MAKALAH. Makalah Diajukan untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH. Makalah Diajukan untuk"

Transkripsi

1 MAKALAH PENGARUH POSISI BULAN TERHADAP PERCEPATAN GRAVITASI EFEKTIF YANG DIALAMI BENDA DI PERMUKAAN BUMI Makalah Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Fisika Program Studi Fisika Di susun oleh : HERIBERTUS DANANG PAMUNGKAS PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

2 MAKALAH EFFECT OF THE MOON POSITION ON THE EFFECTIVE GRAVITA ATIONAL ACCELERATION WHICHH IS EXPERIENCED BY A BODY ON THE EARTH SURFACE Makalah Precented as Partial Fulfillment of the Requirement to Obtain the Sarjana Sains Degree In Physicss By : HERIBERTUS DANANG PAMUNGKAS FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2009

3

4

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Makalah ini saya persembahkan kepada : TUHAN JESUS KRISTUS MY SAVIOR Bapak dan Ibu yang selalu mencintaiku tanpa batas Ulil yang Tersayang Mas Geong & Uprut Antok, Aji Pethe, Ardi & Ayuk sahabat-sahabat terbaikku Fisika, FST, USD MOTTO : SESEORANG YANG KUAT BUKANLAH SEORANG YANG SELALU MENANG, TAPI SESEORANG YANG MAMPU BANGKIT KETIKA IA TERJATUH. SEMUA INDAH PADA WAKTUNYA iv

6

7

8 PENGARUH POSISI BULAN TERHADAP PERCEPATAN GRAVITASI EFEKTIF YANG DIALAMI BENDA DI PERMUKAAN BUMI ABSTRAK Telah dilakukan eksperimen untuk menentukan pengaruh posisi bulan terhadap percepatan gravitasi efektif yang dialami sebuah benda di permukaan bumi dengan menggunakan ayunan matematis. Dari hasil analisis data eksperimen terlihat bahwa posisi bulan berpengaruh terhadap percepatan gravitasi efektif yang dialami sebuah benda di permukaan bumi. Jika bulan berada pada posisi terjauh dengan bumi, maka percepatan gravitasi efektif yang dialami benda di permukaan bumi nilainya paling kecil.jika bulan berada pada posisi terdekat dengan bumi, maka percepatan gravitasi efektif yang dialami benda di permukaan bumi nilainya paling besar. vii

9 EFFECT OF THE MOON POSITION ON THE EFFECTIVE GRAVITATIONAL ACCELERATION WHICH IS EXPERIENCED BY A BODY ON THE EARTH SURFACE ABSTRACT The experiment for determining the effect of the moon position on the effective gravitational acceleration which is experienced by a body on the earth surface have been performed. From the experimental data analysis, it is clear that the moon position influence the effective gravitational acceleration which is experienced by a body on the earth surface. If the moon position on the longest with the earth, so effective gravitational acceleration which is experienced by a body on the earth surface have a smallest value.if the moon position on the nearest with the earth, so effective gravitational acceleration which is experienced by a body on the earth surface have a biggest value. viii

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa atas segala rahmat dan anugrah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : PENGARUH POSISI BULAN TERHADAP PERCEPATAN GRAVITASI EFEKTIF YANG DIALAMI BENDA DI PERMUKAAN BUMI.Dalam proses penulisan makalah ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Asan Damanik, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat dalam pengerjaan makalah ini. 2. Dr. Edi Santosa, M.S. selaku dosen pendamping akademik yang sudah banyak memberikan pendampingan selama menjadi mahasiswa. 3. Bapak dan Ibuku tercinta yang tanpa henti memberikan dukungan, dorongan, doa, dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. 4. Kakakku tercinta Mas Geong dan putrinya tersayang Renata Maharani yang aku sayangi, kalian adalah inspirasi bagiku yang selalu memberikan semangat dan doa untukku dalam menyelesaikan makalah ini. ix

11 5. Rully Ulil Nurhayati, My spirit yang tersayang yang selalu menjadi inspirasi hidupku. 6. Seluruh staff laboratorium Prodi fisika yang telah banyak membantu dalam pelaksaan penelitian. 7. Temen-teman fisika yang selama bertahun-tahun selalu berjuang bersamaku. 8. Seluruh Staff Pengajar Jurusan Fisika yang telah memberikan pengajaran dan pendampingan. 9. Sahabat-sahabat terbaikku : Ardi arjo, Ayuk Ve Antok dan Pethe, terimakasih kalian telah mengajarkan arti sahabat yang sebenarnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Fisika di Indonesia. Yogyakarta, Juli 2009 Penulis x

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN JUDUL BAHASA INGGRIS HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah 1.3. Batasan Masalah 1.4. Tujuan Penelitian i ii iii iv v vi vii viii ix x xi xv xvi xi

13 Manfaat Penelitian 1.6. Sistematika Penulisan BAB II. DASAR TEORI 2.1. Gerak Melingkar 2.2.Percepatan Sentripetal 2.3. Hukum Gravitasi Universal 2.3. Ayunan Matematis BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu Penelitian 3.2. Tempat Penelitian 3.3. Bahan dan Alat Penelitian 3.4. Prosedur Penelitian Keterangan Gambar Alat Penelitian Langkah-langkah Penelitian 3.5. Metode Analisis Data Penelitian 3.6. Analisis Kesalahan (Ralat) BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1. Pembahasan BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan xii

14 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

15 DAFTAR TABEL halaman Tabel 4.1. Nilai dan g untuk l = (10.00±0.05) cm 21 Tabel 4.1. Nilai dan g untuk l = (20.00±0.05) cm 22 Tabel 4.1. Nilai dan g untuk l = (30.00±0.05) cm 23 Tabel 4.1. Nilai dan g untuk l = (40.00±0.05) cm 24 Tabel 4.1. Nilai dan g untuk l = (50.00±0.05) cm 25 Tabel 4.1. Nilai dan g untuk l = (60.00±0.05) cm 26 Tabel 4.1. Nilai dan g untuk l = (70.00±0.05) cm 27 Tabel 4.1. Nilai dan g untuk l = (80.00±0.05) cm 28 Tabel 4.1. Nilai dan g untuk l = (90.00±0.05) cm 29 Tabel 4.1. Nilai dan g untuk l = (100.00±0.05) cm 30 xiv

16 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Gerak bandul ayunan matematis 12 Gambar 3.1 Sketsa alat percobaan ayunan matematis 16 Gambar 3.2 Posisi awal benda ditarik ke samping dengan = 30º 17 Gambar 3.3. Benda berayun dari posisi (1 periode)20 18 Gambar 4.1. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (10.00±0.05) cm 31 Gambar 4.1. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (20.00±0.05) cm 32 Gambar 4.1. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (30.00±0.05) cm 32 Gambar 4.1. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (40.00±0.05) cm 33 Gambar 4.1. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (50.00±0.05) cm 33 xv

17 Gambar 4.1. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (60.00±0.05) cm 34 Gambar 4.1. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (70.00±0.05) cm 34 Gambar 4.1. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (80.00±0.05) cm 35 Gambar 4.1. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (90.00±0.05) cm 35 Gambar 4.1. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (100.00±0.05) cm 36 xvi

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Selain merumuskan tiga hukum tentang gerak, Sir Isaac Newton juga meneliti gerak planet-planet dan bulan serta gaya apa yang bekerja untuk mempertahankan planet dan bulan pada orbitnya serta merumuskan hukum gravitasi. Newton menyimpulkan bahwa benda yang jatuh dipercepat, disebabkan ada gaya yang bekerja pada benda tersebut yang dikenal sebagai gaya gravitasi. Setiap benda pada permukaan bumi merasakan gaya gravitasi dan gaya tersebut mempunyai arah menuju pusat bumi. (Giancoli, 2001) Newton berusaha menentukan besarnya percepatan gravitasi yang diberikan bumi pada bulan sebagaimana dibandingkan dengan gaya gravitasi pada benda-benda di permukaan bumi. Di permukaan bumi, gaya gravitasi mempercepat gerakan benda yang jatuh bebas sebesar 9,8 m/s. Newton menyadari bahwa percepatan gravitasi pada sebuah benda tidak hanya bergantung pada jarak tetapi juga massa benda tersebut.. Pada kenyataannya, gaya ini berbanding lurus dengan massa. Menurut hukum III Newton, ketika bumi memberikan gaya gravitasinya ke benda apapun, benda itu akan memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah gaya gravitasi bumi. Newton merumuskan bahwa besar gaya gravitasi antara dua buah benda sebanding dengan massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Secara matematis hukum gravitasi itu dituliskan :

19 2 F, (1.1) dengan dan M adalah massa benda dan r adalah jarak kedua benda itu.. Newton maju satu langkah lagi dalam analisisnya mengenai gravitasi dengan hukum gravitasi universalnya yang dinyatakan sebagai berikut : Setiap partikel di dunia ini menarik semua partikel lain dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali massa partikel-partikel itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Gaya ini bekerja sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel itu. Secara matematis, hukum gravitasi universal itu dituliskan :, (1.2) dengan G adalah konstanta gravitasi universal, dan massa benda serta r jarak antara kedua massa itu. Sebagai contoh ditinjau sistem bumi-bulan. Bulan mengorbit bumi dengan orbit yang tetap. Sesuai hukum II Newton, antara bumi dan bulan ada gaya yang bekerja sehingga orbit bulan tetap yaitu gaya gravitasi seperti pada persamaan (1.2). Karena bulan mengorbit bumi, posisi bulan terhadap suatu tempat tertentu di bumi berubah-ubah. Perubahan posisi bulan tersebut, berpengaruh terhadap berbagai hal di permukaan bumi, salah satunya adalah perubahan percepatan gravitasi efektif yang dialami sebuah benda di permukaan bumi juga berubah karena posisi bulan berubah.

20 3 Pengukuran nilai percepatan gravitasi (g) dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan ayunan matematis. Dengan melakukan pengukuran terhadap periode (T) ayunan matematis dapat ditentukan nilai percepatan gravitasi di suatu tempat pada waktu tertentu menggunakan persamaan : T=2, (1.3) atau dengan l panjang tali , (1.4) Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini, pengaruh posisi bulan terhadap percepatan gravitasi efektif yang dialami oleh sebuah benda di permukaan bumi RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah itu, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh posisi bulan terhadap percepatan gravitasi efektif yang dialami oleh sebuah benda di permukaan bumi.

21 BATASAN MASALAH Dalam makalah ini permasalahan dibatasi pada hal-hal berikut : 1. Penentuan nilai percepatan gravitasi efektif dengan melakukan analisis data dari ayunan matematis. 2. Pengukuran terhadap periode (T) ayunan matematis dilakukan pada tempat yang tetap dan pada waktu yang sama setiap hari selama 1 bulan TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh posisi bulan terhadap percepatan gravitasi efektif yang dialami sebuah benda di permukaan bumi MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pengaruh posisi bulan terhadap nilai percepatan gravitasi yang dialami sebuah benda di permukaan bumi SISTEMATIKA PENULISAN berikut: Sistematika penulisan yang dilakukan dalam makalah ini adalah sebagai

22 5 BAB I PENDAHULUAN, pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI, pada bab ini dijabarkan tentang dasar-dasar teori yang menjadi landasan dilakukannya penelitian. BAB III METODE PENELITIAN, pada bab ini dijelaskan metode yang akan digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data dan cara untuk mengolahnya. BAB IV HASIL PEMBAHASAN, pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V PENUTUP, bab ini berisi kesimpulan dan saran.

23 BAB II DASAR TEORI 2.1. GERAK MELINGKAR Jika sebuah benda bergerak melingkar dengan kecepatan tetap, maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak melingkar beraturan. Contohnya adalah gerak bumi mengelilingi matahari dan gerak bulan mengelilingi bumi. Pada gerak melingkar beraturan besar kecepatan linier v tetap, Sebuah benda yang bergerak melingkar memiliki periode (T). Periode adalah waktu yang diperlukan oleh benda untuk melakukan satu kali lintasan penuh. Hubungan antara frekuensi (f) dengan periode (T) dinyatakan dengan persamaan: 1. (2.1) Lintasan yang ditempuh benda yang bergerak melingkar adalah sepanjang satu keliling lingkaran (2 ), dengan r adalah jari-jari lingkaran. Kecepatan linear merupakan perbandingan antara panjang lintasan linear yang ditempuh benda dengan selang waktu tempuh. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Karena T, persamaan (2.2) menjadi :. (2.2) 2. (2.3)

24 7 Kecepatan sudut di didefinisikan sebagai besar sudut yang ditempuh benda ketika bergerak melingkar dalam selang waktu tertentu, secara matematis dirumuskan sebagai berikut :. (2.4) Dari persamaan (2.3) dan (2.4), kecepatan sudut akhirnya dapat dituliskan : 2. (2.5) Relasi antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut dapat diperoleh dari persamaan (2.3) dan (2.5), yaitu :. (2.6) 2.2. PERCEPATAN SENTRIPETAL Benda yang bergerak melingkar berubah beraturan mengalami percepatan tangensial ( ) dan percepatan sentripetal. Percepatan tangensial didefinisikan sebagai percepatan yang arahnya bersinggungan dengan lintasan yang berupa lingkaran. Secara matematis, percepatan tangensial itu dituliskan : Jika tetap, maka :,. (2.7) Karena α, persamaan (2.7) dapat dituliskan menjadi :

25 8. (2.8) Benda yang bergerak melingkar menempuh lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari (r), kecepatan tangensial tetap (v) dalam waktu tertentu dan mempunyai percepatan yang arahnya menuju pusat lingkaran besarnya adalah : 2. (2.9) Gaya sentripetal (F r ) adalah gaya yang bekerja pada sebuah benda yang bergerak melingkar dengan arah selalu menuju ke pusat lingkaran. Jika percepatan sentripetal benda ( ) sama dengan percepatan sentrifugal benda atau, maka:,., (2.10) sehingga :, (2.11) atau, (2.12) Jadi, pada benda yang bergerak melingkar ada gaya sentripetal (F r ) yang arahnya menuju pusat lingkaran. Sesuai dengan hukum III Newton

26 9 tentang gerak, yaitu aksi = - reaksi, jika benda bergerak melingkar itu tetap pada orbitnya maka ada gaya yang mengimbanginya (reaksi) yang besarnya sama dengan tetapi arahnya berlawanan yang disebut gaya sentrifugal. Sebagai contoh bulan mengorbit bumi dengan jari-jari orbit yang tetap Hukum Gravitasi Universal Hukum Newton tentang gravitasi universal berbunyi : Setiap partikel di dunia ini menarik semua partikel lain dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali massa partikel-partikel itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Gaya ini bekerja sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel itu.. Dengan demikian setiap benda di permukaan bumi dengan massa mengalami gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut sebesar : atau, (2.14), (2.15) dengan (percepatan gravitasi bumi), = massa bumi dan = jarijari bumi. Jika benda berada di permukaan bumi, maka sehingga percepatan gravitasi bumi dapat dihitung, yaitu :

27 10. (2.16) Dengan = 6, m, = 5,97 10 kg, dan G = 6,67 10 Nm kg, maka percepatan gravitasi (g) sebesar : 6, Nm 2 kg 2 5, kg 6, m 2 9,80665 m s. Jika benda berada di posisi bulan, maka percepatan gravitasi bulan yang dialaminya sebesar : (2.17) 6, Nm 2 kg 2 7, kg 1, m s 2, karena = 7,36 10 kg, = 1, m. Ditinjau dari sistem bumi dan bulan, karena bumi mempunyai massa dan bulan mempunyai massa serta jarak antara keduanya sebesar, maka menurut hukum Newton tentang gravitasi universal besar gaya gravitasi yang terjadi :. (2.18) Berdasarkan fakta diatas tersebut, dihitung percepatan gravitasi bumi di posisi bulan, maka diperoleh:

28 11 (2.19),,, m s. Sebaliknya nilai percepatan gravitasi bulan di posisi bumi adalah sebesar: (2.20),,, 3, m s 0, m s. Dari hasil perhitungan di atas didapatkan selisih percepatan gravitasi, yaitu 2, m s 0, m s 2,7237x10 m s. Seandainya ini yang dianggap sebagai percepatan sentripetal pada gerak melingkar bulan atau gerak bulan mengelilingi bumi, maka bulan harus mengimbangi besarnya agar posisi bulan tetap pada orbitnya dengan cara bergereak mengelilingi bumi sehingga timbul gaya sentrifugal.

29 Ayunan Matematis θ T l m s mgcosө θ mg mgsinө s=l ө Gambar 2.1. gerak bandul ayunan matematis Cara menentukan percepatan gravitasi bumi yang paling sederhana adalah dengan ayunan matematis. Ayunan matematis adalah sebuah alat yang terdiri dari sebuah bandul yang mempunyai massa (m) yang digantungkan pada tali ringan. Jika bandul ditarik ke samping dari posisi setimbangya dan kemudian dilepaskan,maka bandul akan berayun dalam bidang vertikal. Pada gambar (2.1) memperlihatkan sebuah bandul yang panjangnya l dengan massa bandul m, membentuk sudut ө dengan vertikal dan T adalah tegangan tali. Komponen-komponen yang berada dalam gerak bandul tersebut adalah mg,

30 13 komponen radial dengan besar ө dan komponen tangensialnya dengan besar ө. Komponen radial dari gaya tersebut memberi sumbangan pada gaya sentripetal yang dibutuhkan agar benda tetap bergerak pada busur lingkaran. Komponen tangensialnya sebagai gaya pemulih yang bekerja untuk mengembalikan benda ke titik seimbang, dan secara matematis dituliskan sebagai berikut : ө. (2.21) Menurut hukum II Newton :, (2.22) Sehingga persamaan (2.21) menjadi : F = m 2 2. (2.23) m mgsinθ, ml mgsinθ, gsinθ (2.24) Jika 1 (sangat kecil), maka sehingga persamaan (2.24) dapat dituliskan menjadi :, θ. (2.25)

31 14 dengan, maka persamaan (2.25) menjadi : θ, θ = 0. (2.26) Selanjutnya menggunakan persamaan periode ( ), didapatkan :,, T 2, (2.27) Jadi dengan menghitung panjang tali bandul (l) dan periode ayunan matematis (T), nilai percepatan gravitasi (g) didapatkan.

32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di lapangan terbuka pada tempat yang tetap di wilayah desa Gedongkuning kecamatan Banguntapan kabupaten Bantul Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan setiap hari pada pukul WIB selama 1 bulan (12 September Oktober 2008) Bahan dan Alat Penelitian Untuk memperoleh data pada penelitian ini, alat-alat dan bahan yang digunakan adalah : 1. Satu set tiang penyangga. Perangkat penyangga yang digunakan seperti terlihat pada gambar Meteran, penggaris, stopwatch.

33 16 3. Tali. Tali yang digunakan dalam percobaan ini adalah tali dengan berbagai ukuran yaitu 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm, 70 cm, 80 cm, 90 cm dan 100cm. 4. Bola dengan massa 38,345 gr. 5. Busur Prosedur Penelitian Gambar 3.1. menunjukkan susunan alat yang digunakan untuk menentukan periode bandul (T) Gambar 3.1. sketsa alat percobaan ayunan matematis

34 Keterangan gambar alat penelitian: 1. Set tiang penyangga. 2. Bola dengan massa yang tetap sebagai benda yang diukur gayanya. 3. Tali bandul. 4. Busur untuk mengatur sudut simpangan awal Langkah langkah penelitian Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu diukur besaran-besaran yang dapat diukur secara langsung, antara lain massa bola (m), panjang tali (l). Langkah-langkah percobaan adalah sebagai berikut : 1. Alat disusun seperti gambar Bola disimpangkan dengan sudut 30. ө=30º Gambar 3.2. Posisi awal benda ditarik ke samping dengan = 30º. 3. Bola dilepaskan dan kemudian dihitung waktu yang diperlukan bola untuk bola berayun selama 10 periode.

35 Gambar 3.3. Benda berayun dari posisi (1 periode) 2 4. Dicatat waktu yang diperlukan bandul untuk berayun selama 10 periode. 5. Langkah 1 sampai dengan 4 diulangi sebanyak 3 kali. 6. Langkah 1 sampai dengan 4 tersebut diulangi dengan panjang tali (l ) yang berbeda-beda Metode Analisis Data adalah Setelah memperoleh data yang diperlukan, langkah yang harus dilakukan 1. Menghitung percepatan gravitasi ( ). Untuk memperoleh nilai digunakan persamaan (2.27) : 4. Dengan T yang digunakan adalah yang dihitung dengan menggunakan rumus

36 19 T T. (3.1) n Karena pengambilan data percobaan dilakukan selama 3 kali maka : 3 dengan,, =. dan adalah waktu ke-i yang diperlukan bandul untuk berayun selama 10 periode. 3.6 Analisis Kesalahan (Ralat) Untuk menghitung ralat panjang tali, dan massa benda dilakukan berdasarkan kondisi alat ukur yang digunakan. 1. Ralat perhitungan periode osilasi ayunan matematis dengan menggunakan persamaan : Δ T. (3.2) 2. Ralat Percepatan Gravitasi ( Δ g) Untuk menghitung ralat percepatan gravitasi menggunakan persamaan 2 (3.3)

37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pengukuran periode (T) dari setiap tali untuk waktu tertentu dilakukan sebanyak 3 kali. Dari 3 data yang diperoleh kemudian dihitung nilai rataratanya dengan dengan rumus : 3 Dari nilai yang didapatkan, kemudian dihitung nilai percepatan gravitasinya ( ) dengan persamaan (2.28) : 4. Hasil pengamatan periode ayunan matematis dan hasil perhitungan percepatan gravitasi untuk setiap waktu tertentu dan panjang tali ayunan matematis tertentu yaitu l = 10 cm. l = 20 cm, l = 30 cm, l = 40 cm, l = 50 cm, l = 70 cm, l = 80 cm, l = 90 cm dan l = 100 cm yang dihitung dengan persamaan (2.28) dan ralat ( ) yang dihitung dengan persamaan (3.3), disajikan pada tabel 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9, dan

38 21 Tabel 4.1. Nilai dan g untuk l = (10.00±0.05) cm HARI (s) g± g (m s ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.008

39 22 Tabel 4.2. Nilai dan g untuk l = (20.00 ±0.05) cm HARI (s) g± g (m s ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.009

40 23 Tabel 4.3. Nilai dan g untuk l = (30.00±0.05) cm HARI (s) g± g (m s ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.002

41 24 Tabel 4.4. Nilai dan g untuk l = (40.00±0.05) cm HARI (s) g± g (m s ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.002

42 25 Tabel 4.5. Nilai dan g untuk l = (50.00±0.05) cm HARI (s) g± g (m s ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.003

43 26 Tabel 4.6. Nilai dan g untuk l = (60.00±0.05) cm HARI (s) g± g (m s ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.001

44 27 Tabel 4.7. Nilai dan g untuk l = (70.00±0.05) cm HARI (s) g± g (m s ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.001

45 28 Tabel 4.8. Nilai dan g untuk l = (80.00±0.05) cm HARI (s) g± g (m s ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.001

46 29 Tabel 4.9. Nilai dan g untuk l = (90.00±0.05) cm HARI (s) g± g (m s ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.001

47 30 Tabel Nilai dan g untuk l = (100.00±0.05) cm HARI (s) g± g (m s ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±0.002

48 Pembahasan Jika percepatan gravitasi bumi yang terukur dengan menggunakan ayunan matematis dari tabel 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9, dan 4.10 digambarkan sebagai fungsi waktu, maka hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9 dan percepatan gravitasi (m/s²) 13 12, , ,5 10 9,5 9 8,5 8 7, hari ke Gambar 4.1. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (10.00±0.05) cm

49 32 percepatan gravitasi (m/s²) 10,5 10 9,5 9 8,5 8 7,5 7 6, hari ke Gambar 4.2. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (20.00±0.05) cm. 10,5 percepatan gravitasi (m/s²) 10 9,5 9 8, hari ke Gambar 4.3. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (30.00±0.05) cm

50 33 11 percepatan gravitasi (m/s²) 10,5 10 9,5 9 8, hari ke Gambar 4.4. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (40.00±0.05) cm 10,5 percepatan gravitasi (m/s²) 10 9,5 9 8, hari ke Gambar 4.5 Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (50.00±0.05) cm

51 34 10,5 percepatan gravitasi (m/s²) 10 9,5 9 8, hari ke Gambar 4.6. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (60.00±0.05) cm 10 percepatan gravitasi (m/s²) 9,5 9 8, hari ke Gambar 4.7. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (70.00±0.05) cm

52 35 10,5 percepatan gravitasi (m/s²) 10 9,5 9 8, hari ke Gambar 4.8. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (80.00±0.05) cm. 10,5 percepatan gravitasi (m/s²) 10 9,5 9 8, hari ke Gambar 4.9. Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (90.00±0.05) cm.

53 36 10,5 percepatan gravitasi (m/s²) 10 9,5 9 8, hari ke Gambar Grafik hasil pengukuran percepatan gravitasi ( ) terhadap hari percobaan untuk panjang tali bandul (l) = (100.00±0.05) cm. Dari gambar grafik 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9, dan 4.10 terlihat bahwa ada perubahan nilai percepatan gravitasi bumi yang diukur dengan ayunan matematis setiap waktu tertentu. Dari gambar grafik menunjukkan bahwa ketika benda yang berada di permukaan bumi, nilai percepatan gravitasi yang dialaminya paling kecil, berarti posisi bulan berada pada jarak yang paling jauh dengan bumi. Sebaliknya jika posisi bulan berada pada titik terdekat dengan bumi maka nilai percepatan gravitasi yang dialami benda di permukaan bumi paling besar. Posisi terdekat ini berlangsung pada sekitar hari ke 14-18, dan ini terjadi pada semua percobaan dengan panjang tali ayunan bandul yang berbeda-beda. Pada percobaan hari selanjutnya nilai

54 37 percepatan gravitasi efektif benda mengalami perulangan sampai akhirnya kembali ke nilai semula (pada hari ke 27-28). Hal ini sesuai dengan hukum Newton tentang gravitasi universal yaitu setiap partikel di dunia ini menarik semua partikel lain dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali massa partikel-partikel itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, Karena pada percobaan ini massa dari bandul tetap, sehingga bisa diabaikan maka percepatan gravitasi efektif yang dialami benda bergantung pada jarak (r) antar benda yang diukur yaitu perubahan posisi bulan selama percobaan.

55 38 BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengukuran pengaruh posisi bulan terhadap percepatan gravitasi bumi yang diukur dengan ayunan matematis, posisi bulan berpengaruh terhadap percepatan gravitasi efektif yang dialami oleh sebuah benda di permukaan bumi. Jika posisi bulan berada pada jarak terjauh dari bumi, maka percepatan gravitasi efektif yang dialami suatu benda di permukaan bumi nilainya paling kecil. Sebaliknya jika posisi bulan berada pada titik terdekat dengan bumi, maka percepatan gravitasi efektif yang dialami suatu benda di permukaan bumi nilainya paling besar SARAN Karena penelitian ini hanya untuk mengetahui pengaruh posisi bulan terhadap percepatan gravitasi bumi, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu penelitian yang lebih dari 1 bulan. Atau juga dengan memperhitungkan gerak rotasi bulan dan gerak rotasi bumi dalam melakukan penelitian. Dapat juga dilakukan penelitian dengan metode lain, contohnya metode pegas sebagai bahan pembanding.

56 39 DAFTAR PUSTAKA Alonso, M., dan Finn., 1992, Dasar-dasar Fisika Universitas. Jilid 2 (Edisi Kedua), Erlangga, Jakarta. Giancoli, D. C., 2001, Fisika Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta. Halliday, D., dan Resnick, R., 1984, Fisika, Jilid 1 (Edisi Ketiga), Erlangga, Jakarta Sears, W. F., dan Zemansky, W., 1982, Fisika Universitas. Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta. Mili, H., 2007, Menentukan Konstanta gravitasi Newton Dengan Neraca Puntir, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma

57 LAMPIRAN

58 Tabel L.1. Nilai awal T untuk l = (10.00±0.05) cm NO

59 Tabel L.2. Nilai awal T untuk l = (20.00±0.05) cm NO

60 Tabel L.3. Nilai awal T untuk l = (30.00±0.05) cm NO

61 Tabel L.4. Nilai awal T untuk l = (40.00±0.05) cm NO

62 Tabel L.5. Nilai awal T untuk l = (50.00±0.05) cm NO

63 Tabel L.6. Nilai awal T untuk l = (60.00±0.05) cm NO

64 Tabel L.7. Nilai awal T untuk l = (70.00±0.05) cm NO

65 Tabel L.8. Nilai awal T untuk l = (80.00±0.05) cm NO

66 Tabel L.9. Nilai awal T untuk l = (90.00±0.05) cm NO

67 Tabel L.10. Nilai awal T untuk l = (100.00±0.05) cm NO

68

GERAK OSILASI. Penuntun Praktikum Fisika Dasar : Perc.3

GERAK OSILASI. Penuntun Praktikum Fisika Dasar : Perc.3 GERAK OSILASI I. Tujuan Umum Percobaan Mahasiswa akan dapat memahami dinamika sistem yang bersifat bolak-balik khususnya sistem yang bergetar secara selaras. II Tujuan Khusus Percobaan 1. Mengungkapkan

Lebih terperinci

Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut :

Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut : PENDAHULUAN Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut : F = G Dimana : F = Gaya tarikan menarik antara massa m 1 dan m 2, arahnya menurut garispenghubung

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika K13 evisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan PTS Semester Genap Doc. Name: K13A10FIS0PTS Version: 017-03 Halaman 1 01. Pada benda bermassa m, bekerja gaya F yang menimbulkan percepatan a. Jika gaya dijadikan

Lebih terperinci

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana MODUL PERKULIAHAN OSILASI Bagian- Fakultas Program Studi atap Muka Kode MK Disusun Oleh eknik eknik Elektro 3 MK4008, S. M Abstract Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik

Lebih terperinci

Hukum Newton Tentang Gravitasi

Hukum Newton Tentang Gravitasi Hukum Newton Tentang Gravitasi Kalian tentu sering mendengar istilah gravitasi. Apa yang kalian ketahui tentang gravitasi? Apa pengaruhnya terhadap planet-planet dalam sistem tata surya? Gravitasi merupakan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar Pendahuluan

Gerak Melingkar Pendahuluan Gerak Melingkar Pendahuluan Gerak roda kendaraan, gerak CD, VCD dan DVD, gerak kendaraan di tikungan yang berbentuk irisan lingkaran, gerak jarum jam, gerak satelit mengitari bumi, dan sebagainya adalah

Lebih terperinci

Nama: Gilang Ramadhan NPM : Tugas: Fisika Dasar DINAMIKA

Nama: Gilang Ramadhan NPM : Tugas: Fisika Dasar DINAMIKA Nama: Gilang Ramadhan NPM :4320070016510014 Tugas: Fisika Dasar DINAMIKA Dinamika merupakan ilmu yang mempelajari gerak suatu benda dengan meninjau penyebabnya, bagian dari mekanika. Beda halnya dengan

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

r 21 F 2 F 1 m 2 Secara matematis hukum gravitasi umum Newton adalah: F 12 = G

r 21 F 2 F 1 m 2 Secara matematis hukum gravitasi umum Newton adalah: F 12 = G Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik menarik yang besarnya berbanding lurus dengan massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya Secara matematis

Lebih terperinci

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). BAB IV DINAMIKA PARIKEL A. SANDAR KOMPEENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). B. KOMPEENSI DASAR : 1. Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

Pengaruh Panjang Tali Pada Bandul Matematis Terhadap Hasil Perhitungan Percepatan Gravitasi Bumi ARTIKEL. Oleh: Yunus Erdamansyah NIM

Pengaruh Panjang Tali Pada Bandul Matematis Terhadap Hasil Perhitungan Percepatan Gravitasi Bumi ARTIKEL. Oleh: Yunus Erdamansyah NIM Pengaruh Panjang Tali Pada Bandul Matematis Terhadap Hasil Perhitungan Percepatan Gravitasi Bumi ARTIKEL Oleh: Yunus Erdamansyah NIM 080210192055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK SEDERHANA

GERAK HARMONIK SEDERHANA GERAK HARMONIK SEDERHANA Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II ANALISIS BANDUL FISIS

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II ANALISIS BANDUL FISIS LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II ANALISIS BANDUL FISIS Disusun oleh: SANDRA PERMANA 208 700 651 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BANDUNG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN FISIKA 2010 1 ANALISIS BANDUL

Lebih terperinci

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN 3 GEAK MELINGKA BEATUAN Kincir raksasa melakukan gerak melingkar. Sumber: Kompas, 20 Juli 2006 Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu benda bergerak pada garis lurus, gerak

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET Kompetensi Dasar 3.2 Mengevaluasi pemikiran dirinya terhadap keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA GRAVITASI

BAHAN AJAR FISIKA GRAVITASI BAHAN AJAR FISIKA GRAVITASI OLEH SRI RAHMAWATI, S.Pd SMA NEGERI 5 MATARAM Pernahkah kalian berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? Mengapa jika ada benda yang dilepaskan akan

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI 2. Sistem Osilasi Pegas A. Tujuan 1. Menentukan besar konstanta gaya pegas tunggal 2. Menentukan besar percepatan gravitasi bumi dengan sistem pegas 3. Menentukan konstanta gaya pegas gabungan (specnya)

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI 2. Sistem Osilasi Pegas A. Tujuan 1. Menentukan besar konstanta gaya pegas tunggal 2. Menentukan besar percepatan gravitasi bumi dengan sistem pegas 3. Menentukan konstanta gaya pegas gabungan (specnya)

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR BERATURAN

GERAK MELINGKAR BERATURAN Pengertian Gerak melingkar GERAK MELINGKAR BERATURAN Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan.

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 0 FISIKA Dinamika, Partikel, dan Hukum Newton Doc Name : K3AR0FIS040 Version : 04-09 halaman 0. Gaya (F) sebesar N bekerja pada sebuah benda massanya m menyebabkan percepatan m sebesar

Lebih terperinci

Pembahasan Soal Gravitasi Newton Fisika SMA Kelas X

Pembahasan Soal Gravitasi Newton Fisika SMA Kelas X Soal Gravitasi Newton Fisika SMA Kelas X http://gurumuda.net Contoh soal hukum gravitasi Newton Pelajari contoh soal hukum Newton tentang gravitasi lalu kerjakan soal hukum Newton tentang gravitasi. 1.

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a

Lebih terperinci

NASKAH SOAL POST-TEST. Mata Pelajaran: Fisika Hari/Tanggal : Kelas : XI/IPA Waktu :

NASKAH SOAL POST-TEST. Mata Pelajaran: Fisika Hari/Tanggal : Kelas : XI/IPA Waktu : NASKAH SOAL POST-TEST Mata Pelajaran: Fisika Hari/Tanggal : Kelas : XI/IPA Waktu : PETUNJUK: 1) Tulislah terlebih dahulu nama, nomor, dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia! 2) Bacalah terlebih dahulu

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 5327115/5482914 Website

Lebih terperinci

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI TES STANDARISASI MUTU KELAS XI. Sebuah partikel bergerak lurus dari keadaan diam dengan persamaan x = t t + ; x dalam meter dan t dalam sekon. Kecepatan partikel pada t = 5 sekon adalah ms -. A. 6 B. 55

Lebih terperinci

JURNAL FISIKA DASAR. Edisi Desember 2015 TETAPAN PEGAS. Abstrak

JURNAL FISIKA DASAR. Edisi Desember 2015 TETAPAN PEGAS.   Abstrak JURNAL FISIKA DASAR Edisi Desember 2015 TETAPAN PEGAS Vivi Eka Oktavia 1) Miftachul Khoiriah 1) Putri Ayu Rachmawati 1) 1) Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 2 Desember 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB 2 GRAVITASI A. Medan Gravitasi B. Gerak Planet dan Satelit Rangkuman Bab Evaluasi Bab 2...

DAFTAR ISI. BAB 2 GRAVITASI A. Medan Gravitasi B. Gerak Planet dan Satelit Rangkuman Bab Evaluasi Bab 2... DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v BAB 1 KINEMATIKA GERAK... 1 A. Gerak Translasi... 2 B. Gerak Melingkar... 10 C. Gerak Parabola... 14 Rangkuman Bab 1... 18 Evaluasi

Lebih terperinci

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014 Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam

Lebih terperinci

GRAVITASI. Gambar 1. Gaya gravitasi bekerja pada garis hubung kedua benda.

GRAVITASI. Gambar 1. Gaya gravitasi bekerja pada garis hubung kedua benda. GAVITASI Pernahkah anda berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? engapa jika ada benda yang dilepaskan akan jatuh ke bawah dan mengapa satelit tidak jatuh? Lebih jauh anda dapat

Lebih terperinci

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber: Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba

Lebih terperinci

LAPORAN GETARAN PEGAS DAN AYUNAN BANDUL

LAPORAN GETARAN PEGAS DAN AYUNAN BANDUL LAPORAN GETARAN PEGAS DAN AYUNAN BANDUL Nama : Praditha Ririhera Kelas : XI IA 5 Kelompok : PAKU SMAN 2 PALANGKARAYA fisikarudy.com A.TUJUAN PRAKTEK - Menentukan Konstanta Pegas melalui getaran pegas.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG UNIT EKSPERIMEN MOMEN INERSIA PADA BIDANG MIRING DAN UNIT EKSPERIMEN AYUNAN BANDUL DALAM MENENTUKAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI

STUDI TENTANG UNIT EKSPERIMEN MOMEN INERSIA PADA BIDANG MIRING DAN UNIT EKSPERIMEN AYUNAN BANDUL DALAM MENENTUKAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI Jurnal Dinamika, April 2011, halaman 42-50 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 1 STUDI TENTANG UNIT EKSPERIMEN MOMEN INERSIA PADA BIDANG MIRING DAN UNIT EKSPERIMEN AYUNAN BANDUL DALAM MENENTUKAN PERCEPATAN GRAVITASI

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI 2. Sistem Osilasi Pegas 1. Tujuan 2. Menentukan besar konstanta gaya pegas tunggal 3. Menentukan besar percepatan gravitasi bumi dengan sistem pegas 4. Menentukan konstanta gaya pegas gabungan 2. Alat

Lebih terperinci

GRAVITASI B A B B A B

GRAVITASI B A B B A B 23 B A B B A B 2 GRAVITASI Sumber: www.google.co.id Pernahkah kalian berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? Mengapa jika ada benda yang dilepaskan akan jatuh ke bawah dan mengapa

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Hukum Newton Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinematika Mempelajari gerak materi tanpa melibatkan

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA ANTIREED KELAS 11 FISIKA Hukum Newton dan ravitasi - Latihan Soal Doc. Name: AR11FIS001 Version: 01-07 halaman 1 01. Perhatikan 3 buah massa yang berinteraksi berikut ini. Resultan gaya gravitasi pada

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

BAB IV GERAK MELINGKAR

BAB IV GERAK MELINGKAR BAB IV GEAK MELINGKA Standar kompetensi : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik diskrit (partikel). Indikator : 1. Menunjukkan perilaku yang menampilkan minat dalam melakukan kerjasama

Lebih terperinci

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

menganalisis suatu gerak periodik tertentu Gerak Harmonik Sederhana GETARAN Gerak harmonik sederhana Gerak periodik adalah gerak berulang/berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak

Lebih terperinci

FISIKA GERAK MELINGKAR BERATURAN

FISIKA GERAK MELINGKAR BERATURAN K-13 Kelas X FISIK GEK MELINGK BETUN TUJUN PEMBELJN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi gerak melingkar beraturan dan ciri-cirinya. 2. Memahami

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR B A B

GERAK MELINGKAR B A B Gerak Melingkar 97 B B 5 GEK MELINGK Pernahkah kalian naik roda putar atau roler coaster? Saat kalian naik atau melihatnya tentu berfikir pada saat roler coaster di posisi atas geraknya terbalik, mengapa

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO i FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO Departemen Fisika Universitas Airlangga, Surabaya E-mail address, P. Carlson: i an cakep@yahoo.co.id URL: http://www.rosyidadrianto.wordpress.com Puji

Lebih terperinci

BIDANG STUDI : FISIKA

BIDANG STUDI : FISIKA BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 013 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan.. Tuliskan

Lebih terperinci

Validasi Teknik Video Tracking Pada Praktikum Bandul Matematis Untuk Mengukur Percepatan Gravitasi Bumi

Validasi Teknik Video Tracking Pada Praktikum Bandul Matematis Untuk Mengukur Percepatan Gravitasi Bumi Validasi Teknik Video Tracking Pada Praktikum Bandul Matematis Untuk Mengukur Percepatan Gravitasi Bumi Yeni Tirtasari1,a), Fourier Dzar Eljabbar Latief 2,b), Abd. Haji Amahoru1,c) dan Nadia Azizah1,d)

Lebih terperinci

HUKUM GRAVITASI NEWTON

HUKUM GRAVITASI NEWTON BAB 2 HUKUM GRAVITASI NEWTON Telah kita ketahui bersama bahwa jatuhnya benda ke tanah akibat adanya gaya gravitasi. Nah, kali ini kita akan mempelajari hukum Newton tentang gravitasi. Kita akan mempelajari

Lebih terperinci

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik GAYA GESEK (Rumus) Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik f = gaya gesek f s = gaya gesek statis f k = gaya gesek kinetik μ = koefisien gesekan μ s = koefisien gesekan statis μ k = koefisien gesekan

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ANGGI YUNIAR PUTRI KELOMPOK IF2B

JURNAL PRAKTIKUM GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ANGGI YUNIAR PUTRI KELOMPOK IF2B JURNAL PRAKTIKUM GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ANGGI YUNIAR PUTRI 1301154492 KELOMPOK IF2B LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM UNIVERSITAS TELKOM 2015-2016

Lebih terperinci

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA Menguasai Hukum Neton MUH. ARAFAH, S.Pd. e-mail: muh.arafahsidrap@gmail.com ebsite://arafahtgb.ordpress.com HUKUM-HUKUM GERAK GERAK + GAYA DINAMIKA GAYA ADALAH SESUATU YANG

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI BIDANG FISIKA Waktu : 210 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo

Lebih terperinci

Gerak Jatuh Bebas. Sehingga secara sederhana persaman GLBB sebelumya dapat diubah menjadi sbb:

Gerak Jatuh Bebas. Sehingga secara sederhana persaman GLBB sebelumya dapat diubah menjadi sbb: Gerak Jatuh Bebas Gerak jatuh bebas adalah gerak yang timbul akibat adanya gaya gravitasi dan benda tidak berada dalam kesetimbangan. Artinya benda terlepas dan tidak ditopang oleh apapun dari segala sisi.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Modul ke: Fakultas Teknik

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T.   Modul ke: Fakultas Teknik Fisika Dasar Modul ke: Dinamika Partikel Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Email : snur.chotimah@gmail.com www.mercubuana.ac.id Outline Hukum Newton I, II, III

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN Mata Pelajaran : Fisika Guru : Arnel Hendri, SPd., M.Si Nama Siswa :... Kelas :... EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana GERAK HARMONIK Pembahasan Persamaan Gerak untuk Osilator Harmonik Sederhana Ilustrasi Pegas posisi setimbang, F = 0 Pegas teregang, F = - k.x Pegas tertekan, F = k.x Persamaan tsb mengandung turunan terhadap

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata adalah

Lebih terperinci

BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA

BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA PET AK ONSEP PETA KONSEP Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya Gravitasi Gravitasi planet Hukum Gravitasi Newton Menentukan massa bumi! Fisika XI

Lebih terperinci

GMBB. SMA.GEC.Novsupriyanto93.wordpress.com Page 1

GMBB. SMA.GEC.Novsupriyanto93.wordpress.com Page 1 1. Sebuah benda bermassa 1 kg berputar dengan kecepatan sudut 120 rpm. Jika jari-jari putaran benda adalah 2 meter percepatan sentripetal gerak benda tersebut adalah a. 32π 2 m/s 2 b. 42 π 2 m/s 2 c. 52π

Lebih terperinci

SILABUS. Indikator Pencapaian Kompetensi

SILABUS. Indikator Pencapaian Kompetensi SILABUS Mata Pelajaran : Fisika Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sleman Kelas : X inti : (Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, Lampiran 03) 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I BANDUL FISIS Di Susun oleh: Gentayu Syarifah Noor (062110005) Ipah Latifah (062110051) Tanggal: 27 Desember 2010 Fakultas MIPA KIMIA UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2010-2011

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017 PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 016/017 1. Dua buah pelat besi diukur dengan menggunakan jangka sorong, hasilnya digambarkan sebagai berikut: Selisih tebal kedua pelat besi

Lebih terperinci

Kinematika. Gerak Lurus Beraturan. Gerak Lurus Beraturan

Kinematika. Gerak Lurus Beraturan. Gerak Lurus Beraturan Kinematika Gerak Lurus Beraturan KINEMATIKA adalah Ilmu gerak yang membicarakan gerak suatu benda tanpa memandang gaya yang bekerja pada benda tersebut (massa benda diabaikan). Jadi jarak yang ditempuh

Lebih terperinci

PESAWAT ATWOOD. Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia PENDIDIKAN FISIKA 2014 Abstrak

PESAWAT ATWOOD. Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia PENDIDIKAN FISIKA 2014 Abstrak PESAWAT ATWOOD Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia PENDIDIKAN FISIKA 2014 Abstrak Telah dilakukan suatu praktikum tentang pesawat atwood dengan tujuan mampu memahami konsep kinematika untuk

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel)

STANDAR KOMPETENSI 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel) STANDAR KOMPETENSI 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel) KOMPETENSI DASAR 3.2. Mempredikasi besaran-besaran fisika pada gerak melingkar beraturan dan gerak

Lebih terperinci

BAB III GERAK MELINGKAR BERATURAN DAN GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN

BAB III GERAK MELINGKAR BERATURAN DAN GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN BAB III GERAK MELINGKAR BERATURAN DAN GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN A. KOMPETENSI DASAR : 3.. Memprediksi besaran-besaran fisika pada gerak melingkar beraturan dan gerak melingkar berubah beraturan.

Lebih terperinci

DINAMIKA BENDA LANGIT

DINAMIKA BENDA LANGIT DINAMIKA BENDA LANGIT CHATIEF KUNJAYA KK A S T R O N O M I, I N S T I T U T T E K N O L O G I B A N D U N G TPOA, Kunjaya 2014 KOMPETENSI DASAR X.3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI Frando Heremba, Nur Aji Wibowo, Suryasatriya Trihandaru Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Sekolah : SMA Negeri 2 Sukoharjo Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI MIA / Ganjil Materi Pokok : Gerak Harmonik Sederhana Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM :

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM : BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM : 1201437 Prodi : Pendidikan Fisika (R) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Hukum Newton tentang Gerak

Hukum Newton tentang Gerak Hukum Newton tentang Gerak PETA KONSEP Gerak Aristoteles Galileo Newton hasil Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton tentang tentang tentang Kelembaman Gaya Aksi-Reaksi aplikasi pada Gerak Lurus

Lebih terperinci

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI 1. Bola bergerak jatuh bebas dari ketinggian 1 m lantai. Jika koefisien restitusi = ½ maka tinggi bola setelah tumbukan pertama A. 50 cm B. 25 cm C. 2,5 cm D. 12,5

Lebih terperinci

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B 1. Gaya Gravitasi antara dua benda bermassa 4 kg dan 10 kg yang terpisah sejauh 4 meter A. 2,072 x N B. 1,668 x N C. 1,675 x N D. 1,679 x N E. 2,072 x N 2. Kuat medan gravitasi pada permukaan bumi setara

Lebih terperinci

GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA KELAS XI SEMESTER I

GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA KELAS XI SEMESTER I GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA KELAS XI SEMESTER I BAHAN AJAR GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA Sekolah : MAN LUBUK ALUNG Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI IPA / I Topik :

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas Fisika Persiapan UAS Fisika Doc. Name:ARFISUAS Doc. Version: 26-7 halaman. Perhatikan tabel berikut! No Besaran Satuan Dimensi Gaya Newton [M][L][T] 2 2 Usaha Joule [M][L] [T] 3 Momentum

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR Sri Jumini 1, Lilis Muhlisoh 2 1,2) Prodi Pendidikan Fisika, FITK UNSIQ Wonosobo jawa Tengah Email : umyfadhil@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons SILABUS : 1.Getaran a. Getaran pada sistem pegas b. Getaran teredam c. Energi dalam gerak harmonik sederhana 2.Gelombang a. Gelombang sinusoidal b. Kecepatan phase dan kecepatan grup c. Superposisi gelombang

Lebih terperinci

B. Analisis Besaran Fisika Pada Gerak Melingkar dengan Laju Konstan

B. Analisis Besaran Fisika Pada Gerak Melingkar dengan Laju Konstan Keingintahuan Di sekeliling kamu ada bermacam-macam benda, seperti batu, kelereng, bola kaki, buah mangga, buah jeruk dan sebagainya. Buatlah contoh tentang gerak lurus berubah beraturan dengan perlambatan

Lebih terperinci

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k Kompetensi Dasar Y Menganalisis gerak parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor. P Uraian Materi Pokok r Kinematika gerak translasi, terdiri dari : persamaan posisi benda, persamaan kecepatan,

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN A. URAIAN MATERI: Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap saat terhadap titik acuannya (titik asalnya).

Lebih terperinci

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar MATERI POKOK BESARAN FISIKA PADA GERAK MELINGKAR I. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan II. Indikator Hasil Belajar Siswa dapat : 1. Mengetahui pengertian

Lebih terperinci

DINAMIKA GERAK LURUS

DINAMIKA GERAK LURUS DINAMIKA GERAK LURUS Mekanika klasik atau mekanika Newton adalah teori tentang gerak yang didasarkan pada konsep massa dan gaya dan hukum-hukum yang menghubungkan konsep-konsep fisis ini dengan besaran

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR. Gerak Melingkar Beraturan

GERAK MELINGKAR. Gerak Melingkar Beraturan KD: 3.1 Menganalisis gerak lurus,parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor. GERAK MELINGKAR Gerak melingkar yaitu Gerak suatu benda dengan lintasan yang berbentuk lingkaran.contoh :Compact

Lebih terperinci

PESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI

PESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI odul Gerak Kegiatan Belajar A. LANDASAN TEOI PESAWAT ATWOOD Dalam gerak translasi murni, sifat benda tegar mempertahankan keadaan geraknya disebut sebagai sifat kelembaman atau inersial. Sifat kelembaman

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR GMBB dipercepat GMBB diperlambat 1. Percepatan Anguler (α) = = ± α.t t = ω0 θ= ω0 t ± α.t2 x = R. θ ωt2 = ω 2 0 ± 2 α.

GERAK MELINGKAR GMBB dipercepat GMBB diperlambat 1. Percepatan Anguler (α) = = ± α.t t = ω0 θ= ω0 t ± α.t2 x = R. θ ωt2 = ω 2 0 ± 2 α. GERAK MELINGKAR Gerak Melingkar Berubah Beraturan Adalah gerak suatu benda dengan bentuk lintasan melingkar dan besar percepatan sudut/anguler (α) konstan. Jika perecepatan anguler benda searah dengan

Lebih terperinci

MAKALAH PESAWAT ATWOOD

MAKALAH PESAWAT ATWOOD MAKALAH PESAWAT ATWOOD DISUSUN OLEH Nama : M.ARDHY ZULYO NIM : 03121403006 Kelas / Kelompok : B / 1 ( SATU ) Fakultas : Teknik Jurusan : Teknik Kimia UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG I KATA PENGANTAR Segala

Lebih terperinci

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN CONTOH SOAL & PEMBAHASAN 1. Sebuah balok ditarik gaya F = 120 N yang membentuk sudut 37 o terhadap arah horizontal. Jika balok bergeser sejauh 10 m, tentukan usaha yang dilakukan pada balok! Soal No. 2

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN 1 2 SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan gerak partikel melalui konsep gaya. 3 DINAMIKA Dinamika adalah cabang dari mekanika yang mempelajari gerak benda ditinjau dari penyebabnya.

Lebih terperinci