Sedangkan bagi kelompok kepentingan yang kontra terhadap kebijakan LCGC, menyatakan bahwa arah pembangunan teknologi industri otomotif

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi, yang membedakan produk yang dimiliki dengan pesaing

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keputusan membeli setiap orang adalah sesuatu yang unik, hal ini karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah

BAB III DAYA SAING INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA, PELUANG DAN TANTANGANYA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan nasional akan mengalami kesulitan untuk bermain dalam pasar

BAB I PENDAHULUAN. pelemahan neraca posisi transaksi berjalan. Meskipun demikian, Bank Dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya zaman maka jenis alat transportasi pun akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran mobil murah yang disebut mobil hemat energi dan harga

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka

BAB I PENDAHULUAN. konsumen terhadap mobil akan semakin tinggi. Sehingga persaingan antara

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang meraih reward dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Angka Penjualan Kendaraan Beroda Empat Country Passenger Commercial Vehicles Vehicles

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Produksi & Penjualan mobil (Gaikindo-diolah) Tahun 2006 s.d 2013 di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. membuka lapangan kerja. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, sektor

2014 LAPORAN INDUSTRI STUDI KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Populasi Mobil di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

BAB I PENDAHULUAN masih dirasakan oleh semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor riil

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Global Carbon Dioxide Emissions from Fossil-Fuels (EPA, 2012)

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 2.1 Sejarah Industri Otomotif dan Komponen di Indonesia

BAB I. Pendahuluan. Indonesia juga semakin meningkat, pada tahun 2013 lalu tercatat produksi mobil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan pendahuluan penelitian. Pendahuluan berisi latar

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia mulai berkembang pada tahun Ketika itu Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Astra Daihatsu Motor (ADM)

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesadaran untuk menjadi ramah lingkungan bukan saja dimiliki oleh negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri otomotif semakin ketat. Terutama industri mobil di

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kapabilitas yang akan berujung pada kompetensi inti yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK KE-3 PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pemilihan Judul

Desain dan Pengembangan Produk Sepeda Motor Roda Tiga dengan Basis Produksi IKM

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Total Produksi Kendaraan Bermotor Domestik dan Ekspor-Impor Kendaraan Bermotor di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami

Peneliti Utama Anggota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia industri dewasa ini banyak mengalami kemajuan,

BAB : I. Pendahuluan. khususnya untuk produsen mobil. Untuk semester I 2012 penjualan mobil di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Proses

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT

Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

Saudara-saudara sekalian,

PENDAHULUAN. konsumen dalam keberadaannya dipengaruhi kepentingan masing-masing yang

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Industri otomotif menjadi salah satu industri yang diunggulkan di

BAB I PENDAHULUAN. ADM merupakan perusahaan Joint Venture antara Daihatsu Motor Company Ltd

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Umum PT. Hyundai Mobil Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik konsumen (demografi, kepribadian, gaya hidup). Pengaruh yang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. di setiap tahunnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan di industri otomotif semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI PROSES PELAYANAN SUPER CEPAT PADA PT. ASTRA INTERNASIONAL TBK TOYOTA AUTO 2000 CABANG BEKASI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR

DAFTAR ISI I. ROADMAP PENGEMBANGAN INDUSTRI KENDARAAN BERMOTOR. II. PROGRAM LOW COST AND GREEN CAR. MURAH

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia perdagangan terbilang sangat ketat. Apalagi dengan. konsumen di dalam perdagangan internasional.

JUMLAH PENJUALAN MOBIL DALAM NEGERI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Menurut Kadir (2006), pembangunan ekonomi membutuhkan jasa

TUGAS KELOMPOK MATA KULLIAH EKONOMI MAKRO. Oleh : KELOMPOK 5 KELAS AKUNTANSI C

FOKUS PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang semakin memburuk. Isu ini diperkuat oleh fakta bahwa saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin kompetitif. Seiring diberlakukannya ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. dari sekedar usaha untuk dapat menciptakanright experience pada suatu merek.

BAB I PENDAHULUAN. ingin ditujunya. Seperti kemudahan bertransportasi pada saat ini sudah hampir dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Industri Mobil Low Cost Green Car

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri otomotif saat ini berlangsung pesat seiring

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

SIKAP MASYARAKAT DI KOTA JAKARTA TERHADAP KEBERADAAN LOW COST AND GREEN CAR (LCGC) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. Agrobisnis. Tapi seiring dengan kemajuan perusahaan, saat ini Astra International

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur negara ini karena banyak perusahaan mobil terkenal di dunia membuka (kembali)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. manufaktur OEM. Mobil ini ditampilkan pertama kali di Indonesia pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. daya alam yang berlimpah. Sumber daya alam tersebut antara lain di sektor

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, maka kendaraan roda empat merupakan salah satu pilihan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di jaman yang semakin modern seperti saat ini dalam menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif

Siti Fatimah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan dewasa ini berusaha memadukan konsep marketing

BAB I PENDAHULUAN. baik itu bidang kesehatan, teknologi, dan otomotif. Perkembangan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Gaikindo), terdapat 2 kategori mobil yaitu komersial (commercial car) dan

Transkripsi:

Bab IV Penutup Kapasitas produksi dan kapabilitas teknologi pada industri otomotif Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari masa ke masa. Kebijakan pemerintah yang mendukung terciptanya mekanisme alih teknologi telah dilaksanakan di tiap periode pemerintahan. Kebijakan pengembangan mobil ramah lingkungan yang membawahi kebijakan pengembangan produksi LCGC pun menjadi salah satu instrumen kebijakan terkini yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas teknologi industri otomotif nasional. Regulasi-regulasi kebijakan LCGC yang mengatur lokalisasi komponen lokal dan peningkatan rasio kandungan lokal memberikan peluang yang luas bagi industri perakitan mobil dan komponen lokal untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kapabilitas teknologinya dan menciptakan inovasi komponen khusus mobil LCGC. Tak hanya itu, kebijakan ini juga mampu mendorong perusahaanperusahaan perakitan mobil merek internasional, salah satunya PT. Astra Daihatsu Motor untuk melakukan investasi baik itu yang bersifat fisik seperti pembangunan pabrik dan fasilitas riset dan pengembangan maupun yang bersifat non-fisik seperti intensifikasi kegiatan pelatihan bagi engineer-engineer lokal. Hal ini tentu mendorong terciptanya alih teknologi dan learning mechanism yang sangat besar, terutama dengan dibangunnya pusat R&D yang baru di Karawang. Fasilitas seperti R&D Styling Building, Design Experiment Buliding dan Track Course awal sepanjang 1 km dapat menjadi wadah pembelajaran bagi tenaga ahli lokal dalam meningkatkan kemampuan mendesain prototipe mobil dan mesin di masa yang akan datang. Salah satu bukti muncul alih teknologi pada kemampuan designing tenaga ahli lokal ialah desain fix Daihatsu Ayla dan Toyota Agya. Kedua mobil yang akan diproduksi PT. ADM ini ternyata didesain oleh tenaga ahli lokal perusahaan mereka, yakni Mark Widjaja. Hal ini semakin mempertegas 80

bahwa kebijakan pengembangan produksi LCGC telah mendorong terciptanya wadah pembelajaran bagi tenaga ahli lokal untuk terus berkarya dan meningkatkan kapabilitas personal mereka. Namun, keputusan pemerintah untuk mencanangkan program pengembangan produksi LCGC sebagai prioritas dari kebijakan pengembangan mobil ramah lingkungan mendapat tekanan dari beberapa pihak. Muncul sebuah polemik dalam tahap perumusan kebijakan ini, dimana terdapat pertarungan antar aktor-aktor utama yang memiliki kepentingan, yakni diantaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, PT. Astra Daihatsu Motor, Asia Nusa dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO). Kebijakan pengembangan mobil ramah lingkungan yang sedianya akan menetapkan dua rancangan proyek pengembangan produksi mobil LCGC dan angkutan pedesaan, ternyata berubah arahnya menjadi hanya pengembangan produksi mobil LCGC untuk tujuan mobil komersial (city car). Keputusan ini sarat dengan kepentingan yang dibawa oleh kelompok kepentingan, dimana pada proses perumusannya muncul dua kelompok kepentingan besar, yakni kelompok yang pro dan kontra terhadap kebijakan LCGC. Kelompok yang menyatakan kesetujuannya pada kebijakan LCGC ini terdiri dari Gaikindo, Perusahaan-perusahaan perakitan mobil merek internasional (ATPM), khususnya PT. ADM, dan Kemenkeu. Sedangkan kelompok yang tidak setuju terhadap pencanangan kebijakan LCGC diwakili oleh Asia Nusa dan industri perakitan mobil nasional. Isu penekanan pertumbuhan konsumsi BBM bersubdisi dan peningkatan kapabilitas teknologi melalui alih teknologi menjadi isu utama yang dibahas disini. Kelompok yang pro terhadap kebijakan LCGC menyatakan kebijakan pengembangan produksi LCGC sebagai langkah strategis untuk memperdalam struktur industri otomotif Indonesia terutama industri komponen lokal sebagai dasar argumen dan ide utama. Lebih jauh, kebijakan ini juga disiapkan sebagai strategi untuk subtitusi impor dan peningkatan daya saing menjelang AEC diimplementasikan 2015 mendatang. Sedangkan bagi kelompok kepentingan yang kontra terhadap kebijakan LCGC, menyatakan bahwa arah pembangunan teknologi industri otomotif 81

nasional harus berlandaskan regulasi yang mendukung terciptanya industri perakitan mobil nasional yang maju. Dengan perbedaan pendapat, kepentingan dan ide dasar yang dibawa oleh kedua kelompok ini, kemudian masing-masing dari mereka saling mempengaruhi formulasi kebijakan pengembangan mobil ramah lingkungan. Kecenderungan aksi yang muncul pun beragam. Dan yang menurut penulis paling berpengaruh adalah kegiatan investasi pabrik dan pembangunan fasilitas produksi serta R&D yang dilakukan oleh PT. ADM, begitu juga dengan usaha lobi dan diskusi dengan pemerintah terkait tertundanya penetapan kebijakan. Sedangkan di sisi yang lain, Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asia Nusa) tidak dapat berbuat banyak terhadap kebijakan pengembangan produksi LCGC ini. Asia Nusa tidak mampu mendorong pemerintah untuk memprioritaskan pengembangan mobil nasional melalui proyek pengembangan angkutan pedesaan. Dengan melihat pemetaan tersebut, bisa disimpulkan bahwa pemerintah lebih berpihak kepada kelompok pemilik modal, yang dalam hal ini adalah PT. ADM, yang merupakan perusahaan hasil kerjasama Grup Astra dengan Daihatsu Motor Company. Dan keputusan yang diambil pemerintah dalam penetapan kebijakan pengembangan ini menunjukkan bahwa pemerintah ingin menjadikan perusahaan ATPM dan PMN sebagai mitra strategis pembangunan industri otomotif agar mampu bersaing di kancah pasar otomotif ASEAN. Kecenderungan negara mengikuti pasar pun terlihat pada studi kasus ini, dimana pemerintah bersedia untuk memberikan insentif kepada perusahaan-perusahaan otomotif raksasa agar program yang dijalankan berjalan efektif serta menghasilkan benefit yang tinggi diantara keduanya. Dari temuan-temuan tersebut, ada hal-hal yang bisa dipelajari oleh pemerintah Indonesia dan para aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan pengembangan produksi LCGC. Pemerintah seharusnya bisa memberikan insentif khusus kepada industri perakitan mobil nasional agar embrio yang telah terbangun tidak serta merta hilang termakan oleh program LCGC ini. Lebih jauh, pemerintah harus dapat menyiasati keterbatasan modal dalam proyek pengembangan 82

angkutan pedesaan yang terhenti. Selain itu, pihak Asia Nusa harus lebih aktif dalam melakukan langkah konkrituntuk memberikan protes atau masukan secara langsung bagi pemerintah dalam kaitannya dengan perumusan kebijakan pengembangan mobil ramah lingkungan. Hal ini harus dilakukan karena pasar yang dimiliki mobil nasional akan semakin terjepit dan dengan adanya proyek pengembangan angkutan pedesaan, mobil nasional dapat memperoleh insentif yang cukup agar bisa terus berkembang. Bagi studi hubungan internasional, tulisan ini bisa menjadi pembelajaran terkait ekonomi-politik internasional. Alih teknologi yang identik dalam kegiatan ekonomi industri tak bisa dilepaskan dari hal-hal yang mengandung unsur politik. Kebijakan pengembangan produksi LCGC yang dilakukan oleh Indonesia merupakan hal yang menjadi gambaran tentang kegiatan ekonomi yang dipengaruhi oleh keputusan-keputusan yang bersifat politis. Aktor-aktor seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, PT. Astra Daihatsu Motor, GAIKINDO dan Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asia Nusa) bertarung untuk memenangkan kepentingannya terkait kebijakan pemgembangan mobil ramah lingkungan. Kebijakan pengembangan produksi LCGC Indonesia bisa menjadi contoh bagaimana pemerintah menghadapi tekanan dari dalam maupun luar negeri terkait dengan kebijakan yang diambil. Asean Economic Community (AEC) sebentar lagi akan diterapkan pada 2015. Perdagangan barang dan jasa akan semakin cair diantara negara-negara ASEAN, salah satunya ialah produk otomotif. Indonesia menjadi salah satu negara yang menginginkan perlindungan pasar otomotif dalam negerinya dari serbuan produk otomotif luar negeri. Maka dari itu kebijakan pengembangan mobil ramah lingkungan yang awalnya didesain untuk angkutan pedesaan justru dialihkan kepada mobil komersial. Di sisi yang lain, Indonesia telah telah tumbuh industri mobil nasional dan permintaan terhadap angkutan pedesaan yang murah. Dilema inilah yang dihadapi Indonesia, dimana pada akhirnya tekanan dari situasi perdagangan internasional dan perusahaan otomotif 83

perakit mobil merek Internasional mampu mendorong pemerintah menetapkan kebijakan pengembangan produksi LCGC untuk mobil komersial. 84