ANALISIS SENSTIVITAS MODEL P(R,T) MULTI ITEM DENGAN ADANYA KENAIKAN HARGA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA ZUPPA ICE CREAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KNOWN PRICE INCREASES

SKRIPSI MODEL PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN BERGANTUNG PADA PERSEDIAAN, FAKTOR DETERIORASI, DAN RETUR

PERAN INOVASI DALAM PERBAIKAN SISTEM INDUSTRI:

Usulan Manajemen Persediaan pada PT X yang Meminimasi Expected Total Cost dengan Mempertimbangkan Known Price Increase

SKRIPSI MODEL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MULTI ITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TERJADINYA BACKORDER

INTERAKSI ANTARA PENGURANGAN WAKTU TUNGGU DAN BIAYA PEMESANAN PADA MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACKORDER PRICE DISCOUNT DAN PENGENDALIAN FAKTOR PENGAMAN

MANAGEMEN INVENTORI UNTUK MENGANTISIPASI RENCANA KENAIKAN HARGA YANG DIKETAHUI (KNOW PRICE INCREASES) DENGAN KETERBATASAN MODAL KERJA

Usulan Sistem Persediaan Pada CV. Jasa Venus dengan Mempertimbangkan Kenaikan Harga

LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY

Usulan Perbaikan Sistem Persediaan Di Toko X Dengan Meminimasi Expected Total Cost

Model EOQ dengan Holding Cost yang Bervariasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014

RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT KARYA KITA *

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Jumlah Pembelian Bahan Baku Kimia di CV. Prima Maju Jaya dengan Mempertimbangkan Fluktuasi Harga

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO. Dian Ratu Pritama ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

Model Persediaan Multi Item dengan Mempertimbangkan Faktor Kedaluwarsa dan Faktor All Unit Discount

MODEL PERSEDIAAN SINGLE-ITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KADALUWARSA DAN PENGEMBALIAN PRODUK

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CRUDE COCONUT OIL (CCO) PADA PT PALKO SARI EKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perbaikan Sistem Persediaan Berdasarkan Fluktuasi Harga Beli Bahan Baku Kertas di PT. Hersome Indonesia, Sidoarjo

ABSTRACT. Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method. viii

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU TALANG MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT SANLON

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Prosiding Matematika ISSN:

USULAN PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN TERINTEGRASI PT P&P LEMBAH KARET TUGAS AKHIR. Oleh FERDIAN REFTA AFRA YUDHA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

RANCANG BANGUN SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UD.KARYA JATI

Manajemen Operasi Aulia Ishak, ST, MT

RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK STEERING GEAR MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT PINDAD (PERSERO)*

Pengelolaan Persediaan

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB I PENDAHULUAN. juga terkena dampak akibat persaingan tersebut. Agar perusahaan dapat tetap

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENGOPTIMALKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UTAMA BEGACRON BLACK GI 200%: STUDI KASUS PT COLORINDO ANEKA CHEMICALS

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Model Sistem Persediaan Probabilistik Multi Item pada Pendistribusian Multi Eselon Dengan Potongan Harga

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan diantara

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Ir. Rini Anggraini MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODEECONOMIC ORDER QUANTITY(EOQ)UNTUK MULTY ITEM

MODEL PERSEDIAAN PROBABILISTIK SATU JENIS BARANG DENGAN MELIBATKAN FAKTOR ALL UNIT DISCOUNT

BAB I PENDAHULUAN. produk dapat berakibat terhentinya proses produksi dan suatu ketika bisa

BAB II LANDASAN TEORI

Pendahuluan Setiap perusahaan, apalagi perusahaan industri, memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan industrinya. Barang-barang ini dapat berb

Model Inventory Perishable Material dengan Mempertimbangkan Faktor Kapasitas Gudang Penyimpanan Bahan Baku PT. So Good Food Manufacturing

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

Bab 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU GUNA MENUNJANG KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus di Pt Indonesia Rubber Pandaan Pasuruan) Suharmiaty

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Kasus Perbandingan antara Lot-for-Lot dan Economic Order Quantity Sebagai Metode Perencanaan Penyediaan Bahan Baku

PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN CIRCUIT BREAKER DENGAN KEBIJAKAN CAN- ORDER (STUDI KASUS : PT. E-T-A INDONESIA)

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SISTEM SUPPLY CHAIN YANG MELIBATKAN PEMASOK, PEMANUFAKTUR DAN PEMBELI

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Persediaan, Metode P, Total biaya

BAB 4 IMPLEMENTASI & EVALUASI

RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU AIR BRAKE SYSTEM MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT.

USULAN SISTEM PERSEDIAAN PADA CV. JASA VENUS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KENAIKAN HARGA SKRIPSI

ABSTRACT. Keywords: Inventory, inventory control, ABC classification, EOI Multiple Item method, efficiency cost inventory. vii

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), Raw Materials, Inventories of Raw Materials. vii. Universitas Kristen Maranatha

RANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN MOBIL PANSER MENGGUNAKAN METODE MULTI ITEM SINGLE SUPPLIER DI PT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017

Studi Perbandingan Ekpektasi Biaya Total Antara Kasus Bakcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Packing Menggunakan Metode Joint Replenishment Problem

Prosiding Manajemen ISSN:

Transkripsi:

ANALISIS SENSTIVITAS MODEL P(R,T) MULTI ITEM DENGAN ADANYA KENAIKAN HARGA Handi Koswara, Dharma Lesmono Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jurusan Matematika, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jalan Merdeka No. 30, 407 handi.koswara4@gmail.com ABSTRAK Persediaan merupakan faktor penting dalam perusahaan karena di dalam persediaan terdapat beberapa biaya, diantaranya biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya pembelian, dan biaya kekurangan persediaan. Dalam kenyataan, perusahaan dapat memesan lebih dari satu bahan baku ke supplier. Di dalam dunia industri, supplier seringkali mengumumkan kenaikan harga, tetapi waktu kenaikan harga tidak diketahui oleh perusahaan. Karena waktu kenaikan harga yang tidak menentu, maka perusahaan akan sulit untuk menentukan apakah perlu untuk melakukan special order atau tidak. Pada penelitian ini dikembangkan model persediaan periodic review dimana terdapat enam buah barang dengan dua barang diantaranya mengalami kenaikan harga. Di dalam penelitian ini juga dilakukan analisis sensitivitas terhadap waktu kenaikan barang. Dengan mempertimbangkan semua kemungkinan waktu kenaikan harga, dapat ditentukan apakah special order perlu dilakukan atau tidak. Kata kunci: persediaan, kenaikan harga, special order, analisis sensitivitas ABSTRACT Inventory becomes an important factor in business because there are costs involved in it, such as holding cost, ordering cost, purchasing cost, and stock out cost. In reality, company can order more than one raw materials from its supplier. In reality the increased price is known but the time of increase price is unknown to the company. Therefore, enterprise hardly take decision whether take special order or not. In this paper, we consider a periodic review model with six items, where the price of two of them will increase. We will do sensitivity analysis on the time of the increased price. By examining all possible conditions on the time of price increases, the company can make the right decision whether to take special order or not. Keywords : inventory, price increases, special order, sensitivity analysis PENDAHULUAN Pada zaman sekarang, dunia usaha seperti industri, pabrik, dan sebagainya berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan harus bekerja lebih efisien untuk menghadapi persaingan yang ketat dengan perusahaan yang lainnya. Konsumen yang merupakan target dari perusahaan menjadi semakin selektif dalam memilih barang yang akan dibelinya. Salah satu yang dipertimbangkan oleh konsumen adalah ketersediaan produk. Setiap perusahaan pasti berhubungan dengan persediaan. Persediaan adalah bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pasar. Persediaan juga dapat diartikan sebagai stock barang yang akan dijual atau digunakan pada periode tertentu. Persediaan merupakan faktor penting dalam perusahaan karena melibatkan beberapa biaya, diantaranya biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan juga biaya pembelian. Membeli barang terlalu banyak akan mengakibatkan biaya penyimpanan menjadi besar, sedangkan memesan terlalu sedikit maka akan menyebabkan biaya pemesanan menjadi besar. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan untuk menentukan jumlah barang yang harus dipesan atau waktu untuk melakukan pemesanan sehingga biaya yang dikeluarkan sekecil mungkin. Suatu perusahaan biasanya menyediakan lebih dari satu jenis barang. Perusahaan tersebut akan memesan barang lebih dari satu

jenis barang kepada supplier untuk memproduksi berbagai jenis barang. Di dalam dunia industri, supplier sering kali mengumumkan bahwa barang yang dijualnya akan mengalami kenaikan harga, tetapi supplier tidak memberitahu secara pasti kapan harga barang tersebut naik. Dengan adanya kenaikan harga dan waktu kenaikan harga yang tidak menentu, perusahaan akan sulit untuk menentukan apakah akan memesan barang dengan jumlah yang banyak (special order) atau tidak. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan keputusan yang harus diambil oleh perusahaan terkait waktu kenaikan harga dari suatu barang. Pada penelitian ini, digunakan beberapa notasi yaitu : k = Besar kenaikan harga. P = Harga barang sebelum harga naik. C = Biaya pemesanan satu barang untuk sekali pemesanan. I = Fraksi tahunan biaya pemesanan. λ = Permintaan per tahun. q = Jumlah stok barang ke i ketika i special order dilakukan. Q = EOQ (Economic Order Quantity) sebelum harga baik. Q = EOQ (Economic Order a Quantity) setelah harga baik. Qˆ = Jumlah barang yang dipesan pada special order. T = Waktu antar pemesanan. µ = Rata-rata permintaan selama l lead time. R = Maksimum persediaan. π = Biaya backorder per unit. a = Tambahan biaya pemesanan jika memesan lebih dari satu barang. TC = Biaya total per tahun. E ( R, T) = Rata-rata jumlah barang yang menyebabkan backorder. B = Biaya pembelian. S = Biaya penyimpanan selama s periode special order. S = Biaya penyimpanan pada model P(R,T). S = Biaya penyimpanan selama p periode penyesuaian. S = Biaya penyimpanan dari t = t i t i, t j sampai t = t j. BB = Biaya backorder pada model P(R,T). Q = Jumlah barang yang dipesan p pada periode penyesuaian. Q t i, = Rata-rata barang yang disimpan t j dari t = t i sampai t = t j. x = Bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x. j = Jumlah barang. Tersine (994) telah mengembangkan model untuk menentukan jumlah barang yang harus dipesan ketika ada kenaikan harga agar jumlah saving maksimum. Jumlah barang yang harus dipesan adalah ˆQ = kλ ( P + k) Q + PI P a q () Hadley & Whitin, (963) membuat model periodic review (P(R,T)). Total biaya dalam model ini adalah C λt TC = + IP R µ l + πe( R, T ) () T Aritonang, et al. (04) menggabungkan dan mengembangkan model yang dibuat oleh Tersine. (994) dan Hadley & Whitin, (963). Model persediaannya adalah n C + ( n ) a λiti TC = + IPi Ri µ li T i= + n i= π E( R, T ). (3) i i Dalam makalah ini, terdapat enam buah barang dimana dua diantaranya mengalami kenaikan harga dan waktu kenaikan harga barang tidak diketahui. Pada penelitian ini, dikembangkan model yang telah dibuat oleh Aritonang, et al. (04). Pengembangannya adalah waktu kenaikan harga dari salah satu barang tidak menentu. Ada beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :. Tidak ada backorder pada periode melakukan special order dan pada periode penyesuaian.. Permintaan mengikuti distribusi normal. 3. Special order dilakukan pada barang dan waktu kenaikan harga barang diketahui. 4. Harga barang akan naik setelah harga barang naik.

METODE Dalam penelitian ini digunakan data sekunder yang berasal dari Aritonang, et al. (04). Pada tabel dan diberikan data permintaan barang, harga jual bahan baku, biaya penyimpanan, dan biaya backorder. Tabel. Permintaan barang per minggu Standard Mean Deviation (unit/minggu) (unit/minggu) 39,6 3,67 8,96 3,55 3 4,0, 4 7,88 6,9 5 8,9 3,96 6,34,04 Tabel. Harga jual barang, biaya penyimpanan, dan biaya backorder Harga jual bahan baku per unit Harga jual (Rp).560.50.37.500 3.745.65 4.89.700 5.946.400 6.396.500 Biaya penyimpanan per unit per tahun Biaya penyimpanan (Rp) 39.4 7.679 3 95.654 4.96 5 07.868 6 8.0 Biaya backorder per unit per tahun Biaya backorder (Rp) 47.000 3.00 3 43.000 4 48.00 5 38.840 6 85.800 Biaya pemesanan untuk satu kali pemesanan satu barang adalah 8.68 dan jika memesan lebih dari barang maka perusahan dapat melakukan saving, sehingga biayanya adalah 8.68 + (j-)6836. dan barang mengalami kenaikan harga, sehingga harga jual, biaya penyimpanan, dan biaya backorder mengalami kenaikan juga. Tabel 3 menyatakan harga jual, biaya penyimpanan, dan biaya backorder setelah harga naik. Tabel 3. Harga jual barang, biaya penyimpanan, dan biaya backorder Harga jual bahan baku per unit Harga jual (Rp).765.070.560.50 Biaya penyimpanan per unit per tahun Biaya simpan (Rp) 49.793 39.78 Biaya backorder per unit per tahun Biaya backorder (Rp) 66.760 34.50 Model yang digunakan pada penelitian ini, digambarkan seperti gambar. Gambar. Model Penelitian 3

Untuk menganalisis sensitivitas terhadap waktu kenaikan barang, diperlukan algoritma yang digambarkan pada Gambar. Gambar. Flowchart Gambar menyatakan flowchart dalam menyelesaikan kasus ini. Untuk memahami flowchart tersebut, diberikan penjelasan setiap langkah sebagai berikut :. Sebelum adanya kenaikan harga, keenam barang dipesan berdasarkan model P(R,T), artinya keenam barang akan dipesan setiap T minggu. Nilai dari T dapat diperoleh dengan meminimasi total biaya yang dinyatakan pada persamaan (3).. Pada saat t = t, harga barang mengalami kenaikan. Berdasarkan asumsi yang digunakan, special order akan dilakukan pada barang dan jumlah barang yang dipesan dapat ditentukan berdasarkan persamaan (). Special order ini dapat digunakan untuk memenuhi permintaan barang selama ˆ Q + q λ minggu dan periode ( )/ special order pada barang akan berakhir pada saat t = t 4. 3. Pada saat t = t, harga barang mengalami kenaikan. Jika special order dilakukan pada barang, maka jumlah barang yang dipesan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (). Special order ini dapat digunakan untuk memenuhi permintaan barang selama ( Q ˆ + q )/ λ minggu dan periode special order pada barang akan berakhir pada saat t = t 3. 4. Untuk menentukan akhir periode pada model ini, perlu dibandingkan nilai dari t 4 dengan t 3. Jika t 3 > t 4, maka akhir periodenya adalah t 3, sedangkan jika t 4 > t 3, maka akhir periodenya adalah t 4. Misal akhir periodenya adalah t 3, sehingga total biaya akan dihitung dari t = t sampai t = t 3. 5. Hitung total biaya untuk barang. Pada saat t = t, barang dipesan sebanyak ˆQ, biaya pembelian dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4). B = P ˆQ (4) Selama periode special order, terdapat juga biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Biaya penyimpanan selama periode special order dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5). ( ˆ ) ( ˆ Q + q Q ) + q S s = IP λ (5) Pada saat t = t 4, special order pada barang telah berakhir. Setelah t 4, individual order akan dilakukan pada barang. Dalam individual order, terdapat biaya pemesanan, biaya pembelian, biaya penyimpanan, dan biaya backorder. Biaya pembelian dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4). Biaya penyimpanan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (6). S λt = IP R µ l (6) Biaya backorder dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (7). BB = π E( R, T) (7) 4

Setelah dihitung total biaya dalam satu kali individual order, hitung jumlah periode individual order. Individual t 3 t4 order terjadi sebanyak m = T periode, dimana T menyatakan periode waktu individual order pada barang. Untuk mencapai t 3, suatu pemesanan perlu dilakukan. Periode untuk mencapai t 3 ini disebut periode penyesuaian. Periode penyesuaian terjadi selama t p = t 3 t 4 - m T minggu dan periode penyesuaian melibatkan biaya pembelian, pemesanan, dan penyimpanan. Biaya pembelian dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4). Biaya penyimpanan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (8). Q p S p = t p IP (8) 6. Setelah harga barang naik dan special order dilakukan pada barang, joint order dilakukan pada barang, 3, 4, 5, dan 6 setiap T minggu. T diperoleh dengan meminimumkan total biaya yang dinyatakan pada persamaan (3). 7. Terdapat tiga kemungkinan waktu kenaikan harga barang. Pertama, waktu kenaikan barang terletak diantara t sampai t 5. Kedua, waktu kenaikan barang pada saat t = 3,36 + T n + x, dimana n merupakan bilangan bulat nonnegatif dan nilai x berada pada interval (0, T ). Terakhir, waktu kenaikan barang pada saat t = 3,36 + T n. Misal kasus menyatakan kasus dimana special order dilakukan pada barang dan kasus menyatakan kasus dimana special order tidak dilakukan pada barang. Untuk setiap kemungkinan, hitung total biaya dari barang,, 3, 4, 5, dan 6 pada kasus dan kasus. 8. Pada kasus, hitung total biaya dari t = t sampai t = t 3. Dari t = t sampai t = t 5, biaya penyimpanan untuk barang, 3, 4, 5, dan 6 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (9). Q t 5 ( ), t S t, t = t 5 5 t IP (9) Biaya backorder untuk barang, 3, 4, 5, dan 6 dihitung dengan mengunakan persamaan (7). Dari t = t 5 sampai periode dimana special order dilakukan pada barang, hitung joint order pada barang, 3, 4, 5, dan 6. Selama periode joint order kelima barang ini, biaya penyimpanan, biaya pembelian, dan biaya backorder dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (6), (4), dan (7). Pada saat t = t, harga barang naik dan special order dilakukan pada barang. Pada periode special order ini, biaya pembelian dan biaya penyimpanan untuk barang dapat dihitung dengan persamaan (4) dan (5). Setelah special order dilakukan pada barang, joint order dilakukan pada barang 3, 4, 5, dan 6. Hitung waktu joint order keempat barang tersebut dengan meminimumkan persamaan (3). Joint order keempat barang ini dilakukan sebanyak t t T 4 3 6 periode joint order dimana T4 menyatakan periode waktu joint order keempat barang. Periode penyesuaian keempat barang ini selama t t 3 6 t3 t6 T4 minggu. Pada T4 periode penyesuaian keempat barang tersebut, hitung biaya pembelian dan biaya penyimpanan berdasarkan persamaan (4) dan (8). TC adalah total biaya pada barang,, 3, 4, 5, dan 6 dari kasus. 9. Pada kasus, hitung terlebih dahulu total biaya dari t = t sampai t = t 5 pada barang, 3, 4, 5, dan 6. Dari t = t 5 sampai periode dimana special order dilakukan pada barang, hitung joint order pada barang, 3, 4, 5, dan 6 dengan meminimumkan persamaan (3). Selama periode joint order kelima barang ini, biaya pembelian, biaya penyimpanan, dan biaya backorder dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4), (6), dan (7). Pada periode dimana harga barang telah naik, joint order dilakukan pada kelima barang. Waktu joint order setelah harga barang naik berbeda dengan waktu joint order sebelum harga barang naik. Hitung kembali waktu joint order kelima barang dengan 5

meminimumkan persamaan (3). Pada satu periode joint order, biaya pembelian, biaya penyimpanan, dan biaya backorder dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4), (6), dan (7). Periode joint order setelah harga barang naik t 3 t6 dilakukan sebanyak periode T5 joint order, dimana T menyatakan periode waktu joint order kelima barang. Periode penyesuaian kelima barang ini t 3 t6 selama t 6 t3 T5 minggu. T5 Pada periode penyesuaian, hitung biaya pembelian dan biaya penyimpanan berdasarkan persamaan (4) dan (8). TC adalah total biaya pada barang,, 3, 4, 5, dan 6 dari kasus. 0. Misal g menyatakan selisih total biaya dari kasus dan kasus, nilai g adalah g = TC TC. (0) Untuk menentukan keputusan yang harus diambil oleh perusahaan, perusahaan tersebut harus melihat nilai dari g. Jika nilai g > 0, berarti TC > TC. Hal ini berarti total biaya untuk kasus lebih besar dari kasus, sehingga keputusan yang harus diambil adalah special order tidak melakukan pada barang. Jika nilai g < 0, berarti TC < TC. Hal ini berarti bahwa total biaya untuk kasus lebih kecil dari kasus, sehingga keputusan yang harus diambil oleh perusahaan adalah perusahaan harus melakukan special order pada barang. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada saat awal (langkah pada algoritma), joint order dilakukan pada keenam barang. Berdasarkan Aritonang, et al. (04), keenam barang dipesan setiap, minggu dan nilai dari R dan E(R,T) untuk keenam barang dinyatakan pada tabel 4. Tabel 4. Joint order keenam barang R µ l E(R,T) 9 3,69 3,54 9 7,6 0,536 3 3, 0 4 55 4,30,4 5 9 7,3,4 6 8,87 0,00 5 Berdasarkan langkah pada algoritma, harga barang mengalami kenaikan harga pada saat t =,5. Berdasarkan persamaan (), barang harus dipesan sebanyak 3035 unit. Hal ini berarti, pada saat t =,5, persediaan barang ada sebanyak 3035 + q unit. Dalam hal ini, nilai dari q adalah 0,5R = 59,5 unit. Pada saat t =,5, persediaan barang ada sebanyak 3094,5 unit. Persediaan ini akan digunakan untuk memenuhi permintaan selama 3094,5/39,6= 78, minggu, sehingga akhir periode special order barang adalah t 4 = 80,6. Berdasarkan langkah 3 pada algoritma, misalkan harga barang naik pada saat t =,5 + x, dimana x > 0. Ketika special order dilakukan pada barang, barang akan dipesan sebanyak 880,5 q unit. Pada saat t =,5 + x, persediaan barang ada sebanyak 880,5 q + q = 880,5 unit. Persediaan barang sebanyak 880,5 unit akan digunakan untuk memenuhi permintaan barang selama 880,5/8,96 = 98,5 minggu, sehingga akhir periode special order barang adalah,5 + x + 98,5 = 00,75 + x. Berdasarkan langkah 4 pada algoritma, akhir periode dari model ini adalah t 3 = 00,75 + x. Berdasarkan langkah 5 pada algoritma, total biaya yang harus dihitung dari kasus dan kasus adalah total biaya dari t =,5 sampai t = 00,75 + x. Pertama, akan dihitung total biaya untuk barang dari kasus dan kasus. Pada kasus, barang akan dipesan sebanyak 3035 unit dengan harga per unit.560.50. Special order ini akan memenuhi permintaan barang sampai t = 80,6. Dari t = 80,6 sampai t = 00,75 + x, individual order akan dilakukan pada barang. Berdasarkan Aritonang, et al. (04), individual order untuk barang dipesan setiap,5 minggu, R = 5, dan E(R,T) = 3,57. Misal total biaya untuk barang selama,5 minggu adalah a. Individual order ini dilakukan sebanyak 0,4 periode, sehingga total biayanya,5 0,4 adalah a. Periode penyesuaian,5 pada barang selama 00,75 + x 80,6 0,4,5 minggu. Misal biaya untuk,5 periode penyesuaian adalah b. Total biaya 6

barang untuk kasus adalah 3035 0,4.560.50 + a + b.,5 Total biaya untuk barang pada kasus dihitung dari dari t =,5 sampai t = 00,75 + x. Pada saat t =,5, barang dipesan sebanyak 3035 unit dengan harga per unit.560.50. Special order ini akan memenuhi permintaan barang sampai t = 80,6. Dari t = 80,6 sampai t = 00,75 + x, individual order akan dilakukan pada barang. Individual order ini 0,4 dilakukan sebanyak periode dan,5 biaya untuk satu periode adalah a. Total biaya 0,4 untuk periode adalah,5 0,4 a. Periode penyesuaian pada,5 barang selama 00,75 + x 80,6 0,4,5 minggu. Biaya untuk,5 periode penyesuaian adalah b. Total biaya barang untuk kasus adalah 3035 0,4.560.50 + a + b. Berdasarkan,5 hasil ini, total biaya untuk barang pada kasus dan kasus sama. Untuk menentukan keputusan apakah perusahaan harus melakukan special order pada barang atau tidak, total biaya barang tidak perlu dipertimbangkan. Berdasarkan langkah 6 pada algoritma, joint order akan dilakukan pada barang, 3, 4, 5, dan 6. Joint order untuk kelima barang tersebut dilakukan setaip,56 minggu dan nilai dari R dan E(R,T) untuk kelima barang dinyatakan pada tabel 5. Tabel 5. Joint order barang, 3, 4, 5, dan 6 R E(R,T) 33 0,943 3 4 0 4 64,5 5 34,4 6 9 0,0 Berdasarkan langkah 7 pada algoritma, misal waktu kenaikan harga barang diantara t =,5 sampai t = 3,36. Hal ini berarti bahwa 0 < x < 0,86 dan harga barang naik sebelum barang joint order dengan empat barang lainnya. Selama x minggu, rata-rata barang yang disimpan adalah 0,875 unit. Biaya untuk menyimpan 0,875 unit barang selama x minggu adalah 670,9x. Berdasarkan langkah 8 pada algoritma, barang dipesan sebanyak 866 unit pada saat t =,5 + x. Biaya pembelian adalah 866.37.500 =.05.65.000 dan biaya pemesanan adalah 8.68. Biaya penyimpanan untuk special order barang adalah 06.06.5. Total biaya untuk barang pada kasus adalah..939.833 + 670,9x. Untuk empat barang lainnya, dari t =,5 sampai t = 3,36 akan terkena biaya penyimpanan dan biaya backorder. Tabel 6 menyatakan biaya penyimpanan dan biaya backorder untuk barang 3, 4, 5, dan 6 dari t =,5 sampai t = 3,36. Tabel 6. Biaya barang 3, 4, 5, dan 6 dari t =,5 sampai t = 3,36 Biaya Biaya Penyimpanan Backorder 3 4.746 0 4 7.560 5.88 5.934 3.5 6.680 3 Total 47.90 9.00 Total biaya untuk barang 3, 4, 5, dan 6 dari t =,5 sampai t = 3,36 adalah 57.00. Dari t = 3,36 sampai t = 00,75 + x, joint order dilakukan pada barang 3, 4, 5, dan 6 setiap,7 minggu dengan nilai R dan E(R,T) diberikan pada tabel 7. Tabel 7. Joint order barang 3, 4, 5, dan 6 R E(R,T) 3 4 0,43 4 66 3,38 5 35,56 6 9 0,56 Tabel 8 menyatakan biaya selama,7 minggu dari barang 3, 4, 5, dan 6. Tabel 8. Biaya joint order barang 3, 4, 5, dan 6 Kuantitas Biaya Pemesanan Pembelian 3 7.9.375 4 3 67.880.700 7

5 6 3.4.400 6 4 5.586.000 Total 6.88.475 Biaya Biaya Backorder Penyimpanan 3.0 3.6 4 6.47 45.06 5 7. 7.786 6.580 3.66 Total 7.96 53.75 Total biaya untuk satu periode joint order barang 3, 4, 5, dan 6 adalah 8.68 + 3 6.836 + 6.88.475 + 7.96 + 53.75 = 7.48.576. Dari t = 3,36 sampai t = 00,75 + 00,75 + x 3,36 x, terdapat periode. Jika,7 0 < x < 0,08 terdapat 56 periode, sedangkan jika 0,08 x < 0,86 terdapat 57 periode. Untuk mempermudah perhitungan, dipilih 56 periode dan sisa waktu setelah 56 periode joint order merupakan periode penyesuaian. Biaya untuk 56 periode adalah 56 7.48.576 = 6.565.90.56. Periode penyesuaian selama 00,75 + x - 3,36 56,7 =,63 + x. Tabel 9 menyatakan biaya pembelian dan biaya penyimpanan selama periode penyesuaian. Tabel 9. Biaya barang 3, 4, 5, dan 6 pada periode penyesuaian Baran Kuantitas Biaya Pembelian g Pemesanan 3 4,0(,63+x) 6.999.956(,63+x) 39.5.836(,63+x 4 7,88(,63+x) ) 7.36.888(,63+x 5 8,9(,63+x) ) 6,34(,63+x) 3.67.80(,63+x) 66.78.490(,63+x Total ) Baran Biaya g Penyimpanan 3 3.688(,63+x) 0.836(,63+x) 4 5 9.5(,63+x) 6.83(,63+x) 35.599(,59+x) Total Jadi, total biaya pada kasus dengan 0 < x < 0,86 adalah..939.833 + 670,9x + 57.00 + 6.565.90.56 + 8.68 + 3 6.836 + 66.78.490(,63 + x) + 35.599(,63 + x) = 8.688.056.99 + 670,9x + 66.78.490(,63 + x) + 35.599(,63 + x). Berdasarkan langkah 9 pada algoritma, special order tidak dilakukan pada barang. akan dilakukan joint order dengan barang 3, 4, 5, dan 6. Dari t =,5 sampai t = 3,36, terdapat biaya penyimpanan dan biaya backorder. Tabel 0 menyatakan biaya penyimpanan dan biaya backorder dari t =,5 sampai t = 3,36. Tabel 0. Biaya barang, 3, 4, 5, dan 6 dari t =,5 sampai t = 3,36 q Biaya Biaya Penyimpanan Backorder 4,5 5.309.890 3 6 4.746 0 4 7,5 7.560 5.88 5 4,5.934 3.5 6 4.680 3 Total 63.9 0.990 Total biaya dari t =,5 sampai t = 3,36 adalah 74.9. Dari t = 3,36 sampai t = 00,75 + x, joint order akan dilakukan pada barang, 3, 4, 5, dan 6 setiap,56 minggu dan nilai dari R dan E(R,T) untuk kelima barang tersebut dinyatakan pada tabel. Tabel. Joint order barang, 3, 4, 5, dan 6 33 0,943 3 4 0 4 64,49 5 34, 6 9 0,7 Biaya pembelian, biaya penyimpanan, dan biaya backorder untuk satu periode joint order untuk kelima barang tersebut diberikan pada tabel. Tabel. Biaya joint order barang, 3, 4, 5, dan 6 Kuantitas Biaya Pemesanan Pembelian 4 35.843.500 3 7.9.375 4 8 6.3.600 5 4 7.49.600 6 4 5.586.000 Total 4.0.075 8

Biaya Biaya Backorder Penyimpanan 6.635 79.08 3 0.993 4.07 9.98 5 4.63 64.48 6 438.889 Total.767 308.99 Total biaya untuk satu periode joint order adalah 4.0.075 + 308.99 +.767 + 868 + 4 6.836 = 4.687.67. Dari t = 3,36 sampai t = 00,75 + x, terdapat 00,75 + x 3,36 = 6 periode.,56 Biaya untuk 6 periode joint order adalah 8.846.604.354. Periode penyesuaian selama 00,75 + x - 3,36 6,56 = 0,67 + x minggu. Tabel 3 menyatakan biaya penyimpanan dan biaya pembelian dari barang, 3, 4, 5, dan 6 selama periode penyesuaian. Tabel 3. Biaya kelima barang pada periode penyesuaian Biaya Biaya Pembelian Penyimpanan.939.840(0,67+x).04(0,67+x) 3 6.999.956(0,67+x) 3.688(0,67+x) 4 39.5.836(0,67+x) 0.836(0,67+x) 5 7.36.888(0,67+x) 9.5(0,67+x) 6 3.67.80(0,67+x).83(0,67+x) Total 89.7.330(0,67+x) 47.64(0,67+x) Total biaya untuk kasus adalah 8.846.604.354 + 89.7.330(0,67+x) + 47.64(0,67+x). Berdasarkan langkah 0 pada algoritma, nilai g adalah -09.807.57 -.93.37,8x + 35.599(,6 + x) - 47.64(0,67+x). Jika -.893,46 < x < -4,8 maka nilai g > 0, sedangkan jika x < -.893,46 atau x > -4,8 maka g < 0. Nilai x yang akan dianalisa berada pada 0 < x < 0,86, berarti nilai g < 0. Keputusan yang harus diambil oleh perusahaan adalah melakukan special order pada barang. Berdasarkan langkah 7 pada algoritma, misalkan waktu kenaikan harga barang adalah 3,36 +,56n + x, dimana n merupakan bilangan bulat nonnegatif dan nilai x berada pada interval (0,,56). Special order pada barang akan memenuhi permintaan selama 98,5 minggu, sehingga akhir periodenya adalah 0,6 +,56n + x. Ketika harga barang naik, joint order telah dilakukan pada barang, 3, 4, 5, dan 6 dengan T =,56 minggu dan nilai dari R dan E(R,T) untuk kelima barang dinyatakan pada tabel 5. Dari t =,5 sampai t = 3,36 tidak ada kenaikan harga untuk barang, sehingga total biaya dari periode ini pada kasus dan kasus sama. Untuk kasus dan kasus dengan n, joint order akan dilakukan pada kelima barang dari t = 3,36 sampai t = 3,36 +,56 (n-). Oleh karena itu, total biaya dari t = 3,36 sampai t = 3,36 +,56(n-) untuk kasus dan kasus sama. Jadi, total biaya dari t =,5 sampai t = 3,36 +,56(n-) dapat diabaikan. Pada langkah 8 pada algoritma, total biaya untuk barang akan dihitung dimana kasus terjadi. Pada saat t = 3,36 +,56n, barang dipesan sebanyak,56 8,96 = 3,98 4 unit dengan biaya 4.37.500 = 3.585.000. Biaya pemesanan akan digabung dengan empat barang lainnya. Dari t = 3,36 +,56n sampai t = 3,36 +,56n + x, rata-rata barang yang disimpan adalah 4,75. Biaya penyimpanan untuk barang adalah 8.508. Pada saat t = 3,36 +,56n + x, special order dilakukan pada barang dengan memesan sebanyak 864 unit barang. Biaya pembelian adalah 864.37.500 =.00.960.000 dan biaya pemesanan adalah 8.68. Untuk biaya penyimpanan dari t = 3,36 +,56n + x sampai t = 0,6 +,56n + x adalah 06.4.473. Total biaya untuk barang pada kasus adalah.49.886.663. Untuk empat barang lainnya, dari t = 3,36 +,56n sampai t = 3,36 +,56(n+) terdapat biaya pembelian, pemesanan, penyimpanan, dan backorder. Tabel 4 menyatakan biaya pembelian, peyimpananan, dan backorder dari t = 3,36 +,56n sampai t = 3,36 +,56(n+). Tabel 4. Biaya joint order barang 3, 4, 5, dan 6 Kuantitas Pemesanan Biaya Pembelian 3 7.9.375 4 8 6.3.600 5 4 7.49.600 6 4 5.586.000 Total 06.366.575 Biaya Biaya Backorder Penyimpanan 9

3 0.993 4.77 9.98 5 4.748 64.48 6 53.889 Total 6.448 9.8 Total biaya keempat barang dari 3,36 +,56n sampai t = 3,36 +,56(n+) adalah 8.68 + 4 6.836 + 06.366.575 + 6.448 + 9.8 = 06.758.330. Dari t = 3,36 +,56(n+) sampai t = 0,6 +,56n + x, joint order dilakukan pada barang 3, 4, 5, dan 6 setiap,7 minggu. Biaya pembelian, penyimpanan, dan backorder telah dipaparkan pada tabel 8. Total biaya untuk satu periode joint order barang 3, 4, 5, dan 6 adalah 8.68 + 3 6.836 + 6.88.475 + 7.96 + 53.75 = 7.48.576. Dari t = 3,36 sampai t = 00,75 + x, terdapat 56 atau 57 periode. Agar mempermudah perhitungan, dipilih 56 periode dan sisa waktu setelah 56 periode joint order merupakan periode penyesuaian. Biaya untuk 56 periode adalah 56 7.48.576 = 6.565.90.56. Periode penyesuaian selama 0,6 +,56n + x - 3,36,56(n+) - 56,7 = 0,93 + x. Tabel 5 menyatakan biaya pembelian dan biaya penyimpanan selama periode penyesuaian. Tabel 5. Biaya barang 3, 4, 5, dan 6 pada periode penyesuaian Baran Kuantitas Biaya Pembelian g Pemesanan 3 4,0(0,93+x) 6.999.956(0,93+x) 39.5.836(0,93+x 4 7,88(0,93+x) ) 7.36.888(0,93+x 5 8,9(0,93+x) ) 6,34(0,93+x) 3.67.80(0,93+x) 66.78.490(0,93+x ) Baran g Total Biaya Penyimpanan 3 3.688(0,93+x) 0.836(0,93+x) 4 5 9.5(0,93+x) 6.83(0,93+x) 35.599(0,93+x) Total Total biaya untuk kasus adalah 8.8.565.49 + 66.78.490(0,93+x) + 35.599(0,93+x). Pada langkah 9 pada algoritma, total biaya untuk kasus akan dihitung. Dari t = 3,36 +,56n sampai t = 3,36 +,56(n+), Joint order dilakukan pada barang, 3, 4, 5, dan 6 dengan T =,56 minggu. Tabel 6 menyatakan biaya pembelian, penyimpanan, dan backorder dari t = 3,36 +,56n sampai t = 3,36 +,56(n+). Tabel 6. Biaya joint order barang, 3, 4, 5, dan 6 Kuantitas Biaya Pemesanan Pembelian 4 35.843.500 3 7.9.375 4 8 6.3.600 5 4 7.49.600 6 8 5.586.000 Total 4.0.075 Biaya Biaya Penyimpanan Backorder 79.09 6.635 3.993 0 4 9.98.77 5 64.48 4.748 6.889 53 Total 308.300 3.083 Total biaya untuk periode ini adalah 4.0.075 + 308.300 + 3.083 + 8.68 + 4 6.836 = 4.687.484. Dari t = 3,36 +,56(n+) sampai t = 0,6 +,56n + x, joint order dilakukan pada kelima barang setiap,56 minggu. Biaya pembelian, biaya penyimpanan, dan biaya backorder untuk satu periode joint order kelima barang tersebut diberikan pada tabel. Total biaya untuk periode joint order adalah 4.0.075 + 308.99 +.767 + 868 + 4 6.836 = 4.687.67. Dari t = 3,36 +,56(n+) sampai t = 0,6 +,56n + x, terdapat 6 atau 6 periode. Agar mempermudah perhitungan, dipilih 6 periode dan sisa waktu setelah 6 periode joint order merupakan periode penyesuaian. Biaya untuk 6 periode joint order adalah 8.703.97.87. Periode penyesuaian selama 0,6 +,56n + x - 3,36 -,56(n+) - 6,56 =,53 + x minggu. Tabel 7 menyatakan biaya penyimpanan dan biaya pembelian selama periode penyesuaian. 0

Tabel 7. Biaya kelima barang pada periode penyesuaian Biaya Pembelian Biaya Penyimpanan.939.840(,53+x).04(,53+x) 3 6.999.956(,53+x) 3.688(,53+x) 4 39.5.836(,53+x) 0.836(,53+x) 5 7.36.888(,53+x) 9.5(,53+x) 6 3.67.80(,53+x).83(,53+x) Total 89.7.330(,53+x) 47.64(,53+x) Total biaya untuk kasus adalah 8.846.604.67 + 89.7.330(,53+x) + 47.64(,53+x). Berdasarkan langkah 0 pada algoritma, untuk menentukan keputusan yang harus diambil oleh perusahaan maka harus melihat nilai dari g. Nilai g = 8.8.565.49 + 66.78.490(0,93+x) + 35.599(0,93+x) (8.846.604.67 + 89.7.330(,53+x) + 47.64(,53+x) ). Nilai g > 0 jika -.907, < x < -4,3 dan nilai g < 0 jika x < -,907, atau x > -4,3. Perhatikan bahwa 0 < x <,56, sehingga nilai dari g < 0. Jadi, keputusan yang harus diambil oleh perusahaan adalah melakukan special order pada barang. Berdasarkan langkah 7 pada algoritma, misalkan harga barang naik pada saat t = 3,36 +,56n dengan n merupakan bilangan bulat nonnegatif, yang berarti pemesanan special order pada barang akan digabung dengan joint order keempat barang lainnya dan akhir periodenya adalah pada saat t = 0,6 +,56n. Perhatikan bahwa total biaya untuk barang, 3, 4, 5, dan 6 dari t =,5 sampai t = 3,36 pada kasus dan kasus sama. Jadi, total biaya dari t =,5 sampai t = 3,36 tidak perlu dihitung. Pada langkah 8 pada algoritma, total biaya dari kasus akan dihitung. Dari t = 3,36 +,56n sampai t = 0,6 +,56n, barang akan dipesan sebanyak 880,5 88 unit dengan biaya 88.37.500 =.050.57.500. Biaya pemesanan akan digabungkan dengan pemesanan empat barang lainnya, sehingga biaya pemesanan adalah 6.836. Biaya penyimpanan untuk special order barang adalah 06.06.55. Total biaya untuk barang adalah.56.740.49. Untuk empat barang lainnya, dari t = 3,36 +,56n sampai t = 0,6 +,56n joint order akan dilakukan pada barang 3, 4, 5, dan 6 setiap,7 minggu. Biaya pembelian, biaya pemesanan, dan biaya backorder telah dipaparkan pada tabel 8. Total biaya untuk satu periode joint order barang 3, 4, 5, dan 6 adalah 7.48.576. Dari t = 3,36 +,56n sampai t = 0,6 3,36 0,6 +,56n, terdapat = 57,7 periode. Biaya untuk 57 periode penyesuaian adalah 57 7.48.576 = 6.683.68.83. Periode penyesuaian selama 0,6 +,56n - 3,36 -,56n - 57,7 = 0,78. Tabel 8 menyatakan biaya pembelian dan biaya penyimpanan selama periode penyesuaian. Tabel 8. Biaya barang 3, 4, 5, dan 6 pada periode penyesuaian. Kuanitas Biaya Pemesanan Pembelian 3 4 6.98.500 4 4 30.655.800 5 7 3.64.800 6.793.000 Total 54.056.00 ' Biaya Penyimpanan 3.44 4.677 5 5.69 6.09 Total.659 Total biaya untuk kasus adalah.56.740.49 + 6.683.68.83 + 8.68 + 3 6.836 + 54.056.00 +.659 = 8.894.6.7. Pada langkah 9 pada algoritma, total biaya untuk kasus akan dihitung. Dari t = 3,36 +,56n sampai t = 0,6+,56n, joint order akan dilakukan pada barang, 3, 4, 5, dan 6 setiap,56 minggu. Biaya pembelian, biaya penyimpanan, dan biaya backorder untuk satu periode joint order kelima barang tersebut telah dipaparkan pada tabel. Total biaya untuk periode penyesuaian adalah 4.687.67. Dari t = 3,36 +,56n sampai t = 0,6 3,36 0,6 +,56n, terdapat = 6,56 periode. Biaya untuk 6 periode joint order adalah 8.846.604.354. Periode penyesuaian selama 0,6 +,56n - 3,36 -,56n 6,56 =,53 minggu. Tabel berikut menyatakan biaya penyimpanan dan biaya pembelian selama periode penyesuaian.

Tabel 9. Biaya kelima barang pada periode penyesuaian Pesan Biaya Pembelian 4 35.843.500 3 7.9.375 4 8 6.3.600 5 4 7.49.600 6 4 5.586.000 Total 4.0.075 Biaya Penyimpanan 8.9 3 8.634 4 48.776 5.657 6 4.67 Total.55 Total biaya untuk kasus adalah 8.846.604.354 + 4.0.075+.55 + 8.68 + 4 6.836 = 8.989.07.980. Total biaya untuk kasus lebih kecil dibandingkan total biaya untuk kasus, sehingga jika waktu kenaikan harga barang pada saat t = 3,36 +,56n maka perusahaan harus melakukan special order pada barang. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, penulis memberikan simpulan bahwa kapanpun harga barang mengalami kenaikan, maka dilakukan special order pada barang. Banyaknya barang yang dipesan adalah sebanyak 880,5 q unit. Saran penulis untuk pengembangan model selanjutnya antara lain :. Analisis sensitivitas tidak hanya berdasarkan waktu, tetapi dapat berdasarkan besarnya kenaikan harga.. Mempertimbangkan distribusi permintaan barang yang lain selain distribusi normal. 3. DAFTAR PUSTAKA Aritonang, K., Sitompul, C., dan Alfian. (04), Implementation of Inventory System by P(R,T) Model with Differenced Time of Known Priced Increase at PT Inti Vulkatama, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan. Hadley, G., & Whitin, T. (963). Analysis of Inventory Systems. Prentice-Hall International, London. Tersine, R. (994). Principle of Inventory and Material Management. 4 th ed. Prentice- Hall International, London.