Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Anak

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

KUESIONER PENELITIAN

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

Master Menu Rumah Sakit (siklus 10 hari) Hari ke-1 Porsi. Nasi merah Sop kacang merah. Sate jamur Empal genthong. Capcay basah Sate pusut tempe

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

KUESIONER PENELITIAN

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

BAB II PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK-ANAK. 2008, Sarapan atau breakfast (dalam bahasa Inggris), break (istirahat)

KUESIONER KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT TAHUN 2011

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Instrumen Penelitian. 1.1 Observasi. 1.2 Angket. 1.3 Wawancara. 1.4 Dokumentasi. 1.5 Tes

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS KESEHATAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

LAMPIRAN 1 58

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN

Peneliti : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. dkk

Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan dibawah ini.

SISTEM BERBASIS KASUS UNTUK PENANGANAN MAHASISWA BERMASALAH (STUDI KASUS : TEKNIK INFORMATIKA UII)

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA

KUESIONER PENELITIAN

DAFTAR KONVERSI BERAT MENTAH MASAK

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT

GIZI KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERANCANGAN APLIKASI KONSELING MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING. Syaiful Hendra 1*, Sri Kusumadewi 2

[DataSet1] C:\Users\user\Desktop\Panti Asuhan\DATA PANTI ASUHAN.sav Statistics. Jenis Kelamin. Frequency Percent Valid Percent

APLIKASI BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN MAKANAN SESUAI KEBUTUHAN NUTRISI. Rani Putriana 1*, Sri Kusumadewi 1

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO

IMPLEMENTASI METODE TAGGING DALAM PEMILIHAN RESEP MAKANAN

Paket LaeLae Rp ,-/PAX 1. Nasi Putih 2. Sup 3. Ayam 4. Menu Pilihan 5. Kerupuk 6. Sambal 7. Buah 8. Air Mineral

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln

Dari 60,7 gr protein nabati, 32,8 gr = 27,9 gr; bila protein nabati ini disumbang dari tempe 17,9 gram, dan tahu 10 gr.

HeHeader

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN

Rp Rp

Listing Program : Universitas Sumatera Utara

Hari - 1: Kurangi Kalori bukan Makanan Kalori di sini adalah perkiraan

Sarapan? Mana Sempat? Written by Dr. Brotosari Sunday, 07 February :12 - Last Updated Sunday, 06 August :16

Download from

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 KUESIONER

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Case Based Reasoning

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 001/RS-ULP/LSPBM-BBRVBD/04/2016

APLIKASI SISTEM PAKAR PEMILIHAN MENU MAKANAN DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING

Lampiran 1 Pengetahuan gizi dan keamanan pangan wilayah Depok. Lampiran 2 Pengetahuan gizi dan keamanan pangan wilayah Sukabumi

PENERAPAN GREEDY BY DENSITY DALAM PEMILIHAN MENU WARTEG SEBAGAI PERMASALAHAN KNAPSACK

POLA MAKAN SEHAT BAGI LANSIA

BAB II DATA DAN ANALISA

*SAMA SEKALI TIDAK BOLEH DIKONSUMSI SELAMA PROGRAM*:

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

Lupakan Pemahaman Yang Tidak Benar

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIS UNTUK MENGEFISIENKAN DIAGNOSA PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Analisis Sistem Pakar Cara Diet Berdasarkan Golongan Darah

PENGARUH BIMBINGAN PENYUSUNAN MENU

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015

Case Base Reasoning Penentuan Harga Rumah Dengan Menggunakan Metode Tversky (Studi Kasus: Kota Pontianak)

SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT TBC DENGAN METODE CBR

2. Apakah anda biasa sarapan pagi?b2 a. Selalu c. Jarang b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Lampiran 1 Kategori pengukuran data penelitian. No. Variabel Kategori Pengukuran 1.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP DI KELAS III RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN

Bab 1.Pengenalan MP ASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. sakit adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien guna mempercepat

Transkripsi:

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Anak Rizky Ria Kumaladewi, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika Universitas islam Indonesia Jl. Kaliurang km 14 Yogyakarta 55510 Telp (0274) 895287 ext 122, fax (0274) 895007 ext 148 rizkyria@gmail.com, cicie@fti.uii.ac.id Abstract. Peran aktif orang tua dalam pemilihan menu makan yang sesuai dengan kebutuhan energi masing-masing anak merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan anak. Kesibukan seringkali membuat orang tua terutama ibu bingung tentang menu apa lagi yang harus disajikan sesuai dengan bahan yang dimiliki. Oleh karena itu dibuat aplikasi sistem pendukung keputusan yang dapat mempermudah ibu dalam pemilihan menu makanan berdasarkan bahan makanan yang dimiliki yang sesuai dengan kebutuhan energi anak. Aplikasi ini dibuat berbasis web yang diperuntukkan bagi ibu dan pakar gizi. Pada aplikasi tersebut ibu akan melakukan pendaftaran dengan mengisi data diri, kemudian ibu akan mengisi data anak seperti nama, umur, jenis kelamin dan berat badan untuk mengetahui besarnya kebutuhan energi anak. Langkah berikutnya adalah memasukkan daftar bahan makanan yang telah dimiliki sehingga akan diperoleh beberapa saran menu sesuai dengan bahan yang telah dimasukkan. Ibu dapat memilih salah satu dari saran menu yang ada kemudian akan tampil bahan makanan apa saja yang perlu ditambahkan dari saran menu yang dipilih. Jika tidak terdapat pola menu yang mirip dengan bahan makanan yang dimiliki ibu maka bahan makanan tersebut akan diterima pakar gizi sebagai pesan dan nantinya pakar gizi akan menambahkan saran menu dari bahan makanan tersebut ke basis pengetahuan. Pakar gizi juga menggunakan aplikasi ini untuk mengelola data orang tua, data menu, bahan, laporan, berita dan nilai threshold. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Anak ini orang tua tidak perlu kebingungan lagi dalam memilih menu makanan yang tepat untuk anak berdasarkan kebutuhan energi anak dan bahan makanan yang dimiliki karena sistem ini menyajikan menu makanan yang variatif, sehat, sudah dilengkapi dengan resep dan sesuai dengan anjuran pakar gizi. Keywords: pemilihan menu makan anak, sistem pendukung keputusan pemilihan menu, pemilihan menu berdasarkan bahan 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran tubuh. Pertumbuhan yang normal dideskripsikan sebagai pertumbuhan ukuran berat badan, panjang badan dan lingkar kepala. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan normal adalah nutrisi dari ibu saat anak masih di dalam kandungan, faktor genetik dan pola makan yang erat hubungannya dengan kebutuhan energi masing-masing individu 1. Pertumbuhan dapat digunakan sebagai faktor yang merefleksikan kesehatan secara menyeluruh dan status nutrisi. Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) VI, p. 58, 2015.

Pertumbuhan anak yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. Pertumbuhan yang optimal dapat dilihat dari berat badan yang sesuai dengan umurnya. Pertumbuhan anak yang optimal dapat diupayakan dengan pemilihan menu makanan sesuai dengan kebutuhan energi anak serta melalui bimbingan pada orang tua. Pertumbuhan yang optimal memiliki banyak manfaat antara lain dapat merangsang rasa kepercayaan diri seorang anak, merangsang kinerja otak serta merangsang berkembangnya bakat. Hal itulah yang menjadi harapan setiap orang tua, namun pertumbuhan seringkali berkembang lambat. Sering didapati pertumbuhan anak satu dengan yang lain berbeda padahal mereka berada dalam umur dan lingkungan yang sama. Hal tersebut seringkali menyebabkan para orang tua gelisah dan anak menjadi minder dengan teman sebayanya. Peran aktif orang tua dalam pemilihan menu makan yang sesuai dengan kebutuhan energi masing-masing anak merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan anak. Kesibukan seringkali membuat orang tua terutama ibu bingung tentang menu apa lagi yang harus disajikan hari ini. Seringkali ibu berpikir dengan bahan yang dimiliki sebaiknya dimasak apa agar tetap memenuhi kebutuhan energi anak, memiliki kandungan gizi tinggi. Oleh karena itu perlu dibuat suatu aplikasi berupa sistem pendukung keputusan yang dapat mempermudah orang tua dalam pemilihan menu makanan berdasarkan bahan makanan yang dimiliki yang sesuai dengan kebutuhan energi anak. Aplikasi ini dibuat berbasis web yang diperuntukkan bagi orang tua dan pakar gizi. Aplikasi ini dapat diakses oleh orang tua melalui smartphone sehingga mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari selain itu pakar gizi juga dapat mengelola menu makanan apa saja yang disarankan. Aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan menu makanan bagi anak ini menggunakan metode penalaran berbasis kasus (Case Based Reasoning). Metode ini dipilih karena aplikasi yang akan dibuat berusaha mengadopsi pengetahuan dari manusia yaitu pakar gizi ke komputer, sehingga komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh pakar gizi. Metode penalaran berbasis kasus (Case Based Reasoning) sangat sesuai karena telah ada sejumlah kasus dan solusi-solusi yang pernah dicapai sebelumnya yang disimpan dalam basis pengetahuan, dari basis pengetahuan yang ada kemudian akan diturunkan solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang. 1.2 Case Based Reasoning Case Based Reasioning (CBR) merupakan sistem penalaran yang menggunakan pengetahuan yang sudah tersimpan sebelumnya untuk menyelesaikan permasalahan baru. Penyajian pengetahuan dibuat dalam bentuk kasus-kasus 2. Setiap kasus berisi masalah dan jawaban, sehingga kasus lebih mirip dengan suatu pola tertentu. Cara kerja CBR adalah membandingkan kasus baru dengan kasus lama, jika kasus baru tersebut mempunyai kemiripan dengan kasus lama maka CBR akan memberikan jawaban kasus lama untuk kasus baru. Jika tidak ada yang cocok maka CBR akan melakukan adaptasi dengan memasukan kasus baru tersebut dalam case base, sehingga secara tidak langsung pengetahuan CBR akan bertambah. Terdapat empat tahap pemecahan kasus dalam metode case based reasoning yaitu: Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) VI, p. 59, 2015.

a. Retrieve Pada proses ini sistem akan melakukan pengenalan parameter yang akan di jadikan acuan. Lalu mencari kasus lama yang memiliki kesamaan dengan kasus baru, selanjutnya sistem akan memilih kasus yang memiliki tingkat kecocokan tertinggi. b. Reuse Pada proses ini, sistem menggunakan informasi yang sudah didapat dari kasus sebelumnya atau melakukan adaptasi untuk memecahkan kasus baru tersebut. c. Revise Pada proses ini sistem dan user akan meninjau kembali solusi yang telah didapatkan dari kasus yang lama apakah solusi tersebut akan diterapkan pada kasus yang baru atau solusi tersebut perlu diperbaiki terlebih dahulu. d. Retain Mengintegrasikan/menyimpan kasus baru yang telah berhasil mendapatkan solusi agar dapat digunakan oleh kasus-kasus selanjutnya yang mirip dengan kasus tersebut. CBR life cycle atau tahap pemecahan kasus pada CBR dijelaskan seperti Gambar 1 Gambar 1. Cbr life cycle 3 Berdasarkan CBR life cycle pada Gambar 1 saat terjadi permasalahan baru, pertama-tama sistem akan melakukan proses retrieve. Proses retrieve akan melakukan dua langkah pemrosesan, yaitu pengenalan masalah dan pencarian persamaan masalah pada database. Setelah proses retrieve selesai dilakukan, selanjutnya sistem akan melakukan proses reuse. Di dalam proses reuse, sistem akan menggunakan informasi permasalahan sebelumnya yang memiliki kesamaan untuk menyelesaikan permasalahan yang baru. Pada proses reuseakan menyalin, menyeleksi, dan melengkapi informasi yang akan digunakan. Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) VI, p. 60, 2015.

Selanjutnya pada proses revise, informasi tersebut akan dikalkulasi, dievaluasi, dan diperbaiki kembali untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada permasalahan baru. Pada proses terakhir, sistem akan melakukan proses retain. Proses retain akan mengindeks, mengintegrasi, dan mengekstrak solusi yang baru tersebut ke dalam database. Selanjutnya, solusi baru itu akan disimpan ke dalam basis pengetahuan (knowledge-base) untuk menyelesaikan permasalahan yang akan datang. Tentunya, permasalahan yang akan diselesaikan adalah permasalahan yang memiliki kesamaan dengannya. 2 Gambaran Umum Sistem Perancangan Use Case Diagram pada sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Use case diagram Berikut adalah pemaparan dari hasil yang diperoleh. Adapun yang pertama perlu diketahui adalah besarnya kebutuhan energi anak. Cara untuk menghitung kebutuhan energi adalah dengan menggunakan formula angka metabolisme basal dan faktor aktivitas yang telah ditetapkan oleh FAO/WHO/UNU/1985 seperti berikut : Tabel 1. Angka metabolisme basal Kelompok Umur (tahun) Laki Laki AMB (kkal/hari) Perempuan 0-3 60, 9 B - 54 61,0 B - 51 3-10 22,7 B + 495 22,5 B + 499 10-16 17, 5 B + 651 12,2 B + 746 16-30 15, 3 B + 679 14, 7 B + 496 30-60 11, 6 B + 879 8,7 B + 829 >=60 13,5 B +487 10,5 B + 596 Sumber : 4 Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) VI, p. 61, 2015.

Keterangan : B = berat badan dalam kg Tabel 2. Faktor aktivitas Faktor Aktivitas (x AMB) Umur (tahun) Laki laki Perempuan 0-3 1, 8 1,8 3-10 1,9 1,7 10-13 1, 75 1, 69 13-16 1, 66 1, 56 16-18 1, 60 1,52 Sumber : 4 Jika diketahui usia anak 7 tahun, jenis kelamin perempuan dan berat badan 23 kg maka kebutuhan energinya adalah 1. Kebutuhan AMB = (22,5 x 23) + 499 = 1016,5 2. Kebutuhan energi total dengan aktifitas = 1016,5 x 1,7 = 1728,05 kkal Jadi kebutuhan energi anak tersebut adalah 1728, 05 kkal. Dalam metode case based reasoning yang digunakan pada sistem pendukung keputusan pemilihan menu makanan bagi anak ini, terdapat suatu basis pengetahuan yang berisi bahan makanan penyusun menu dimana pakar gizi biasanya mengelompokkan jumlah energinya berdasarkan kategori seperti pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Kategori energi Kategori Energi (kkal) I energi 1800 II 1800 < energi 2000 III 2000 < energi 2200 IV 2200 < energi 2400 V energi > 2400 Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) VI, p. 62, 2015.

3 Model Keputusan Tabel 4. Tabel basis pengetahuan menu Id Menu Bahan Nama Rincian Menu Resep Gambar Kategori 1 gula, kacang tanah, Nasi Kuning Nasikuning.jp kategori 1 kangkung, kentang, nangka muda, nasi g putih, pisang, santan, tahu, telur, tempe 2 apel, bihun, jagung, mayonais, mentega, mie, minyak, roti putih, sawi, telur, tomat, ubi sandwhich sarapan : nasi kuning selingan pagi : astor coklat siang : nasi gudeg, tempe bacem, es pisang hijau selingan siang :kentang goreng malam : nasi tumis kangkung, tahu krispi sarapan : sandwich telur, jus apel selingan pagi : jagung manis siang : nasi putih, tumis tahu buncis, tempe krispi selingan sore : ubi goreng malam : bakmi jawa nasi kuning : 150gr nasi kuning, 50gr santan, 50gr tempe, 50gr kentang goreng, 5gr kacang tanah goreng, 30gr telur suwir nasi gudeg,tempe bacem, es pisang hijau : 150gr nasi putih, 100gr nangka muda, 50gr tempe, 50gr pisang, 10gr gula, 50gr santan nasi tumis kangkung, tahu krispi : 150gr nasi putih, 75gr kangkung, 100gr tahu sandwhich telur, apel : 40 gr roti putih,60 gr telur,1 potong tomat, 1sdt mayonaise, 1 buah apel jagung manis : 1 buah jagung, 1sdt mentega tumis tahu buncis, tempe krispi: 150gr nasi putih, 25 gr tahu, 25r buncis, 25gr jamur, 5gr minyak, 35 gr tempe, 5gr minyak Ubi goreng: 75gr ubi, 5 gr minyak bakmi jawa: 25gr bihun, 100gr mie basah, 60gr telur, 25gr sawi, 10gr minyak Sandwhich.jpg Kategori 1 Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) VI, p. 63, 2015.

3 ayam, gula, jamur, kacang panjang, kentang, kol, mangga, mayonais, mentega, minyak, nasi putih, roti putih, tahu, teh, tempe, tomat, wortel Gado-Gado sarapan : nasi goreng, teh manis selingan pagi: risol mayo siang : gado-gado, jus mangga selingan siang : roti bakar malam : nasi, sop tahu jamur nasi goreng dan teh manis : 150gr nasi putih, 50gr ayam, 20gr kol, 3gr tomat, 10gr minyak, 2gr teh, 10gr gula Risol Mayo: risol mayo 50gr, minyak 5gr, mayonaise 5gr Gado-gado : 100gr lontong, 50gr kentang, 50gr tahu, 25gr tempe, 25gr kacang panjang, 3gr tomat, 50gr mangga, 10gr gula roti bakar : 50gr roti, 5gr mentega sop tahu jamur: 50gr tahu, 25gr wortel, 50gr jamur Gadogado.jpg Kategori 1 Alur proses pemecahan kasus menggunakan metode case based reasoning ada empat tahap yaitu retrieve, reuse, revise dan retain. Pertama pada saat muncul kasus baru sistem akan melakukan proses retrieve yaitu menemukan kembali kasus yang mirip dengan kasus baru yang akan dievaluasi. Proses selanjutnya adalah reuse yaitu menggunakan kembali informasi dan pengetahuan yang telah disimpan dalam basis pengetahuan. Proses tersebut dilakukan dengan cara menghitung tingkat kemiripan masing-masing kasus pada basis pengetahuan dengan kasus baru menggunakan rumus (1) berikut : T i = nx (1) N dengan : T i = nilai kesamaan dengan kasus ke i nx = banyaknya kesamaan bahan makanan yang dimiliki dibandingkan dengan banyaknya bahan makanan pada basis pengetahuan N = banyaknya bahan makanan pada basis pengetahuan Misalnya ibu memiliki bahan makanan berupa santan, tempe, kacang panjang, kentang, nasi putih, kangkung, nangka muda, telur, roti putih, tahu, sawi, ayam, tomat, gula, minyak dan wortel maka dapat diketahui banyaknya kesamaan bahan makanan (nx) pada menu 1 adalah 9, nx pada menu 2 adalah 5 dan nx pada menu 3 adalah 11. Selain itu pada basis pengetahuan yang ada dapat diketahui jumlah bahan makanan (N) masing- masing menu. Pada menu 1 jumlah bahan makanan adalah 11, pada menu 2 jumlah bahan makanan adalah 12 dan pada menu 3 jumlah bahan makanan adalah 17. Berikutnya dengan menggunakan rumus diatas maka diperoleh nilai Ti seperti pada Tabel 5. Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) VI, p. 64, 2015.

Tabel 5. Nilai kemiripan Id Menu nx N Ti 1 9 11 0,81 2 5 12 0,416 3 11 17 0,64 Dengan menghitung nilai kesamaan bahan makanan masing- masing kasus maka sistem dapat mengetahui kasus mana pada basis pengetahuan yang nilai kemiripannya diatas nilai threshold. Dari hasil perhitungan diatas, jika nilai threshold (θ) yang digunakan sebagai nilai minimal kemiripan adalah 0,5 maka menu yang memiliki kemiripan diatas nilai threshold adalah menu 1 dan 3. Selanjutnya dari menu yang mirip tersebut, ibu akan memilih salah satu menu yang diinginkan dimana proses ini disebut revise. Setelah selesai kasus baru tersebut akan disimpan dalam basis pengetahuan, proses ini disebut retain. Jika terdapat kasus baru yang tidak mempunyai kemiripan dengan kasus yang telah ada pada basis pengetahuan, maka kasus baru tersebut akan disimpan dulu dan nantinya pakar gizi akan memberikan solusi menu makanan dari kasus tersebut serta menambahkannya pada basis pengetahuan. 4 Pengujian Sistem Untuk mendapatkan saran menu makanan, ibu harus menambahan data anak seperti nama umur, jenis kelamin dan berat badan. Penambahan data anak bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan energinya. Penambahan data anak dapat dilihat pada Gambar 3 Gambar 3. Halaman pendataan anak Setelah berhasil melakukan penambahan data anak, akan muncul tabel yang berisi data anak beserta jumlah kebutuhan energinya dan kategori menunya seperti pada Gambar 4 Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) VI, p. 65, 2015.

Gambar 4. Halaman kebutuhan energi Langkah selanjutnya adalah memasukan nama anak yang akan diberi saran menu dan daftar bahan makanan yang sudah dimiliki ibu. Penambahan bahan makanan dapat dilihat pada Gambar 5 Gambar 5. Halaman tambah bahan makanan Setelah menambahkan bahan makanan yang dimiliki maka akan muncul beberapa saran menu makanan yang memiliki kemiripan dengan bahan tersebut. Saran menu makanan dapat dilihat pada Gambar 6 Gambar 6. Halaman saran menu Ibu dapat memilih salah satu dari menu makanan yang disarankan, setelah itu ibu dapat melengkapi bahan makanan yang belum dimiliki. Detail saran menu dapat dilihat pada Gambar 7 Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) VI, p. 66, 2015.

Gambar 7. Halaman detail saran menu Dari hasil pengujian sistem yang dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Anak dapat membantu orang tua dalam memilih menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi anak dari bahan makanan yang dimiliki sehingga orang tua tidak perlu bingung lagi akan menu makanan apa yang sebaiknya diberikan pada anak karena menu yang disajikan dalam sistem ini variatif, sehat, sudah dilengkapi dengan resep serta sesuai dengan anjuran pakar gizi. Dengan terpenuhinya kebutuhan energi anak maka dapat membantu orang tua dalam mengupayakan pertumbuhan anak yang optimal. 5 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Sistem ini dapat memberikan solusi menu makanan untuk anak berdasarkan kebutuhan energi anak dan bahan makanan yang dimiliki. 2. Sistem ini menyajikan saran menu makanan sehat sesuai anjuran pakar gizi. 3. Metode case based reasoning dapat digunakan untuk menangani pemilihan menu makanan pada anak. 4. Dari hasil pengujian sistem yang dilakukan oleh pengguna, semua fungsi pada sistem berjalan dengan baik. 6 Pustaka 1. Sitaresmi, M. N. (2006). Pertumbuhan Anak dan Penyimpangan. Asuhan Gizi Klinik pada Defisinensi Gizi dan Infeksi, 1. 2. Efrain Turban, J. E.-P. (2008). Decission Support and Intelligent System. Yogyakarta: Andi. 3. Aamodt, A. dan Plaza, E. (1994). Case-Based Reasoning: Foundational Issues, Methodological Variations and System Approaches. AI Communication, Vol.7 4. FAO/WHO/UNU. (1985). Energi and Protein Requirements. 5. Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 6. Hartono, A. (2004). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC. 7. Supariasa, I. D. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) VI, p. 67, 2015.