BAB I PENDAHULUAN. Keramik umumnya dikenal sebagai bahan isolator tetapi sebenarnya keramik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern ini manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan dan

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :

HASIL DAN PEMBAHASAN

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

PENGARUH PENAMBAHAN FRIT GELAS TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KAPASITOR KERAMIK FILM TEBAL BATIO 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berarti meningkat pula kebutuhan manusia termasuk dari

PENGARUH PENAMBAHAN BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 ) TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZED ZIRCONIA (CSZ)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di

KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil XRD

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai Negara, penelitian dan pengembangan dalam bidang. elektronika khususnya komponen-komponen elektronik masih terus

2016 PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL BERBASIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

KARAKTERISASI STRUKTUR MIKRO DAN STRUKTUR KRISTAL FILM TEBAL FETIO 3 DARI BAHAN MINERAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang industri

PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 )

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

THERMISTOR Thermally Sensitive Resistor. KARAKTERISTIK NTC CONTOH PRODUK APLIKASI. R vs T- THERMISTOR. Inkubator. Termistor Pembatas Arus.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padilah Muslim, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

SIDANG TUGAS AKHIR Pengaruh Waktu Milling dan Temperatur Sintering Terhadap Pembentukan PbTiO 3 dengan Metode Mechanical Alloying

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Komponen elektronika seperti diode, transistor dan sebuah IC. semikonduktor. Pada zaman sekarang perkembangan piranti elektronika

Proses Produksi. Pemrosesan Keramik. Tatap Muka

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

BAHAN DIELEKTRIK. Misal:

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi nuklir yang pesat di zaman sekarang ini

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

BAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah

Gambar 10. Skema peralatan pada SEM III. METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian digunakan 2 jenis bahan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Magnet keras ferit merupakan salah satu material magnet permanen yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

Gambar 2.1. Kurva histerisis (Anggraini dan Hikam, 2006)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

I PENDAHULUAN. Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL SnO 2 YANG DITAMBAH Ta 2 O 5 UNTUK SENSOR GAS ETANOL

Karakterisasi XRD. Pengukuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis merupakan suatu lapisan dari bahan organik, anorganik, metal,

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. PENERAPAN SINTESA KERAMIK OKSIDA (SiO 2 -MgO) DAN KARAKTERISTIK KONSTANTA DIELEKTRIKNYA UNTUK APLIKASI KAPASITOR

Bab III Metodologi Penelitian

Pengaruh Heat Treatment Terhadap Karakteristik Listrik Termistor NTC Berbasis (Cu x Mn y Zn z Ni t )Fe 2 O 4

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL CuFe 2 O 4 : 10% MOL MgO YANG DIBAKAR PADA SUHU 800 O C DI MEDIA UDARA DAN GAS ETANOL

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

I. PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardugardu

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM Fe 2 O 3 DENGAN VARIASI KETEBALAN YANG DIBUAT DARI MINERAL LOKAL DI ATMOSFIR UDARA DAN ATMOSFIR ALKOHOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang

I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis adalah suatu lapisan yang sangat tipis terbuat dari bahan organik,

Keramik. Ikatan atom pada keramik. Sifat-sifat bahan keramik 04/10/2016. Lukhi mulia s

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bahan Listrik. Sifat Listrik Bahan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bidang elektronik saat ini memegang peranan penting di berbagai sektor

Pengaruh Lama Penggerusan terhadap Konstanta Dielektrik, Kekerasan, dan Mikrostruktur Keramik Oksida SiO 2 -MgO

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keramik umumnya dikenal sebagai bahan isolator tetapi sebenarnya keramik dapat menjadi bahan semikonduktor, superkonduktor dan dielektrik. Pada penelitian ini material yang akan dikembangkan adalah material keramik sebagai bahan dielektrik. Keramik dielektrik banyak digunakan dibidang elektronika. Penggunaan keramik dielektrik dikelompokkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan nilai konstanta dielektriknya yaitu rentang konstanta dielektrik di bawah 15 sering digunakan sebagai insulator (Contohnya keramik alumina porselin), rentang konstanta dielektrik 15 sampai 500 digunakan untuk kapasitor high power transmitter (Contoh keramik dielektrik berbasis titania), dan rentang konstanta dielektrik 2000 sampai 20.000 dapat digunakan sebagai keramik ferroelektrik dan ferromagnetik (Contohnya BaTiO 3 dan PbTiO 3 ). BaTiO 3 banyak diteliti untuk keramik dielektrik karena sifat kimia dan mekaniknya stabil serta merupakan material ferroelektrik. Bahan dielektrik BaTiO 3 dapat digunakan sebagai kapasitor jenis X7R yaitu keramik kapasitor dengan faktor disipasi ±2.5 % dan C/C±15 % pada rentang suhu -55 0 C sampai 125 0 C. Dalam peralatan listrik kapasitor jenis ini digunakan untuk aplikasi telekomunikasi, aplikasi otomotif dan aplikasi lainnya dimana material itu mengalami substansial perubahan suhu, frekuensi dan tegangan (Xiao-Hui Wang, 2003). 1

Umumnya pembuatan keramik BaTiO 3 memerlukan suhu sinter yang relatif tinggi yaitu dari 1200 0 C-1280 0 C (Hui Wang dkk, 2003), 1300 0 C (Paunovic, 2004), dan 1350 0 C-1400 0 C (Deshpande dkk, 2009). Keramik BaTiO 3 telah berhasil dibuat pada rentang temperatur tersebut di atas. Baru-baru ini penelitian tentang keramik dielektrik diarahkan kepada pembuatan keramik dielektrik dengan menggunakan temperatur sinter yang relatif rendah tanpa mengurangi kualitas pelet yang dihasilkan. Perlunya penurunan suhu sinter didasarkan pada alasan efisiensi energi yang berdampak pada nilai ekonomis produk yang dihasilkan (Gustaman S, 2009). Selain itu, temperatur sinter yang tinggi memerlukan penggunaan elektrode yang mahal seperti platinum dan paladium pada kapasitor multilayer (Sooksaen dkk, 2007). Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan temperatur sinter dan membantu proses densifikasi keramik secara cepat adalah dengan menambahkan sejumlah bahan aditif seperti senyawa gelas. Bahan aditif ini mampu menurunkan suhu sinter dan meningkatkan densifikasi bahan selama proses sinter (Sooksaen dkk, 2007). Hasil yang serupa dilakukan dengan menambahkan aditif gelas ZBS (ZnO-B 2 O 3 -SiO 2 ) dalam keramik BaTiO 3 (I Hsiang dkk, 2008), densifikasi material meningkat seiring dengan pertambahan jumlah gelas. Proses penambahan senyawa gelas ini dapat menurunkan suhu sinter BaTiO 3 dari 1300 o C menjadi 900 o C. Dalam rangka diversifikasi bahan, masih perlu dilakukan studi untuk mendapatkan material baru dengan kualitas sama atau lebih baik dari bahan yang telah ada. Material aditif lain yang dapat ditambahkan pada BaTiO 3 adalah 2

senyawa gelas berbentuk serbuk (frit) dengan campuran komposisi (SiO 2 -B 2 O 3 - PbO) yang diharapkan dapat menurunkan temperatur sinter keramik BaTiO 3 sehingga BaTiO 3 dapat dibuat pada suhu sinter yang relatif rendah. Berdasarkan latar belakang di atas maka pada penelitian ini akan dilakukan studi tentang pembuatan keramik BaTiO 3 dengan aditif frit gelas (SiO 2 -B 2 O 3 - PbO) pada suhu sinter 900 0 C. Variasi aditif frit yang digunakan dalam % berat (0;6;12). Penetapan konsentrasi ini didasarkan pada penelitian sebelumnya bahwa pada konsetrasi 5% berat dengan suhu sinter 900 0 C, keramik BaTiO 3 belum terbentuk (Muh Basalamah, 2010). Kemudian untuk mengetahui karakteristik keramik BaTiO 3 yang dihasilkan, digunakan analisis difraksi sinar X untuk mengetahui struktur kristal, analisis SEM untuk mengetahui struktur mikro dan LCR meter untuk mengukur nilai konstanta dielektrik dan nilai faktor disipasi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh frit gelas terhadap karakteristik listrik keramik BaTiO 3. Yang diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh aditif frit gelas terhadap struktur kristal keramik BaTiO 3? 2. Bagaimana pengaruh aditif frit gelas terhadap struktur mikro keramik BaTiO 3? 3. Bagaimana pengaruh aditif frit gelas terhadap harga konstanta dielektrik dan faktor disipasi dari keramik BaTiO 3? 3

C. Batasan Masalah Beberapa batasan masalah dalam ruang lingkup penelitian ini meliputi: 1. Sampel dibuat dalam bentuk disk (pelet) dan disinter pada suhu 900 o C dengan variasi aditif frit gelas yang digunakan dalam % berat : 0; 6; dan 12. 2. Karakteristik bahan yang dipelajari dalam penelitian ini meliputi: a. Karakteristik struktur mikro dengan menggunakan mikroskop elektron (SEM). b. Karaktersitik kekristalan dengan menggunakan XRD untuk mengetahui komposisi yang terkandung di dalam bahan yang diuji. c. Karakteristik listrik meliputi karakteristik dielektrik yaitu konstanta dielektrik dan faktor disipasi pada berbagai temperatur pada frekuensi 1 khz dengan menggunakan LCR meter. D. Tujuan Dari rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh aditif frit gelas terhadap stuktur kistral keramik BaTiO 3. 2. Mengetahui pengaruh aditif frit gelas terhadap struktur mikro keramik BaTiO 3. 3. Mengetahui pengaruh aditif frit gelas terhadap harga konstanta dielektrik dan faktor disipasi dari keramik BaTiO 3. 4

E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai database yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya sehingga dapat dihasilkan keramik BaTiO 3 dengan kualitas yang lebih baik. 5