BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

III METODE PENELITIAN

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

BAB. III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

III. METODE PENELITIAN

VI. PERUMUSAN STRATEGI

III. METODE PENELITIAN

Analisis Strategi Pemasaran Kota Jakarta Pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di. berikut: yang pertama yaitu wawancara kepada manager BAZNAS

BAB III METODE KAJIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

Gambar 2 Tahapan Studi

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Secara etimologis, istilah research berasal dari dua kata, yaitu re dan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

Nofianty ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT. Menurut Freddy Rangkuti (2016: 19) menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) merupakan suatu analisis yang didasarkan pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan. Model analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat meminimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Dengan mengetahui faktor internal yaitu (kekuatan dan kelemahan) dapat dikurangi kelemahan, namun pada saat yang sama dapat memaksimalkan kekuatan. Begitu juga dengan faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman, ketika diperkecil oleh ancaman, maka dapat diperbesar dengan peluang.

Berikut adalah analisis kondisi meliputi analisis kondisi faktor internal dan faktor eksternal dalam mengembangkan strategi pariwisata sekitar Pantai Siung : 1. Analisis Faktor Internal Didalam Pariwisata Pantai Siung tentunya terdapat kekuatan dan kelemahan yang dapat mendukung pengembangan. Kekuatan tersebut antara lain memiliki pemandangan pantai yang indah dan unik, adanya TPI (Tempat Pelelangan Ikan), memliki wisata petualangan panjat tebing dengan 256 titik panjat tebing, mendukung Gunungkidul sebagai heritage alam, dan mendorong tumbuhnya pendapatan masyarakat. Kelemahan tersebut antara lain pemahaman dan keterampilan SDM yang masih rendah dalam pengembangan pariwisata, belum masuknya aliran listrik dilokasi wisata, akses jalan menuju lokasi wisata yang masih sempit dan sulit untuk dilewati kendaraan besar seperti bus pariwisata dan infrastruktur yang tersedia belum memadai dalam menunjang pengembangan wisata.

TABEL 5.1. Matriks Faktor Internal Pantai Siung KEKUATAN (STRENGTHS) KELEMAHAN (WEAKNESS) 1. Kawasan wisata Pantai Siung 1. Pemahaman dan keterampilan SDM memiliki pemandangan pantai yang yang masih rendah dalam indah dan unik mendukung pengembangan 2. Adanya TPI (Tempat Pelelangan pariwisata Ikan) 2. Belum masuknya aliran listrik 3. Memiliki wisata petualangan panjat tebing dengan 256 titik panjat tebing 4. Wisata Pantai Siung mendukung Gunungkidul sebagai heritage alam 5. Wisata Pantai Siung mendorong dilokasi wisata 3. Akses jalan menuju lokasi wisata yang masih sempit dan sulit untuk dilewati kendaraan besar seperti bus pariwisata 4. Infrastruktur yang tersedia belum tumbuhnya pendapatan masyarakat memadai dalam menunjang pengembangan wisata seperti tempat pembuangan sampah, fasilitas penginapan, fasilitas tempat ibadah Sumber : Hasil Olah Data Peneliti 2. Analisis Faktor Eksternal Didalam pengembangan wisata Pantai Siung terdapat berbagai peluang dan ancaman yang mampu mendorong pengembangan. Peluang yang dimiliki antara lain unggulnya citra daerah pariwisata Gunungkidul sebagai destinasi wisata berbasis alam ydidukung budaya yang berkelanjutan dan berdaya saing, tingginya kesadaran wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan wisata, banyaknya minat wisatawan yang ingin berkunjung kembali ke Pantai Siung dan keterlibatan masyrakat yang besar. Ancaman yang dimiliki antara lain terjadinya bencana alam, adanya kerusakan lingkungan disekitar kawasan wisata dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.

TABEL 5.2. Matriks Faktor Eksternal Pantai Siung PELUANG ANCAMAN (OPPORTUNITIES) (THREATS) 1. Unggulnya citra daerah pariwisata Gunungkidul sebagai destinasi wisata berbasis alam didukung budaya yang berkelanjutan dan berdaya saing 2. Tingginya kesadaran wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan wisata 3. Banyaknya minat wisatawan yang ingin berkunjung kembali ke Pantai Siung karena pemandangan yang indah dan wisata petualangannya 4. Keterlibatan masyarakat yang besar dalam pengembangan Pantai Siung Sumber : Hasil Olah Data Peneliti B. Riset SWOT 1. Terjadinya bencana alam seperti longsor dan tsunami 2. Adanya kerusakan lingkungan disekitar kawasan wisata 3. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan wisata Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal terhadap pengembangan pariwisata Pantai Siung, maka peneliti menggunakan riset SWOT.Menurut (Rangkuti, 2008) riset SWOT sangat penting untuk dilakukan dengan tujuan menganalisis dan mengklasifikasikan secara kuantitatif faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis organisasi.hasil dari riset SWOT adalah angka. Setiap pertanyaan yang dijawab oleh responden dari faktor internal dan faktor eksternal dalam bentuk skala akan dihitung, sehingga diperoleh suatu angka tertentu. Skala yang digunakan yaitu antara 1 4.Adapun nilai untuk faktor internal (Strengths dan Weakness), yaitu 1

berarti rendah dan 4 berarti tinggi.sedangkan untuk faktor eksternal (Opportunities dan Threats), yaitu 1 berarti sangat tinggi dan 5 berarti rendah. Oleh karena masing-masing faktor dihitung dengan menggunakan angka, maka untuk mempermudah proses perhitungan peneliti menggunakan interval. Adapun penetapan intervalnya adalah sebagai berikut : 1. Skor Tertinggi (Xt) = 4 Skor Terendah (Xr) = 1 2. Menentukan Rentang Rentang = Xt Xr = 4 1 Rentang = 3 3. Menentukan Panjang Kelas P = R/Xt = 3/4 P = 0,75 Dengan menggunakan panjang kelas 0,75 dan skor terendah 1, maka dapat dibuat kriteria sebagai berikut : TABEL 5.3. Kriteria Interval No Interval S - W O T 1. 1,00 1,75 Rendah Sangat Tinggi 2. 1,76 2,50 Cukup Rendah Tinggi 3. 2,51 3,25 Cukup Tinggi Cukup Tinggi 4. 3,26 4,00 Tinggi Cukup Rendah Sumber : Data Primer Diolah, 2016

1. Perhitungan Faktor Internal TABEL 5.4. Perhitungan Faktor Internal No Faktor Internal Peserta FGD 1 2 3 4 5 KEKUATAN 1. Kawasan wisata Pantai Siung memiliki pemandangan alam yang indah dan unik Ratarata Ket. 3 3 3 4 4 3,4 T 2. Adanya TPI (Tempat Pelelangan Ikan) 4 3 3 3 2 3 CT 3. Memiliki wisata petualangan panjat tebing dengan 256 titik panjat tebing 3 3 3 4 4 3,4 T 4. Wisata Pantai Siung mendukung Gunungkidul sebagai heritage alam 3 4 3 2 4 3,2 T 5. Wisata Pantai Siung mendorong tumbuhnya pendapatan masyarakat 4 4 4 4 4 4 T TOTAL RATA-RATA KEKUATAN 3,4 T KELEMAHAN 1. Pemahaman dan keterampilan SDM yang masih rendah dalam mendukung pengembangan pariwisata 2. Belum masuknya aliran listrik dilokasi wisata Akses jalan menuju lokasi wisata yang masih sempit dan sulit untuk dilewati kendaraan besar seperti bus 4. Infrastruktur yang tersedia belum memadai dalam menunjang pengembangan wisata seperti tempat pembuangan sampah, fasilitas penginapan, fasilitas tempat ibadah 4 4 4 4 4 4 T 4 2 3 3 4 3,2 CT 4 2 3 3 4 3,2 CT 3 2 2 3 3 2,6 CT TOTAL RATA-RATA KELEMAHAN 3,25 CT Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5.4 nilai rata-rata kekuatan yang dimiliki Pantai Siung adalah sebesar 3,4 pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki Pantai Siung sangat besar, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengembangannya.dari kelima faktor kekuatan internal yang dimiliki,

wisata Pantai Siung mendorong tumbuhnya pendapatan masyarakat merupakan faktor kategori tinggi dengan nilai rata-rata 4. Hal ini menunjukkan bahwa adanya wisata Pantai Siung sangat membantu masyarakat setempat dalam hal pendapatan mereka dan hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Faktor kekuatan yang memiliki kategori tinggi selanjutnya adalah kawasan wisata Pantai Siung memiliki pemandangan alam yang indah dan unik dengan nilai ratarata 3,4. Hal ini menunjukkan bahwa Pantai Siung memiliki potensi alam yang sangat unik dan menarik sebagai salah satu destinasi wisata bagi para wisatawan yang datang berkunjung. Faktor kekuatan yang memiliki kategori tinggi selanjutnya lagi adalah memiliki wisata petualangan panjat tebing dengan 256 titik panjat tebing dan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,4. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya wisata petualangannya, Pantai Siung menjadi destinasi wisata khusus bagi para climber. Berdasarkan tabel 5.4 nilai rata-rata kelemahan yang dimiliki Pantai Siung adalah sebesar 3,25 dengan kategori cukup tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelemahan yang dimiliki Pantai Siung dapat mengancam pengembangan Pantai Siung.Dari keempat faktor kelemahan internal yang dimiliki, pemahaman dan keterampilan SDM yang masih rendah dalam mendukung pengembangan pariwisata merupakan faktor kategori tinggi dengan nilai rata-rata 4. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas SDM masyarakat sekitar harus lebih diperhatikan karena dapat membantu dalam proses pengembangan Pantai Siung. Faktor

kelemahan yang memiliki kategori cukup tinggi adalah belum masuknya aliran listrik dilokasi wisata dan akses jalan menuju lokasi wisata yang masih sempit dan sulit untuk dilewati kendaraan besar seperti bus wisata dengan nilai rata-rata 3,2. Hal ini menunjukkan bahwa listrik sangat penting dalam menunjang pengembangan tempat wisata dan akses menuju lokasi wisata juga menjadi satu ukuran penting khususnya bagi para wisatawan. 2. Perhitungan Faktor Eksternal TABEL 5.5. Perhitungan Faktor Eksternal No Faktor Eksternal Peserta FGD 1 2 3 4 5 PELUANG 1. Unggulnya citra daerah pariwisata Gunungkidul sebagai destinasi wisata berbasis alam didukung budaya yang berkelanjutan dan berdaya saing 2. Tingginya kesadaran wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan 3. Banyaknya minat wisatawan yang ingin berkunjung kembali ke Pantai Siung karena pemandangan yang indah dan wisata petualangannya 4. Keterlibatan masyarakat yang besar dalam pengembangan Pantai Siung Ratarata Ket. 1 2 2 1 1 1,4 ST 3 3 3 3 3 3 CT 2 2 3 3 2 2,4 T 1 1 1 1 1 1 ST TOTAL RATA-RATA PELUANG 1,95 T ANCAMAN 1. Terjadinya bencana alam seperti longsor dan tsunami 1 2 1 1 2 1,4 ST 2. Adanya kerusakan lingkungan disekitar kawasan wisata 2 3 2 2 3 2,4 T 3. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan wisata 4 4 4 4 4 4 CR TOTAL RATA-RATA ANCAMAN 2,6 CT Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan tabel 5.5 diatas, dalam pengembangan pariwisata Pantai Siung terdapat berbagai faktor peluang yang mampu mendorong pengembangan diantaranya unggulnya citra daerah pariwisata Gunungkidul sebagai destinasi wisata berbasis alam didukung budaya yang berkelanjutan dan berdaya saing yang masuk pada kategori sangat tinggi dengan nilai rata-rata 1,4. Hal ini menunjukkan bahwa dengan keunggulan pariwisata yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul maka Pantai Siung yang merupakan salah satu destinasi wisata sangat perlu diperhatikan terutama dalam proses pengembangannya. Faktor peluang yang masuk pada kategori sangat tinggi selanjutnya adalah keterlibatan masyarakat yang besar dalam pengembangan Pantai Siung dengan nilai rata-rata 1. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya partisipasi masyarakat sekitar dalam proses pengembangan Pantai Siung, maka akan menjadikan Pantai Siung lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan promosi yang dilakukan. Berdasarkan tabel 5.5, faktor ancaman dengan kategori sangat tinggi adalah terjadinya bencana alam seperti longsor dengan nilai rata-rata 1. Hal ini menunjukkan bahwa, perlu adanya antisipasi dari para pengelola dalam hal penanganan atau peringatan akan adanya bencana alam tersebut. Faktor ancaman selanjutnya adalah adanya kerusakan lingkungan disekitar kawasan wisata dengan kategori tinggi dan nilai rata-rata sebesar 2,4. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya kesadaran masyarakat setempat terhadap lingkungan wisata, dengan menjaga dan tetap melestarikan keindahan alam yang ada tanpa merusaknya.

C. Matriks Faktor Strategi Internal dan Strategi Eksternal Sebelum menyusun matriks SWOT, terlebih dahulu dilakukan analisis faktor strategi internal atau IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan analisis faktor strategi eksternal atau EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) dengan cara memberi bobot dan rating pada setiap faktor-faktor strategi. TABEL 5.6. Faktor-faktor Strategi Internal Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan (Strength) a. Kawasan wisata Pantai Siung memiliki pemandangan alam yang indah dan unik 0,119 4 0,476 b. Adanya TPI (Tempat Pelelangan Ikan) 0,109 3 0,327 c. Memiliki wisata petualangan panjat tebing dengan 256 titik panjat tebing 0,118 4 0,472 d. Wisata Pantai Siung mendukung Gunungkidul sebagai heritage alam 0,119 4 0,476 e. Wisata Pantai Siung mendorong tumbuhnya 0,119 4 0,476 pendapatan masyarakat TOTAL 2,227 Kelemahan (Weakness) a. Pemahaman dan keterampilan SDM yang masih rendah dalam mendukung 0,115 4 0,460 pengembangan pariwisata b. Belum masuknya aliran listrik dilokasi wisata 0,109 3 0,327 c. Akses jalan menuju lokasi wisata yang masih sempit dan sulit untuk dilewati kendaraan besar 0,106 3 0,318 seperti bus d. Infrastruktur yang tersedia belum memadai dalam menunjang pengembangan wisata seperti tempat pembuangan sampah, fasilitas 0,106 3 0,318 penginapan, fasilitas tempat ibadah TOTAL 1,423 TOTAL KESELURUHAN 1,00 3,650 Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan tabel 5.6 diatas total skor yang dihasilkan oleh faktor kekuatan sebesar 2,227 dan faktor kelemahan sebesar 1,423. Sehingga, total skor keseluruhan analisis faktor strategi internal Pantai Siung adalah 3,650.Artinya faktor kekuatan dan kelemahan sangatlah kuat. TABEL 5.7. Faktor-faktor Strategi Eksternal Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Peluang (Opportunities) a. Unggulnya citra daerah pariwisata Gunungkidul sebagai destinasi wisata berbasis alam didukung 0,149 4 0,596 budaya yang berkelanjutan dan berdaya saing b. Tingginya kesadaran wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan wisata 0,139 3 0,417 c. Banyaknya minat wisatawan yang ingin berkunjung kembali ke Pantai Siung karena pemandangan yang indah dan wisata petualangannya 0,148 4 0,592 d. Keterlibatan masyarakat yang besar dalam 0,149 4 0,569 pengembangan Pantai Siung TOTAL 2,174 Ancaman (Threats) a. Terjadinya bencana alam seperti longsor dan tsunami 0,149 4 0,596 b. Adanya kerusakan lingkungan disekitar kawasan wisata 0,145 4 0,580 c. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan wisata 0,129 2 0,258 TOTAL 1,434 TOTAL KESELURUHAN 1,00 3,608 Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5.7 diatas total skor yang dihasilkan oleh faktor peluang sebesar 2,174 dan faktor ancaman sebesar 1,434. Sehingga total skor keseluruhan analisis faktor strategi eksternal Pantai Siung adalah 3,608.

Berdasarkan hasil dari pemberian bobot dan rating yang dilakukan melalui analisis SWOT IFAS dan EFAS, maka dapat diperoleh total nilai akhir dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebagai berikut : TABEL 5.8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan IFAS dan EFAS No Uraian Total Nilai 1. Faktor Internal a. Kekuatan (Strength) b. Kelemahan (Weakness) 2. Faktor Eksternal a. Peluang (Opportunities) b. Ancaman (Threats) Sumber : Data Primer Diolah, 2016 2,227 1,423 2,174 1,434 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil perolehan skor kekuatan lebih besar disbanding kelemahannya.begitu pula dengan perolehan skor peluang lebih besar dibanding ancamannya. Strengths Weakness = 2,227 1,423 = 0,804 Opportunities Threats = 2,174 1,434 = 0,740 D. Analisis SWOT Perolehan hasil di atas yang kemudian digunakan sebagai acuan pembentukan analisis SWOT untuk melihat posisi Pantai Siung seperti berikut

BERBAGAI PELUANG 4. Mendukung Strategi Turn Around 1. Mendukung Strategi Agresif (0,740 : 0,804) KELEMAHAN INTERNAL KEKUATAN INTERNAL 3. Mendukung Strategi Defensif 2. Mendukung Strategi Diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN Sumber : Hasil Olah Data Peneliti GAMBAR 5.1. Diagram Analisis SWOT Pantai Siung Berdasarkan gambar 5.1 diatas menunjukkan bahwa posisi Pantai Siung berada di kuadran I, dimana pada situasi yang sangat menguntungkan. Obyek Wisata Pantai Siung memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kuadran ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif (growth oriented strategy).

E. Matrik IE (Internal Eksternal) Selanjutnya agar strategi yang dihasilkan lebih akurat maka peneliti menggunakan metode analisis Internal Eksternal atau matrik IE. Adapun hasil dari pengujian menggunakan Matrik IE sebagai berikut : Skor Keseluruhan Internal IFAS = 3,650 Skor Keseluruhan Eksternal EFAS = 3,608 Total skor faktor strategi internal Kuat Sedang Lemah 3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi 3,0-4,0 3,0 Sedang 2,0-2,99 2,0 Lemah 1,0-1,99 1,0 I II III IV V VI VII VIII IX Sumber : Hasil Olah Data Peneliti GAMBAR 5.2. Matrik IE (Internal Eksternal) Dari hasil pengujian Matriks IE diatas, dapat dilihat bahwa posisi pengembangan Pantai Siung berada pada kuadran I dengan jumlah skor bobot internal dan eksternal masing-masing sebesar 3,650 dan 3,608.Keadaan ini diartikan bahwa Pantai Siung dalam posisi Growth atau sedang berkembang. Strategi pengembangan yang bisa diterapkan dalam strategi ini antara lain strategi

intensif dimana aman untuk diadakannya kebijakan investasi pengembangan sebagai kawasan wisata pantai dengan wisata petualangannya untuk mendukung Gunungkidul sebagai heritage alam. F. Matriks SWOT Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan strategi-strategi pengembangan pariwisata Pantai Siung.Strategi tersebut dianalisis dengan Matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan matriks yang dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman (eksternal) yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan (internal) yang ada sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :

IFAS (Internal Factor Analysis Strategy) EFAS (Eksternal Factor Analysis Strategy) Peluang (Opportunities) 1. Unggulnya citra daerah pariwisata Gunungkidul sebagai destinasi wisata berbasis alam didukung budaya yang berkelanjutan dan berdaya saing 2. Tingginya kesadaran wisatawan dalam menjaga TABEL 5.9. Matriks SWOT Kekuatan (Strengths) 1. Kawasan wisata Pantai Siung memiliki pemandangan pantai yang indah dan unik 2. Adanya TPI (Tempat Pelelangan Ikan) 3. Memiliki wisata petualangan panjat tebing dengan 256 titik panjat tebing 4. Wisata Pantai Siung mendukung Gunungkidul sebagai heritage alam 5. Wisata Pantai Siung mendorong tumbuhnya pendapatan masyarakat Strategi SO (Strengths Opportunities) 1. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pelaku wisata lainnya dalam pengembangan dan promosi kawasan wisata Pantai Siung 2. Menjaga daya tarik obyek wisata dengan tetap meningkatkan kualitas lingkungan obyek wisata Kelemahan (Weakness) 1. Pemahaman dan keterampilan SDM yang masih rendah dalam mendukung pengembangan pariwisata 2. Belum masuknya aliran listrik dilokasi wisata 3. Akses jalan menuju lokasi wisata yang masih sempit dan sulit untuk dilewati kendaraan besar seperti bus pariwisata 4. Infrastruktur yang tersedia belum memadai dalam menunjang pengembangan wisata seperti tempat pembuangan sampah, fasilitas penginapan, fasilitas tempat ibadah Strategi WO (Weakness Opportunities) 1. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat lokal mengenai pengembangan obyek wisata Pantai Siung 2. Melakukan pemberdayaan SDM untuk meningkatkan kompetensi dalam mengelola obyek wisata Pantai Siung

kelestarian lingkungan wisata 3. Banyaknya minat wisatawan yang ingin berkunjung kembali ke Pantai Siung karena pemandangan yang indah dan wisata petualangannya 4. Keterlibatan masyarakat yang besar dalam pengembangan Pantai Siung 1. Terjadinya bencana alam seperti longsor dan tsunami 2. Adanya kerusakan lingkungan disekitar kawasan wisata 3. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan wisata Pantai Siung sebagai heritage alam 3. Meningkatkan kualitas kenyamanan dan keamanan lingkungan wisata untuk meningkatkan kepuasan wisatawan yang berkunjung 4. Membangun mindset wisatawan untuk peduli terhadap pelestarian lingkungan wisata 5. Membina masyarakat lokal untuk meningkatkan keterampilannya dalam melayani wisatawan 3. Mengarahkan masyarakat lokal untuk meningkatkan keterampilan dalam menciptakan cinderamata atau produk khas obyek wisata Pantai Siung 4. Mengembangkan fasilitas penunjang untuk kegiatan pariwisata Ancaman (Threats) Strategi ST (Strength Threats) Strategi WT (Weakness Threats) 1. Mendukung sarana dan prasarana 1. Melakukan diversifikasi produk yang nyaman, aman dan bersih khas obyek wisata Pantai Siung pada obyek wisata Pantai Siung untuk meningkatkan minat 2. Memantau dan mengawasi wisatawan untuk berkunjung pengembangan obyek wisata kembali dalam pelestarian lingkungan 2. Meningkatkan kualitas SDM 3. Menghimbau masyarakat untuk lokal obyek wisata Pantai Siung menjaga kelestarian lingkungan sebagai pendukung kegiatan 4. Melakukan pengendalian dampak pariwisata pengembangan pada lingkungan

Berdasarkan matriks analisis SWOT diatas, maka dapat disimpulkan strategi SO, WO, ST, WT seperti berikut : a. Strategi SO (Strength Opportunities) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pelaku wisata lainnya untuk ikut mengembangkan dan mempromosikan kawasan wisata Pantai Siung yang merupakan heritage alam dengan mempromosikan wisata petualangannya. Menjaga daya tarik obyek wisata dengan tetap meningkatkan kualitas lingkungan obyek wisata Pantai Siung dengan konservasi area wisata seperti konservasi area pantai yang unik dan indah, konservasi tebing karang yang menjadi salah satu cirri khas Pantai Siung. Meningkatkan kualitas kenyamanan dan keamanan lingkungan wisata untuk meningkatkan kepuasan wisatawan yang berkunjung seperti pemandangan yang indah dan unik. Membangun mindset wisatawan untuk peduli terhadap pelestarian lingkungan wisata dimana dengan menjaga lingkungan alam akan berdampak baik bagi kesejahteraan masyarakat Membina masyarakat lokal untuk meningkatkan keterampilannya dalam melayani wisatawan dengan melatih para pemandu panjat tebing agar lebih berpengalaman dan para wisatawan menjadi yakin akan keselamatannya, selain itu meningkatkan kompetensi dalam melayani wisatawan melalui pelatihan bahasa asing b. Strategi WO (Weakness Opportunities) Memberikan sosialisasi kepada masyarakat lokal mengenai pengembangan obyek wisata Pantai Siung dan manfaat yang diperoleh dengan adanya pariwisata dengan melakukan kunjungan ke tempat wisata lainnya dan melihat pengembangan tempat wisata tersebut. Dengan adanya keterlibatan masyarakat lokal, maka akan

dapat memberikan manfaat secara penuh dan masyarakat itu sendiri dapat menjadi penggerak ekonomi di wilayahnya. Melakukan pemberdayaan SDM untuk meningkatkan kompetensi dalam mengelola obyek wisata Pantai Siung sehingga dapat meningkatkan daya tarik lebih bagi obyek wisata yang dikembangkan, seperti memberikan pelatihan, kursus, pendidikan baik secara formal maupun informal dengan melakukan kerjasama dengan dinas pariwisata dan akademisi. Mengarahkan masyarakat lokal untuk meningkatkan keterampilan dalam menciptakan cinderamata atau produk khas obyek wisata Pantai Siung dengan melakukan kerjasama dengan mitra usaha dalam upaya pemasarannya, dan dengan begitu partisipasi masyarakat lokal akan meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan bagi masyarakat setempat. Mengembangkan fasilitas penunjang untuk kegiatan pariwisata, dengan menyediakan aliran listrik agar wisatawan dapat mengeksplor kawasan wisata, dan penunjang lainnya seperti fasilitas kamar mandi yang bersih, tempat pembuangan sampah, fasilitas penginapan yang nyaman, fasilitas tempat ibadah yang bersih dan nyaman. Meningkatkan akses menuju lokasi obyek wisata dengan memperlebar jalan agar bus besar bisa masuk ke area parker obyek wisata, dan didukung dengan kemudahan pencapaian adanya kualitas pelayanan dan kenyamanan angkutan perjalanan. c. Strategi ST (Strength Threats) Mendukung sarana dan prasarana yang nyaman, aman dan bersih pada obyek wisata Pantai Siung dengan meningkatkan kenyamanan kualitas pelayanan wisata.

Memantau dan mengawasi pengembangan obyek wisata Pantai Siung dalam pelestarian lingkungan Menghimbau masyarakat lokal untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan konservasi area sekitar obyek wisata d. Strategi WT (Weakness Threats) Melakukan diversifikasi produk khas obyek wisata Pantai Siung untuk meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung kembali, dengan menciptakan keunggulan produk wisata yang dimiliki obyek wisata Pantai Siung. Meningkatkan kualitas SDM lokal obyek wisata Pantai Siung sebagai pendukung kegiatan pariwisata, dengan meningkatkan pelatihan bahasa asing, pelatihan kreativitas usaha yang dimiliki