BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (competitive advantage). Untuk mencapai semua ini maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin berkembang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. barang dari pemasok untuk pengadaan atau penyediaan barang agar. permintaan pelanggan dapat dipenuhi dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Perencanaan Sistem Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menghasilkan informasi-informasi akuntansi serta informasi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Peningkatan kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan. Oleh karena itu, manajemen perlu memiliki kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan mutu produk yang dihasilkan baik barang atau jasa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi di dalam suatu organisasi. Sistem informasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, dimana mereka sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkembangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

Kuesioner Variabel Independen

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam bisnis menjadikan setiap perusahaan dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. tidak stabil, maka suatu perusahaan harus memiliki keunggulan yang kompetitif

Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian

BAB 1` PENDAHULUAN. Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa menghindar dari kondisi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, pesaing dan lain sebagainya. Manusia

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam negeri, namun juga luar negeri. Perusahaan harus memproduksi barang / jasa

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

KUESIONER PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pada masa sekarang sedang dihadapkan dengan era globalisasi yang

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

DAFTAR TABEL. Variable Dependen dan Skala Pengukuran. yang memadai dalam akuntansi. dan pengetahuan yang memadai dalam akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Pengukuran kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era globalisasi

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

Lampiran 1.2 KUESIONER ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. produksi alat berat yang dulunya berpusat di Surabaya, akan tetapi adanya masalah

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

EVALUASI TERHADAP PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG (Studi Kasus pada Aini Swalayan di Surabaya) SKRIPSI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

POKOK BAHASAN PENGENDALIAN. Sub Pokok Bahasan Pengendalian yang Efektif Perencanaan System Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

Komitmen Manajemen Puncak Dan Manajemen Proyek Terhadap Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. hal ini adalah sebagai input penting yang biasa disebut pegawai atau

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang datang dari dalam negeri maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM),

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Akhirnya dalam dunia bisnis terjadi persaingan yang global dan semakin tajam.

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, informasi yang disediakan oleh sistem informasi akuntansi

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dibutuhkan proses yang baik dari pengendalian manajemen.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas zaman sekarang ini telah menuntut perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa, dagang ataupun industri. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami kebangkrutan karena tidak siap akan perubahanperubahan

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, MOTIVASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. AVIA AVIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. harta yang berharga bagi perusahaan (Intangible Assets) serta berguna untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di dalam dunia perekonomian pada masa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun.pengukuran kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan ini, semakin sulit bagi manajer untuk membuat keputusan yang tepat karena masalah yang dihadapi semakin kompleks, oleh karena itu perusahaan harus memiliki manajemen yang baik dan tangguh sehingga dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi masalah dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat. Manajemen juga mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan organisasi hingga tujuan yang diharapkan perusahaan dapat tercapai. Kebutuhan manusia akan informasi terus meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat berubah. Informasi merupakan data yang berguna yang dapat diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang tepat. Di samping itu juga kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung kepada kemampuan perusahaan tersebut untuk mencukupi kebutuhan orang banyak. Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar unggul dalam persaingan, keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu cara yaitu meningkatkan kinerja manajerial. Dengan 1

2 adanya peningkatan kinerja manajerial diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan suatu sasaran yang akan dicapai dari suatu perusahaan agar kinerjanya dapat terukur. Sasaran-sasaran tersebut dituangkan melalui visi dan misi perusahaan yang menjadi acuan setiap anggota perusahaan dalam melakukan kegiatannya. Untuk mencapai visi dan misi yang dicanangkan maka perlu disusun suatu strategi yang direncanakan dengan matang. Selanjutnya perusahaan akan mengimplementasikan strategi dan kebijakan tersebut melalui penentuan program kerja, penyediaan anggaran, dan menetapkan prosedur yang pada akhirnya evaluasi kinerja dan umpan balik untuk memastikan tepatnya pengendalian aktivitas perusahaan. Berdasarkan hasil yang penulis temukan mengenai kinerja manejerial yang buruk berikut ini formasinya : Kriteria Sumber Fenomena http://www.jakartaw ater.org/pt-wahanasafety-indonesiasop-tidak-tertulis Kinerja Manajerial PT Wahana Safety Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan supplier alat peralatan keselamatan kerja. PT Wahana Safety Indonesia memiliki beberapa cabang di kota besar antara lain Surabaya dan Balikpapan. Barang-barang yang akan dijual sebagian besar diimport dari Luar Negeri dan di Indonesia sendiri yang sudah bekerja sama dengan PT Wahana Safety Indonesia pembelian PT Wahana Safety Indonesia memiliki pemasok ± 45 pemasok tetap untuk pemesanan pembelian barang safety yang akan dijual kembali baik ke supplier maupun ke pelanggan

3 Kriteria Sumber Fenomena langsung. Dalam melakukan pemesanan pembelian alat peralatan keselamatan kerja. Pada PT Wahana Safety Indonesia terdapat suatu proses sistem informasi akuntansi pembelian tersebut sampai terjadi pencatatan. Perusahaan tidak memiliki Sistem Operasi dan Proserdur secara tertulis (SOP) dan dalam prosedur penerimaan barang tidak adanya pemisahan fungsi antara penerimaan barang dengan bagian gudang, bagian gudang dan penerimaan barang masih tergabung. Di PT Wahana Safety Indonesia juga tidak terdapat adanya dokumen permintaan pembelian barang oleh bagian gudang maupun staf penjualan, staf gudang melakukannya secara lisan dan tidak dilakukan sesuai prosedur yang ada yang seharusnya disetujui oleh pihak yang berwenang terlebih dulu. Jadi fungsi untuk permintaan pembelian tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya dan tidak dilakukan stock opname secara berkala melainkan satu tahun sekali dan pada saat tahun 2011 pun tidak dilakukannya stock opname hal ini dapat menimbulkan kecurangan pada persediaan barang. Pada fenomena tersebut maka PT Wahana Safety Indonesia memiliki masalah pada perencanaan yaitu kemampuan dalam menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, pengangguran, merancang prosedur, serta pemograman. Untuk suatu perusahaan besar dan mempunyai cabang PT Wahana Safety Indonesia seharusnya mempunyai SOP secara tertulis, pada dasarnya perusahaan besar harus mempunyai SOP secara tertulis dalam setiap bagian-bagian terkait untuk pemisahan fungsi seperti

4 prmisahan fungsi antara bagian penerima barang dengan bagian gudang, dalam PT Wahana Safety ini bagian penerimaan dengan gudang masih tergabung. Selain itu PT Wahana Safety juga memiliki masalah pada kinerja investigasi yaitu kemampuan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, serta analisis pekerjaan. Di PT Wahana Safety Indonesia juga tidak terdapat adanya dokumen permintaan pembelian barang oleh bagian gudang maupun staf penjualan, staf gudang melakukannya secara lisan dan tidak dilakukan sesuai prosedur yang ada yang seharusnya disetujui oleh pihak yang berwenang terlebih dulu. Jadi fungsi untuk permintaan pembelian tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya. Dan tidak dilakukan stock opname secara berkala melainkan satu tahun sekali. Sistem informasi akuntansi pembelian barang/jasa di PT Wahana Safety Indonesia ternyata belum dijalankan sepenuhnya sesuai dengan ketentuan atau standar operasional perusahaan bahkan bisa dikatakan belum dapat berjalan dengan baik, sesuai prosedur sebagai ketentuan dan keputusan yang telah ditetapkan, disebabkan masih banyak bagian terkait belum dapat menjalankan target prosedur yang ada, kegiatan yang seharusnya menggunakan sistem masih dilakukan secara manual, selain itu penyampaian alur-alir dokumen yang harus terhambat diakibatkan penundaan penginputan data di bagian sistem informasi pembeliannya, yang berpengaruh terhadap pelaporan dan pencatatan di dalam penerimaan dan pengeluaran barang dan ini berpengaruh terhadap salah satu bagian terkait lainya atas pencatatan dan pelaporan yang harus dipertanggung jawabkan setiap bulannya. Dalam fenomena ini tergambar kinerja manajerial yang

5 kurang baik, pihak manajemen seharusnya mampu melakukan pengawasan kemampuan dalam memberikan pengarahan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, menjelaskan tujuan kerja dan menangani keluhan pegawai. Karena pemicu dalam hal ini mungkin saja pegawai atau karyawan belum terlalu paham dalam mengimplementasikan sistem informasi yang di tetapkan sehingga mereka masih saja melakukan kegiatan operasional secara manual. Kriteria Sumber Fenomena http://antarnews.com Kinerja Manajerial Kasus kegagalan sistem juga terjadi pada sejumlah penerbangan Garuda Indonesia yang mengalami penundaan persoalan dalam sistem kendali operasi, sistem kendali operasi terpadu (Integrated Operasional Control System/IOCS) yang merupakan sistem informasi yang gagal diterapkan oleh PT. Garuda Imdonesia (Persero), Tbk. Salah satu spekulasi kegagalan yang diprediksi adalah karena terjadi ketidak sinkronan data dalam migrasi dari sistem lama ke sistem baru, sehingga mengakibatkan informasi yang diterima awak kabin tidak akurat dan jadwal awak kabin menjadi kacau. Akibat tidak akuratnya informasi yang diterima ini, awak kabin terlambat tiba di Bandara sehingga sejumlah penerbangan harus tertunda selain itu perusahaan juga mengalami kerugian karena telah mengeluarkan kompensasi untuk penumpang. Dari fenomena tersebut PT Garuda Indonesia (persero) mengalami masalah pada perencanaan karena adanya ketidakakuratan informasi mengenai

6 jadwal kabin. Selain itu PT Garuda juga mempunyai masalah pada investigasi yaitu dalam menyampaikan informasi yang mengakibatkan awak kabin terlambat tiba di bandara, dan ketidakakuratan catatan data migrasi. Hal tersebut terjadi karena adanya kegagalan dalam perpindahan sistem input data dari sitem lama ke sistem baru, yang akhirnya terjadi perbedaan data migrasi. Oleh karena itu banyak penerbangan yang tertunda sehingga PT Garuda Indonesia (persero) harus mengganti kompensasi untuk penumpang yang menyebabkan kerugian dan mempengaruhi laporan keuangan yang harus dipertanggung jawabkan setiap periodenya. Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa pimpinan yang lebih tinggi harus berkomunikasi baik dengan bawahannya, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kesalahan dalam mengambil keputusan. Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial yang meliputi; perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi, dan perwakilan (Mahoney et al dalam Mardiyah dan Listianingsih, 2005). Kinerja manajerial merupakan kemampuan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap kualitas produk, kuantitas produk, ketepatwaktuan produk, pengembangan produk baru, pengembangan personel, pencapaian anggaran dan pengurangan biaya (peningkatan pendapatan). Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk

7 memotivasi tujuan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan dengan suatu umpan balik. Sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya baik tujuan finansial, sosial maupun budaya tanpa adanya manajemen yang baik. Oleh karena itu seorang pimpinan perusahaan harus dapat melihat kemampuan karyawan secara individual maupun berkelompok dan mengetahui sasaran organisasi yang efektif. Faktor pendidikan, jabatan, pekerjaan, sikap, hubungan dengan orang lain dan kepuasan karyawan berpengaruh terhadap kinerja manajemen organisasi. Semua ini terkait dengan adanya penggunaan teknologi informasi, penerapan sistem akuntansi manajemen dan budaya organisasi di dalam organisasi. Berdasarkan Penelitian terdahulu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial, diantaranya: 1. Interaksi ketidakpastian lingkungan, (A.N.N Dwirandra, 2013. Erna, 2007. Budiharto, 2004. Ritonga, 2011). 2. Desentralisasi, (Citra Yuristisia, 2011. A.N.N Dwirandra, 2013. Widodo, 2011. Solechan, 2011. Erna, 2007. Riyadi, 2007). 3. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen, (Citra Yuristisia, 2011. Karsiati dan Maskudi, 2014. Widodo, 2011. Ratnawati, 2011. Solechan, 2009. Budiharto, 2004. Erna, 2007. A.N.N Dwirandra, 2013. Anwar, 2004. Maria, 2009). 4. Pengukuran Kerja, (Syaiful Rahman dan Muhamad Nasir, 2007). 5. Teknologi Informasi, (Karsiati dan Maskudi, 2014. Laksamana, 2002).

8 6. Saling Ketergantungan (Laksamana, 2002). 7. Budaya Organisasi, (Karsiati dan Maskudi, 2014). 8. Total Quality Management, (Supartiningrum, 2003). 9. Partisipasi Anggaran, (Riyadi, 2007). 10. Sistem Pengukuran Kinerja dan Reward, (Supratiningrum, 2003). Manajer membutuhkan informasi untuk memprediksi masa depan dan pengambilan keputusan, yaitu dengan mempertimbangkan pengaruh faktor eksternal perusahaan. Bentuk informasi dapat berupa laporan, model deskriptif dan bentuk statistik. Pemanfaatan informasi ini kemudian dianalisis untuk pengambilan keputusan dan dijabarkan oleh pihak manajer dalam aktivitas perusahaan (Kiki 2011). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Karsiati dan Maskudi (2014) dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi, Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen pada Kinerja Manajerial menggunakan variabel-variabel berikut; Budaya Organisasi, Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen sebagai variabel bebas (Independen variable) serta Kinerja Manajerial sebagai variabel terikat (dependen variable). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa secara parsial budaya organisasi, teknologi informasi dan sistem informasi akuntansi manajemen memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Adapun perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian tersebut yaitu lokasi penelitian. Penelitian dilaksanakan pada dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam bidang logistik yaitu PT Pos Indonesia dan PT

9 Kereta Api Logistik di Kota Bandung sedangkan penelitian terdahulu yang dilakukan Karsiati dan Maskudi (2014) dilaksanakan pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Semarang. Adapun pengaruh perbedaan perusahaan terhadap variabel adalah karena pada koperasi simpan pinjam di Kota Semarang yang bergerak dalam bidang usaha pengumpulan modal dimana kegiatan karyawan sehari-harinya adalah memberikan pelayanan penyedia dana bagi para anggota yang mebutuhkan dana dan melakukan transaksi-transaksi pengelolaan dana. Dalam menghadapi persaingan saat ini, koperasi simpan pinjam harus mengedepankan pemanfaatan teknologi informasi dalam membantu kinerja karyawannya agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang akan diberikan. Keluhan anggota yang biasanya masih terjadi adalah pelayanan yang tidak baik dari karyawan sehingga tidak dapat meberikan kenyamanan anggotanya. Oleh karena itu, untuk mencapai kualitas pelayanan yang baik selain didukung dengan teknologi informasi yang canggih, karyawan KSP harus memiliki keterampilan seperti bersikap ramah, sikap siap untuk melayani, mampu berkomunikasi dengan baik, dan menguasai tugas yang dikerjakannya. Selain itu, PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Kereta Api Logistik (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pelayanan jasa logistik memiliki cakupan kegiatan yang luas dan kompleks. Menurut perusahaan, kemungkinan risiko yang akan terjadi pada perusahaan salah satunya adalah kerusakan properti/aset perusahaan. Karena PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Kereta Api Logistik (Persero) bergerak dalam bidang jasa pelayanan logistik dan jaringan informasi maka resiko kerusakan properti dititik beratkan pada risiko kerusakan

10 insfrastruktur jaringannya karena apabila ada satu kerusakan saja terjadi, maka akan mengakibatkan menurunnya kualitas dan kepuasan pelanggan terhadap PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Kereta Api Logistik (Persero) dan akan berdampak juga pada profitabilitas perusahaan. Risiko ini muncul akibat sistem dan teknologi informasi yang tidak efektif untuk mendukung kebutuhan informasi saat ini dan yang akan datang secara efisien (www.ekonomi.kompasiana.com). Tentu saja hal tersebut terjadi karena kurang baiknya manajemen operasional, namun risiko ini masih dapat dihindari dengan memperbaiki kinerja manajerialnya, maka penulis tertarik melakukan penelitian di PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Kereta Api Logistik (Persero) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerialnya. Pengambilan tahun data dilakukan pada tahun 2015. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan menggunakan variabel-variabel yang sama karena budaya organisasi mempengaruhi sejumlah keluaran seperti kinerja suatu organisasi selain itu budaya organisasi yang kuat menghasilkan kinerja jangka pendek yang lebih baik dan pada penelitian sebelumnya hasil pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja manajerial masih belum konsisten. Dalam meningkatkan kinerja diperlukan suatu sistem informasi yang terarah dan terintegrasi dengan baik, oleh karena itu penulis memilih teknologi informasi sebagai variabel bebas karena pada penelitian sebelumnya belum menunjukan hasil yang konsisten tentang pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja manajerial. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) merupakan sistem

11 formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan SIAM yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen, maka penulis juga menggunakan variabel Sistem Informasi Akuntansi Manajemen sebagai variabel mediasi pengaruh antara budaya organisasi dan teknologi informasi terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi, Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial (Survey pada PT Pos Indonesia dan PT Kereta Api Logistik di Kota Bandung). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan sebelumnya serta untuk memperoleh kejelasan terhadap masalah yang akan dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana budaya organisasi pada PT Pos Indonesia (persero) dan PT Kereta Api Logistik. 2. Bagaimana teknologi informasi yang digunakan pada PT Pos Indonesia (persero) dan PT Kereta Api Logistik. 3. Bagaimana sistem informasi akuntansi manajemen pada PT Pos Indonesia (persero) dan PT Kereta Api Logistik.

12 4. Bagaimana kinerja Manajerial pada PT Pos Indonesia (persero) dan PT Kereta Api Logistik. 5. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi, teknologi informasi, dan sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial baik secara simultan maupun parsial pada PT Pos Indonesia (persero) dan PT Kereta Api Logistik. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang akan digunakan dalam penyusunan penelitian yaitu untuk menganalisis dan membuat kesimpulan mengenai pengaruh budaya organisasi, teknologi informasi dan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui budaya organisasi pada PT Pos Indonesia (persero) dan PT Kereta Api Logistik. 2. Untuk mengetahui teknologi informasi pada PT Pos Indonesia (persero) dan PT Kereta Api Logistik.

13 3. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi manajemen pada PT Pos Indonesia (persero) dan PT Kereta Api Logistik. 4. Untuk mengetahui kinerja manajerial pada PT Pos Indonesia (persero) dan PT Kereta Api Logistik. 5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh budaya organisasi, teknologi informasi, dan sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial baik secara simultan maupun parsial pada PT Pos Indonesia (persero) dan PT Kereta Api Logistik. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan guna memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain: 1.4.1 Kegunaan Teoritis/Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menganalisis memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan dan kemajuan di bidang akuntansi khususnya pada bahasan Sistem Informasi Akuntansi (SIA). 1.4.2 Kegunaan Praktis/Empiris a. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat: 1. Dipakai untuk mengembangkan keterkaitan pribadi dengan organisasi.

14 2. Menyajikan perilaku sebagai hasil dari norma perilaku yang dibentuk dari budaya. 3. Dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi. 4. Sebagai bekal untuk menerapkan cara pengumpulan data dan transaksi serta informasi dan memastikan ketersediaan, keandalan, dan keakuratan informasi tersebut. b. Bagi Perusahaan 1. Dapat memperbaiki budaya organisasi apabila terdapat kesalahan dalam organisasi mengenai culture yang berpengaruh pada kinerja manajerial. 2. Dapat mengembangkan teknologi informasi yang sudah ada, dengan memperbaharui sistem yang dipergunakan secara berkala. 3. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. c. Bagi Instansi Pendidikan Dapat digunakan sebagai alat pertimbangan, acuan, dan referensi tambahan untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai pengaruh budaya organisasi, teknologi informasi, dan sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dengan memacu pada penelitian yang lebih baik.

15 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang logistik yaitu PT Pos Indonesia (Persero) Bandung yang beralamat di Jalan Cilaki nomor 73 Bandung dan PT Kereta Api Logistik yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan nomor 1 Kota Bandung. Penulis melaksanakan penelitian pada waktu yang telah ditentukan.