan, sehingga pada akhirnya dapat menanggulangi berbagai keluhan atas ketidakpuasan pembagian air irigasi yang selama ini dirasakan oleh para petani, sekaligus mengusahakan peningkatan kepuasan pelanggan secara nyata, tepat, dan terarah. Batasan masalah pada penelitian ini adalah bentuk kualitas pelayanan pembagian air irigasi pada lima dimensi Service Quality yang meliputi: bukti langsung (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan perhatian (empathy). Lokasi penelitian dilakukan di wilayah areal layanan saluran Daerah Irigasi Kumisik Kabupaten Tegal. Adapun permasalahan yang diteliti pada penelitian ini adalah: 1. Atribut dan dimensi Servqual apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan oleh petani di Daerah Irigasi Kumisik? 2. Atribut dan dimensi Servqual apa saja yang menjadi prioritas untuk diperbaiki serta ditingkatkan oleh pengelola air irigasi dengan keinginan petani di Daerah Irigasi Kumisik? LANDASAN TEORI Irigasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring (Dalam Jaringan/ Online) Edisi III, Badan Pengembanganan Pembinaan Bahasa Indonesia Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (dahulu pusat Bahasa) didefinisikan sebagai Pengaturan pembagian pengaliran air menurut sistem tertentu untuk sawah dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut, irigasi adalah berkenaan dengan pengaturan pembagian pengaliran air yang menggunakan sistem tertentu dengan tujuan untuk mengairi sawah dan kepentingan lainnya, seperti untuk mengairi perkebunan, peternakan dan perikanan. Ditinjau dari proses penyediaan, pemberian, pengelolaan dan pengaturan air, 2 Volume 13 No. 2 Oktober 2016

sistem irigasi dapat dikelompokan menjadi empat jenis yaitu: a. Sistem irigasi permukaan (surface irrigation system) b. Sistem irigasi bawah permukaan (sub surface irrigation system) c. Sistem irigasi dengan pemancaran (sprinkle irrigation system) d. Sistem irigasi dengan tetesan (drip irrigation system) Sebagian besar sumber air untuk irigasi adalah air permukaan yang berasal dari air hujan dan pancaran salju. Air ini secara alami mengalir disungai-sungai, yang membawanya kelaut. Jika dimanfaatkan untuk irigasi, sungai dibendung dan dialirkan melalui saluran-saluran atan kedaerah pertanian, atau air terlebih dulu ditampung didalam waduk yang selanjutnya dialirkan secara teratur melalui jaringan air irigasi ke daerah pertanian. Jaringan irigasi yaitu prasarana irigasi, yang terdiri dari bangunan air dan saluran pemberi air pengairan pertanian beserta perlengkapannya. Berdasarkan pengelolaannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1994): Jaringan irigasi utama Meliputi bangunan bendung, saluran-saluran primer dan saluran sekunder termasuk bangunan-bangunan utama dan pelengkap, saluran pembawa dan saluran pembuang. Jaringan irigasi tersier Merupakan jaringan air pengairan dipetak tersier, mulai air keluar dari bangunan ukur tersier, terdiri dari saluran tersier dan saluran kuarter beserta bangunan pelengkapnya. Perkembangan pemasaran berawal dari tukar-menukar barang secara sederhana tanpa menggunakan alat tukar berupa uang ataupun logam mulia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka semakin dibutuhkannya suatu alat tukar yang berlaku umum dan untuk itulah diciptakan uang. Disamping itu, manusia juga memerlukan jasa yang mengurus hal-hal tertentu, sehingga jasa menjadi bagian utama dalam pemasaran. Pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan telah menjadi hal yang sangat esensial bagi setiap perusahaan/ instansi. Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan pelanggan. Pada prinsipnya kepuasan pelanggan itu dapat diukur dengan berbagai macam metode dan teknik. Sebagaimana telah dijelaskan didepan bahwa metode survai merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam pengukuran kepuasan pelanggan. Metode survai kepuasan pelanggan dapat menggunakan pengukuran dengan beberapa cara sebagai berikut: (Tjiptono, 2005) a. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti Ungkapkan seberapa puas saudara terhadap perusahaan kami pada skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas. b. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan (derived dissatisfaction). c. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan (problem analysis). d. Responden dapat diminta untuk merangking beberapa elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam masingmasing elemen (importance performance ratings). METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil Volume 14 No. 1 April 2017 3

sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah anggota kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) irigasi yang berjumlah 45 orang di Daerah Irigasi Kumisik yang mempunyai informasi tentang jasa pelayanan yang dinikmatinya. Sejalan dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, pengambilan sampel akan dikerjakan dengan menggunakan Simple Random Sampling. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi wawancara, kuisioner dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data primer yang diperoleh dari sampel penelitian adalah dengan mengnalisis skor rata-rata tiap atribut dan dimensi kemudian mengnalisis kesenjangan (Gap) serta mengukur tingkat kesesuaian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil wawancara dengan para anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dapat diketahui bahwa ada 25 atribut kualitas jasa (5 atribut dimensi Tangible, 5 atribut dimensi Reliability, 5 aribut dimensi Responsiveness, 5 atribut dimensi Assurance, dan 5 dimensi Empathy) yang di inginkan dan dibutuhkan petani. Hasil pengukuran unsur-unsur jasa ini berdasarkan tingkat expektasi/ tingkat kepentingan pelanggan dengan tingkat persepsi/ tingkat pelaksanaan yang memungkinkan pihak instansi untuk dapat menitikberatkan usaha-usaha perbaikan untuk hal-hal atas atribut yang benar-benar dianggap penting oleh pelanggan agar dapat memuaskan para petani di Daerah Irigasi Kumisik Kabupaten Tegal 1. Kualitas Pelayanan Pada Dimensi Tangibles Dilihat dari item yang diajukan, skor kesenjangan tertinggi terdapat pada atribut perawatan lokasi bangunan dan pintu pembagi air di Daerah Irigasi Kumisik sebesar 1,032 (kode item T5) dengan tingkat kesesuaian sebesar 76,5%, sedangkan skor kesenjangan terendah terletak pada layanan peralatan kerja dan peralatan pendukung pekerjaan yang dimiliki di Daerah Irigasi Kumisik sebesar -0,677 (kode item T3) dengan tingkat kesesuaian sebesar 84,2%. Hal ini berarti bahwa keberadaan perawatan lokasi bangunan dan pintu pembagi air di Daerah Irigasi Kumisik mendapat perhatian yang dominan dari pelanggan untuk diperbaiki dan ditingkatkan dibandingkan dengan aspek lainnya dalam dimensi Tangible. 2. Kualitas Pelayanan Pada Dimensi Reliability Dilihat dari item pertanyaan yang diajukan pada dimensi Reliability, skor kesenjangan tertinggi terdapat pada kedisiplinan para petugas dalam menjaga dan merawat bangunan irigasi di Daerah Irigasi Kumisik sebesar 0,935 (kode item R10) dengan tingkat kesesuaian sebesar 78,7%, sedangkan skor kesenjangan terendah terletak pada tingkat keakuratan perhitungan debit air yang dilakukan petugas irigasi Kumisik sebesar 0,677 (kode item R9) dengan tingkat kesesuaian sebesar 84,1%. Hal ini berarti bahwa kedisiplinan para petugas dalam menjaga dan merawat bangunan irigasi di Daerah Irigasi Kumisik mendapat perhatian yang lebih dominan dan serius dari pelanggan untuk diperbaiki dan ditingkatkan dibandingkan dengan aspek lainnya dalam kelompok Reliability. 3. Kualitas Pelayanan Pada Dimensi Responsiveness Data pada tabel tentang ketanggapan (Responsiveness) perusahaan dalam memberikan pelayanan menunjukan nilai kesenjangan tertinggi dalam aspek kecepatan tindakan petugas irigasi terhadap keluhankeluhan yang disampaikan oleh petani yang kurang atau tidak memuaskan sebesar 4 Volume 13 No. 2 Oktober 2016

1,032 (kode item Re12) dengan tingkat kesesuaian sebesar 76,5%, sedangkan nilai kesenjangan terendah terdapat dalam aspek sikap dan tanggapan para petugas irigasi kepada petani yang menyampaikan saransaran berkaitan dengan peningkatan pelayanan sebesar -0,710 (kode item Re13) dengan tingkat kesesuaian sebesar 83,3%. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, maka aspek kecepatan tindakan petugas irigasi terhadap keluhan-keluhan yang disampaikan oleh petani, dipandang oleh para responden sebagai aspek dominan dalam kelompok ini (Responsiveness), sehingga perlu mendapatkan perhatian serius untuk diperbaiki dan ditingkatkan. 4. Kualitas Pelayanan Pada Dimensi Assurance Dilihat dari item pertanyaan yang diajukan pada kelompok Assurance yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan pelayanan, skor kesenjangan tertinggi terdapat pada kecakapan para petugas irigasi dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada para petani sebesar 1,000 (kode item A16) dengan tingkat kesesuaian sebesar 77,2%, sedangkan skor kesenjangan terendah pada pelayanan jaminan keamanan dan kelancaran air irigasi yang akan didistribusikan kepada para petani sebesar - 0,710 (kode item A17) dengan tingkat kesesuaian sebesar 83,6%. Hal ini berarti bahwa kecakapan para petugas irigasi dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada para petani, mendapat perhatian yang lebih dominan dari pelanggan untuk diperbaiki dan ditingkatka dibandingkan dengan aspek lainnya dalam kelompok Assurance. 5. Kualitas Pelayanan Pada Dimensi Empathy Dilihat dari item pertanyaan yang diajukan pada dimensi Empathy, skor kesenjangan tertinggi terdapat pada tingkat komunikasi yang dilakukan petugas irigasi dengan para petani dalam melaksanakan pelayanan sebesar 0,904 (kode item E22) dengan tingkat kesesuaian sebesar 79,2%, sedangkan skor kesenjangan terendah terletak pada tingkat kemudahan dalam memperoleh informasi pemberian air dan pelayanan kepada para petani sebesar 0.774 (kode item E23) dengan tingkat kesesuaian sebesar 81,8%. Hal ini berarti bahwa tingkat komunikasi yang dilakukan petugas irigasi dengan para petani dalam melaksanakan pelayanan mendapat perhatian yang lebih dominan dari pelanggan untuk diperbaiki dan ditingkatkan dibandingkan dengan aspek lainnya dalam kelompok Empathy. 6. Tingkat Kepuasan Pelanggan Pada Tiap Dimensi Serqual Jika melihat dari sisi persepsi yang meliputi kelima kelompok yaitu meliputi Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Aspek pelayanan yang menjadi prioritas utama dengan posisi peringkat pertama untuk diperbaiki dan ditingkatkan adalah pada aspek Tangible dengan tingkat kesesuaian sebesar 80,1%, posisi peringkat kedua ditempati oleh aspek Responsiveness dengan tingkat kesesuaian sebesar 80,2%, selanjutnya posisi peringkat ketiga ditempati aspek Reliability dengan nilai kesesuaian sebesar 80,3% dan untuk peringkat keempat dan kelima ditempati aspek Empathy dan Assurance dengan nilai kesesuaian sebesar 80,7% dan 80,8%. PENUTUP Setelah diadakan penelitian pada Daerah Irigasi Kumisik Kabupaten Tegal, maka diperoleh bahwa: 1. Dengan menggunakan Metode Servqual diketahui bahwa ada 25 atribut kualitas jasa (5 atribut dimensi Tangible, 5 atribut dimensi Reliability, 5 aribut dimensi Responsiveness, 5 atribut dimensi Assurance, dan 5 dimensi Empathy) yang di inginkan dan dibutuhkan petani di Daerah Irigasi Kumisik. 2. Berdasarkan analisis Gap, semua skor Gap bernilai negatif sehingga tiap atribut dan dimensi kualitas jasa masih perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan. Atribut kualitas jasa yang mendapat Volume 14 No. 1 April 2017 5

prioritas untuk diperbaiki dan ditingkatkan adalah pada perawatan lokasi bangunan dan pintu pembagi air di Daerah Irigasi Kumisik dari dimensi Tangible dengan selisih Gap sebesar 1,032 (kode item T5) dan tingkat kesesuaian sebesar 76,5% serta kecepatan tindakan petugas irigasi terhadap keluhan-keluhan yang disampaikan oleh petani dari dimensi Responsiveness dengan selisih Gap sebesar 1,032 (kode item Re12) dan tingkat kesesuaian sebesar 76,5%. Sedangkan untuk dimensi kualitas jasa yang perlu mendapatkan prioritas untuk diperbaiki dan ditingkatkan adalah dimensi Tangible dengan selisih nilai Gap sebesar 0,859 dan tingkat kesesuaian sebesar 80,1% serta pada dimensi Responsiveness dengan selisih Gap sebesar 0,852 dan tingkat kesesuaian sebesar 80,2%. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarata: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Direktorat Irigasi. 1986. Standar Perencanaan Irigasi. Bandung: PT. Galang Persada. Fauzy, T. R. 2013. Pemanfaatan Metode Delphi dan QFD dalam Peningkatan Kualitas Proses Belajar Mengajar pada SMP Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal. Surabaya: Institut Teknologi Adhi Tama. Hasan M. Iqbal. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Herdhiansyah, D. 2013. Kriteria Kualitatif Penentuan Produk Unggulan Perkebunan dengan Metode Delphi di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. Jurnal. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Http://izenkdoankz.wordpress.com/2012/03/ 12/metode-delphi/. (diakses 11 April 2016). Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhallindo. Sudjana. 2002. Desain dan Analisis Experimen. Bandung: Tarsito. Supranto. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka Cipta. Tjiptono, Fandi. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandi. 2006. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, F & Anastasia Diana. 2001. Total Quality Management (TQM). Yogyakarta: Andi. Riduan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Rahman, Arif. 2013. Penerapan Metode Delphi dan Servqual untuk Perbaikan Mutu Pelayanan. Jurnal. Malang: Universitas Brawijaya. Waryuki. 2015. Hubungan Persepsi Pemberian Hukuman Dengan Kedisiplinan Peserta Didik Kelas XI SMA PGRI 1 Taman Pemalang Tahun Ajaran 2014/ 2015. Skripsi. Tegal: Universitas Pancasakti Tegal 6 Volume 13 No. 2 Oktober 2016