PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

ANALISIS NUMERIK UNTUK GERAK OSILASI BERGANDENG PADA AIR TRACK DENGAN METODE RUNGE-KUTTA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK

GERAK OSILASI. Penuntun Praktikum Fisika Dasar : Perc.3

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Penggunaan Metode Numerik Untuk Mencari Nilai Percepatan Gravitasi

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

PENGGUNAAN LOGGER PRO UNTUK ANALISIS GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA SISTEM PEGAS MASSA

DESKRIPSI FISIKA DASAR I (FIS 501, 4 SKS) Nama Dosen : Saeful Karim Kode Dosen : 1736

PEMETAAN KONSEPSI MAHASISWA TENTANG HUKUM ARCHIMEDES

SASARAN PEMBELAJARAN

ENERGI POTENSIAL. dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga

Antiremed Kelas 11 FISIKA

ANALISA MODE SIMPANGAN AYUNAN BOLA BERONGGA BERISI FLUIDA MELALUI METODE SIMULASI DAN EKSPERIMEN.

Teori & Soal GGB Getaran - Set 08

Uji Kompetensi Semester 1

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

PETA KONSEP MATERI GLB DAN GLBB

II. SILABUS MATA KULIAH

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

BAB V USAHA DAN ENERGI

Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut :

EKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BATANG TERKUNCI SEBAGIAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA

Validasi Teknik Video Tracking Pada Praktikum Bandul Matematis Untuk Mengukur Percepatan Gravitasi Bumi

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN

GERAK HARMONIK SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 2 TEORI DASAR 2-1. Gambar 2.1 Sistem dinamik satu derajat kebebasan tanpa redaman

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

Mahasiswa memahami konsep tentang usaha energi, jenis energi, prinsi usaha dan energi serta daya

Kalian sudah mengetahui usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah benda ke arah horisontal, tetapi bagaimanakah besarnya usaha yang dilakukan

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE (Pegas)

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB

MAKALAH. Makalah Diajukan untuk

Media Pembelajaran Menggunakan Spreadsheet Excel. Materi Osilasi Harmonik Teredam

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

BAB IV SIMULASI STABILISASI INVERTED PENDULUM DENGAN MENGGUNAKAN PENGONTROL FUZZY

Bahan Ajar USAHA, ENERGI, DAN DAYA NURUL MUSFIRAH 15B08055 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR PROGRAM STUDI PEDIDIKAN FISIKA

BAB IV HASIL YANG DIPEROLEH

PENENTUAN KONSTANTA PEGAS DENGAN CARA STATIS DAN DINAMIS. Oleh:

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

Materi Pendalaman 01:

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

FIsika USAHA DAN ENERGI

LAPORAN GETARAN PEGAS DAN AYUNAN BANDUL

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

EKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BANDUL

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta

Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Suatu benda dikatakan memiliki energi jika benda tersebut dapat melakukan usaha.

PEMETAAN KONSEPSI SISWA TENTANG ELASTISITAS

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

LAPORAN PRAKTIKUM GERAK PADA BIDANG MIRING. (Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Fisika Dasar I) Dosen Pengampu : Drs.Suyoso, M.Si.

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Analisis Gerak Parabola Menggunakan Teknik Pelacakan Video Digital

Tanggapan Mahasiswa pada Pembelajaran Pemodelan Matematika dengan Program Maple (Studi Kasus: Pembelajaran Pemodelan Gerak Osilasi)

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN

USAHA DAN ENERGI. Usaha Daya Energi Gaya konservatif & non Kekekalan Energi

USAHA DAN ENERGI. W = F.s Satuan usaha adalah joule (J), di mana: 1 joule = (1 Newton).(1 meter) atau 1 J = 1 N.m

Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI

SATUAN ACARA PENGAJARAN

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

SISTEM GETARAN PAKSA SATU DERAJAT KEBEBASAN

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

BIDANG STUDI : FISIKA

Getaran Mekanik. Getaran Bebas Tak Teredam. Muchammad Chusnan Aprianto

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

III. PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Modul Praktikum Simulasi Fisika, PRAKTIKUM 1 SIMULASI GERAK JATUH BEBAS

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

KETEIMBANGAN GAYA. (Percobaan IV)

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa.

PERKULIAHAN Eksperimen Fisika Dasar I

Gaya merupakan besaran yang menentukan sistem gerak benda berdasarkan Hukum Newton. Beberapa fenomena sistem gerak benda jika dianalisis menggunakan

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.

Analisis koefisien gesek statis dan kinetis berbagai pasangan permukaan bahan pada bidang miring menggunakan aplikasi analisis video tracker

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

Studi Komputasi Gerak Bouncing Ball pada Vibrasi Permukaan Pantul

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

Transkripsi:

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI Frando Heremba, Nur Aji Wibowo, Suryasatriya Trihandaru Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 5-60, Salatiga 507, Jawa tengah Indonesia. Email : the_seeker004@yahoo.com ABSTRAK Secara teoritis pergerakan bandul-pegas dianggap bergerak harmonik karena adanya gaya pemulih, namun pada percobaan bandul-pegas bersusun orde kedua mengalami pembengkokan pada pegas kedua dalam berosilasi. Solusi yang diusulkan untuk penyelesaian persamaan sistem tersebut adalah dengan menganggap bahwa konstanta pegas kedua bernilai nol ketika terjadi pembengkokan. Ada lima langkah dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah pertama, melakukan eksperimen bandul-pegas bersusun orde kedua dalam dua dimensi untuk mendapatkan data eksperimen. Langkah kedua, menyelesaikan persamaan gerak sistem bandul-pegas bersusun orde kedua dengan meenggunakan persamaan Lagrange. Langkah ketiga, pemodelan dan simulasi persamaan gerak sistem dengan memperhatikan pembengkokan yang terjadi yaitu dengan dua model, model pertama menganggap konstanta pegas kedua bernilai nol pada saat terjadi pembengkokan (teori yang diusulkan) dan model kedua menganggap konstanta pegas kedua tetap bernilai k walaupun mengalami pembengkokan (teori umum bandul-pegas bersusun), simulasi yang dilakukan adalah membandingkan pola simpangan antara model pertama dan model kedua dalam bentuk grafik. Langkah keempat memasukan persamaan gerak yang sudah dimodelkan kedalam metode Runge-Kutta untuk menyelesaikan solusi numerik dari model pertama dan kedua. Langkah kelima melakukan optimasi data antara model pertama dengan data eksperimen dan membandingkannya dengan optimasi data antara model kedua dengan data eksperimen menggunakan metode Nelder-Mead Simplex Algorithm. Hasil optimasi yang diperoleh adalah pola simpangan dari model pertama lebih mendekati hasil eksperimen dibandingkan dengan model kedua, dan nilai error yang didapat pada optimasi model pertama dengan data eksperimen lebih kecil dibandingkan dengan nilai error yang didapat dari optimasi model kedua dengan data ekperimen. Maka teori yang diusulkan bisa melengkapi teori sistem bandul-pegas bersusun orde kedua sebelumnya. Kata kunci:bandul-pegas, Harmonik, Osilasi, Optimasi, Lagrange, Runge-Kutta orde empat, Nelder-Mead simplex. PENDAHULUAN Ilmu Fisika merupakan ilmu yang terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi. Ilmu Fisika sendiri dibagi menjadi beberapa bagian, salah satunya adalah mekanika. Mekanika mempelajari tentang gerak sebuah benda yang berada dibumi, ada yang bergerak lurus baik secara vertikal maupun horizontal, rotasi, dan bergerak secara harmonik []. Ketika benda bergerak dari keadaan diam maka benda tersebut mengalami percepatan begitupun, ketika benda yang semulanya bergerak namun lama-kelamaan menjadi diam maka benda tersebut mengalami perlambatan. Persamaan dan hukum-hukum dalam mekanika sering digunakan untuk mencari percepatan atau perlambatan suatu benda []. Dalam topik ini, gerak dari sistem bandul-pegas bersusun orde kedua akan diselesaikan dengan metode Runge-kutta []. Metode ini dapat diaplikasikan kedalam bahasa pemograman untuk mempermudah perhitungannya, sehingga didapatkan nilai pendekatan dengan kesalahan yang kecil. Program yang digunakan adalah MATLAB. Sedangkan untuk mencari percepatan bandul pertama dan kedua digunakan persamaan Lagrange [3]. Secara teoritis pergerakan bandul-

pegas dianggap bergerak harmonik karena adanya gaya pemulih, yaitu gaya yang berlawanan dengan perpindahan sistem. Pada bandul gaya pemulihnya adalah gaya berat dan pada pegas gaya pemulihnya adalah gaya pegas itu sendiri [4]. Hal ini sedikit berbeda dengan apa yang terjadi pada percobaan bandul-pegas bersusun orde kedua, karena ketika sistem mengalami osilasi, ternyata pada pegas kedua tidak mengalami osilasi sempurna, namun ada pembengkokan yang terjadi pada saat-saat tertentu. Hal ini yang menjadi pokok permasalahan didalam makalah ini. Solusi yang diusulkan untuk permasalahan ini adalah dengan merubah sedikit persamaan gerak dari bandul-pegas bersusun orde dua dengan mengasumsikan bahwa pada saat pegas kedua mengalami pembengkokan, konstanta pegas kedua didalam persamaan dianggap 0. Untuk membuktikan asumsi pada keadaan pembengkokan maka akan dilakukan percobaan bandul-pegas bersusun orde kedua yang harus memperlihatkan pembengkokan pada pegas kedua dan melakukan pencocokan pola simpangan antara hasil percobaan dan teori numerik dengan metode Runge-kutta orde keempat []. Optimasi antara teori dan data percobaan untuk melakukan pembuktian solusi yang diusulkan dalam permasalahan ini, serta mencari parameterparameter sistem menggunakan Nelder-Mead Simplex Algorithm [5]. BAHAN DAN METODE Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegas, massa, penjepit meja, penggaris, dan selotip. Percobaan bandul-pegas bersusun orde kedua direkam dengan kamera digital. Setelah direkam, video hasil rekaman diekstrak kedalam gambar dengan format.png. Data percobaan didapat dengan cara membaca hasil ekstrak dengan pemograman menggunakan MATLAB. Data yang didapat akan dioptimasi dengan hasil teori numerik menggunakan Nelder-Mead Simplex Algorithm didalam MATLAB. Metodologi penelitian dalam makalah dibagi dalam 4 Langkah. Langkah pertama, mengelola data percobaan. Langkah kedua, mencari sistem gerak bandul-pegas bersusun orde kedua menggunakan persamaan Lagrange. Langkah ketiga, memasukan persamaan Lagrange kedalam metode Runge-Kutta untuk mencari solusi numeriknya. Langkah keempat mengoptimasi data dari solusi teori numerik dan data percobaan. Seperti dalam gambar. Gambar. Langkah-langkah Penelitian. Langkah. Proses Mengelola Data Percobaan. Video Percobaan diekstrak kegambar dengan format.png menggunakan Macromedia MX Proffesional. Gambar hasil ekstrak dibaca dengan MATLAB memakai program Image Reading (Imread) untuk mencari koordinat pada bandul pertama dan kedua. Data koordinat yang didapat masih berukuran pixel, sedangkan data optimasi yang digunakan harus berukuran meter, maka untuk mengkonversi data berukuran pixel kedata berukuran meter digunakan persamaan sebagai berikut : pjg sesungguhnya ( meter) Data( meter) Data( pixel) () pjg gambar ( pixel)

Langkah. Persamaan Lagrange B`andul- Pegas Bersusun Orde Kedua. d L L ix dt xn xn d L L iy dt yn yn n n (5) (6) n=, dan i=,, 3, 4 Dimana = konstanta gaya luar yang bekerja terhadap i bandul pada sistem. Gambar. Sistem Bandul-Pegas Bersusun Orde Kedua. Dengan l =panjang pegas pertama, l =panjang pegas kedua, k =konstanta pegas pertama, k =konstanta pegas kedua, m =massa bandul pertama, m =massa bandul kedua, x p =simpangan pegas pertama, x p =simpangan pegas kedua. Persamaan Lagrange pada sistem diselesaikan untuk mendapatkan persamaan percepatan pada sistem gerak bandul-pegas bersusun orde kedua. Langkah 3. Pemodelan dan simulasi pembengkokan. Energi kinetik (T) dan potensial (V) sistem adalah : T m x y m x y () V m gy mgy k x y l k x x y y l (3) Persamaan energi Lagrange (L) dari sistem adalah : L m x y m x y Gambar 3a. Foto pembengkokan yang terjadi pada eksperimen m gy m gy k x y l k x x y y l (4) Ada 4 degree of freedom ( DOF ) dalam sistem bandul-pegasorde kedua, yaitu x, y, x, dan y. Lagrange digunakan untuk mencari sistem gerak dari 4 DOF tersebut. Persamaan Lagrange sistem adalah : Gambar 3b. Kerangka sistem bandul-pegas bersusun orde dua

Solusi yang diusulkan dalam penelitian ini adalah melihat terjadinya pembengkokan ketika s lebih kecil dari l, dimana besar nilai s jika dilihat dalam gambar 3b adalah : s x x y y (7) Adanya pembengkokan pada gerak bandul-pegas orde dua mengakibatkan persamaan bandul-pegas orde dua mengalami dua nilai konstanta pegas kedua, yaitu : 0, jika s l kostanta pegas kedua k, jika s l Maka persamaan gerak bandul-pegas bersusun orde dua bisa dimodelkan dengan model. Model merupakan persamaan umum bandul-pegas bersusun orde dua dan model adalah solusi yang diusulkan dalam penelitian ini. Simulasi grafik pola simpangan antara model dengan model bisa dilihat dalam gambar 4. dari metode ini lebih mendekati solusi analitik dibanding dengan metode-metode yang lain. Algoritma Runge-Kutta orde 4 sistem sebagai berikut : u [ x x y y x x y y ] (8) h ui ui S S S3 S4 6 (9) Dimana S f ti, ui S f ti h, ui Sh S3 f ti h, ui Sh S f t h, u S h 4 i i 3 Dengan h ti t i Langkah 5. Optimasi Data Teori Numerik dan Data Percobaan. Setelah didapatkan solusi model dan solusi model, langkah selanjutnya adalah pencocokan pola simpangan antara model dan data eksperimen, serta model dan data eksperimen menggunakan optimasi numerik dengan metode Nelder-Mead Simplex Algorithm [5]. Nilai error hasil optimasi didefinisikan sebgai berikut : ( datateori data eksperimen) error (0) N Gambar 4. Simulasi pola simpangan antara model dengan model Langkah 4. Persamaan Runge-Kutta orde 4. Runge-kutta orde 4 adalah salah satu metode numerik yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa, metode ini lebih sering digunakan didalam menyelesaikan persamaan-persamaan diferensial, karena hasil Dengan N = banyaknya data waktu (t). HASIL DAN DISKUSI Parameter-parameter yang diukur dalam eksperimen terdapat didalam Tabel. Tabel. Parameter hasil pengukuran dalam eksperimen Parameter l l m Nilai 0.5 meter 0.5 meter 0.08 kg

m 0.08 kg g 9.8 m/s k k 6 N/m 6 N/m Dalam Tabel terdapat parameter-parameter yang diukur secara manual pada saat melakukan eksperimen, dimana l dan l merupakan panjang pegas pertama dan kedua, l diukur dari ujung pegas pertama sampai titik pusat bandul pertama sedangkan l diukur dari titik pusat bandul pertama sampai titik pusat bandul kedua, m dan m adalah massa bandul pertama dan kedua yang diukur menggunakan timbangan digital, g merupakan nilai gravitasi bumi, k dan k adalah konstanta pegas pertama dan kedua yang diukur dengan menggantungkan bandul secara vertikal kemudian menggunakan persamaan kx = mg dimana x merupakan pertambahan panjang pegas. Gambar 4. Grafik pencocokan pola simpangan teori model dan data eksperimen Gambar 4 menyatakan optimasi pola simpangan antara model dengan data eksperimen, dari hasil optimasi didapat pola simpangan model secara keseluruhan sesuai dengan data eksperimen dan nilai error antara keduanya adalah 0.003788. Parameter-parameter hasil optimasi data antara teori dengan eksperimen berada didalam Tabel. Tabel. Parameter hasil optimasi data antara teori dengan eksperimen Gambar 3. Grafik pencocokan pola simpangan antara model dan data ekperimen Gambar 3 menyatakan optimasi pola simpangan antara model dengan data eksperimen, dari hasil optimasi didapat pola simpangan dari model secara keseluruhan kurang sesuai dengan data eksperimen dan nilai error antara keduanya adalah 0.0597. model model Parameter Nilai Nilai x 0.0448 0.067 v x -0.54 0.438 y -0.970-0.836 v y 0.036-0.539 x 0.35 0.743 v x.893 0.566 y -0.5743-0.6059 v y.85.70 g 9.6344 9.7985 k.6778 6.7598 k 8.973 5.73 b 0.005 0.0003 b -0.00 0.000 b 3 0.0003-0.0000 b 4 0.000 0.0000 Dapat dilihat bahwa optimasi pola simpangan pada gambar 4 lebih sesuai dibandingkan dengan optimasi pola simpangan pada gambar 3. Dan nilai

g dari hasil optimasi pada model lebih baik jika di bandingkan dengan model. Hal ini menunjukan bahwa asumsi yang mengatakan bahwa pegas kedua mengalami pembengkokan terjadi karena konstanta dari pegas kedua bisa dianggap 0 didalam persamaan adalah benar. KESIMPULAN Dengan menggunakan optimasi pola simpangan antara teori dan data eksperimen. Solusi yang diusulkan dalam kasus pembengkokan pada bandul-pegas bersusun orde kedua dengan menganggap k bernilai 0 pada saat terjadi pembengkokan bisa digunakan untuk melengkapi persamaan sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA [] Halliday David, Resnick Robert. 984. Fisika edisi ketiga jilid kedua (edisi terjemahan oleh Pantur Silaban, Ph.D dan Drs. Erwin Sucipto). Jakarta : Erlangga. [] R. H. Sianipar. 03. Pemrograman MATLAB Dalam Contoh dan Terapan. Bandung : Informatika Bandung. [3] Finn, J. Michael. 008. Classical Mechanics. New Delhi : Infinity Science Press LLC.. [4] Douglas C. Giancoli. 00. Fisika edisi kelima jilid pertama (edisi terjemahan oleh Dra. Yuhilza Hanum, M.Eng ). Jakarta : erlangga. [5] J. A. Nelder and R. Mead, A simplex method for function minimization, Computer Journal 7 (965), 308 33..