PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI GORONTALO TAHUN

PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI PAPUA TAHUN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

ISBN : RENCANA TENAGA KERJA PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN

9. Keputusan /2 ATE\MW\DATAWAHED\2016\PER.GUB\NOVEMBER

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

RENCANA TENAGA KERJA NASIONAL

PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN TENAGA KERJA KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017


KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,16 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN

DATABASE KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KENDAL TAHUN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

Penambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

INDIKATOR KETENAGAKERJAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

Transkripsi:

ISBN : 978-602-7536-10-4 PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN 2012-2016 PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN 2012-2016 Kerjasama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I Dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2012

ISBN : 978-602-7536-10-4 PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN 2012-2016 M K A A R T I KARYA MUK T I T A M A Kerjasama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I Dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2012

PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN 2012-2016 Diterbitkan oleh : Pusat Perencanaan Tenaga Kerja Sekretariat Jenderal Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta Selatan 12950 Telepon : 021-5270944 Fax : 021-5270944 Website : http://pusatptk.depnakertrans.go.id

KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA Dalam rangka pelaksanaan amanat pasal 7 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja, bahwa perencanaan tenaga kerja baik dalam lingkup kewilayahan (nasional, provinsi dan kabupaten/kota) maupun lingkup sektoral/sub sektoral (sektoral/sub sektoral nasional, sektoral/sub sektoral provinsi, sektoral/sub sektoral kabupaten/kota), dijadikan acuan dan pedoman dalam pembangunan ketenagakerjaan ditingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Sektoral/Sub Sektoral Provinsi, dan Sektoral/Sub Sektoral Kabupaten/Kota. Sebagai pelaksanaan kedua peraturan tersebut dituangkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :PER. 16/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja Makro. Masalah utama ketenagakerjaan diantaranya adalah besarnya pengangguran terbuka, jumlah setengah penganggur yang sangat besar, serta masalah lain seperti rendahnya kualitas angkatan kerja, rendahnya produktivitas kerja, dan rendahnya kesejahteraan pekerja, sehingga bersifat multi dimensional antara berbagai faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor lainnya. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang komprehensif dan multi dimensi. Untuk itu maka diperlukan suatu perencanaan tenaga kerja yang dapat dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Bali. Dengan tersusunnya Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016, maka dasar pembangunan yang berpihak pada penciptaan perluasan kesempatan kerja (pro job) sudah semakin jelas dan terarah, khususnya dalam menghadapi masalah pengangguran, penciptaan iii

kesempatan kerja, peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Namun demikian, mengingat permasalahan ketenagakerjaan merupakan permasalahan bersama, maka diperlukan upaya kolektif dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada di Provinsi Bali. Untuk itu dalam penyusunan kebijakan, strategi dan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan maka pemerintah daerah harus berpedoman pada Perencanaan Tenaga Kerja untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Provinsi Bali. Akhirnya kami menyambut gembira dan memberikan penghargaan yang setinggi tingginya kepada Pemerintah Provinsi Bali atas tersusunnya buku Perencanaan Tenaga Kerja ini. Jakarta, Juni 2012 Kepala Pusat Perencanaan Tenaga Kerja, SYARIFUDDIN SINAGA, SH NIP 19561118 197703 1 001 iv

KATA PENGANTAR Kepala Dinas Tenaga Kerja dam Transmigrasi Prov. Bali Pertambahan Penduduk di daerah Bali sangat pesat, tahun 2011 ini mencapai hampir 4 juta jiwa, pertambahan ini sebagian besar diakibatkan derasnya urban dari daerah luar Bali yang tidak bisa dibatasi, karena persaingan makin ketat dengan berbagai kepentingan menimbulkan semakin ketat pula persaingan dalam memperebutkan peluang kerja yang diminati yang pada akhirnya sering menimbulkan permasalahan sosial, meningkatnya tindak kejahatan. Selama ini permasalahan ketenagakerjaaan di Provinsi Bali perlu mendapat perhatian dan penanganan yang serius dan dipikirkan rencana dan solusi terbaik bagi kita sebagai penduduk Bali. Buku Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali (PTKP Bali Tahun 2011-2016) merupakan evaluasi dan penyesuaian serta dimaksudkan sebagai sumber informasi dan acuan dalam menyusun kebijakan dan program ketenagakerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja sesuai amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dengan disusunnya buku PTKP Bali maka diharapkan pembangunan di bidang ketenagakerjaan semakin jelas dan terarah, khususnya dalam menghadapi masalah pengangguran, penciptaan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja. Mengingat masalah ketenagakerjaan di daerah Bali khususnya pengangguran bukan hanya masalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi saja melainkan juga merupakan kepentingan instansi pemerintah lain, maka dukungan melalui produk hukum, v

kebijakan dan program nyata diharapkan yang diarahkan pada perluasan kesempatan kerja. Kami menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan dalam penyusunan buku ini, yang diakibatkan berbagai keterbatasan yang ada. Untuk itu, kami mengharapkan saran konstruktif dari pembaca dan seluruh pihak yang terkait guna penyempurnaan di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan buku PTKP Bali Tahun 2011-2016 ini. Semoga bermanfaat dan dapat kita gunakan sebaik-baiknya sebagai acuan dalam pembangunan ketenagakerjaan khususnya di daerah Bali dalam rangka mencapai tujuan Bali yang Mandiri, Aman dan Sejahtera (Bali Mandara). Denpasar, 26 Nopember 2012 Kepala Dinas Tenaga Kerja dam Transmigrasi Prov. Bali Selaku Ketua Tim PTK Prov. Bali, ( I. Wayan Swasta, SH ) Pembina Utama Muda NIP : 19570520 198603 1 014 vi

RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) Penduduk Usia Kerja (PUK) menurut Golongan Umur di Provinsi Bali pada 3 periode tahun 2008-2011 bertambah sebanyak 256.409 orang yakni dari 2,69 juta orang pada tahun 2008 menjadi 2,96 juta orang pada tahun 2011. Demikian juga dengan Angkatan Kerja (AK) menurut Golongan Umur di Provinsi Bali terdapat penambahan sebanyak 157.980 orang pada periode tahun tersebut. Pada tahun 2008 jumlah AK sebanyak 2,09 juta orang dan pada tahun 2011 meningkat menjadi sebanyak 2,26 juta orang. Dari data tersebut terjadi penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2008-2011 yakni dari yang sebesar 77,86 persen menurun menjadi sebesar 76,45 persen. Kualitas PUK dan AK pada tahun 2008-2011 masih didominasi yang berpendidikan rendah walaupun PUK menurut Pendidikan di Provinsi Bali telah mengalami penurunan tingkat pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhan minus 0,25%. Untuk angkatan kerja yang berpendidikan Maksimum SD pada tahun 2008 sebanyak 980.619, menurun menjadi 929.995 pada tahun 2011. Sedangkan PUK untuk yang berpendidikan SMTP keatas jumlahnya mengalami kenaikan. Pada periode 2008-2011 jumlah kenaikan terbanyak terdapat pada tingkat pendidikan SMTA Kejuruan dan Universitas yakni masing-masing sebesar 14,68 persen dan 13,60 persen. Begitu juga dengan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan SMTA Kejuruan penambahannya merupakan yang terbanyak. Pada tahun 2008 jumlah AK yang berpendidikan SMTA Kejuruan sebanyak 162.307 orang meningkat menjadi sebanyak 242.619 orang pada tahun 2011. Jumlah penduduk yang bekerja pada periode 2008-2011 bertambah sebanyak 175.144 orang. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) masih merupakan salah satu penyerap tenaga kerja terbesar yaitu sebanyak 114.709 orang. Sektor Jasa menyerap tenaga kerja sebanyak 131.230 orang pada tahun 2008 sebesar 260.056 orang meningkat menjadi 391.376 orang pada tahun 2011. Dan sektor industri pengolahan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 26.801 orang pada tahun 2008-2011. Pada tahun vii

2008, penduduk yang bekerja di sektor formal sebanyak 647.873 orang ( 32%), meningkat pada tahun 2011 menjadi 960.687 orang (44%). Pada tahun 2008-2011, jumlah yang bekerja penuh mengalami kenaikan sebanyak 298.536 orang yakni dari 1.365.405 orang pada tahun 2008 meningkat menjadi 1.663.941 orang pada tahun 2011. Sementara itu, jumlah penganggur juga mengalami penurunan sebanyak 17.164 orang, dimana pada tahun 2008 sebanyak 69.548 orang menurun menjadi 52.384 orang pada tahun 2011. Berdasar hasil perkiraan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali (PTKP Bali) Tahun 2012-2016 menunjukkan bahwa jumlah PUK dan AK pada periode tersebut diperkirakan bertambah berturut-turut sebanyak 177 ribu orang dan 179 ribu orang. Secara kualitas, PUK dan AK pada periode 2012-2016 diperkirakan masih didominasi oleh yang berpendidikan Maksimum SD. Jumlah PUK pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 1,2 juta orang, menurun menjadi sebanyak 1,1 juta orang pada tahun 2016. Jumlah AK, pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 907 ribu orang, menurun menjadi 818 ribu orang pada tahun 2016. Dari tambahan jumlah PUK dan AK pada periode 2012-2016, tingkat pendidikan SMTA Kejuruan diperkirakan memiliki jumlah tambahan terbanyak. Jumlah PUK dengan tingkat pendidikan SMTA Kejuruan diperkirakan bertambah sebanyak 87 ribu orang dan jumlah penambahan AK-nya diperkirakan bertambah sebanyak 82 ribu orang. Perekonomian Indonesia pada tahun 2012-2016 diperkirakan mampu tumbuh sebesar 7,66 persen. Pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut diperkirakan akan mendorong penciptaan kesempatan kerja, sehingga jumlah kesempatan kerja pada tahun 2012-2016 diperkirakan akan bertambah sebanyak 182 ribu orang dari 2.224.912 orang menjadi 2.407.466 orang pada tahun 2016. Peningkatan penciptaan kesempatan kerja ini juga berdampak positif terhadap penurunan tingkat dan jumlah pengangguran terbuka. Pada tahun 2012, Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) diperkirakan menurun menjadi 2,30 persen atau sebanyak 52 ribu orang. Sedangkan pada tahun 2016, Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) diperkirakan juga menurun menjadi 2,01 persen atau sebanyak 49 ribu orang. Agar angkatan kerja yang ada bisa dimanfaatkan secara optimal dan mempunyai kemampuan, maka diperlukan kebijakan, program dan strategi yang sesuai dengan perkiraan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja. viii

Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Kebijakan pendayagunaan tenaga kerja diantaranya di bidang pelatihan yang difokuskan pada dua jenis pelatihan, yaitu kewirausahaan untuk mengisi kesempatan kerja dengan status berusaha sendiri tanpa bantuan serta berusaha dengan dibantu dan pekerja/buruh/karyawan. Jumlah angkatan kerja yang perlu dilatih pada tahun 2012-2016 dengan fokus kewirausahaan diperkirakan adalah sebanyak 328 orang. Untuk menjadi pekerja/buruh/karyawan sebanyak 107 ribu orang. Di bidang penempatan tenaga kerja, diprioritaskan lima lapangan usaha yang menjadi sektor prioritas dan ditetapkan sebagai target utama penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2016 yakni Sektor Industri, Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa. Kebijakan pemerataan kesempatan kerja meliputi kebijakan sektoral yang berisi berbagai kebijakan dari sembilan sektor dalam penciptaan kesempatan kerja sebanyak-banyaknya. Kebijakan perlindungan tenaga kerja meliputi bidang pengawasan dan hubungan industrial. Meningkatkan jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan dari 29 orang yang ada saat ini menjadi 79 orang pegawai pengawas. Begitu juga dengan peningkatan jumlah PP pada perusahaan selama tahun 2012-2016 diharapkan menjadi 600 perusahaan, untuk perusahaan yang memiliki PKB ditargetkan sebanyak 120 perusahaan. Strategi yang dilaksanakan dari kebijakan yang dibuat meliputi strategi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Strategi pendayagunaan tenaga kerja meliputi peningkatan kualitas angkatan kerja, peningkatan perekonomian makro dan regional. Strategi pemerataan kesempatan kerja ditempuh melalui pengembangan pasar kerja. Strategi perlindungan tenaga kerja dapat ditempuh melalui peningkatan pengawasan ketenagakerjaan dan strategi kesejahteraan pekerja ditempuh melalui pembangunan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja yang lebih baik dan meningkat. Program yang dapat dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Program pendayagunaan tenaga kerja yang dapat dilaksanakan diantaranya pengembangan kompetensi kerja (pengembangan pola networking standarisasi dan sertifikasi, pengembangan sistem ix

standarisasi dan sertifikasi, pembinaan SDM dan penyesuaian standar kompetensi yang dinamis) dan pengembangan hukum bidang pembinaan pelatihan dan produktivitas. Program pemerataan kesempatan kerja yang dapat ditempuh adalah perluasan dan pengembangan kesempatan kerja serta pengembangan hukum bidang pembinaan penempatan tenaga kerja. Untuk program perlindungan tenaga kerja yang dapat ditempuh diantaranya peningkatan kelembagaan hubungan industrial, pengaturan hubungan kerja, pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan pengembangan hukum bidang pembinaan pengawasan ketenagakerjaan. Dan untuk program kesejahteraan pekerja langkah yang dapat ditempuh diantaranya perbaikan sistem pengupahan, jaminan sosial tenaga kerja dan kesejahteraan serta pengembangan hukum bidang pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja. x

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA.. KATA PENGANTAR KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BALI.. EXECUTIVE SUMMARY DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. iii v vii xi xiii BAB I PENDAHULUAN. 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud dan Tujuan.. 4 1.3. Hasil yang Diharapkan.. 4 1.4. Metodologi dan Sumber Data.. 4 1.5. Pengertian Dasar, Konsep, dan Definisi.... 7 1.6 Kerangka Isi... 9 BAB II BAB III BAB IV KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI... 11 2.1 Kondisi Ekonomi... 11 2.2 Penduduk Usia Kerja... 12 2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). 16 2.4 Angkatan Kerja.. 19 2.5 Penduduk yang Bekerja.. 23 2.6 Penganggur Terbuka... 30 2.7 Produktivitas Tenaga Kerja.. 33 PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN TENAGA KERJA TAHUN 2012-2016.. 35 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja...... 35 3.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. 39 3.3 Perkiraan Angkatan Kerja... 41 PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA TAHUN 2012-2016.... 45 4.1 Perkiraan Perekonomian Tahun 2012-2016... 45 4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja. 47 4.3 Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja... 55 xi

BAB V BAB VI PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA... 57 5.1 Persediaan Tenaga Kerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja. 57 5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur. 58 5.3 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan.. 59 5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin... 60 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN.. 63 6.1 Rekomendasi Kebijakan Perekonomian. 64 6.2 Rekomendasi Kebijakan Umum.... 67 6.3 Rekomendasi Kebijakan Penciptaan Kesempatan Kerja.. 68 6.4 Rekomendasi Kebijakan Pelatihan Tenaga Kerja 74 6.5 Rekomendasi Kebijakan Penempatan Tenaga Kerja... 80 6.6 Rekomendasi Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja 83 BAB VII PENUTUP.. 89 DAFTAR PUSTAKA xii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Dalam Miliar Rupiah)... 12 Tabel 2.2. Tabel 2.3. Tabel 2.4. Tabel 2.5. Tabel 2.6. Tabel 2.7. Tabel 2.8. Tabel 2.9. Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011... 14 Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011... 15 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011... 16 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011 (Dalam Persen)... 17 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011 (Dalam Persen)... 18 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011 (Dalam Persen)... 19 Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011... 21 Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011... 22 Tabel 2.10. Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011... 23 Tabel 2.11. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011... 24 Tabel 2.12. Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011... 25 Tabel 2.13. Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011... 26 Tabel 2.14. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011... 26 Tabel 2.15. Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2008-2011... 27 xiii

Tabel 2.16. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jabatan Tahun 2008-2011... 28 Tabel 2.17. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja Tahun 2008-2011... 29 Tabel 2.18. Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2008-2011... 31 Tabel 2.19. Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2011... 32 Tabel 2.20 Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008-2011... 33 Tabel 2.21. Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Juta Rp./Tenaga Kerja)... 34 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016... 37 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016... 38 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016... 38 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 (Dalam Persen)... 39 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016 (Dalam Persen)... 40 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 (Dalam Persen)... 41 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016... 42 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016... 43 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016... 44 Perkiraan Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Miliar Rupiah)... 46 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016... 49 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016... 50 xiv

Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 6.1 Tabel 6.2 Tabel 6.3 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016... 51 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016... 52 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Tahun 2012-2016... 53 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jabatan Tahun 2012-2016... 54 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja Tahun 2012-2016... 55 Perkiraan produktivitas Tahun 2012-2016 (Juta Rp./Tenaga Kerja)... 56 Perkiraan Jumlah Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja Tahun 2012-2016.... 58 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016... 59 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016... 60 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016... 61 Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016... 75 Kapasitas Lembaga Latihan dan Instruktur Menurut Provinsi Bali Tahun 2011... 76 Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Lapangan Usaha Tahun 2012-2016... 81 Tabel 6.4 Kondisi Pengantar Kerja.... 82 Tabel 6.5 Perusahaan, Tenaga Kerja dan Pegawai Pengawas... 84 Tabel 6.6 Perangkat Hubungan Industrial... 86 Tabel 6.7 Upah Minimum Provinsi dan Kebutuhan Hidup Layak Tahun 2011... 88 xv

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ciri utama negara berkembang adalah langkanya modal dan kelebihan tenaga kerja, dengan kata lain rasio modal tenaga kerja sangat rendah sehingga di negara berkembang produksi yang paling tepat menggunakan teknik produksi padat karya. Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktural sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional. Selain itu, pembangunan tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan menuju kondisi kehidupan yang lebih baik. Pembangunan harus direncanakan secara efektif, yang dengan sendirinya harus mencakup pula tujuan pemecahan masalah di bidang ketenagakerjaan. Pembangunan Daerah bertujuan untuk meningkatkan keadaan ekonomi daerah sehingga mandiri dan 1

mampu menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah secara berkelanjutan, meningkatkan keadaan sosial masyarakat untuk mencapai kesejahteraan secara adil dan merata bagi seluruh anggota masyarakat daerah, mengembangkan setiap ragam budaya daerah sehingga menjamin kelestarian budaya daerah diantara budaya-budaya nasional Indonesia lainnya, meningkatkan dan memelihara masyarakat untuk mendukung pelaksanaan peningkatan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, kualitas lingkungan hidup dan meningkatkan kesejahteraan seluruh anggota masyarakat seutuhnya, serta membantu pemerintah pusat dalam mempertahankan, memelihara dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Republik Indonesia. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Junto Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Junto Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah membawa dimensi baru dalam penyelenggaraan otonomi daerah khususnya bagi pola pemerintahan di daerah yang pada mulanya berpola sentralisasi berubah menjadi desentralisasi. Hal ini terlihat pada pengaturan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah yang lebih mengedepankan pada penerapan azas desentralisasi dalam wujud otonomi yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab, sehingga pemerintah daerah dapat mengembangkan dan mengelola potensi di daerahnya melalui otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah. Pembangunan Ekonomi Daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru serta merangsang perkembangan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Tujuan utama dari Pembangunan ekonomi daerah adalah untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat di daerah, melalui penciptaan lapangan kerja. 2

Penyediaan lapangan kerja menjadi sangat penting dalam mengatasi pengangguran. Penyerapan tenaga kerja akan dapat mengatasi masalah kesenjangan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Bagi Negara berkembang seperti Indonesia, masalah ketenagakerjaan adalah masalah yang komplek karena berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan yang lain, seperti masalah kesehatan, perekonomian, maupun pendidikan. Provinsi Bali yang dikenal sebagai daerah pariwisata juga tak luput dari masalah ketenagakerjaan. Bali merupakan wilayah yang mudah dijangkau, akibat arus migrasi maupun urbanisasi menjadi tak dapat dihindari. Penggangguran yang menjadi masalah tersebut dikarenakan pengangguran itu sendiri bukan hanya berasal dari Bali, tetapi bertambah seiring dengan datangnya masyarakat luar Bali. Maka dari itu sangatlah penting Provinsi Bali membuat Perencanaan tenaga kerja untuk merumuskan langkah-langkah pendayagunaan tenaga kerja secara optimal efisien dan produktif guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Pendayagunaan tenaga kerja tersebut harus dapat meningkatkan kesejahteraan segenap pekerja termasuk keluarganya menuju tingkat penghidupan yang layak. Perencanaan tenaga kerja di Provinsi Bali juga diharapkan menjadi bagian integral dari pembangunan daerah Bali disamping diarahkan juga untuk menjadi bahan penyusunan Kebijakan dan Program daerah provinsi Bali seperti (1) Peningkatan Produktivitas, (2) mengupayakan penghidupan yang layak, (3) Meningkatkan perkembangan ekonomi regional yang merangsang tumbuhnya ekonomi lokal, (4) meningkatkan profesionalisme dengan daya saing, (5) terbentuknya sistem informasi ketenagakerjaan daerah provinsi Bali. Mendasari pada gambaran keadaan seperti dikemukakan diatas dan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan, maka penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi (PTKP) Bali merupakan kegiatan yang strategis karena dengan tersusunnya (PTKP) Bali diharapkan dapat mengakomodasikan perubahan dan 3

perkembangan yang terjadi di bidang ketenagakerjaan serta alternatif kebijakan dan program aksi untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di Provinsi Bali. 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi (PTKP) Bali Tahun 2012-2016 ini adalah memberikan berbagai informasi ketenagakerjaan yang diperlukan sehingga dapat digunakan sebagai bahan perumusan strategi, kebijakan dan program ketenagakerjaan. Secara rinci tujuan dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016 ini adalah : 1. Memperkirakan ketersediaan secara kuantitatif jumlah tenaga kerja dengan berbagai karakteristiknya tahun 2012-2016. 2. Memprediksi kebutuhan tenaga kerja tahun 2012-2016 yang diturunkan berdasarkan permintaan output nasional dan sektoral. 3. Memprediksi angka pengangguran yang dihitung berdasarkan perbedaan antara kebutuhan tenaga kerja dan persediaan tenaga kerja pada periode yang sama. 4. Menyusun rekomendasi kebijakan dan program terkait masalah ketenagakerjaan secara nasional dan sektoral. 1.3. Hasil Yang Diharapkan PTKP Bali Tahun 2012-2016 ini menjadi signal bagi semua sektor dalam perumusan perencanaan pembangunan ketenagakerjaan yang berbasis empiris, program pembangunan nasional, serta sebagai acuan bagi penyusunan rencana tenaga kerja daerah dan sektoral. 1.4. Metodologi dan Sumber Data 1.4.1. Metodologi Metodologi yang digunakan untuk memproyeksikan PTK Provinsi Bali Tahun 2012 2016 khususnya untuk persediaan dan kebutuhan tenaga kerja serta perumusan kebijakan tenaga kerja, diantaranya adalah : 4

a. Persediaan Tenaga Kerja Metodologi untuk memperkirakan persedian tenaga kerja, baik dari sisi Penduduk Usia Kerja (PUK), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Angkatan Kerja (AK), antara lain dengan menggunakan metodologi : Memproyeksikan PUK dengan menggunakan rumus: Linear sederhana yaitu : y = a + b atau rumus pertumbuhan geometrik Keterangan: Y = Hasil proyeksi PUK a = Konstanta b = Parameter x = Tahun PUK t = Proyeksi PUK tahun t PUK o = Data dasar proyeksi PUK r = Laju pertumbuhan PUK t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (t n ) dengan tahun data dasar (t o ) Untuk menentukan laju pertumbuhan PUK menggunakan rumus: Keterangan: r = Laju pertumbuhan PUK PUK n = Data PUK tahun akhir PUK o = Data PUK tahun awal t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (t n ) dengan tahun data dasar (t o ) Proyeksi TPAK dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Regresi Linear Sederhana 5

Untuk memproyeksikan AK diperoleh dengan mengkalikan antara proyeksi PUK dengan proyeksi TPAK dengan karakteristik dan tahun yang sama. dengan rumus : b. Kebutuhan Tenaga Kerja Menghitung/memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja, banyak sekali metodologinya, namun keterbatasan data dan informasi maka untuk memproyeksikan PTKP Bali ini menggunakan elastisitas tenaga kerja. Elastisitas tenaga kerja merupakan rasio antara perubahan atau pertumbuhan kesempatan kerja dengan pertumbuhan PDRB menggunakan rumus: Keterangan: E i = Elastisitas tenaga kerja sektor i rl i = Laju pertumbuhan penduduk yang bekerja sektor i pertahun (%) ry i = Laju pertumbuhan ekonomi (PDRB) i pertahun (%) Menghitung laju pertumbuhan kesempatan kerja menurut lapangan usaha sampai dengan tahun proyeksi, dengan rumus: Keterangan: rl ai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja baru sektor - i E ai = Elastisitas perubahan ry ai = Perkiraan laju pertumbuhan ekonomi sektor - i Menghitung proyeksi kesempatan kerja menurut lapangan usaha, sampai dengan tahun proyeksi menggunakan rumus: 6

Keterangan: KK ti = Proyeksi kesempatan kerja sektor -i KK oi = Data dasar penduduk yang bekerja sektor -i rl ai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja sektor -i t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (t n ) dengan tahun data dasar (t o ) 1.4.2. Sumber Data Data kependudukan dan statistik ketenagakerjaan yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari publikasi hasil survei yang telah dilakukan oleh BPS. Data tersebut antara lain: sakernas, susenas, supas dan sensus. Data upah bersumber dari data statistik pengupahan nasional yang telah dipublikasi BPS. Selain data kependudukan dan ketenagakerjaan, penelitian ini juga menggunakan beberapa data keuangan dan moneter sumber SEKI Bank Indonesia, CEIC, dan beberapa publikasi internasional terutama untuk data harga minyak. 1.5. Pengertian Dasar, Konsep, dan Definisi 1. Kebutuhan Tenaga Kerja Kebutuhan tenaga kerja (kesempatan kerja) adalah jumlah lapangan kerja dalam satuan orang yang dapat disediakan oleh seluruh sektor ekonomi dalam kegiatan produksi. Dalam arti yang lebih luas, kebutuhan ini tidak hanya menyangkut jumlahnya, tetapi juga kualitasnya (pendidikan atau keahliannya). 2. Persediaan Tenaga Kerja Persediaan tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang sudah siap untuk bekerja, disebut angkatan kerja (labour force) yang dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas. 3. Penduduk Usia Kerja (PUK) Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. 4. Angkatan Kerja (AK) Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (berumur 15 tahun ke atas) yang selama seminggu sebelum pencacahan, bekerja 7

atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja; dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. 5. Bekerja Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. 6. Penganggur Terbuka (PT) Penganggur Terbuka terdiri dari : a. Mereka yang mencari pekerjaan b. Mereka yang mempersiapkan usaha c. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin dapat pekerjaan d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. 7. Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) Tingkat Penganggur Terbuka merupakan rasio jumlah Penganggur Terbuka terhadap jumlah Angkatan Kerja. 8. Setengah Penganggur Setengah Penganggur adalah kegiatan seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu. 9. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia kerja 10. Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang bekerja seperti digolongkan dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI)/Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLUI). 8

11. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) a. Menurut Pendekatan Produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun) b. Menurut Pendekatan Pengeluaran, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. 1.6. Kerangka Isi Penulisan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali 2012-2016 ini dibagi dalam 7 (tujuh) bab, yaitu : BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI BAB VII : PENDAHULUAN : KONDISI KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI BALI : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN TENAGA KERJA : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA : ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN : PENUTUP 9

KONDISI KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI BALI 2.1 Kondisi Ekonomi Kinerja perekonomian Indonesia tahun 2010 menunjukkan trend positif, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,10 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 yang hanya mencapai 4,58 pesen. Peningkatan tersebut didukung oleh sumber pertumbuhan yang semakin berimbang, sebagaimana tercermin pada peran investasi dan ekspor yang meningkat. Peningkatan investasi pada tahun 2010 ditandai dengan makin tingginya peranan investasi yang bersifat menambah kapasitas ekonomi. Di sisi lain, perbaikan kinerja ekspor juga diikuti oleh makin terdiversifikasinya komoditas dan negara tujuan dari ekspor Indonesia. Fenomena ini dapat dilihat dari membaiknya kinerja sektor-sektor yang menghasilkan komoditas yang diperdagangkan secara internasional (tradable sector), khususnya dalam industri pengolahan. Pada Tahun 2011 Provinsi Bali mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,49 persen. Lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada tahun 11

2010. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut ditopang oleh peningkatan aktivitas pariwisata di akhir tahun, yang mendorong kinerja sektor PHR (perdagangan, hotel, restoran) sebagai sektor yang dominan dalam perekonomian Provinsi Bali. Dilihat dari tabel 2.1 sektor PHR (perdagangan, hotel dan restoran) memiliki proporsi terbesar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya dengan kontribusi sebesar 31,89 persen pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali pada tahun 2010. Trend positif peningkatan kontribusi sektor PHR juga tercermin pada tabel 2.1. Dimana dari tahun 2008-2011, kontribusi sektor PHR selalu memiliki proporsi terbesar dengan kontribusi rata-rata 32,03 persen selama 4 periode yaitu dari tahun 2008-2011. Tabel 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Dalam Miliar Rupiah) LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010* 2011** 1. Pertanian 4.947,83 5.645,78 5.745,22 5.873,31 2. Pertambangan & Penggalian 146,64 157,97 188,66 208,49 3. Industri Pengolahan 2.476,90 2.768,11 2.936,45 3.027,99 4. Listrik, Gas & Air Bersih 388,03 410,37 438,59 470,83 5. Konstruksi 970,46 1.067,44 1.146,12 1.236,39 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7.962,25 8.656,02 9.209,07 10.005,65 7. Pengangkutan & Komunikasi 2.805,25 3.016,62 3.190,56 3.380,96 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 1.808,49 1.899,19 2.041,02 2.168 9. Jasa-Jasa 3.394,72 3.669,44 3.985,00 4.382,17 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 24.900,57 27.290,94 28.880,69 30.753,67 Sumber : BPS Tahun 2008-2011 *) Angka sementara **) Angka sangat sementara 2.2 Penduduk Usia Kerja Konsep ketenagakerjaan yang digunakan adalah konsep yang direkomendasikan oleh International Labour Organization (ILO) yaitu konsep Labour Force Framework. Pada konsep ini penduduk dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Penduduk usia kerja (PUK) mengalami perubahan kuantitas dan trend 12

tergantung pada adanya perubahan faktor-faktor demografis seperti tingkat kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Batas usia kerja berbeda-beda antara negara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut dibuat berdasarkan situasi tenaga kerja di masing-masing negara. Misalnya di India, batasan usia kerja berada pada rentang usia 14-60 tahun, sedangkan di Ameria batasan usia kerja adalah 16 tahun ke atas, sedangkan versi Bank Dunia (World Bank) batas usia kerja adalah 15-64 tahun. Indonesia dalam hal ini BPS, memberikan batasan umur pada penduduk usia kerja menggunakan batas bawah usia kerja (economically active population)15 tahun (meskipun dalam survei Sakernas dikumpulkan informasi mulai dari penduduk usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia kerja. Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut supaya definisi yang diberikan sedapat mungkin bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan pemilihan batas umur pekerja di Indonesia, dapat dilihat bahwa batas umur maksimum dari tenaga kerja tidak ada. Dengan demikian, hanya sebagian saja penduduk Indonesia yang merasakan tunjangan di hari tua akibat tidak adanya batas atas umur yang maksimum untuk pekerja di Indonesia. Yang mendapatkan tunjangan adalah pegawai negeri dan hanya sebagian kecil karyawan dari perusahaan swasta. Pada golongan tersebut kadang kala pendapatan yang diterima tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga kebanyakan tenaga kerja yang telah mencapai usia pensiun masih tetap harus bekerja. Oleh sebab itu di Indonesia tidak ada batas umur maksimum pada usia kerja. 2.2.1 Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Penduduk usia kerja di Provinsi Bali pada 3 periode dari tahun 2008-2011 mengalami peningkatan jumlah dihampir seluruh golongan umur. Data pada tabel 2.2 menunjukkan bahwa penduduk usia kerja di provinsi Bali dari seluruh golongan umur jumlahnya tidak beda jauh. Tetapi terjadi suatu fenomena yang menarik, dimana terdapat kecenderungan golongan umur 60 tahun keatas jumlahnya paling besar dan terus meningkat dari tahun 2008-2010, secara berurutan jumlahnya adalah 342.535 jiwa, 352.634 jiwa, dan 399.724 jiwa. Walaupun ada sedikit penurunan pada tahun 2011, yaitu 13

menjadi 387. 358 jiwa tapi jumlah penduduk usia kerja di golongan ini masih lebih banyak dibandingkan golongan umur lainnya. Fenomena tersebut diduga karena ada perbaikan kualitas gizi dan kesehatan yang memungkinkan kelompok umur ini mengalami kondisi fisik yang lebih sehat dan bugar sehingga masih memiliki kemampuan untuk bekerja. Penduduk usia kerja pada kelompok 60 tahun ke atas akhirnya semakin bertambah. Tabel 2.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011 Golongan Umur 2008 2009 2010 2011 15-19 292.368 305.820 301.147 309.039 20-24 251.496 244.722 260.746 272.500 25-29 326.229 308.324 318.199 319.497 30-34 312.995 338.817 350.147 370.723 35-39 330.235 336.052 351.611 349.839 40-44 280.604 281.963 313.573 329.411 45-49 235.323 233.242 244.338 254.940 50-54 180.967 188.219 206.538 198.805 55-59 143.384 138.954 156.550 160.433 60+ 342.535 352.634 399.724 387.358 Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545 Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011 2.2.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan di Provinsi Bali pada tahun 2008-2011 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.3. masih didominasi oleh penduduk usia kerja yang berpendidikan sekolah dasar ke bawah. Akan tetapi secara umum telah terjadi pergeseran proporsi untuk setiap jenjang pendidikan. Penurunan proporsi penduduk usia kerja berpendidikan maksimum SD telah diikuti dengan peningkatan proporsi penduduk usia kerja pada tingkat pendidikan diatasnya terutama tingkat SMTA Kejuruan. Hal ini akibat adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan juga akibat program pendidikan untuk mewajibkan belajar sampai dengan 9 tahun (tamat SLTP) serta adanya kebijakan 14

pemerintah yang telah mengalokasikan 20 persen dari total anggaran untuk dana pendidikan, diantaranya untuk subsidi pendidikan anak sekolah SD dan SLTP. Selain itu pembangunan ekonomi selama ini pada tingkat tertentu berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga masyarakat lebih mampu membiayai pendidikan formal dan mengakomodasi makanan bergizi yang membantu kualitas tenaga kerja. Pertumbuhan rata-rata penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan selama periode 2008 2011 cukup tinggi terjadi pada penduduk usia kerja dengan pendidikan SMTA Kejuruan dan Universitas yakni masing-masing sebesar 14,68 persen dan 13,60 persen. Sedangkan pertumbuhan menurun terjadi pada penduduk usia kerja dengan pendidikan maksimum SD yakni menurun sebesar 0,25 persen setiap tahun Tabel 2.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011 Pendidikan 2008 2009 2010 2011 Rata-Rata Pertumb Maksimum SD 1.246.334 1.246.903 1.297.114 1.234.378-0,25% SMTP 544.049 515.248 545.552 579.038 2,24% SMTA Umum 502.855 518.059 522.231 570.008 4,33% SMTA Kejuruan 195.509 217.018 282.736 290.525 14,68% Diploma 92.965 99.987 110.079 110.980 6,16% Universitas 114.424 131.532 144.861 167.616 13,60% Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545 3,10% Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011 2.2.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Jumlah penduduk usia kerja menurut jenis kelamin di Provinsi Bali pada tahun 2008-2011seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.4. menunjukkan peningkatan, baik untuk laki-laki maupun perempuan, dengan komposisi jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir sama. Pertumbuhan penduduk usia kerja selama periode 2008 2011 rata-rata sebesar 3,10 persen setiap tahun, dengan pertumbuhan penduduk usia kerja laki-laki sebesar 2,93 persen per tahun dan pertumbuhan penduduk usia kerja perempuan sebesar 3,28 persen 15

per tahun. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan penduduk usia kerja perempuan lebih tinggi dibandingkan petumbuhan penduduk usia kerja laki-laki. Tabel 2.4 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011 Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011 Pertumb. Laki-Laki 1.353.211 1.370.960 1.447.472 1.474.864 2,93% Perempuan 1.342.925 1.357.787 1.455.101 1.477.681 3,28% Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545 3,10% Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011 2.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menunjukkan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK juga dapat didefinisikan sebagai perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Besarnya TPAK di Provinsi Bali pada tahun 2008-2011 secara umum mengindikasikan adanya kenaikan setiap tahun, ini disebabkan oleh telah pulihnya industri pariwisata di Provinsi Bali setelah terjadi keterpurukan pasca Bom Bali I dan II. 2.3.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Berdasarkan Tabel 2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur di Provinsi Bali pada periode 2008-2011 terlihat jelas berfluktuasi, tetapi pada Umur 15-19 terus mengalami penurunan dari tahun 2008 sebesar 41,95 persen menjadi 36,94 persen di tahun 2011 yang menandakan bahwa animo masyarakat yang termasuk golongan umur 15-19 tahun untuk bekerja sudah mulai berkurang seiring dengan meningkatnya kualitas di bidang pendidikan. Sehingga keinginan untuk memasuki dunia pendidikan lebih besar daripada masuk ke dunia kerja serta program wajib belajar 12 tahun untuk dilaksanakan sehingga dapat menekan angka tersebut. 16

Namun berbeda halnya dengan golongan umur 20-24 Tahun yang terjadi suatu peningkatan peran serta golongan usia tersebut dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan oleh keinginan untuk dapat merasakan dan mencoba untuk terlibat dalam dunia kerja. Sedangkan pada umur 25-29 tahun pada umumnya mengalami penurunan dimana keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lebih diminati dengan asumsi pendidikan yang lebih baik akan menjadi nilai lebih untuk memenuhi syaratsyarat memasuki dunia kerja. Kemudian golongan umur 30-49 tahun mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya permintaan dunia kerja yang membutuhkan tenaga kerja yang memiliki skill dan meningkatnya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, sehingga memaksa golongan umur 30-49 untuk bekerja. Golongan usia kerja 30-49 tahun dikenal dengan usia produktif. Sedangkan untuk golongan umur 50 tahun keatas secara umum terus mengalami penurunan atau mengalami trend negatif. Tabel 2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011 Golongan Umur 2008 2009 2010 2011 15-19 41,95 39,12 38,98 36,94 20-24 78,51 78,14 76,65 77,19 25-29 86,02 86,04 86,30 83,00 30-34 87,80 88,86 89,41 86,40 35-39 90,47 90,60 90,54 89,85 40-44 90,59 91,02 90,52 92,38 45-49 89,25 91,11 90,25 90,33 50-54 85,41 86,42 85,39 85,12 55-59 82,48 82,43 79,90 77,92 60+ 54,85 55,46 54,31 52,69 Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45 Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011 2.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 2.6 memperlihatkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Bali untuk tingkat SD dari tahun 2008-2009 mengalami penurunan tetapi masih menempati posisi 17

kelima setelah SMTA Umum, sampai dengan tahun 2011 masih terlihat jelas kondisi tersebut. TPAK Tingkat SMTP cenderung mengalami fluktuasi selama kurun waktu tahun 2008-2009 begitu pula pada tingkat SMTA Umum yang mengalami hal yang sama dengan fluktuasi pada tahun 2009 sebesar 80,19 persen. Berikutnya terjadi kenaikan lagi pada tahun 2010 yaitu 80,38 persen lalu terjadi penurunan drastis pada tahun 2011. TPAK Tingkat SMTA Kejuruan mengalami kenaikan dan penurunan pada periodetahun 2008-2011. TPAK tingkat Diploma dengan persentase tertinggi terjadi di tahun 2009 dengan angka TPAK 91,10 persen kemudian ditahun 2011 terjadi penurunan yang sangat drastis yaitu mencapai angka 85,98 persen. TPAK yang menempati peringkat tertinggi menurut tingkat pendidikan adalah perguruan tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya dan terus mengalami peningkatan dari tahun 2008-2010 yaitu terakhir dikisaran 91,44 persen walaupun akhirnya menurun di tahun 2011 menjadi 89,40 persen. Dari gambaran data tersebut dapat di sampaikan bahwa TPAK menurut tingkat pendidikan di Provinsi Bali Tahun 2008-2011 secara umum mengalami penurunan dan penurunan yang tertinggi terjadi di Tahun 2011. Tingginya persentase TPAK dari kelompok lulusan Diploma dan Universitas menunjukkan bahwa yang menjadi nilai tambah dalam dunia kerja adalah dari unsur pendidikan serta skill. Tabel 2.6 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011 Pendidikan 2008 2009 2010 2011 Maksimum SD 78,68 77,62 75,95 75,34 SMTP 67,16 66,92 68,22 67,61 SMTA Umum 80,44 80,19 80,38 78,58 SMTA Kejuruan 83,02 84,86 84,14 83,51 Diploma 89,45 91,10 89,61 85,98 Universitas 90,29 91,44 91,44 89,40 Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45 Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011 18

2.3.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Bali menurut jenis kelamin pada jenis kelamin perempuan tahun 2008 menunjukkan angka 70,03 persen mengalami kenaikan di tahun 2009 dan menurun drastis di tahun 2011 dengan angka 68,71 persen setelah terjadi penurunan di tahun 2010 dengan angka 70,16 persen. Untuk TPAK jenis kelamin laki-laki menunjukkan nilai yang lebih besar sepanjang 4 tahun yaitu dari tahun 2008-2011 jika dibandingkan dengan TPAK Perempuan, namun perbedaan ini tidak begitu signifikan bila dilihat dari tanggungjawab dimana laki-laki memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan perempuan dalam hal mencari nafkah bagi keluarga. Sedangkan data tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menunjukkan bahwa kalangan perempuan sudah mengimplemetasikan emansipasi wanita dengan memiliki kemampuan didalam dunia kerja dan ikut menyumbangkan peran sertanya untuk membantu menambah pendapatan keluarga dan mengembangkan ilmu dengan jalan berkarir di dunia kerja yang bertujuan untuk kesejahteraan keluarga. Hal tersebut dikarenakan budaya di Bali selama ini lebih menuntut perempuan untuk bekerja. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini. Tabel 2.7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011 Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011 Laki-laki 85,63 85,11 84,64 84,20 Perempuan 70,03 70,47 70,16 68,71 Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45 Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011 2.4 Angkatan Kerja Besarnya penawaran atau supply tenaga kerja dalam masyarakat adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja itulah yang dinamakan angkatan kerja atau labour force. Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk 19

usia kerja berumur 15 tahun keatas yang dapat dilhat dari beberapa klasifikasi seperti golongan umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan lain sebagainya. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali mengalami peningkatan setiap tahunnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk usia kerja pada tahun 2008 yang menunjukkan jumlah angkatan kerja adalah 2.099.278 orang; tahun 2009 berjumlah 2.123.588 orang; tahun 2010 berjumlah 2.246.149 orang; tahun 2011 berjumlah 2.257.258 orang dengan demikian dapat diuraikan sebagai berikut : 2.4.1 Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Bila dilihat dari golongan umur 15-19 tahun angkatan kerja cenderung mengalami penurunan disebabkan karena pemahaman tentang pentingnya pendidikan sudah mulai dirasakan dan dipahami oleh kalangan usia 15-19 tahun dan wajib belajar 12 tahun sukses dilaksanakan dan keinginan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi makin besar. Namun pada golongan umur 20-24 tahun dari tahun 2008-2011 terus mengalami peningkatan yang disebabkan oleh keinginan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri tanpa tergantung pada orang tua dengan cara mencoba-coba memasuki dunia kerja. Pada angkatan kerja golongan umur 25-29 tahun terlihat terjadi penurunan sampai dengan tahun 2011 dengan menunjukkan angka 265.183 yang mana pada tahun 2008 sebesar 280.623 namun sempat terjadi kenaikan di tahun 2010 yaitu 274.600. Angka yang dinyatakan pada angkatan kerja golongan umur 25-29 tahun tersebut mengalami fluktuasi yang kemungkinan disebabkan oleh aspek fisikologis seseorang dimana usia 25-29 tahun adalah usia yang masih dalam tahap mencari jati diri atau masih dalam keraguan di dalam mengambil keputusan antara melanjutkan pendidikan atau bekerja bahkan boleh jadi masih memilih-milih pekerjaan karena keterbatasan keterampilan yang dimiliki. Selanjutnya bila dilihat angkatan kerja golongan umur 30-34 tahun mengalami perubahan peningkatan dari tahun 2008-2011 disebabkan pada tahapan ini telah memilik kedewasaaan dan rasa tanggung jawab yang didapat dari pengalaman dan digunakan untuk mensejahterakan keluarga atau sudah merasa nyaman ditempat kerjanya dan sudah mapan secara ekonomi. Tetapi begitu memasuki usia 50-59 atau 60 tahun keatas angkatan kerja golongan usia ini sudah mulai terlihat mengalami penurunan yang disebabkan karena usia 50 tahun keatas merupakan batas usia pensiun bagi kalangan 20