P R O F I L K E S E H A T A N T A H U N

dokumen-dokumen yang mirip
P R O F I L K E S E H A T A N T A H U N

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

P R O F I L K E S E H A T A N T A H U N

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA SEMARANG TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN ANGKA/NILAI L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM 2

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

BAB IV GAMBARAN UMUM

TABEL PROFIL KESEHATAN PROVINSI NTB TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2014

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU TENGAH TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Ruteng, April Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. dr. Yulianus Weng, M.Kes Pembina Tkt. I NIP

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

Petunjuk Teknis. Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2014

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

Transkripsi:

P R O F I L K E S E H A T A N T A H U N 2 0 1 5 DINAS KESEHATAN

2015 DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN

DINAS KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-NYA, sehingga tersusun Buku Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015. Buku ini disusun untuk memberikan gambaran dan memenuhi kebutuhan semua pihak yang berkaitan dengan upaya kesehatan dalam rangka mewujudkan target-target Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan sesuai dengan format profil kesehatan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Selain data-data statistik vital, buku ini juga menyajikan cakupan bidang kesehatan sebagai data output kegiatan sampai dengan tahun 2015. Disamping itu kami sertakan pula data-data cakupan hasil kegiatan maupun sumber daya manusia kesehatan yang terdapat pada Rumah Sakit, baik negeri maupun swasta. Buku ini tidak akan terwujud jika tidak ada data yang ditampilkan. Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan buku ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Kami menyadari masih banyak yang belum sempurna dalam penyusunan buku ini, terutama karena keterbatasan waktu, tenaga dan sumber data yang ada. Sehingga kritik dan saran senantiasa kami harapkan guna meningkatkan kualitas profil kesehatan pada tahun-tahun yang akan datang. Kami juga mohon maaf jika karena kekhilafan kami, terdapat kesalahan penulisan dalam buku profil kesehatan ini. Akhirnya, semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa menyertai langkah-langkah kita. Amiin. Banjarnegara, April 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara drg. Puji Astuti, M.Kes NIP. 19580221 198311 2 001 i

DINAS KESEHATAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH... 3 A. KEADAAN GEOGRAFI... 3 B. KEPENDUDUKAN... 4 1. Pertumbuhan Penduduk... 4 2. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur... 5 3. Kepadatan Penduduk... 6 C. LINGKUNGAN... 6 1. Air Bersih... 7 2. Penyehatan Perumahan... 7 3. Penyehatan Makanan dan Minuman... 8 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN... 9 A. DERAJAT KESEHATAN... 9 1. Angka Kematian Bayi... 9 2. Angka Kematian Ibu... 9 3. Prevalensi Gizi Buruk... 11 4. Pemberantasan Penyakit Malaria... 11 5. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue... 12 6. Pemberantasan Penyakit Tuberkulosisi Paru... 12 7. Pemberantasan Penyakit Kusta (P2 Kusta)... 13 8. Pemberantasan Penyakit Diare (P2 Diare)... 13 9. Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut... 14 10. Penyakit Tidak Menular... 14 11. Kejadian Luar Biasa... 15 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN... 17 A. Pembiayaan Kesehatan... 17 B. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )... 18 ii

DINAS KESEHATAN 1. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil... 18 2. Cakupan Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan... 19 3. Keluarga Berencana ( KB )... 19 4. Imunisasi... 19 C. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan... 20 1. Puskesmas... 20 2. Rumah Sakit ( RS )... 20 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN... 22 A. Tenaga... 22 B. Sarana Kesehatan... 22 BAB VI KESIMPULAN... 24 A. SITUASI DERAJAT KESEHATAN.... 24 B. FAKTOR LINGKUNGAN.... 25 C. FAKTOR PERILAKU... 25 D. FAKTOR UPAYA PELAYANAN KESEHATAN... 25 BAB VII P E N U T U P... 27 iii

DINAS KESEHATAN DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1 : Peta Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara... 3 GAMBAR 2 : Grafik Jumlah Penduduk Tahun 2012 2015... 5 iv

DINAS KESEHATAN DAFTAR TABEL TABEL 2. 1 : Struktur Penduduk Kabupaten Banjarnegara... 5 TABEL 5. 1 : Data Ketenagaan di Puskesmas kabupaten Banjarnegara Tahun 2015... 22 TABEL 5. 2 : Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2015... 23 v

DINAS KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan non diskriminatif dan norma-norma agama. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apa pun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan negara Salah satu upaya agar proses pembangunan kesehatan berjalan sesuai dengan arah dan tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan manajemen yang baik sebagai langkah dasar pengambilan keputusan dan kebijakan. Untuk itu pencatatan dan pelaporan kesehatan merupakan bagian dari manajemen, perlu dikelola dalam suatu sistem informasi kesehatan agar dapat menyediakan, memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat, dan sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan. Salah satu produk dari sistem informasi kesehatan adalah profil kesehatan. Profil kesehatan Kabupaten Banjarnegara menyajikan gambaran mengenai situasi kesehatan dan data hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun, yang didukung oleh seluruh pengelola data dan informasi dari seluruh sarana pelayanan Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 1

DINAS KESEHATAN kesehatan baik negeri maupun swasta, serta instansi terkait di Kabupaten Banjarnegara. Penyusunan profil kesehatan ini bertujuan menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai target Standar Pelayanan Minimal seperti yang tercantum dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini profil kesehatan Kabupaten Banjarnegara berisi penjelasan tentang tujuan dan sistematika penyajiannya BAB II : GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Banjarnegara terdiri dari Keadaan geografi, kependudukan, sosial ekonomi, dan lingkungan BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini menyajikan situasi derajat kesehatan (umur harapan hidup, angka kematian bayi, angka kematian ibu dan angka kematian kasar); status gizi masyarakat; angka kesakitan dan kejadian luar biasa BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menyajikan pembiayaan kesehatan, upaya kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi dan pemanfaatan fasilitas kesehatan BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menyajikan tenaga kesehatan dan sarana kesehatan BAB VI : PERMASALAHAN Bab ini menyajikan permasalahan situasi derajat kesehatan, faktor lingkungan, faktor perilaku dan upaya pelayanan kesehatan BAB VII : PENUTUP Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 2

DINAS KESEHATAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. KEADAAN GEOGRAFI Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang letaknya berada pada jarak 155 Km ke arah Barat dari Ibu Kota propinsi. Secara Astronomi terletak diantara 7 0.12 7 0.31 Lintang Selatan dan 109 0.29 109 0.45.50 Bujur Timur. Dibatasi oleh 4 Kabupaten di sebelah Utara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang, Timur Kabupaten Wonosobo, Selatan Kabupaten Kebumen, dan Barat Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas. Dengan luas wilayah kurang lebih 1,069.71 Km2 atau 106.970,997 Ha atau sekitar 3,29% dari Luas Wilayah Propinsi Jawa Tengah (3,25 Juta Ha). Secara administratif Banjarnegara terbagi dalam 20 kecamatan, 266 desa, dan 12 kelurahan. Daerah yang terluas adalah Kecamatan Punggelan dengan luas 102,1 Km2 atau sekitar 9,54 % dari luas total Wilayah Kerja Banjarnegara. Sedangkan Kecamatan Purworejo Klampok merupakan memiliki wilayah paling kecil yaitu hanya seluas 21.87 Km2 atau sekitar 1,6 %. GAMBAR 1: Peta Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 3

DINAS KESEHATAN Topografi Banjarnegara terdiri dari wilayah daratan sebagai berikut : Ketinggian antara 0 100 m dari permukaan laut : 9,82% Ketinggian 100 500 m dari permukaan laut : 37,04 % Ketinggian 500 1.000 m dari permukaan laut : 28,74% Ketinggian di atas 1.000 m dari permukaan laut : 24,4 % Berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis digolongkan menjadi : Bagian Utara terdiri dari daerah pegunungan relief bergelombang dan curam Bagian tengah terdiri dari wilayah dengan relief datar Bagian Selatan terdiri dari wilayah dengan relief curam Pembagian Wilayah Administratif di Banjarnegara dapat dilihat pada tabel 2.1 B. KEPENDUDUKAN 1. Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan rekapitulasi data dari puskesmas tahun 2015, jumlah penduduk di Kabupaten Banjarnegara adalah 1.008.622 jiwa meningkat 0,18% dibanding tahun 2014 yaitu 1.006.832 jiwa. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin dan umur di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2014, dengan jumlah penduduk total sebesar 1.008.622 jiwa, yang terdiri dari 504.871 laki-laki dan 503.751 perempuan. Transisi penduduk di Kabupaten Banjarnegara terlihat adanya kenaikan penduduk usia produktif yaitu 15-44 tahun sebagai bonus demografi sehingga dapat mengurangi angka ketergantungan. Bonus demografi dengan peningkatan penduduk usia produktif merupakan tantangan untuk memperkuat investasi di bidang kesehatan, pendidikan maupun ketenagakerjaan. Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 4

DINAS KESEHATAN 1.006.832 1.008.622 989.298 994.237 2012 2013 2014 2015 GAMBAR 2 : Grafik Jumlah Penduduk Tahun 2012 2015 2. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur Struktur penduduk Kabupaten Banjarnegara menurut golongan umur dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 2. 1 Struktur Penduduk Kabupaten Banjarnegara Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2015 Golongan Tahun Tahun Tahun Tahun Umur (Th) 2012 2013 2014 2015 <1 16.358 16.314 16.182 15.798 1 4 39.143 66.449 64.248 61.957 5 14 178.573 183.052 169.306 164.975 15 44 429.522 414.832 428.580 443.830 45 64 220735 226.195 241.258 236.946 65 ke atas 71578 87.395 87.258 85.116 Total 989.298 994.237 1.006.832 1.008.622 Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 5

DINAS KESEHATAN Adapun perbandingan komposisi penduduk Kabupaten Banjarnegara menurut kelompok umur dari tahun 2012 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada tabel diatas. Dari tabel itu terlihat bahwa Jumlah Penduduk menurut kelompok umur dibawah 15 tahun menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya, kelompok umur produktif yaitu 15-44 mengalami peningkatan, sedangkan penduduk yang tergolong lanjut usia mengalami penurunan. 3. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk di Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 sebesar 943,61/km 2. Angka ini bila dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi kenaikan, yaitu kepadatan sebesar 941,23/ km 2. Sebaran penduduk di Kabupaten Banjarnegara ternyata tidak merata, beberapa kecamatan dengan angka yang cukup tinggi, yaitu Kecamatan Banjarnegara sebesar 2.360,05 / km 2, Kecamatan Purwareja Klampok sebesar 2267,56 / km 2, Kecamatan Rakit sebesar 1.711,55/ km 2, Kecamatan Mandiraja 1.534,05/ km 2 sedangkan Kecamatan Kalibening, Kecamatan Pagedongan dan Pandanarum kepadatan penduduknya menempati urutan tiga terbawah, masingmasing sebesar 563,07/ km 2 ; 526,96 / km 2 dan 407,9 / km 2. C. LINGKUNGAN Kondisi lingkungan secara langsung ataupun tidak langsung merupakan komponen yang sangat penting dalam proses terjadinya gangguan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas lingkungan sering mengakibatkan tingginya angka kesakitan karena penyakit infeksi dan parasit bahkan tidak sedikit yang berakibat lebih fatal bagi kesehatan masyarakat. Kualitas lingkungan disamping dipengaruhi kondisi dan peristiwa alam, sebagian besar justru disebabkan oleh karena hasil aktifitas dan perilaku manusia. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan lingkungan sering memperparah keadaan lingkungan bahkan kebiasaan, perilaku dan cara hidup sehat masyarakat yang masih rendah akan memperbesar resiko untuk Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 6

DINAS KESEHATAN mendapat gangguan kesehatan. Kondisi lingkungan dapat dilihat sebagai berikut : 1. Air Bersih Ada 3 (tiga) aspek penting yang harus diperhatikan dalam penyediaan air bersih, yaitu: aspek kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Aspek kuantitas yang berhubungan dengan kebutuhan air bersih, debit air baku yang tersedia dan kapasitas dari fasilitas pengolahan air bersih dan air kotor. Aspek kualitas yang berhubungan dengan standar air bersih ataupun air baku untuk diolah menjadi air bersih atau air minum,standar higinies dalam hal ini menyangkut resiko kesehatan yang diakibatkan oleh senyawa polutan organik dan mikroorganisme pathogen (kimia dan biologi), sedangkan standar fisik adalah hal yang berhubungan dengan kualitas air secara visual seperti warna, bau dan rasa. Aspek kontinuitas berhubungan dengan jaminan ketersediaan air baku untuk diolah menjadi air bersih. Pada tahun 2015 cakupan penduduk yang memiliki akses air bersih di kabupaten Banjarnegara adalah 72,74%, menurun dibandingkan pada tahun 2014 yaitu sebesar 81,83%. Tingkat resiko pencemaran paling tinggi terjadi pada jenis sarana sumur gali, yang merupakan sarana air minum yang paling banyak digunakan oleh masyarakat kabupaten Banjarnegara. 2. Penyehatan Perumahan Rumah merupakan tempat semua anggota keluarga berkumpul dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan dalam penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga. Di Banjarnegara pada tahun 2015 pemantauan perumahan dilaksanakan dengan menggunakan Kartu Rumah, dari jumlah rumah yang ada yaitu 243.469 rumah, hasilnya sebesar 98.179 rumah atau 40,33 % merupakan rumah sehat menurun dibanding tahun 2014 yaitu sebesar 45%. Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 7

DINAS KESEHATAN 3. Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan dan minuman, merupakan kebutuhan dasar dan sumber utama bagi kehidupan manusia, namun makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi media yang sangat efektif dalam penularan beberapa penyakit (Food Borne diseases). Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering membawa kematian banyak bersumber dari makanan yang berasal dari tempat pengelolaan makanan (TPM) khususnya jasa boga, rumah makan dan makanan jajanan yang pengelolaannya tidak memenuhi persyaratan kesehatan atau sanitasi lingkungan sehingga upaya pengawasan terhadap sanitasi makanan amat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat. Hasil pengawasan terhadap kualitas Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 yaitu jumlah TPM yang terdaftar sebesar 2.675 TPM, yang memenuhi syarat sebesar 1.720 TPM (47,48%), mengalami penurunan dibanding sebelumnya yaitu 70% pada tahun 2014. 4. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) STBM adalah Pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Dari 278 desa/kelurahan di Kabupaten Banjarnegara sudah seluruhnya melaksanakan STBM. Adapun desa yang sudah melaksanakan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) ada 18 desa sedangkan desa STBM yaitu yang 100% penduduk melaksanakan 5 pilar STBM baru 1 desa yaitu desa Aribaya kecamatan Pagentan. Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 8

DINAS KESEHATAN BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. DERAJAT KESEHATAN 1. Angka Kematian Bayi Angka kematian bayi merupakan indikator yang lebih peka untuk mengukur derajat kesehatan kesehatan masyarakat di banding dengan angka kematian kasar. Hal ini karena bayi sangat rentan terhadap keadaan kesehatan atau kesejahteraan yang buruk, sehingga dari angka kematian dapat di ketahui angka derajat kesehatan masyarakat atau penduduk. Angka Kematian Bayi (AKB) dihitung dari jumlah kematian bayi 0<12 bulan per 1000 kelahiran hidup di suatu wilayah dalam satu tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) di kabupaten Banjarnegara tahun 2015 adalah 13,23/1000 kelahiran hidup dimana secara absolut dihitung dari jumlah kematian bayi sebesar 209 dengan kelahiran hidup sebesar 15.798. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2015 meningkat dibanding tahun 2014 dimana sebesar 12,6/1000 kelahiran hidup (204 kasus kematian bayi). Angka ini juga masih tinggi jika dibandingkan target Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2015 yaitu sebesar 9/1000 Kelahiran Hidup berdasarkan Standar Pelayanan Minimal. Masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh banyak faktor antara lain tingginya kasus kelahiran preterm (BBLR), keterlambatan deteksi ditingkat masyarakat, keterbatasan fasilitas yang tersedia terutama pelayanan rujukan, keterbatasan kemampuan petugas dalam melakukan deteksi risiko, keterbatasan kompetensi, kepatuhan petugas terhadap SOP belum maksimal, faktor lain dari kondisi ibu terutama status gizi (KEK, Anemia dan Penyakit Kronis). 2. Angka Kematian Ibu Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) juga Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 9

DINAS KESEHATAN mengindikasikan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) dihitung dari banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100. 000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di kabupaten Banjarnegara tahun 2015 adalah 107,61 hidup dimana secara absolut dihitung dari jumlah kematian ibu sebesar 17 dengan kelahiran hidup sebesar 15.798 bayi. Angka tersebut menurun jika dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 123,6/100.000 kelahiran hidup. Angka ini juga masih tinggi jika dibandingkan target Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 yaitu sebesar 101,6/100.000 kelahiran hidup berdasarkan Standar Pelayanan Minimal. Penyebab masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2015 disebabkan oleh beberapa faktor antara lain keterbatasan kemampuan petugas dalam melakukan deteksi risiko, keterlambatan ditingkat masyarakat dan pengambilan keputusan, keterbatasan fasilitas yang tersedia terutama pelayanan rujukan, belum semua petugas patuh standar prosedur operasional persalinan, sistem rujukan, status gizi bumil dan sosial budaya bumil. Keberhasilan menurunkan Angka Kematian Ibu di tahun 2015 juga tidak lepas dari keberhasilan program terkait percepatan penurunan AKI dan AKB seperti kelas ibu hamil, kelas ibu menyusui, kelas ibu balita, audit kematian maternal maupun bayi serta kesadaran masyarakat yang sudah meningkat terhadap faktor risiko kematian serta dukungan anggaran dari pemerintah pusat dan daerah. Disamping itu keberhasilan menurunkan Angka Kematian Ibu di tahun 2015 tidak lepas dari keberhasilan kerja sama lintas program Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 10

DINAS KESEHATAN dan lintas sektor yang terkait. Semua program yang diimplementasikan pemerintah kepada masyarkat terkait percepatan penurunan kematian ibu juga tidak akan berjalan optimal tanpa adanya perubahan perilaku dari ibu-ibu. Oleh karena itu, perlu adanya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta menjadi penggerak dalam menurunkan Angka Kematian Ibu. 3. Prevalensi Gizi Buruk Indikator utama dari program gizi untuk mengetahui status gizi masyarakat dan derajat kesehatan adalah prevalensi gizi buruk. Jumlah gizi buruk di kabupaten Banjarnegara tahun 2015 adalah 83 kasus (0,146%) menurun dibandingkan tahun 2014 dengan jumlah kasus sama 83 kasus (0,151%). Angka ini sudah mencapai target kasus gizi buruk yaitu kurang dari 1 %. Gizi buruk disebabkan oleh penyebab langsung yaitu penyakit, ketersediaan pangan rumah tangga masih kurang, asupan makanan balita kurang seimbang, serta pola asuh yang kurang mendukung. Upaya yang telah dilakukan adalah mengoptimalkan pemantauan gizi bayi dan balita dengan KMS, rujukan kasus gizi buruk, pemberian makanan tambahan, serta penyuluhan kepada masyarakat dalam penemuan dan penanganan gizi buruk. 4. Pemberantasan Penyakit Malaria Penyakit malaria hingga saat ini masih menjadi masalah di Kabupaten Banjarnegara, dimana ada 4 Kecamatan yang memiliki kasus positif Malaria yaitu Pagedongan, Banjarmangu, Wanadadi, dan Punggelan. Jumlah penderita Malaria di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 yang ditemukan dan dinyatakan sebagai malaria (+) sebanyak 323 penderita meningkat jumlahnya jika dibandingkan tahun 2014 yaitu sebanyak 247 penderita, atau dengan angka kesakitan Malaria setahun (Annual Parasite Incedence, API) 0,32 per 1000 penduduk. Jumlah penderita Malaria tertinggi ada di Kecamatan Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 11

DINAS KESEHATAN Banjarmangu yaitu sebesar 111 penderita dengan angka kesakitan Malaria setahun (Annual Parasite Incedence, API) 2,50 per 1000 penduduk. 5. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue Pada tahun 2015 jumlah kasus DBD Di Kabupaten Banjarnegara ada 197 kasus terjadi peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu sebanyak 147 kasus, dengan incidence rate (IR) tahun 2015 sebesar 19,5 per 100.000 penduduk. Kasus terbanyak masih terdapat di kecamatan Banjarnegara yang merupakan wilayah perkotaan yaitu sebanyak 52 kasus dimana meningkat dibanding tahun 2014 yaitu 47 kasus. Peningkatan dan penyebaran kasus DBD tersebut disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi, perkembangan wilayah perkotaan, perubahan iklim, perubahan kepadatan dan perilaku masyarakat yang belum optimal dan berkesinambungan dalam memberantas sarang nyamuk (breeding place) dan membersihkan tempat peristirahatan nyamuk (resting place) sehingga perlu ada upaya penyuluhan kepada masyarakat untuk melakukan tindakan preventif secara rutin. 6. Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis Paru Jumlah penderita baru TB Paru BTA + yang ditemukan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 adalah 511 orang, meningkat dibanding tahun 2014 yaitu sebanyak 382 orang. Kematian akibat TB Paru BTA + tahun 2015 sebesar 12 orang meningkat dibanding tahun 2014 sebesar 7 orang. Angka pasien TB semua tipe yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di kabupaten Banjarnegara (Case Notification Rate/CNR) kasus TB tahun 2015 yaitu sebesar 97,56 per 100.000 penduduk sedangkan untuk CNR kasus baru BTA+ adalah 50,66 per 100.000 penduduk. Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 12

DINAS KESEHATAN 7. Pemberantasan Penyakit Kusta Jumlah penderita Kusta di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 sebanyak 20 kasus baru, dengan rincian Kusta Kering/ Pausi Basiler (PB) sebanyak 3 kasus, Kusta Basah/ MultiBasiler (MB) sebanyak 17 kasus dengan angka penemuan kasus baru (NCDR/New Case Detection Rate) 1,98 per 100.000 penduduk. Jumlah penderita ini meningkat dibanding tahun 2014 yang mencapai 16 kasus dengan rincian Kusta Kering/ Pausi Basiler (PB) sebanyak 1 kasus, Kusta Basah/ Multi Basiler (MB) sebanyak 15 kasus dengan angka penemuan kasus baru (NCDR/ New Case Detection Rate) 1,59 per 100.000 penduduk. 8. Penyakit AIDS Di kabupaten Banjarnegara jumlah kasus penyakit yang disebabkan oleh virus HIV pada tahun 2015 adalah 31 kasus yang terdiri dari laki-laki 20 kasus dan perempuan 11 kasus meningkat dibanding tahun 2014 yaitu sebanyak 19 kasus terdiri dari laki-laki sebanyak 13 kasus dan perempuan sebanyak 6 kasus. Kasus penyakit AIDS didominasi golongan umur 20-39 tahun sebanyak 21 kasus. Kematian akibat penyakit AIDS di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 adalah 0 kasus menurun dibanding tahun 2014 dimana terdapat kematian sebanyak 14 kasus terdiri dari laki laki sebanyak 8 kasus dan perempuan sebanyak 6 kasus. 9. Pemberantasan Penyakit Diare Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan, dengan kondisi sanitasi yang kurang layak merupakan faktor risiko terjadinya diare, buang air besar sembarangan, ketersediaan air bersih serta perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang belum sesuai dengan syarat kesehatan turut berpengaruh terhadap terjadinya penyakit diare. Perkiraan kasus Diare di Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 sebesar 21.585 kasus. Dari 21.585 perkiraan kasus diare, 19.754 kasus Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 13

DINAS KESEHATAN dapat ditangani (91,5%) masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 100%. 10. Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Perkiraan penderita pneumonia pada balita di kabupaten Banjarnegara tahun 2015 adalah 7408 menurun dibanding tahun 2014 yaitu 7532 kasus. Jumlah pneumonia balita tahun 2015 yang ditemukan sebanyak 4684, dengan angka ditemukan dan ditangani sebesar 63,2 %. Kasus Pneumonia tertinggi pada tahun 2015 di Kecamatan Purwonegoro yaitu sebesar 554 kasus dari jumlah perkiraan kasus sebesar 558 kasus, sedangkan terendah ada di kecamatan Pandanarum yaitu 14 kasus dari jumlah perkiraan kasus 152 kasus. 11. Penyakit Tidak Menular Penyakit tidak menular (non-communicable disease) dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat. Perkembangan sosioekonomi dan kultural menuntut epidemiologi untuk memperhatikan penyakit tidak menular. Kasus Penyakit tidak menular yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara antara lain berbagai jenis kanker, Diabetes Mellitus, penyakit jantung dan pembuluh darah, Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), asma bronkial dan psikosis. Penyakit Tidak Menular (PTM) yang terdapat di kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 adalah Hipertensi Essensial yang termasuk dalam kategori penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu sebanyak 8598 penderita meningkat dibanding tahun 2014 yaitu 8.121 penderita, disusul hipertensi lain sebanyak 1465 menurun dibanding tahun 2014 yaitu sebanyak 1.564 penderita, Diabetes Mellitus ND (Non Insulin Dependent) sebanyak 2224 meningkat dari tahun 2014 yaitu 1.754 penderita, Diabetes ID (Insulin Dependent) sebanyak 213 kasus meningkat dari tahun 2014 sebanyak 105 penderita, Asma Bronkial sebanyak 1501 menurun dibanding tahun 2014 yaitu 1.605 penderita, Dekomp Cordis sebanyak 523 menurun dibanding tahun 2014 sebanyak Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 14

DINAS KESEHATAN 662 penderita dan lain-lain. Dalam usaha pencegahan penyakit tidak menular, penting untuk mengetahui perilaku berisiko dan faktor risiko penyakit. 12. Kejadian Luar Biasa Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yg bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1501 Tahun 2010. Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah : 1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah. 2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya. 3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya. 4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya. 5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya. 6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu)kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 15

DINAS KESEHATAN 7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. Dengan melihat kriteria tersebut diatas pada tahun 2015 di kabupaten Banjarnegara tidak ada Kejadian Luar Biasa (KLB). Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 16

DINAS KESEHATAN BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Upaya kesehatan di Kabupaten Banjarnegara bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan status kesehatan penduduk khususnya pada kelompok rentan, yaitu Bayi, Anak Balita, Ibu Hamil, Ibu Bersalin, dan Ibu Menyusui. Gambaran keberhasilan upaya kesehatan dapat diukur dengan berbagai indikator terpilih, yaitu : A. Pembiayaan Kesehatan Pada tahun 2015 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banjarnegara di luar Gaji sebesar Rp 802.733.792.000,-. Alokasi Anggaran untuk membiayai operasional Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara termasuk UPT Puskesmas, UPT Labkesda dan UPT Gudang Farmasi pada tahun 2015 adalah Rp 75.535.522.500,-. Anggaran tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 62.097.925.673,- atau sebesar 82,21%. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara pada umumnya telah berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Namun jika dilihat dari persentase alokasi anggaran untuk bidang kesehatan berdasarkan Undang- undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 171 ayat (2) yang berbunyi : Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah Provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji. Alokasi anggaran untuk bidang kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014 masih di bawah 10% dari anggaran pendapatan dan belanja daerah diluar gaji yaitu 9,4% naik dibanding tahun 2014 yaitu sebesar 7,79%. Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 17

DINAS KESEHATAN B. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 1. Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil Cakupan pemeriksaan ibu hamil adalah indikator yang dapat menggambarkan tingkat upaya kesehatan ibu dan anak dan tingkat perilaku kesehatan ibu hamil. Cakupan pelayanan ibu hamil dapat diketahui keterjangkauan (K1) dan pemeriksaan yang berkualitas (K4) ibu hamil. Jumlah ibu hamil di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 adalah 18.053 dengan cakupan K1 sebesar 17.157 atau 95,0% dari target 100% sedangkan untuk K4 cakupannya adalah sebesar 85,8% dari target 100%. Dari ke 35 Puskesmas, angka K1 (ibu hamil yang melakukan kontak dengan petugas kesehatan pada tiga bulan pertama kehamilan) tertinggi dicapai oleh Puskesmas Rakit 2 dan Purwonegoro 1, masing-masing mencapai 99,7% dan 99,1%, sedangkan yang terendah adalah Puskesmas Banjarmangu 1 dengan capaian yaitu 86,6% dan Sigaluh 2 dengan capaian 90,7%. Pemeriksaan (kontak) Ibu hamil dengan petugas kesehatan yang ideal adalah 4 kali yaitu dengan frekuensi 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga (K4). Sampai saat ini, belum semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya sesuai ketentuan diatas. Cakupan K4 di kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 tercatat 15.490 atau 85,8%, K4 tertinggi terdapat di Puskesmas Pagentan 2 yang mencapai angka 95,7% dan terendah adalah Puskesmas Banjarmangu 1 sebesar 73,1%. Tingginya kunjungan akses akibat Kehamilan Tidak Dinginkan (KTD), belum semua ibu menyadari tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan trimester 1, Kualitas Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi kurang maksimal menjadi penyebab tidak tercapainya K1. Penyebab K4 belum mencapai target disebabkan karena masih adanya akses (tanpa melalui kunjungan K1 Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 18

DINAS KESEHATAN sehingga tidak akan mencapai K4), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) 962 kasus (5,32%) sehingga malu untuk periksa pada awal kehamilan, kejadian abortus sebanyak 562 (3,1%), Preterm 399 kasus (2,21%), sehingga pada kasus tersebut tidak mencapai K4. 2. Cakupan Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Peningkatan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten merupakan upaya yang dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Jumlah ibu bersalin di kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 adalah 15.821. Dari jumlah persalinan tersebut yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 15.608 atau 98,7% meningkat dibanding tahun 2014 yaitu sebesar 98,2%. Peningkatan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan ini mencerminkan perilaku masyarakat yang mulai memahami pentingnya bersalin yang sehat dan aman dan kemudahan mengakses fasilitas kesehatan. 3. Keluarga Berencana (KB) Peserta KB aktif di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 adalah 157.565 orang atau 80,9% dari jumlah pus sebanyak 194.688, dengan proporsi pencapaian akseptor yang memakai Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu IUD (Intra Uterine Device) sebesar 8,5%, Implant sebesar 10,2%, MOP (Metode Operasi Pria) sebesar 1,2%, dan MOW (Metode Operasi Wanita) sebesar 6,1%, sedangkan yang Non MKJP yaitu suntik sebesar 55,5%, pil 16,0% dan kondom 2,6%. Proporsi pencapaian peserta KB baru sebesar 22.832 orang atau 11,7% menurun dibanding tahun 2014 yang mencapai 24.283 atau 12,5%. 4. Imunisasi Imunisasi merupakan upaya preventif untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat beberapa penyakit Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 19

DINAS KESEHATAN yang dapat dicegah dengan imunisasi diantaranya Tuberkulosis, Difteri, Pertusis (Batuk Rejan/ batuk 100 hari), Hepatitis B, Polio dan campak. Imunisasi memberikan konstribusi besar dalam meningkatkan Human Development Index terkait dengan angka umur harapan hidup karena dapat menghindari kematian yang tidak diinginkan. Keberhasilan upaya imunisasi akan dapat meningkatkan kualitas anak bangsa sebagai penerus perjuangan dimasa mendatang. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian UCI (Universal Child Immunization) desa/ kelurahan, yaitu minimal 80% bayi didesa/ kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Pencapaian UCI di kabupaten Banjarnegara tahun 2015 adalah 100% atau 278 desa/kelurahan telah mencapai UCI meningkat dari tahun 2014 yaitu sebesar 99,3% atau 276 desa/kelurahan. Pada tahun 2015 pencapaian imunisasi campak yang biasa dipakai untuk menggambarkan kelengkapan imunisasi dasar adalah 95,5% menurun jika dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 95,7%. C. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan 1. Puskesmas Pemanfaatan fasilitas di Puskesmas dapat dilihat dari indikator cakupan Puskesmas. Cakupan Puskesmas diperoleh dari jumlah total kunjungan Puskesmas dalam 1 tahun dibagi dengan jumlah penduduk di tempat dan waktu yang sama, maka didapatkan angka sebesar 83,92% meningkat dibanding tahun 2014 yang mencapai 79%. 2. Rumah Sakit ( RS ) Layanan Rumah Sakit ( RS ) dapat diketahui dari beberapa indikator, yaitu : Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 20

DINAS KESEHATAN a. BOR ( Bed Occupancy Rate ) BOR ini digunakan untuk menilai tingkat pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah 60-85%. Dari ketiga RS yang ada di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015, BOR RS rata-rata sebesar 71,93 atau naik dibanding tahun 2014 yaitu 70,4%. BOR tertinggi dicapai oleh RSUD Hj. Ana Lasmanah yaitu sebesar 79,79% meningkat dibanding tahun 2014 yang hanya sebesar 73,8% sedangkan BOR RSI Banjarnegara sebesar 73,73% dan RS Emanuel sebesar 63,05%. b. LOS ( Length of Stay ) LOS digunakan untuk menilai efisiensi mutu pelayanan RS. Nilai ideal adalah 6-9 hari. LOS tahun 2015 di RSUD Hj. Ana Lasmana Kolopaking Banjarnegara 1,76 hari, RSI 2,96 hari dan RSU Emanuel mencapai 2,66 hari, dengan total rata-rata adalah 2,39 hari. Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 21

DINAS KESEHATAN BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Upaya kesehatan dapat berdaya guna bila pemenuhan sumber daya tenaga, pembiayaan, dan sarana kesehatan dapat memadai dan seimbang dengan kebutuhan. Sumber daya kesehatan dapat diukur dengan beberapa indikator kecukupan, antara lain : A. Tenaga Keadaan tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : TABEL 5. 1: Data Ketenagaan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2015 NO TENAGA KESEHATAN 1 Dokter Umum 58 2 Dokter Spesialis 28 3 Dokter Gigi 17 4 Perawat 596 5 Perawat Gigi 35 6 Bidan (termasuk bidan desa) 533 7 Tenaga Kefarmasian 71 8 Tenaga Gizi 55 9 Teknis Medis 96 10 Sanitasi 42 11 Kesehatan Masyarakat 13 Dari data diatas dapat dilihat rasio dokter dibanding jumlah penduduk adalah 1 : 9792 dengan rasio ideal adalah 1 dokter : 2500 penduduk maka jumlah dokter di kabupaten Banjarnegara masih jauh dari cukup, belum lagi distribusi yang belum merata juga menjadi kendala dalam upaya pelayanan terhadap masyarakat. B. Sarana Kesehatan Penyediaan sarana kesehatan merupakan kebutuhan pokok dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 22

DINAS KESEHATAN perhatian utama pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan agar lapisan masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 35 Puskesmas, terdiri dari: 13 Puskesmas perawatan mampu PONED, 2 Puskesmas Perawatan dan 21 Puskesmas non perawatan. Jumlah Puskesmas pembantu sebanyak 41 pustu. Jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini : TABEL 5. 2: Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2015 No. Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah 1. RS Pemerintah 1 2. RS Swasta 2 3. Puskesmas 35 3. Laboratorium Kesehatan Daerah 1 4 Gudang Farmasi Kesehatan 1 5. Unit Tranfusi Darah 1 5. Klinik 10 6. Apotek 51 7. Toko Obat 10 8. Jumlah Tempat Tidur Rawat Inap di Puskesmas Rumah Sakit dan klinik 689 Dengan melihat data di atas jumlah tempat tidur rawat inap di kabupaten banjarnegara memiliki rasio 0,68 : 1000 penduduk masih jauh dari kondisi ideal dimana seharusnya rasionya adalah 1 : 1000 jumlah penduduk. Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 23

DINAS KESEHATAN BAB VI KESIMPULAN A. DERAJAT KESEHATAN 1. Mortalitas/Angka Kematian a. Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 107,61 per 100.000 KH b. Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 13,23 per 1.000 KH c. Angka Kematian Balita (AKABA) sebessar 15,13 per 1.000 KH 2. Morbiditas/Angka Kesakitan a. Jumlah kasus DBD Di Kabupaten Banjarnegara ada 197 kasus terjadi peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu sebanyak 147 kasus. b. Jumlah penderita Malaria di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 yang ditemukan dan dinyatakan sebagai malaria (+) sebanyak 323 penderita meningkat jumlahnya jika dibandingkan tahun 2014 yaitu sebanyak 247 penderita, atau dengan angka kesakitan Malaria setahun (Annual Parasite Incedence, API) 0,32 per 1000 penduduk c. Jumlah penderita baru TB Paru BTA + yang ditemukan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 adalah 511 orang, meningkat dibanding tahun 2014 yaitu sebanyak 382 orang d. Cakupan penemuan dan penanganan diare adalah 19.754 kasus dapat ditangani (91,5%) masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 100%. e. Jumlah penderita Kusta di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 sebanyak 20 kasus baru, dengan rincian Kusta Kering/ Pausi Basiler (PB) sebanyak 3 kasus, Kusta Basah/ MultiBasiler (MB) sebanyak 17 kasus dengan angka penemuan kasus baru (NCDR/New Case Detection Rate) 1,98 per 100.000 penduduk f. Jumlah kasus penyakit yang disebabkan oleh virus HIV pada tahun 2015 adalah 31 kasus yang terdiri dari laki-laki 20 kasus dan perempuan 11 kasus Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 24

DINAS KESEHATAN g. Jumlah pneumonia balita tahun 2015 yang ditemukan sebanyak 4684, dengan angka ditemukan dan ditangani sebesar 63,2 % 3. Status Gizi a. Balita gizi buruk (BB/TB) tahun 2015 sebanyak 83 kasus (%) meningkat dibanding tahun 2014 yaitu b. Jumlah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) tahun 2015 adalah 1.057 (6,7%) dari 15.798 lahir hidup meningkat dibanding tahun 2014 yaitu sebanyak 988 (6,1%). B. FAKTOR LINGKUNGAN a. Dari jumlah rumah seluruhnya 243.469, jumlah rumah sehat sebesar 98.179 (40,33%). b. Jumlah penduduk yang belum memiliki akses terhadap air bersih sebesar 274.968 jiwa (27,26%) dari total 1.008.622 jiwa c. Jumlah penduduk yang belum memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) sebesar 582.503 (57,75%) dari total 1.008.622 jiwa d. Jenis Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang belum memenuhi syarat higiene sanitasi sebesar 47,48% C. FAKTOR PERILAKU a. Rumah tangga yang belum berperilaku hidup bersih sehat (PHBS) 72,5% b. Penerapan ASI ekslusif 65,14% dari jumlah bayi 12.835 bayi usia 0-6 bulan c. Kesadaran masyarakat masih rendah, sebagai contoh peran masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) D. FAKTOR UPAYA PELAYANAN KESEHATAN a. Persentase K1 bumil sebesar 95,0%, K4 85,8%, linakes 98,7% dan pelayanan nifas 97,9%. b. Jumlah bayi diimunisasi campak sebesar 95,5% dari sasaran bayi c. Rasio tempat tidur rawat inap adalah 0,68 : 1000 dimana idealnya adalah 1 : 1000 Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 25

DINAS KESEHATAN d. Rasio dokter dibanding jumlah penduduk adalah 1 dokter : 9792 penduduk dengan rasio ideal adalah 1 dokter : 2500 penduduk Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 26

DINAS KESEHATAN BAB VII P E N U T U P Buku Profil Kesehatan yang diterbitkan setiap tahun dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan masyarakat telah dicapai. Secara umum pembangunan kesehatan di Kabupaten Banjarnegara telah menunjukkan berbagai perbaikan terhadap derajat kesehatan, upaya dan sarana kesehatan sedikit demi sedikit telah dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banjarnegara. Pembangunan kesehatan juga sudah dikondisikan agar sejalan dengan program lintas sektoral terkait yang beberapa contohnya antara lain program perbaikan kondisi umum dan perbaikan keadaan sosial yang melibatkan peran serta masyarakat. Dengan telah disusunnya buku profil ini semoga dapat memberikan manfaat dan gambaran secara luas tentang pencapaian pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Banjarnegara. Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 27

RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1069 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 278 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 504.871 503.751 1008622 Jiwa Tabel 2 4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,9 Jiwa Tabel 1 5 Kepadatan Penduduk /Km 2 943,6 Jiwa/Km 2 Tabel 1 6 Rasio Beban Tanggungan 48,2 per 100 penduduk produktif Tabel 2 7 Rasio Jenis Kelamin 100,2 Tabel 2 8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 86,85 84,83 85,84 % Tabel 3 9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs 69.698 72.704 142.402 Tabel 3 b. SMA/ SMK/ MA 33.778 34.051 67.829 Tabel 3 c. Sekolah menengah kejuruan 15.600 13.045 28.645 Tabel 3 d. Diploma I/Diploma II 4.413 4.492 8.905 Tabel 3 e. Akademi/Diploma III 4.853 4.711 9.564 Tabel 3 f. Universitas/Diploma IV 5.604 5.227 10.831 Tabel 3 g. S2/S3 (Master/Doktor) 292 207 499 Tabel 3 B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 8.222 7.576 15798 Tabel 4 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 9 9 9,03 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4 12 Jumlah Kematian Neonatal 99 63 162 neonatal Tabel 5 13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 12 8 10,25 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 14 Jumlah Bayi Mati 20 27 47 bayi Tabel 5 15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 2 4 2,98 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 16 Jumlah Balita Mati 137 102 239 Balita Tabel 5 17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 17 13 15,13 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 18 Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu 17 Ibu Tabel 6 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 108 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6 B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ 302 209 511 Kasus Tabel 7

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran Proporsi kasus baru TB BTA+ 59,10 40,90 % Tabel 7 CNR kasus baru BTA+ 29,94 20,72 50,66 per 100.000 penduduk Tabel 7 Jumlah seluruh kasus TB 551 433 984 Kasus Tabel 7 CNR seluruh kasus TB 54,63 42,93 97,56 per 100.000 penduduk Tabel 7 Kasus TB anak 0-14 tahun 6,50 % Tabel 7 Persentase BTA+ terhadap suspek 8,29 7,46 7,93 % Tabel 8 Angka kesembuhan BTA+ 73,83 76,97 75,20 % Tabel 9 Angka pengobatan lengkap BTA+ 9,35 7,27 8,44 % Tabel 9 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 83,18 84,24 83,64 % Tabel 9 Angka kematian selama pengobatan 0,89 0,30 1,19 per 100.000 penduduk Tabel 9 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 69,31 56,90 63,23 % Tabel 10 21 Jumlah Kasus HIV 20 11 31 Kasus Tabel 11 22 Jumlah Kasus AIDS 5 8 13 Kasus Tabel 11 23 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11 24 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 11 25 Donor darah diskrining positif HIV 0,00 0,06 0,01 % Tabel 12 26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13 27 Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 15 5 20 Kasus Tabel 14 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1,49 0,50 1,98 per 100.000 penduduk Tabel 14 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 % Tabel 15 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 % Tabel 15 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 15 Angka Prevalensi Kusta 0,15 0,05 0,20 per 10.000 Penduduk Tabel 16 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100,00 100,00 100,00 % Tabel 17 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 14,29 33,33 17,65 % Tabel 17 28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th 2,47 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Campak 0 0 0 Kasus Tabel 20 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20 29 Incidence Rate DBD 11,10 8,43 19,53 per 100.000 penduduk Tabel 21

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 30 Case Fatality Rate DBD 0,00 0,00 0,00 % Tabel 21 31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,16 0,16 0,32 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22 32 Case Fatality Rate Malaria - - - % Tabel 22 33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23 34 Cakupan pengukuran tekanan darah 22,09 28,74 25,41 % Tabel 24 35 Cakupan pemeriksaan obesitas 0,42 1,97 1,19 % Tabel 25 36 Cakupan pemeriksaan IVA+ 0,68 % Tabel 26 37 Cakupan pemeriksaan CBE 0,33 % Tabel 26 38 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam - % Tabel 28 C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 95,04 % Tabel 29 40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 85,80 % Tabel 29 41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 98,65 % Tabel 29 42 Pelayanan Ibu Nifas 97,91 % Tabel 29 43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 97,91 % Tabel 29 44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 27,53 % Tabel 30 45 Wanita usia subur dengan imunisasi TT2+ 2,89 % Tabel 31 46 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 84,10 % Tabel 32 47 Penanganan komplikasi kebidanan 132,64 % Tabel 33 48 Penanganan komplikasi Neonatal - - 66,34 % Tabel 33 49 Peserta KB Baru 11,73 % Tabel 36 50 Peserta KB Aktif 80,93 % Tabel 36 51 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37 52 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 6,60 6,78 6,69 % Tabel 37 53 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 97,20 97,10 97,15 % Tabel 38 54 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 95,78 95,70 95,74 % Tabel 38 55 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 64,79 65,50 65,14 % Tabel 39 56 Pelayanan kesehatan bayi 96,26 96,28 96,27 % Tabel 40 57 Desa/Kelurahan UCI 100,00 % Tabel 41 58 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 97,69 93,27 95,45 % Tabel 42 59 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak (2,90) (2,95) (2,92) % Tabel 42 60 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 96,38 90,80 93,56 % Tabel 43 61 Bayi Mendapat Vitamin A 98,49 98,77 98,63 % Tabel 44 62 Anak Balita Mendapat Vitamin A 98,56 98,69 98,62 % Tabel 44 63 Baduta ditimbang 84,08 84,51 84,29 % Tabel 45 64 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,57 0,86 0,71 % Tabel 45 65 Pelayanan kesehatan anak balita 91,06 91,56 91,31 % Tabel 46 66 Balita ditimbang (D/S) 75,75 76,96 76,34 % Tabel 47

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 67 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,84 1,23 1,03 % Tabel 47 68 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 48 69 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 94,32 94,27 94,30 % Tabel 49 70 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1,41 Tabel 50 71 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 58,82 sekolah Tabel 51 72 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 92,94 sekolah Tabel 51 73 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 34,54 34,07 34,30 % Tabel 51 74 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 13,05 15,05 14,04 % Tabel 51 75 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 13,05 15,05 14,04 % Tabel 51 76 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 72,39 74,52 72,39 % Tabel 52 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 77 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 14,25 13,85 58,88 % Tabel 53 78 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 96,95 140,38 119,69 % Tabel 54 79 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 5,14 6,70 5,94 % Tabel 54 80 Angka kematian kasar/gross Death Rate (GDR) di RS 27,60 24,06 25,70 per 100.000 pasien keluar Tabel 55 81 Angka kematian murni/nett Death Rate (NDR) di RS 11,19 8,73 9,87 per 100.000 pasien keluar Tabel 55 82 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 71,93 % Tabel 56 83 Bed Turn Over (BTO) di RS 87,28 Kali Tabel 56 84 Turn of Interval (TOI) di RS 1,17 Hari Tabel 56 85 Average Length of Stay (ALOS) di RS 2,39 Hari Tabel 56 C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 86 Rumah Tangga ber-phbs 72,46 % Tabel 57 C.4 Keadaan Lingkungan 87 Persentase rumah sehat 40,33 % Tabel 58 88 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 72,74 % Tabel 59 89 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 74,21 % Tabel 60 90 Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak 42,25 % Tabel 61 91 Desa STBM 0,36 % Tabel 62 92 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 65,48 % Tabel 63 TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 47,48 % Tabel 64 TPM tidak memenuhi syarat dibina 86,90 % Tabel 65 TPM memenuhi syarat diuji petik 11,02 % Tabel 66