III. METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB III METODE PENELITIAN. survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. sebagaimana adanya yang ditemui di lapangan.

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. a) Hasil Kuesioner b) Hasil Wawancara c) Observasi (Pengamatan)

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IV METODE PENELITIAN

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA TERHADAP KINERJA PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO) (KRL COMMUTER LINE JAKARTA KOTA BOGOR)

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini sifatnya mandiri atau satu variabel dan hasil penelitian nantinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan),

BAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PETANI TERHADAP KINERJA PENYULUH LAPANG DI BP3K WILAYAH CIAWI KABUPATEN BOGOR. Oleh IKA LISTIAWATI H

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Disesuaikan dengan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan

METODE KAJIAN PELAYANAN KEPUASAN PELANGGAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan penyedia barang/

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di CV. Duta Luwak Brother s Link Jln. Raden Intan Gg.

VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menurut keadaan yang ditemukan di lapangan (facts finding) (Nawawi, 1998:73).

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program

III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Sampel

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan produksi yang cukup untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Efektivitas penyuluhan dapat diukur melalui tingkat kepuasan petani dalam memperoleh pelayanan dari penyuluh pertanian. Penelitian ini menggunakan atribut-atribut kualitas jasa yang dikelompokkan ke dalam lima dimensi kualitas jasa, yaitu : berwujud (tangible), keandalan (reliability), kesigapan (responsiveness), kepastian (assurance), empati (emphaty). Melalui analisis Importance Performance Analysis (IPA) dapat diketahui tingkat kepentingan dan kinerja atribut kualitas penyuluh lapang di BP3K Ciawi. Apabila tingkat kinerja di bawah tingkat kepentingan maka pelanggan atau petani akan kecewa, apabila tingkat kinerja sesuai dengan tingkat kepentingan maka pelanggan atau petani akan puas dan apabila tingkat kinerja melebihi tingkat kepentingan maka pelanggan akan sangat puas. Selain itu, dilakukan pengukuran Customer Satisfaction Index (CSI), untuk mengetahui kepuasan pelanggan atau petani secara menyeluruh. Dari proses ini dapat diperoleh suatu analisis mengenai tingkat kepuasan pelanggan atau petani terhadap kualitas penyuluh lapang di BP3K Wilayah Ciawi. Selanjutnya, hasil analisis ini dapat digunakan untuk peningkatan mutu penyuluh lapang di BP3K Wilayah Ciawi. Rumusan kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 4.

Visi dan Misi BP4K (Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikananan dan Kehutanan) Kabupaten Bogor Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Ciawi Pelaksanaan Penyuluhan Kualitas Penyuluhan : tangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty. Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) Analisis Kepuasan Petani Terhadap Kualitas Penyuluh Pertanian Lapang Peningkatan kualitas Penyuluhan Keterangan : = Alur pemikiran = Alat analisis Gambar 4. Kerangka Pemikiran Konseptual

3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di BP3K Wilayah Ciawi yang beralamat di Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor, dengan pertimbangan bahwa penelitian mengenai kepuasan petani di BP3K Wilayah Ciawi sejauh ini belum pernah dilaksanakan dan secara administrasi BP3K Ciawi ini merupakan BP3K yang dapat diunggulkan dibandingkan dengan BP3K lainnnya di Kabupaten Bogor. BP3K Wilayah Ciawi terdiri dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Cisarua. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 009 sampai Desember 009. 3.3 Metodologi Penelitian 3.3.1 Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Umar, 003). Pada penelitian ini data primer diperoleh melalui pengisian kuisioner (Lampiran 1) oleh responden (petani sampel di wilayah kerja BP3K Ciawi), diskusi dengan kepala BP3K Ciawi dan penyuluh lapang BP3K Ciawi, wawancara langsung dengan aparatur desa dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang ada di BP3K Ciawi. Teknik kuisioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden (Lampiran 1). Bentuk kuisioner yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk kuisioner berstruktur yakni kuisioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban, sehingga responden hanya memberi tanda pada jawaban yang dipilih dan jawabannya bersifat tertutup, artinya pada setiap pertanyaan sudah tersedia alternatif jawaban. Dalam hal ini, setiap jawaban dari pertanyaan diberi bobot dengan menggunakan skala likert, dimana skala likert digunakan untuk mengetahui atau menganalisis mutu pelayanan yang diberikan penyuluh lapang BP3K Ciawi dengan mutu pelayanan yang diinginkan oleh petani. Responden

diminta memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban atas semua pernyataan yang diamati. Untuk mengukur tingkat mutu pelayanan penyuluh lapang BP3K Ciawi yang menyangkut harapan petani dan dalam mengukur tingkat pelaksanaan kinerja dari mutu pelayanan penyuluh lapang BP3K Ciawi digunakan skala likert pada Tabel 1. Tabel 1. Skor Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Skor atau Nilai Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja 1 Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Puas Tidak Penting Tidak Puas 3 Netral Netral 4 Penting Puas 5 Sangat Penting Sangat Puas Penentuan atribut-atribut kualitas jasa dalam kuisioner diperoleh berdasarkan tugas pokok dan fungsi dari penyuluh lapang. Selanjutnya, atribut yang didapat disesuaikan oleh pihak BP3K Ciawi melalui diskusi dengan kepala BP3K Ciawi dan penyuluh lapang BP3K Ciawi untuk mengeleminasi atribut-atribut yang dianggap tidak sesuai dengan BP3K Ciawi. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk-bentuk seperti tabel-tabel atau diagram-diagram (Umar, 003). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang diperolah dari studi pustaka, internet dan literatur instansi atau dinas terkait yang terdiri dari data demografi, monografi, luas lahan, wilayah binaan BP3K dan data lain yang berkaitan dengan penelitian. 3.3. Teknik Pengambilan Sampel Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel di BP3K Wilayah Ciawi adalah dengan menggunakan metode pengambilan sampel non-probabilitas atau non-acak, dengan menggunakan teknik purposive sampling dan judgment sampling (cara keputusan). BP3K Ciawi memiliki 106 kelompok tani dengan jumlah petani sebanyak

.46 orang petani yang akan dijadikan sebagai populasi untuk penelitian. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga dan populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Penentuan jumlah responden minimal, didasarkan pada pendapat Slovin dalam Umar (003) dengan rumus: N n. (1) (1 Ne ) Dengan n = jumlah responden N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir. Menurut Slovin dalam Umar (003) dalam penggunaan rumus di atas persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir adalah sebesar 10 persen. Populasi petani di BP3K Wilayah Ciawi per Mei 009 dalam rekapitulasi penilaian kemampuan kelas kelompok sebesar.46 petani, maka jumlah sampel yang diperlukan adalah minimal sebesar 97 responden. Jumlah sampel yang diperoleh harus dapat mewakili kelompok tani di BP3K Ciawi. Dengan purposive sampling atau penentuan sampel dengan pertimbangan bahwa sampel tersebut dapat mewakili kelompoknya, maka dipilih lima orang responden yang akan mewakili kelompok tani yang terdiri dari ketua, satu orang pengurus kelompok dan tiga orang anggota kelompok tani. Kelompok tani sampel didapat dengan cara jumlah sampel yang diperlukan dibagi dengan lima orang perwakilan dari tiap kelompok tani (97 orang : 5 orang), dengan pembulatan maka kelompok tani sampel yang diperlukan adalah 0 kelompok tani. Penentuan kelompok tani sampel dengan menggunakan teknik judgement sampling yaitu dengan menentukan secara sengaja kelompok tani di wilayah kerja BP3K Ciawi yang memenuhi kriteria tertentu. Adapun kriteria kelompok tani yang

dijadikan sampel yaitu kelompok tani aktif yang rutin mengadakan pertemuan kelompok, kelompok tani aktif yang mengikuti program yang diadakan pihak BP3K seperti kursus tani, Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), Sekolah Lapang Pengelolaan Hama Terpadu (SLPHT) dan berbagai program serta pelatihan lainnya yang diadakan BP3K Ciawi. Kriteria kelompok Tani aktif tersebut ditentukan dengan melibatkan kepala BP3K Ciawi sebagai narasumber. 3.3.3 Pengolahan dan Analisis Data Data primer yang telah diperoleh dari petani di wilayah BP3K Ciawi ditabulasi dan diolah dengan rumus statistika menggunakan program Microsoft Excel 003, SPSS for Windows ver. 1.0 dan Minitab for Windows Ver. 14,0. Dalam pengolahannya, tahap pertama yang dilakukan adalah uji validitas dan uji reliabilitas kuisioner. Pengujian ini dilakukan agar kuisioner yang digunakan akurat dan layak untuk disebarkan kepada responden. Selanjutnya, dilakukan pengukuran data dengan alat pengukuran kepuasan pelanggan yaitu Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index. a. Uji Validitas Instumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan hasil penelitian yang valid adalah bila terdapat kesamaan antara data yang telah terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment dengan bantuan Microsoft Excel 003. Korelasi Product Moment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel atau lebih adalah sama. Rumus Product Moment adalah : n xi yi ( xi )( yi ) xi ( xi ) }{ n yi ( r xy..() { n y ) } i

Dengan : rxy = korelasi antara variabel x dan y Ho = instrumen dinyatakan tidak valid Ha = instrumen dinyatakan valid Setelah rxy didapat, kemudian dibandingkan dengan r tabel (dengan taraf kesalahan tertentu). Jika rxy lebih besar dari nilai r tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Menurut Arikunto dalam Umar (003) disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang, dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen (=0,05). Dengan demikian, atribut dapat dinyatakan valid jika nilai rxy atau nilai r hitung lebih besar dari 0,361. Hasil perhitungan uji validitas pada Tabel, menunjukkan seluruh atribut yang diuji memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95 persen, yaitu 0,361. Hal ini menunjukkan seluruh atribut yang diuji adalah signifikan dan dapat dinyatakan valid, serta responden dapat mengerti maksud dari setiap pertanyaan kuisioner.

Tabel. Nilai Korelasi Uji Validitas Pertanyaan Kuisioner di Wilayah Kerja BP3K Ciawi Nilai Korelasi No Atribut Mutu Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan 1 Kerapihan dan penampilan 0,481 0,666 Praktek langsung di lapangan 0,388 0,43 3 Pelatihan dan kunjungan 0,399 0,671 4 Pengupayaan sarana dan prasarana 0,539 0,660 5 Penyusunan rencana kegiatan usahatani 0,598 0,561 6 Membantu administrasi kelompok 0,398 0,450 7 Memberikan informasi teknologi baru 0,847 0,738 8 Memberikan informasi pasar 0,609 0,618 9 Memberikan informasi peluang usaha dan permodalan 0,477 0,54 10 Peningkatan hasil usaha 0,617 0,717 11 Cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul 0,718 0,645 1 Kecepatan menangani pengaduan petani 0,564 0,773 13 Membantu dalam pengambilan keputusan guna menjalin 0,563 0,514 kemitraan usaha 14 Keramahan 0,373 0,543 15 Pengetahuan dan kecakapan dalam memberikan materi 0,517 0,600 16 Pelayanan/ menyelesaikan masalah secara tuntas 0,794 0,71 17 Pengetahuan permasalahan di Lapangan 0,7 0,79 18 Mudah ditemui/ dihubungi 0,380 0,700 19 Pelayanan yang sama kepada petani 0,619 0,756 0 Perhatian khusus atas masalah tertentu 0,539 0,576 b. Uji Reliabilitas Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 003). Setelah uji validitas, maka kuisioner yang digunakan perlu diuji reliabilitasnya untuk menunjukkan

konsistensi suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Kuisioner yang reliable adalah kuisioner yang apabila dicobakan berulang-ulang terhadap kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Adapun rumus yang digunakan adalah : k si ri {1 }. (3) k 1 s t Nilai varian total dan varian item dapat diketahui dengan menggunakan rumus: s x ( x ) t i t... (4) n n Jki Jks st..(5) n n Dengan: ri = reliabilitas instrumen k = jumlah butir pertanyaan s = jumlah varian item i s t = varian total Jki = jumlah kuadrat seluruh skor item Jks = jumlah kuadrat subjek n = jumlah responden x = nilai skor yang dipilih Uji reliabilitas diolah dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows ver. 1.0. Berdasarkan perhitungan (Lampiran ), hasil yang didapat untuk tingkat kepentingan diperoleh 0,876 dimana nilai tersebut termasuk kategori excellent atau sempurna. Begitu juga untuk tingkat kepuasan diperoleh alpha 0,916 dimana nilai tersebut termasuk kategori excellent atau sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan pengukuran dalam kuisioner rendah, sehingga penggunaannya dapat diandalkan dan mampu

memberikan hasil pengukuran yang konsisten, apabila peneliti menyebarkan kuisioner secara berulang dan dalam waktu berlainan. c. Importance Performance Analysis (IPA) Metode deskriptif kualitatif-kuantitatif digunakan dalam mengolah dan menganalisis data penelitian. Rangkuti (006) menyebutkan bahwa IPA atau analisis tingkat kepentingan dan kinerja karyawan atau penyuluh digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai sejauh mana tingkat kepuasan petani terhadap penyuluh BP3K Ciawi. Metode Importance Performance Analysis merupakan suatu teknik penerapan untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Tingkat kepentingan diukur dari harapan petani, sedangkan tingkat kinerja diukur dari pelaksanaannya. Total penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja masingmasing atribut diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing-masing skala dengan jumlah responden yang memilih pada skala likert. Kisaran untuk tiap skala adalah :. (Xib-Xik).(6) Banyaknya skala pengukuran Dimana : Xib = skor terbesar yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberi jawaban sangat penting atau sangat baik (skor 5) terhadap setiap unsur i mutu pelayanan. Xik = skor terkecil yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberi jawaban tidak penting (skor 1) terhadap setiap unsur i mutu pelayanan. Maka besarnya kisaran untuk setiap kelas yang diteliti adalah : [(5x n)-(1x n)] 5 karena n berjumlah 100, maka kisarannya adalah: [(5x100)-(1x100)] = 80 5

Tabel 3. Sebaran Jumlah Nilai Tingkat Kepentingan (Harapan) Tingkat Kepentingan Selang Tidak Penting 100-179 Kurang Penting 180-59 Cukup Penting 60-339 Penting 340-419 Sangat Penting 40-499 Tabel 4. Sebaran Jumlah Nilai Tingkat Kinerja (Pelaksanaan) Tingkat Kinerja Tidak Puas Kurang Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas Selang 100-179 180-59 60-339 340-419 40-499 Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut kualitas Penyuluh Pertanian Lapang. Adapun rumus yang digunakan adalah : Xi TK i x100%....... (7) Yi Dengan Tki = tingkat kesesuaian penyuluh lapang Xi = skor penilaian petani terhadap tingkat kinerja atribut penyuluh lapang Yi = skor penilaian petani terhadap tingkat kepentingan atribut kualitas jasa penyuluh lapang Tingkat kesesuaian digunakan untuk mengetahui sejauh mana kepuasan petani di wilayah kerja BP3K Ciawi. Jika Tki > 100 persen maka dapat dikatakan petani merasa sangat puas terhadap penyuluh lapang BP3K Ciawi. Sebaliknya, jika Tki < 100 persen maka kinerja penyuluh lapang di BP3K Wilayah Ciawi dianggap belum dapat

memenuhi kepuasan petani. Setelah diperoleh nilai tingkat kesesuaian, selanjutnya memetakan nilai rataan dari masing-masing atribut mutu pelayanan ke dalam diagram kartesius yang dapat dilihat pada Gambar 5. Diagram kartesius merupakan diagram yang terbentuk dari dua sumbu. Kedua sumbu tersebut selanjutnya disebut sumbu mendatar (X) diisi oleh skor rataan tingkat kinerja atribut, sedangkan sumbu tegak (Y) diisi oleh skor rataan tingkat kepentingan atribut. Skor ratarata sumbu mendatar (X) dan sumbu tegak (Y) diperoleh melalui rumus berikut: _ Xi X... (8) n _ Yi Y....(9) n Dengan: _ X = skor rata-rata tingkat kinerja atribut _ Y = skor rata-rata tingkat kepentingan atribut n = jumlah responden Diagram kartesius merupakan bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y) dimana merupakan rataan dari skor rata-rata tingkat kinerja seluruh atribut, dan Y merupakan rataan dari skor ratarata tingkat kepentingan seluruh atribut yang mempengaruhi kepuasan petani. Skor ini dihitung dengan rumus : X n i1 K _ Xi.... (10) Y n i1 K _ Yi.. (11) Dengan K = banyaknya atribut kualitas jasa yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Tingkat Kepentingan Prioritas Utama A Pertahankan Prestasi B Y Perioritas Rendah C Berlebihan D X Tingkat Kinerja Gambar 5 Diagram Kartesius (Rangkuti, 006) Masing-masing kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda, yaitu: 1. Kuadran A (Prioritas Utama) Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat atribut dengan tingkat kepentingan tinggi, tetapi memiliki tingkat kinerja rendah, sehingga mengecewakan konsumen. Atribut-atribut yang masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan kinerjanya dan menjadi prioritas perusahaan. Perusahaan harus secara terus menerus melaksanakan perbaikan.. Kuadran B (Pertahankan Prestasi) Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang dianggap sangat penting oleh pelanggan dan telah dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan harapan pelanggan. Atribut-atribut yang masuk pada kuadran ini harus tetap dipertahankan dan harus terus dikelola dengan baik, karena semua atribut ini menjadikan produk atau jasa tersebut unggul di mata pelanggan atau petani. 3. Kuadran C (Prioritas Rendah) Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat atribut dengan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja rendah. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini dirasakan kurang penting oleh pelanggan atau petani dan pelaksanaannya dinilai masih kurang baik. Pihak perusahaan belum merasa terlalu perlu mengalokasikan

biaya dan investasi untuk memperbaiki kinerjanya (prioritas rendah). Namun perusahaan juga tetap perlu mewaspadai, mencermati dan mengontrol setiap atribut pada kuadran ini, karena tingkat kepentingan pelanggan dapat berubah seiring meningkatnya kebutuhan. 4. Kuadran D (Berlebihan) Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh pelanggan, namun perusahaan telah melaksanakannya dengan baik, sehingga dianggap berlebihan. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi, agar perusahaan dapat menghemat sumberdaya. d. Customer Satisfaction Index (CSI) Pengukuran terhadap indeks kepuasan pelanggan (CSI) diperlukan karena hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran di tahun-tahun mendatang. Metode pengukuran indeks kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Index) menurut Stramford dalam Joni (009) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : 1. Menghitung weighting factors, yaitu mengubah nilai rata-rata tingkat kepentingan menjadi angka persentase dari total nilai ratarata tingkat kepentingan untuk seluruh atribut yang diuji, sehingga didapatkan total weighting factors sebesar 100 persen.. Menghitung weighted score, yaitu nilai perkalian antara nilai ratarata tingkat kinerja atau kepuasan masing-masing atribut dengan weighting factors masing-masing atribut. 3. Menghitung weigted total, yaitu menjumlahkan weighted score dari semua atribut kualitas jasa. 4. Menghitung satisfaction index (indeks kepuasan), yaitu perhitungan dari weighted total dibagi skala maksimal atau highest scale yang digunakan (dalam penelitian ini skala maksimal adalah lima), kemudian dikali 100 persen.

Menurut Stramford dalam Joni (009), Tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan pelanggan atau konsumen, dengan kriteria sebagai berikut: a. 0,00-0,34 = tidak puas b. 0,35-0,50 = kurang puas c. 0,51-0,65 = cukup puas d. 0,66-0,80 = puas e. 0,81-1,00 = sangat puas