BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya serta saran dari penulis yang menyangkut hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. linguistik, sosiologi, psikologi, antropologi, politik dan ekonomi. Sifat

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan konsumen. Sehingga memaksa perusahaan untuk selalu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Promosi atau promotion yang dalam dekade terakhir ini sering disebut juga

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat

BAB V PENUTUP. besar responden, yaitu orang pintar adalah orang yang berpendidikan. Dapat disimpulkan menurut responden slogan Orang Pintar Minum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Iklan pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan atau informasi kepada sebagian

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mempertahankan konsumen dan memperluas pangsa pasar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sudah lama sektor consumer goods diwarnai ingar-bingar produk baru

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu : Indomie, Mie Sedap, Sarimi dan Supermi 2. Pasar makanan mi instan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak fenomena mengenai perilaku konsumen yang dapat kita lihat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini merupakan kombinasi dari empat komponen yaitu Product, Price,

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN. kepada konsumen adalah melakukan promosi melalui media massa. Dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Dalam industri ini masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persepsi Informan Terhadap Elemen Iklan M-150 Versi Everybody

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk dapat melakukan yang terbaik

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tingkat persaingan produsen kendaraan bermotor dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia periklanan saat ini semakin marak dengan ditandai

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Setiadi (2003) Consumer Attitude merupakan makna. objek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten.

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesat, dengan perkembangan ini membuat segala hal dapat dilakukan

salah satunya melalui media periklanan. Iklan memiliki dampak yang luas bagi khalayak serta dapat dikemas sedemikian rupa, sehingga produk yang ditawa

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya pesaingan dalam era globalisasi sekarang ini, semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari itu, merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. menurut penilaian konsumen yang menggunakan produk tersebut. perhatian dan memberikan penjelasan tentang produk-produknya.

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan dan produk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang ingin tetap konsisten di pasar dituntut untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, karena selain memasarkan

Bab 1. Pendahuluan. persaingan hanya untuk dominasi merek. Berbagai investor dan perusahaan akan

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

EFEKTIVITAS PROMOSI TAYANGAN IKLAN DJARUM 76 VERSI PENGEN EKSIS TERHADAP PERSEPSI PEMIRSA

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media pandang dengar (audio visual) yang paling kuat

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. tanggap dalam menghadapi perubahan pasar dan mampu menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan industri otomotif khususnya sepeda motor di Indonesia saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis saat ini berkembang dengan begitu pesat. Setiap perusahaan bersaing

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring munculnya berbagai macam industri ditengah masyarakat, membuat persaingan antar industri yang menghasilkan produk sejenis semakin ketat. Banyak dari mereka menggunakan jasa periklanan untuk kebutuhan promosi. Hal ini membuat perusahaan harus dapat berfikir mengenai srategi yang kreatif dalam berpromosi demi mempertahankan kepercayaan khalayak terhadap produk dipasaran sekaligus untuk mendapatkan pelanggan baru. Munculnya iklan-iklan dengan konsep yang hampir seragam, seperti iklan produk parfum cowok yang selalu memperlihatkan kemolekan tubuh wanita, iklan rokok selalu dengan petualangan, iklan minuman berenergi yang selalu dengan kekuatan otot laki-laki dan lain sebagainya, membuat perusahaan harus menampilkan konsep yang berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan supaya masyarakat tertarik untuk menonton serta dapat membentuk state of mind (mengubah jalan pikiran) terhadap produk melalui sebuah iklan. Persaingan dunia periklanan tersebut, menjadi bukti jika iklan masih dianggap sebagai media yang efektif untuk berpromosi karena periklanan merupakan media pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan komunikasi secara persuasif terhadap khalayak sasarannya. Media yang 1

digunakan dalam beriklan juga harus diperhitungkan, agar pesan yang disampaikan efektif. Salah satunya yaitu melalui media massa televisi. Media televisi memilki keunggulan dibanding media yang lain, khususnya dalam menyampaikan pesannya kepada khalayak. Televisi merupakan media massa bersifat audio visual yang dapat didengar dan dilihat tayangannya, serta memiliki daya jangkauan luas. Karena sifatnya menampilkan gambar hidup, maka akan menimbulkan kesan mendalam pada penonton. Hingga saat ini, televisi merupakan media yang paling mendominasi. Menurut catatan Kompas.com, data Nielsen s Advertising Information Services menyebutkan bahwa, belanja iklan selama kuartal pertama tahun 2011 mencapai Rp 15,6 triliun atau tumbuh 20 persen. Menurut data belanja iklan kotor yang dipantau Nielsen, media televisi masih mendominasi pangsa iklan dengan meraup 62 persen dari total belanja iklan kuartal pertama. Belanja iklan di televisi meningkat 21 persen dari periode yang sama tahun lalu. 1 Kenyataan ini membuktikan bahwa perkembangan dunia periklanan televisi semakin pesat. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat iklan yang unik baik dari pesan yang ingin disampaikan hingga visualisasi yang dihasilkan. Dalam ilmu komunikasi pemasaran, iklan merupakan investasi untuk menjaga hubungan yang berkesinambungan antara perusahaan dengan konsumennya (Widyatama, 2009:25). Ketika iklan sangat dibutuhkan sebagai alat pemasaran, justru 1 Djumena, Erlangga.2011. Belanja Iklan Tumbuh 20 Persen.: kompas.com, URL (diunduh September 2011): http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/03/13265183/belanja.iklan.tumbuh.20.persen 2

kecenderungan khalayak akan melakukan zapping atau mengubah channel televisi ketika terdapat tayangan iklan, bisa jadi masyarakat merasa jenuh dengan iklaniklan yang hampir mirip pada produk-produk dengan kategori yang sama. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi perusahaan untuk bisa membuat iklan yang dapat menarik perhatian, dengan mengkomunikasikan pesan berbeda dari yang lain. Iklan merupakan proses komunikasi, dimana terdapat unsur pesan didalamnya. Pesan inilah yang harus dapat dikemas secara baik agar dapat menarik perhatian khalayak. Pesan dibuat untuk mewakili maksud dan tujuan perusahaan terhadap produk yang dipromosikan. Suatu pesan akan lebih bisa dimaknai oleh khalayak ketika pesan yang disampaikan mudah dipahami. Padaproses komunikasi terdapat proses decoding 2, dimana pada proses ini khalayak mengalami proses pemaknaan atau meng-intepretasikan pesan dalam iklan. Proses intepretasi dalam iklan dinamakan proses persepsi, dimana persepsi adalah inti komunikasi, yang menentukan seorang khalayak untuk menerima atau mengabaikan pesan (Mulyana,2001:180). Setiap perusahaan pasti menginginkan adanya persepsi positif dari khalayak yang sesuai dengan harapan dan tujuan perusahaan. Iklan dikemas mewakili produk, merek, dan perusahaan, oleh karenanya persepsi yang positif terhadap iklan akan berpengaruh juga pada positifnya produk, merek, dan perusahaan yang diiklankan. Decoding adalah proses menguraikan atau mengartikan simbol sehingga pesan yang sehingga pesan yang diterima menjadikan suatu pemahaman. 3

Persepsi terhadap iklan yang positif akan berpengaruh juga kepada citra iklan, karena dengan citra yang positif maka iklan akan mudah diingat oleh khalayak. Menurut Rangkuti (2004:43) citra merupakan sekumpulan asosiasi yang dibentuk dibenak konsumen. Citra pada suatu iklan merupakan hasil persepsi dan pemahaman konsumen mengenai keseluruhan iklan yang dilihat, dipikirkan atau dibayangkan. Citra iklan akan mewakili citra suatu produk, merek, dan perusahaannya. Oleh karena itu ini menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang untuk mengambil keputusan pembelian. Ketika citra yang dihasilkan adalah citra positif, konsumen akan lebih mudah mengingat produk, merek, dan perusahaan tersebut melalui iklan. Dalam kajian pemasaran, persepsi yang baik pada suatu produk akan membangun citra positif dan akhirnya akan membawa keuntungan ekonomi bagi perusahaan karena dengan citra yang positif, konsumen akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Maraknya iklan minuman juga mengalami persaingan yang ketat, termasuk iklan minuman berenergi. Mereka berlomba-lomba untuk mempertahankan citra produk melalui iklan. Berdasarkan data Nielsen (www.agbnielsen.net, Newsletter #14 Februari 2011) mengatakan bahwa di sepanjang tahun 2010, iklan sektor minuman berkontribusi paling banyak terhadap total belanja iklan media (televisi dan media cetak) yang mencapai hampir Rp 60 triliun. Hal yang sama juga terjadi pada perusahaan M-150 pada tahun 2010 yang mencoba berinovasi dengan iklan baru. Ditengah persaingan iklan-iklan minuman berenergi yang lain, perusahaan M-150 melakukan inovasi dalam beriklan dengan 4

keluar dari zona aman sebuah iklan berenergi pada umumnya, yaitu dengan melakukan pendekatan emosional pada iklan terbarunya. Iklan M-150 yang lama dan iklan minuman berenergi lainnya sering mengusung seorang laki-laki dengan sosok jagoan menonjolkan kekuatan otot dan otak, akan tetapi dengan versi Everybody Can Be A Hero, M-150 mencoba mengusung sosok laki-laki yang menjadi pahlawan tak sekedar kuat, akan tetapi juga menonjolkan emosional perasaannya. M-150 memiliki SES B dan C +. 3 Menurut Witoon Supprakit Vice President Sales & Marketing PT M-150 Indonesia dalam Majalah MIX-Marketing Communication, edisi 01 I VIII I Januari (2001:62-64) mengatakan, Konsep baru iklan ini lebih membawa pesan kepada sesosok pria pahlawan dengan nilai-nilai masyarakat yang diusung yaitu Devotion (pengabdian), Courage (keberanian), Sacrifice (pengorbanan), daripada iklan-iklan sebelumnya dengan mengusung sosok jagoan layaknya pria perkasa yang mampu menyelamatkan dunia dari kekacauan dan kecelakaan dengan aksiaksi dramatis. Iklan ini akan lebih menonjolkan pahlawan yang bertanggung jawab kepada keluarga, dan mengusung nilai-nilai Devotion (pengabdian), Courage (keberanian), Sacrifice (pengorbanan), dengan digambarkan dengan alur yang menyentuh. Diceritakan seorang pria yang mengendarai sepeda motornya untuk menjalani pekerjaannya sebagai pekerja dipasar. Sifat kejujurannya tercermin ketika ia mengembalikan kelebihan uang dari seorang pembeli. Dan diakhir cerita 3 SES B dan C + adalah Social Economic Segmentation untuk menengah kebawah 5

ditunjukkan dengan adegan penuh kasih sayang ketika ia membeli bunga dan makanan kepada sang ibunya. Konsep iklan sebelumnya menurut Wilson, M-150 berada dalam urutan kedua untuk volume penjualan minuman berenergi dengan pertumbuhan 10%- 15% per tahun, dan penjualan terbesar di area rural. M-150 mencari pahlawan adalah kampanye terintegrasi dengan tujuan untuk meningkatkan citra minssuman berenergi M-150 serta ingin melekatkan M-150 dengan kesan kualitas tinggi. Adanya inovasi yang dikeluarkan M-150 dalam beriklan memberikan nuansa baru pada iklan produk minuman berenergi. Perbedaan iklan ini dengan iklan sebelumnya atau lainnya begitu nampak dari konsep iklan sering tayang di televisi yaitu pesannya lebih bersifat langsung. Tetapi pada iklan M-150 terdapat beberapa alur cerita dengan asumsi peneliti jika iklan ini perlu ada pemahaman mendalam untuk mengerti jalannya cerita. Ketertarikan peneliti untuk meneliti iklan M-150 versi Everybody Can Be A Hero sebagai kajian penelitian, karena iklan ini berbeda dengan konsep iklan minuman berenergi lainnya atau sebelumnya dengan menggunakan pendekatan emosional dan mengusung nilai-nilai masyarakat untuk dituangkan dalam iklan. Serta peneliti juga ingin mengetahui bagaimana citra iklan yang muncul melalui proses persepsi yaitu sensasi, atensi, dan intepretasi dan yang menjadi informan dalam penelitian juga disesuaikan dengan segmentasi dari M-150 yaitu menengah kebawah. Peneliti juga akan mengaitkan persepsi yang muncul terhadap citra iklan yang terbentuk. 6

Peneliti memilih citra iklan televisi dalam penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana iklan M-150 versi Everybody Can Be A Hero dapat diterima oleh khalayak. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian terhadap citra iklan televisi bukan citra produk, citra merek, atau citra perusahaan. Perbedakan penelitian ini dengan penelitian citra lainnya adalah dari komponen/atribut yang dilakukan dalam penelitian yaitu elemen iklan televisi yang merupakan elemen dalam setiap iklan televisi. Sebaliknya jika dalam penelitian citra merek, elemen yang digunakan adalah produk yang dapat dipakai dan memuaskan konsumennya, kemasan produk yang menarik, nama merek yang memberikan karakter dan dimenasi merek, harga disesuaikan kualitas, iklan dan distribusi tempat-tempat merek bisa ditemukan. Iklan M-150 versi Everybody Can Be A Hero saat ini sudah tidak tayang lagi, akan tetapi peneliti sudah melakukan survey kecil terhadap beberapa informan baik pengkonsumsi M-150 atau tidak, mereka masih dapat mengingat iklan M-150 versi Everybody Can Be A Hero sebagai salah satu iklan minuman berenergi yang dianggap berbeda dari iklan-iklan sebelumnya. Berdasarkan latar belakang itu, penulis mengajukan judul penelitian, Citra Iklan M-150 Versi Everybody Can Be A Hero? 7

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana citra iklan M-150 versi Everybody Can Be A Hero? 1.3. Tujuan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: Menggambarkan citra iklan M-150 versi Everybody Can Be A Hero 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat-manfaat yang ingin diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu komunikasi, khususnya di bidang periklanan yaitu bagaimana iklan sebagai media dapat menanggapi citra iklan yang muncul akibat proses persepsi. 2. Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi Perusahaan M-150 mengenai bagaimana citra khalayak terhadap iklan M-150 versi Everybody Can Be A Hero, sehingga dapat digunakan sebagai bahan 8

evaluasi keberhasilan iklan terhadap konsep yang baru. Sedangkan bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan baik bagi penulis dan pembaca mengenai pembentukan proses persepsi dalam sebuah iklan. 1.5 Batasan Penelitian Batasan penelitian ini adalah, meneliti mengenai persepsi masyarakat Salatiga terhadap iklan M-150 versi Everybody Can Be A Hero. Subjek yang menjadi key informan adalah masyarakat Salatiga dengan segmentasi B dan C+ yaitu menengah kebawah dengan batasan umur 15 tahun ke atas dengan profesi sebagai buruh/pekerja proyek, pasar dan industri. Serta objek penelitian ini adalah iklan M-150 versi Everybody Can Be A Hero 9