Nuri Andarwulan SEAFAST Center, IPB

dokumen-dokumen yang mirip
DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

SUSTAINABLE DIET FOR FUTURE

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

IDENTIFIKASI PANGAN OLAHAN DAN KONSUMSINYA MELALUI SURVEI KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU DI DKI JAKARTA DYAH SETYOWATI F

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

21 Resep Sarapan Blue Band

BATASI KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT TIDAK MENULAR

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

01.3 Susu kental dan analognya (plain) CPPB Krim yang digumpalkan (plain) CPPB Krim analog CPPB

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

tersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005).

INOVASI SNACK SEHAT BERBAHAN BAKU LOKAL

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN

Informed Consent Persetujuan menjadi Responden

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. Jenis pengujian atau. sifat-sifat yang diukur

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP HUMEKTAN

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Updating Tabel Komposisi Pangan Indonesia Melalui Metode Borrowing. Hari Gizi Nasional ke 57 Jakarta, 25 Januari 2017

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

I. PENDAHULUAN. Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala. yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang

1. Asam L-glutamat dan garamnya (L-Glutamic acid and its salts)

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DEPOK

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGERAS. Fungsi lain : Pengatur keasaman, pengemulsi, pengental, penstabil

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

I PENDAHULUAN. dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

UBI JALAR. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

MAKANAN SIAP SANTAP DALAM KEADAAN DARURAT

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

PEDOMAN PENYIAPAN MP ASI MENURUT WHO TIRTA PRAWITA SARI

POLA PEbfBERIAN MAKAN DAM PREFERENSI MAKANAN YAfdBAHAS WHAK DB BiWAEI UMIBW DUA TAMUN Dl DESA DAN Dl KOTA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

Bab 1.Pengenalan MP ASI

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP SEKUESTRAN. 1. Kalsium dinatrium etilen diamin tetra asetat (Calcium disodium ethylene diamine tetra acetate) INS.

Lampiran 1 Kategori pengukuran data penelitian. No. Variabel Kategori Pengukuran 1.

TIM MI AYAM TIM MAKARONI. Bahan: Bahan:

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

Hasil Studi Biaya Pangan. Kerjasama BAPPENAS & WFP

Hari - 1: Kurangi Kalori bukan Makanan Kalori di sini adalah perkiraan

POLA KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PADA RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

01/04/ TAHUN (USIA(Th)) x 2 + 8) RUMUS PERKIRAAN TINGGI BADAN TAHUN USIA (th) x RUMUS PEERKIRAAN BERAT BADAN PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

Transkripsi:

In-depth Seminar FRI: Issue GGL dan PTM 23 February 2017 Nuri Andarwulan SEAFAST Center, IPB (Southeast Asian Food & Agr. Sci & Tech Center) Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB

Kajian Perilaku Konsumsi Gula Garam Lemak Konsumen Indonesia dan Kajian Risikonya

Agenda Konsumsi Pangan Olahan di Indonesia Asupan Gula Garam Lemak & Risiko Kontribusi Jenis Pangan Terhadap Asupan GGL Implikasi Kajian

Pangan Olahan UU Pangan No 18 tahun 2012 Makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan

Konsumsi Pangan Olahan 54.9% 79% 61% 57% 26%

Persentase kontribusi pangan olahan dalam asupan harian penduduk Amerika Serikat (Weaver et al. 2014)

Konsumsi biskuit, ro?, kembang gula, minuman berkadar gula?nggi, daging olahan serta kentang goreng menyebabkan peningkatan berat badan populasi dewasa di Amerika Serikat. (Mozaffarian et al. 2011)

1. Konsumsi Pangan Olahan di Indonesia Survey Konsumsi Makanan Individu (SKMI) tahun 2014

Setyowati, Andarwulan dan Giriwono, 2017 Pengelompokan Jenis Pangan di DKI Jakarta Kelompok Pangan Non pangan olahan Pangan olahan antara Pangan olahan Definisi/ ruang lingkup Pangan segar, pangan tanpa pengolahan, merupakan bahan baku yang diolah rumah tangga dan restoran Pangan yang telah mengalami pengolahan oleh industri namun belum dapat dikonsumsi langsung atau merupakan ingridien dari produk pangan lain Pangan yang diolah industri dan telah siap dikonsumsi atau hanya membutuhkan penyiapan sederhana sebelum dikonsumsi Contoh Susu segar, sayuran segar, buah segar, kacang tanah bungkil, beras, jagung pipil, daging sapi, fillet ayam, ikan segar, telur ayam, kunyit, jahe, daun teh kering, ASI Krim, minyak goreng, margarin, tepung, agaragar bubuk, kakao bubuk, pa?, tepung panir, bihun kering, tempe, tahu,terasi gula pasir, gula aren, madu, bahan tambahan pangan, bumbu kering, garam Susu kental manis, susu bubuk, minuman susu, es krim, keju, selai, cokelat bu?r, mi instan, biskuit, wafer, ro?, abon, ayam goreng, sosis, ikan sarden dalam kaleng, telur asin, kecap, saus, bubur bayi, vitamin, formula bayi, kopi instan, minuman instan

Pengelompokan Jenis Pangan di DKI Jakarta Pangan Olahan 322, 46% Non Pangan Olahan 295, 42% N = 701 Pangan Olahan Antara 84, 12% Setyowati, Andarwulan dan Giriwono, 2017

Konsumsi Pangan Harian di DKI Jakarta Kelompok pangan Non pangan olahan Pangan olahan antara 0-4 tahun 5-12 tahun 13-18 tahun 19-55 tahun > 55 tahun Semua umur (g) (g) (g) (g) (g) (g) 243.14 432.88 440.34 547.53 486.11 491.19 58.79 139.79 179.96 215.14 178.37 185.48 Pangan olahan 223.84 250.08 260.44 164.92 85.75 181.56 Total 525.77 822.75 880.74 927.59 750.24 858.23 Setyowati, Andarwulan dan Giriwono, 2017

120.00 Persentase konsumsi 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 42.57 30.40 29.57 17.78 11.43 23.78 23.19 16.99 20.43 11.18 46.24 52.61 64.79 50.00 59.03 0.00 0-4 5-12 13-18 19-55 >55 Kelompok umur (tahun) Non pangan olahan Pangan olahan antara Pangan olahan Setyowati, Andarwulan dan Giriwono, 2017

2500.00 Perhitungan Kontribusi Asupan Zat Gizi (Nutrisurvey 2007) Energi (kkal) 2000.00 1500.00 1000.00 500.00 0.00 405.40 285.40 448.00 625. 50 559.60 437.30 193.42 515.80 955.60 1020.90 197.90 1126.32 511.11 451.80 429.50 0-4 5-12 13-18 19-55 >55 Kelompok umur (tahun) Non pangan olahan Pangan olahan antara Pangan olahan Setyowati, Andarwulan dan Giriwono, 2017

Perhitungan Kontribusi Asupan Zat Gizi (Nutrisurvey 2007) Persentase asupan energi 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 44.26 24.34 23.75 28.18 20.41 13.95 17.06 30.76 45.07 16.98 38.76 51.91 51.41 55.29 37.87 0-4 5-12 13-18 19-55 >55 Kelompok umur (tahun) Non pangan olahan Pangan olahan antara Pangan olahan Setyowati, Andarwulan dan Giriwono, 2017

Perhitungan Kontribusi Asupan Zat Gizi (Nutrisurvey 2007) Asupan Karbohidrat Protein Lemak Natrium Non pangan olahan 58.70% 65.82% 32.61% 7.67% Pangan olahan antara 22.68% 16.51% 53.57% 68.82% Pangan olahan 18.62% 17.67% 13.82% 23.32% Setyowati, Andarwulan dan Giriwono, 2017

Jumlah konsumsi Vs Asupan Lemak Asupan lemak (g) 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 y = 0.165x + 2.3249 r = 0.995 y = 0.0382x + 1.2333 r = 0.821 5.00 0.00 y = 0.0686x - 2.684 r = 0.817 0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 Konsumsi pangan (g) Non pangan olahan Pangan olahan antara Pangan olahan Setyowati, Andarwulan dan Giriwono, 2017

2. Asupan Gula-Garam-Lemak & Risikonya GULA > 50 gram NATRIUM > 2000 miligram LEMAK TOTAL > 67 gram Permenkes RI No. 30/2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan GGL serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. Data kontribusi konsumsi pangan olahan dan pangan siap saji terhadap asupan GGL harian penduduk?

Salt Intake Adult Adole Child- Average (g/cap/ day) Salt Intake scent ren WHO (2014) Permenkes 30/2013 Na 2.35 2.69 2.33 2.46 < 2 < 2 Salt equivalent 5.86 6.74 5.82 6.16 < 5 < 5 Andarwulan et al. 2016

3 Kontribusi Jenis Pangan terhadap Asupan GGL Food category contribudon to salt intake 50 40 Cereals, 41.72 Bakery Beverages Cereals (% intake) 30 20 10 Poultry, 10.55 Vegetables, 9.63 Eggs Fish Fruits Nut & legumes Meat & game Dairy Poultry Snack 0 Vegetables Andarwulan et al. 2016

Hubungan antara Konsumsi Pangan Harian dengan Asupan Garam Individu Asupan Garam Harian (g/ hari) 10 5 0 y = 0.0056x + 0.7949 R² = 0.20 y = 0.0054x + 0.1733 R² = 0.59 y = 0.0023x + 0.1158 R² = 0.48 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 Konsumsi Pangan (g/hari) Pangan Rumah Tangga Pangan Siap Saji Pangan Olahan Sumber Konsumsi Pangan Asupan Garam Koefisien P. Value Keterangan Pangan (g/hari) (g/hari) Korelasi Korelasi RumahTangga 457.58 ± 261.67 1.17 ± 0.87 0.69 0.00 Kuat Siap Saji 391.64 ± 243.88 2,27 ± 1.70 0.77 0.00 Sangat Kuat Olahan 102.26 ± 112.84 1.36 ± 1.40 0.45 0.00 Cukup Total 951.47 ± 316.90 4.81 ± 2.02 0.57 0.00 Kuat Nirwansyah, Andarwulan dan Briawan, 2017

Sugar Intake Sugar WHO Permen Adole Child Intake Adult Average & AHA kes s-cent ren (g/cap/ (2014) 30/2013 day) Male 44.60 38.27 45.85 42.91 25 Female 43.10 40.26 34.85 39.40 37.5 < 50 Andarwulan et al. 2016

3 Kontribusi Jenis Pangan terhadap Asupan GGL Food category contribudon to sugar intake 50 Beverages, 46.60 Bakery Beverages (% intake) 40 30 20 10 0 Dairy, 11.07 Snack, 21.31 Cereals Eggs Fish Fruits Nut & legumes Meat & game Andarwulan et al. 2016

Intake Adoles- Child Averag (g/cap/ Adult cent ren e day) Total Fat Intake Male WHO & Permen AHA kes (2014) 30/2013 56.56 65.46 62.31 61.44 30-35% energy = 56 g (for Female 49.15 57.61 55.84 54.20 2000 kkal) < 67 Andarwulan et al. 2016

3 Kontribusi Jenis Pangan terhadap Asupan GGL 50 Food category contribudon to fat intake Bakery Beverages (% intake) 40 30 20 Cereals, 24.64 Snack, 18.10 Poultry, 15.46 Cereals Eggs Fish Fruits 10 0 Nut & legumes Meat & game Andarwulan et al. 2016

% Kontribusi Jenis Pangan terhadap Asupan GGL % Asupan Garam Gula Lemak R O SS R O SS R O SS Anak 18.27 24.58 56.7 11.2 64.16 24.64 19.76 30.67 49.58 Remaja 27.64 20.07 52.29 16.5 56.45 27.06 28.88 21.9 49.22 Dewasa 31.72 15.07 53.21 19.03 54.54 26.43 35.51 16.41 48.05 R = Masakan Rumah O = Pangan Olahan SS = Siap Saji Andarwulan et al. 2016

4. Implikasi Kajian Pemerintah Industri Pangan Olahan Industri Pangan Siap Saji Rumah Tangga Konsumen

Industri Pangan Olahan Konsumsi pangan olahan di Indonesia < 20% dari total konsumsi Brazil : Pangan olahan menyumbang asupan energi harian 18.7% (1987) menjadi 26.1% (2003) (Monteiro et al. 2013) àpeluang bisnis pangan olahan adalah keniscayaan

Kebijakan Pemerintah Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 30/2013 Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji Pangan Siap Saji adalah makanan dan/atau minuman yang sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha atas dasar pesanan. Pangan Olahan menurut UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.

Subjects age 18-69 yo Average of salt intake(nacl) 6 g/hari Main source come from cooking salt (75%) and soy sauce (15%) The decrease of 100 mmol/hari (sodium urine) will decrease systolic blood pressure of 4 mmhg

Nadonal data of NHANES USA in 1999-2008 The decrease of added sugar consumpdon from 100,1 g/day to 76,7 g/day à2/3 from the number was the result of the decrease of carbonated drink consumpdon

Pemerintah Program KIEA (komunikasi, informasi, edukasi dan advokasi) untuk produsen (pangan olahan dan siap saji) dan konsumen. Penerapan Permenkes untuk Pangan Siap Saji: memerlukan data komposisi zat gizi (termasuk GGL) à adakah di Indonesia?

Pemerintah & Industri Pangan Olahan Program jangka pendek-menengah terkait asupan gula dari produk minuman: penurunan kadar gula dalam produk secara bertahap. Program dirancang bersama antara pemerintah dan industri pangan. Program disertai dengan edukasi kepada konsumen.

Konsumen

Konsumen

Konsumen

Terima Kasih nuri@seafast.org