LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum... 1

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 333 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

BAB IV ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS. Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut. kemana organisasi Kecamatan ini akan dibawa dan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung untuk meningkatkan kinerja.

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA BANDUNG WALIKOTA BANDUNG,

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Kondisi Pelayanan Perizinan Sebelum. Presentasi Seminar ICT For Good Governance Jakarta 6 Desember 2011 Sistem Kepuasan Konsumen BPPT Bandung

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Perubahan Tahun 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA (RENJA)

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

User [Pick the date]

RENCANA KERJA TAHUNAN KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN 2015

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) TAHUN 2016 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Lamongan

Kecamatan Klojen Jl. Surabaya No. 3 Malang

Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung

Rencana Kerja Tahunan 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis, setidaknya terdapat 3 (tiga) fungsi

KABUPATEN BADUNG RENCANA KERJA

Motto: Senyum Perizinan Page 1

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ... i DAFTAR ISI. ... ii. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan...

Sistem Kepuasan Konsumen Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Rancangan Rencana Kerja (Renja) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

KELURAHAN BERBAS PANTAI KECAMATAN BONTANG SELATAN

BAB V RENCANA PROGRAM, RENCANA INDIKATOR KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung KATA PENGANTAR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 23 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

URAIAN sebelum perubahan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN

RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

AHMAD GUSTIAN, S.Sos. Jabatan : Kasubbag Program BPMPD Kabupaten Pelalawan Selanjutnya disebut pihak pertama. HERMITA, SP, M.Si

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA AKSI INSPEKTORAT KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. penentu arah dan pedoman kegiatan organisasi. 2 Tahun 2005 tentang Perencanaan Pembangunan Daerah, Satuan Kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

Pemerintah Kota Palembang. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) ( B A P P E D A )

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB II PROGRAM KERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) Kecamatan Mantup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah keempat kalinya dengan

RENCANA KERJA ( RENJA ) KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2015

URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL

RENCANA KERJA KECAMATAN KEDAMEAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

N O M O R T A H U N S T A N D A R O P E R A S I O N A L P R O S E D U R PELAYANAN PERIZINAN T E R P A D U

Transkripsi:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPPT KOTA BANDUNG BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA BANDUNG Jl. Cianjur no. 34 Bandung

RENCANA KERJA BPPT KOTA BANDUNG BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA BANDUNG Jl. Cianjur no. 34 Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Pelaksanaan lebih lanjut mengenai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dimaksud diatur melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Untuk mencapai akuntabilitas kinerja yang diharapkan, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja. Pembenahan kinerja diharapkan mampu meningkatkan peran serta fungsi BPPT sebagai sub sistem dari sistem Pemerintahan Daerah yang berupaya memenuhi aspirasi masyarakat. Pendahuluan I.1

Dalam perencanaan pembangunan daerah Kota Bandung, pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi dan misi daerah, tetapi juga memperhatikan korelasinya dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada lingkup pemerintahan provinsi dan nasional. Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak. Untuk itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah diterbitkan sejalan dengan pelaksanaan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam salah satu pasal dalam Undang-undang tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas. Azas akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendahuluan I.2

Sehubungan dengan hal tersebut Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung diwajibkan untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai alat untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja sebagai wujud pertanggungjawaban Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung dalam mencapai misi dan tujuan organisasi yang dicerminkan melalui realisasi pencapaian target indikator kinerja utama dan sasaran. 1.2. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung merupakan lembaga yang memegang peranan dan fungsi strategis di bidang penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu Kota Bandung, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung sebagaimana telah diubah keduakalinya melalui Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2013. Berdasarkan Peraturan Daerah dimaksud, tugas pokok Badan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah melaksanakan koordinasi dan menyelenggaraakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian. Pendahuluan I.3

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas Badan Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan penyusunan program ; b. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan; c. Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan; d. Pelaksanaan administrasi pelayanan perizinan; e. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perizinan; f. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif badan; dan g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas pokok dan fungsinya. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung sebagaimana telah diubah keduakalinya melalui Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2013, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu terdiri atas : a. Kepala Badan b. Kepala Bagian Tata Usaha, membawahkan : 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Keuangan dan Program; Pendahuluan I.4

3) Sub Bagian Informasi dan Pelayanan Pengaduan. c. Bidang Perizinan I. d. Bidang Perizinan II. e. Bidang Perizinan III. f. Bidang Perizinan IV. g. Kelompok Jabatan Fungsional. h. Tim Teknis STRUKTUR ORGANISASI BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA BANDUNG KEPALA BADAN KABAG TU SUBBAG UMUM & KEPEGAWAIAN SUBBAG KEUANGAN & PROGRAM SUBBAG INFORMASI DAN PELAYANAN PENGADUAAN BIDANG PERIZINAN I BIDANG PERIZINAN II BIDANG PERIZINAN III BIDANG PERIZINAN IV Pelayanan perizinan pada BPPT adalah pelayanan administrasi baik pelayanan pemberian perizinan baru, perubahan perizinan, perpanjangan/her registrasi/daftar ulang perizinan dan pemberian salinan perizinan dalam bidang penanaman modal, perdagangan, industri, kebudayaan dan pariwisata, penataan ruang, bangunan, konstruksi, Pendahuluan I.5

pertanahan, bina marga, sumber daya air, lingkungan hidup, komunikasi dan informasi serta perhubungan. Pelayanan perizinan dimaksud terdiri dari empat bidang, sebagai berikut : 1) Bidang perizinan I meliputi 9 jenis izin : 1. Izin Gangguan (HO)/Izin Tempat Usaha; 2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP); 3. Izin Usaha Perdagangan (SIUP); 4. Tanda Daftar Gudang (TDG); 5. Tanda Daftar Industri (TDI); 6. Izin Usaha Industri (IUI); dan 7. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK). 2) Bidang perizinan II meliputi 2 jenis izin: 1. Izin Lokasi; dan 2. Izin Mendirikan Bangunan (IMB). 3) Bidang perizinan III meliputi 14 jenis izin : 1. Izin Pemancangan Tiang Pancang Reklame, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan sejenisnya; 2. Izin Pembuatan Jalan Masuk Pekarangan; 3. Izin Pembuatan Jalan Masuk di dalam Kompleks Perumahan, Pertokoan dan sejenisnya. 4. Izin Penutupan/Penggunaan Trotoar, Berm dan Saluran; 5. Izin Pematangan Lahan/Tanah; 6. Izin Pengelolaan Air Bawah Tanah; 7. Izin Penggalian Ruang Milik Jalan (Rumija); 8. Izin Pengambilan Air Permukaan; 9. Izin Pembuangan Air Buangan ke Sumber Air; 10. Izin Perubahan Alur, Bentuk, Dimensi dan Kemiringan Dasar Saluran/Sungai; Pendahuluan I.6

11. Izin Perubahan atau Pembuatan Bangunan dan Jaringan Pengairan serta Perkuatan Tanggul yang dibangun oleh Masyarakat; 12. Izin Pembangunan Lintasan yang berada di bawah/diatasnya; 13. Izin Pemanfaatan Bangunan Pengairan dan Lahan pada daerah Sempadan dan Saluran/Sungai; dan 14. Izin Pemanfaatan Lahan Mata Air dan Lahan Pengairan lainnya. 4) Bidang perizinan IV meliputi 5 jenis izin : 1. Izin Trayek; 2. Izin Pengelolaan Tempat Parkir; 3. Izin Jasa Titipan; 4. Izin Usaha Angkutan; dan 5. Izin Penyelenggaraan Reklame. 1.3. LANDASAN HUKUM Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2013 disusun dengan memperhatikan : a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005; c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; Pendahuluan I.7

e. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; g. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal; h. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah; k. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; l. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung; m. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Pendahuluan I.8

Bandung sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2013; n. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Tahun 2009-2013; o. Peraturan Walikota Bandung Nomor 300 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung; dan p. Keputusan Walikota Bandung Nomor 050/Kep.090-Bappeda/2013 tentang Pengesahan Rencana Strategis SKPD. 1.4. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Laporan Akuntabilitas Kinerja BPPT Kota Bandung Tahun 2013 adalah sebagai berikut : 1. Dokumen penetapan kinerja Tahun 2013; 2. Tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan yang tercantum dalam Rencana Strategis Tahun 2010-2013; 3. Pencapaian tujuan dan sasaran; 4. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama; 5. Perbandingan capaian indikator kinerja lima tahun berjalan dengan target kinerja (lima) tahunan yang direncanakan. Pendahuluan I.9

1.5. SISTEMATIKA PENYUSUNAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2013 disusun dengan memperhatikan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan penyajian sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Memuat latar belakang dan landasan hukum penyusunan serta gambaran umum Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung. BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Berisi gambaran singkat mengenai Rencana Strategis, Rencana Kinerja, Rencana Anggaran dan Perjanjian Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung Tahun 2013. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Berisi uraian mengenai pencapaian sasaran-sasaran Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung Tahun 2013. BAB IV PENUTUP Pendahuluan I.10

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. INDIKATOR KINERJA UTAMA Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Walikota Bandung Nomor 050/Kep.966-Orpad/2013 Tahun 2013 tentang Indikator Kinerja Utama RPJMD Kota Bandung 2009-2013. Sebagai upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Pemerintah Kota Bandung juga melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama baik tingkat Pemerintah Daerah maupun tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah. Reviu dilakukan dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Adapun penetapan target Indikator Kinerja Utama BPPT Kota Bandung tahun 2013 adalah sebagai berikut: Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.1

TABEL II.1 TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA BPPT KOTA BANDUNG NO INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET 1 Tingkat kinerja pelayanan perizinan satu pintu % 100 2 Indeks Kepuasan Masyarakat % 80 2.1. RENCANA STRATEGIS Untuk menyatukan persepsi dan arah tindakan, maka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi senantiasa harus dilandasi dengan visi, misi dan tujuan serta strategi yang secara jelas dirumuskan dalam Rencana Strategis. Rencana Strategis Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Tahun 2010-2013 ditetapkan melalui Keputusan Walikota Bandung Nomor 050/Kep.090-Bappeda/2012 tentang Pengesahan Rencana Strategis SKPD. Renstra BPPT Kota Bandung ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2009-2013. Renstra BPPT Kota Bandung juga diharapkan dapat mewujudkan sinkronisasi dengan Renstra Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat, Badan Koordinasi Penanaman Modal RI, Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.2

Reformasi Birokrasi sebagai suatu sistem perencanaan pembangunan nasional. Penyusunan Renstra BPPT Kota Bandung telah melalui tahapantahapan yang simultan dengan proses penyusunan RPJMD Kota Bandung Tahun 2009-2013 dengan melibatkan stakeholders pada saat dilaksanakannya Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD dan Forum SKPD, sehingga Renstra BPPT Kota Bandung merupakan hasil kesepakatan bersama antara BPPT Kota Bandung dan stakeholder. Selanjutnya Renstra BPPT Kota Bandung tersebut dijabarkan ke dalam Rencana Kerja (Renja) BPPT Kota Bandung yang merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun. Didalam Renja BPPT Kota Bandung dimuat program dan kegiatan prioritas yang diusulkan untuk dilaksanakan pada satu tahun mendatang. Renstra BPPT Kota Bandung memuat penetapan visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi yang dijabarkan ke dalam kebijakan dan program, serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya sebagai berikut : 2.1.1. VISI Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai Satuan Kerja Perangkat Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.3

Daerah yang melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah di bidang penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu dituntut untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi, dengan meningkatkan kualitas layanan publik terpadu satu pintu dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik secara terpadu melalui satu pintu di lingkungan Kota Bandung. Untuk itu, disusun visi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung sebagai berikut : Terpercaya dan unggul dalam pelayanan perizinan menuju kota jasa bermartabat. Adapun pemahaman visi BPPT Kota Bandung 2010-2013 sebagai berikut : 1. BPPT Kota Bandung pada tahun 2010-2013 diharapkan dapat menjadi pusat pelayanan perizinan terpadu yang dapat dipercaya oleh masyarakat. BPPT harus bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), pungli, calo, lambat, rumit, manipulasi, bohong atau tidak jujur dan perbuatan-perbuatan lainnya yang bertentangan dengan nilai-nilai kepercayaan yang secara moral melekat pada moral agama dan budaya masyarakat. 2. Secara terperinci, BPPT Kota Bandung yang terpercaya dan unggul dalam pelayanan perizinan dan investasi dapat diukur melalui : a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.4

b. persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya yang tidak berbelit, jelas atau transparan; c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya); d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku; e. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat; g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani; i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.5

secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati; j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; k. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan; l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan; n. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan; o. Proses Pengaduan Masyarakat, untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat atas pelayanan yang diberikan aparatur, perlu disediakan akses kepada masyarakat untuk memberikan informasi saran/pendapat/tanggapan dan pengaduan. Visi BPPT Kota Bandung diarahkan untuk mendukung Visi Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat yaitu kota yang menyediakan jasa pelayanan yang didukung dengan terwujudnya Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.6

kebersihan, kemakmuran, ketaatan, ketakwaan dan kedisiplinan masyarakat. 2.1.2. MISI Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi adalah tindakan nyata yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di masa mendatang. Sejalan dengan hal tersebut, maka Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung merumuskan pernyataan misi sebagai berikut : Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan 2.1.3. TUJUAN Pernyataan visi dan misi dicapai melalui pencapaian tujuan. Tujuan merupakan implementasi dari pernyataan misi organisasi. Tujuan yang merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, adalah hasil akhir yang akan dicapai pada jangka waktu tertentu. Dalam hal ini penetapan jangka waktu pencapaian tujuan adalah tahun 2010 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.7

sampai dengan tahun 2013. Penetapan tujuan harus dapat menggambarkan isu-isu strategis yang ingin dicapai oleh semua unit-unit kerja dalam suatu organisasi. Penetapan tujuan tidaklah mutlak harus terukur atau kuantitatif, namun setidaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dicapai dimasa mendatang. Pernyataan tujuan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung berdasarkan rumusan misi adalah sebagai berikut : TABEL II.2 TUJUAN MISI Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan TUJUAN Terwujudnya peningkatan investasi di wilayah Kota Bandung Penjabaran dari tujuan secara lebih spesifik dan terukur dirumuskan ke dalam sasaran. Sasaran merupakan bagian integral dari proses perencanaan strategis organisasi. Fokus utama penentuan sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya organisasi. Oleh karena itu, sasaran harus lebih fokus, bersifat spesifik, terinci dan dapat diukur. Pernyataan sasaran Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut : Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.8

TABEL II.3 SASARAN TUJUAN Terwujudnya peningkatan investasi di wilayah Kota Bandung SASARAN Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan perizinan 2.1.4. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program. Sesuai dengan tujuan dan sasaran Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung, maka strategi yang akan dilakukan dalam periode 2010-2013 adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan kualitas sumber daya aparatur; 2. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi; 3. Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan; 4. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat; 5. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan pelayanan perizinan. Sementara itu kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuanketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.9

instansi pemerintah. Kebijakan yang ditetapkan dalam periode 2010-2013 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM melalui keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan; 2. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi pada seluruh tahapan proses penyelenggaraan pelayanan perizinan; 3. Dilakukan review dan pemutakhiran terhadap seluruh produk hukum daerah yang berkaitan dengan pelayanan perizinan terpadu beserta pedoman teknis pelaksanaannya; 4. Penyederhanaan prosedur penyelenggaraan pelayanan perizinan; 5. Menindaklanjuti pengaduan masyarakat secara tepat dan cepat; 6. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan pelayanan perizinan. 2.2. RENCANA KINERJA Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Untuk melaksanakan kebijakan yang merupakan perwujudan dari Visi dan Misi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung, maka ditetapkan program dan kegiatan urusan wajib serta program dan kegiatan penunjang (non urusan dan lintas urusan) Tahun 2013 sebagai berikut : Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.10

A. PROGRAM DAN KEGIATAN URUSAN WAJIB 1. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Terdiri dari 2 (dua) kegiatan sebagai berikut : 1) Koordinasi Penyelenggaraan dan Pengembangan PPTSP 2) Penyelenggaraan Pameran PPTSP 2. Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media 1) Penyebarluasan Informasi dengan Mass Media 3. Program Pelayanan Perijinan Terdiri dari 6 (enam) kegiatan sebagai berikut : 1) Kajian Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Instansi Publik Kota Bandung 2) Kegiatan Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perizinan Bidang Penanaman Modal, Perdagangan, Industri serta Kebudayaan dan Pariwisata; 3) Kegiatan Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perizinan Bidang Penataan Ruang Bangunan dan Konstruksi Serta Pertanahan; 4) Kegiatan Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perizinan Bidang Bina Marga, Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup; 5) Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perijinan Bidang Perhubungan serta Komunikasi dan Informatika 6) Kajian dan Penyusunan Standar Operasional Prosedur Perijinan Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.11

4. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Terdiri dari 1 (satu) kegiatan sebagai berikut : 1) Kegiatan Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Informasi 5. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat Terdiri dari 2 (dua) kegiatan sebagai berikut : 1) Fasilitasi Pelayanan Penanganan Pengaduan 2) Penelitian Kepuasan Masyarakat mengenai Pelayanan Perijinan di BPPT Kota Bandung 6. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Terdiri dari 2 (dua) kegiatan sebagai berikut : 1) Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan Perundangundangan; 2) Fasilitasi Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan. B. PROGRAM DAN KEGIATAN PENUNJANG (NON URUSAN DAN LINTAS URUSAN) 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran terdiri dari 10 (sepuluh) kegiatan yaitu : 1.1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber daya Air dan Listrik; 1.2. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; 1.3. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja; 1.4. Penyediaan Alat Tulis Kantor; 1.5. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan; Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.12

1.6. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Gedung Kantor; 1.7. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang- Undangan; 1.8. Penyediaan Makanan dan Minuman; 1.9. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah; 1.10. Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu : 2.1. Pengadaan Perlengkapan Peralatan Aparatur; 2.2. Pemeliharaan rutin/berkala Gedung Kantor; 2.3. Pemeliharaan rutin/berkala Kendaraan dinas/operasional. 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur, terdiri dari 1 (satu) Kegiatan yaitu : 3.1. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya. 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, terdiri dari 2 (dua) Kegiatan yaitu : 4.1. Pendidikan dan Pelatihan Formal; 4.2. Pembinaan Kinerja Aparatur. 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem capaian Kinerja dan Keuangan, terdiri dari 3 (tiga) Kegiatan yaitu : 5.1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD; Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.13

5.2. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran; 5.3. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun. 6. Program Pengembangan Data Informasi, terdiri dari 1 (satu) Kegiatan yaitu : 6.1. Pengumpulan, updating, dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan. 7. Program Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari 1 (satu) Kegiatan yaitu : 7.1. Penyusunan Renstra dan Renja SKPD 2.3. RENCANA ANGGARAN Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 9 Tahun 2013 tentang APBD Tahun 2013, anggaran pendapatan dan belanja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan : Rp. 56.770.000.000,00 2. Belanja : Rp. 21.513.370.034,00 terdiri dari : a. Belanja Tidak Langsung : Rp. 11.563.231.644,00 b. Belanja Langsung : Rp. 9.950.138.390,00 Anggaran belanja langsung Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung sebesar Rp. 9.950.138.390,00 digunakan untuk membiayai 13 Program dan 36 kegiatan di lingkungan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung sebagai berikut : Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.14

NO TABEL 2.1 PROGRAM DAN KEGIATAN URUSAN WAJIB PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) I Program Peningkatan promosi dan Kerjasama Investasi 572.650.000 I.1 Koordinasi Penyelenggaraan dan Pengembangan PPTSP 106.050.000 I.2 Penyelenggaraan Pameran Investasi 466.600.000 II Program Kerjasama Informasi dengan Mass 207.950.000 Media II.1 Penyebarluasan Informasi Pelayanan Perijinan 207.950.000 III III.1 Program Pelayanan perizinan 1.278.400.000 Kajian Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Instansi Publik Kota Bandung 208.300.000 III.2 Kegiatan Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perizinan Bidang Penanaman Modal, Perdagangan, Industri serta 445.750.000 Kebudayaan dan Pariwisata III.3 Kegiatan Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perizinan di Bidang Bina Marga, Sumber Daya Air dan Lingkungan 200.000.000 Hidup III.4 Kegiatan Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perizinan 160.000.000 Bidang Bina Marga, Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup III.5 Fasilitasi Pelayanan Administrasi Perijinan Bidang 150.000.000 Perhubungan serta Komunikasi dan Informatika III.6 Kajian dan Penyusunan Standar Operasional Prosedur 214.350.000 Perijinan III.7 Penyusunan Standar Pelayanan Publik 108.300.000 Penyelenggaraan PPTSP IV Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 992.000.000 IV.1 Kegiatan Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Informasi 992.000.000 V Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat 155.000.000 V.1 Fasilitasi Pelayanan Penanganan Pengaduan 100.000.000 V.2 Penelitian Kepuasan Masyarakat mengenai Pelayanan Perizinan di BPPT Kota Bandung 55.000.000 VI Program Penataan Peraturan Perundangundangan 669.757.490 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.15

VI.1 VI.2 Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan Perundang-undangan 504.100.000 Fasilitasi Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan 165.800.000 TABEL 2.2 PROGRAM DAN KEGIATAN PENUNJANG (NON URUSAN DAN LINTAS URUSAN) NO PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) I. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2.939.438.390 I.1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 225.000.000 I.2 Penyediaan jasa kebersihan kantor 320.400.000 I.3 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 129.600.000 I.4 Penyediaan alat tulis kantor 361.575.000 I.5 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 1.063.775.000 I.6 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan 51.050.000 bangunan kantor I.7 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan 95.000.000 I.9 Penyediaan makanan dan minuman 122.788.390 I.10 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 409.200.000 I.11 Penyediaan jasa pengamanan kantor 161.050.000 II. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 2.113.650.000 Aparatur II.1 Pengadaan Perlengkapan Peralatan Aparatur 1.253.525.000 II.2 Pemeliharaan rutin/berkala Gedung Kantor 328.925.000 II.3 Pemeliharaan rutin/berkala Kendaraan dinas/operasional 531.200.000 III. Program peningkatan disiplin aparatur 228.150.000 III.2 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya 228.150.000 IV. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya 403.300.000 Aparatur IV.1 Pendidikan dan pelatihan formal 140.000.000 IV.2 Pembinaan Kinerja Aparatur 263.300.000 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.16

V. Program peningkatan pengembangan sistem 149.300.000 pelaporan capaian kinerja dan keuangan V.1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar 35.500.000 realisasi kinerja SKPD V.2 Penyusunan pelaporan keuangan semesteran 34.700.000 V.3 Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun 79.100.000 VI. Program pengembangan data/informasi 88.625.000 VI.1 Pengumpulan, updating, dan analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan 88.625.000 VII. Program perencanaan pembangunan daerah 151.775.000 VII.1 Penyusunan Renstra dan Renja SKPD 55.294.050 2.4. PENETAPAN KINERJA Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung telah membuat penetapan kinerja Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.17

Tahun 2013 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsi berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2013 sebagai berikut : Tapkin 2013.xlsx Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.18

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja II.19

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung melaksanakan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja, yang disusun sesuai Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran strategis dengan membandingkan capaian realisasi indikator kinerja sasaran strategis terhadap target yang telah ditetapkan. Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Akuntabilitas Kinerja III.1

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung diukur berdasarkan pencapaian target indikator kinerja Sasaran Strategis. Berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor 050/Kep.090-Bappeda/2012 tentang Pengesahan Rencana Strategis SKPD, ditetapkan 1 (satu) sasaran strategis dengan 5 (lima) indikator kinerja sasaran dengan target kinerja pada tahun 2013 sebagai berikut : TABEL 3.1 SASARAN STRATEGIS, INDIKATOR KINERJA DAN TARGET KINERJA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan perizinan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 80% Tingkat Kinerja Pelayanan Perizinan Satu Pintu 100% Jumlah Investor baru per tahun Penataan Penyelenggaraan Reklame melalui Perizinan Pelayanan Perijinan Satu Pintu Berbasis Teknologi Informasi (IT) 500 perusahaan 100% 100% Secara umum Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung telah mencapai target indikator kinerja sasaran strategis Tahun 2013 yang telah ditetapkan dalam Renstra BPPT 2010-2013. Pencapaian target indikator kinerja sasaran strategis Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2013 dapat diuraikan sebagai berikut : Akuntabilitas Kinerja III.2

1. SASARAN STRATEGIS : Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan perizinan. Indikator Kinerja : 1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Target Tahun 2013 : 80% Capaian Tahun 2013 : 95,04% Keterangan : Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) diukur melalui survey kepuasan pelanggan (7 button). Capaian tahun 2013 sebesar 95,04% terdiri dari masyarakat yang menyatakan puas dan sangat puas terhadap penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu satu pintu di BPPT Kota Bandung. Adapun hasil survey kepuasan pelanggan secara keseluruhan adalah sebagai berikut: a. Sangat puas : 17,78% b. Puas : 77,26% c. Kurang puas : 4,96% 2. Tingkat Kinerja Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Target Tahun 2013 : 100% Capaian Tahun 2013 : 137% Keterangan : Tingkat Kinerja Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu diukur dengan cara membandingkan realisasi PAD dengan target PAD dari retribusi perizinan tahun yang bersangkutan dikalikan seratus persen (realisasi PAD/target PAD x Akuntabilitas Kinerja III.3

100%). Realisasi PAD dari retribusi perizinan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 78.116.960.000,00 atau sebesar 137,6% dari target sebesar Rp. 56.770.000,00 3. Jumlah Investor Baru Pertahun Target Tahun 2013 Capaian Tahun 2013 : 500 perusahaan : 5527 perusahaan Keterangan : Capaian Tahun 2013 merupakan jumlah ijin usaha baru yang terbit pada tahun 2013 4. Penataan penyelenggaraan reklame melalui perizinan. Target Tahun 2013 : 100% Capaian Tahun 2013 : 92,33% Keterangan : Pada tahun 2013 terdapat 5.540 izin penyelenggaraan reklame dari 6.467 reklame yang terdata. 5. Pelayanan Perijinan Satu Pintu Berbasis Teknologi Informasi (IT) Target Tahun 2013 : 100% Capaian Tahun 2013 : 100% Penataan penyelenggaraan reklame tidak mencapai target dikarenakan dua faktor sebagai berikut : 1. Dengan diterbitkannya surat nomor 510.12/ 3032-BPPT tanggal 25 November 2013 tentang penghentian sementara Izin Penyelenggaraan Reklame bahwa untuk permohonan baru perizinan penyelenggaraan reklame yang dipancang pada ruang milik jalan dihentikan sementara. Akuntabilitas Kinerja III.4

2. Adanya perubahan pendelegasian wewenang penandatanganan perizinan dari Walikota Bandung kepada Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung, yang semula diatur dalam Keputusan Walikota Bandung Nomor 875.1/Kep.641-BPPT/2010 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Penandatanganan Perizinan dari Walikota Bandung kepada Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung sebagaimana telah diubah menjadi Keputusan Walikota Bandung Nomor 503/Kep.1172- Bag.Orpad/2013 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Penandatanganan Perizinan dari Walikota Bandung kepada Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung. Pencapaian target indikator kinerja sasaran strategis Tahun 2013 diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian misi 2 Mengembangkan Perekonomian Kota yang Berdaya Saing dalam Menunjang Penciptaan Lapangan Kerja dan Pelayanan Publik serta Meningkatkan Peranan Swasta dalam Pembangunan Perekonomian Kota, misi 4 Menata Kota Bandung Menuju Metropolitan Terpadu Yang Berwawasan Lingkungan dan misi 5 Meningkatkan Kinerja Pemerintah Kota yang Efektif, Efisien, Akuntabel dan Transparan dalam Upaya Meningkatkan Kapasitas Pelayanan Kota Metropolitan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2009 2013. Akuntabilitas Kinerja III.5

Pencapaian target indikator kinerja sasaran strategis Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2013 dicapai melalui pelaksanaan 6 program dan 14 kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 3.760.150.000,- dan realisasi sebesar Rp. 3.285.250.000,-. Pencapaian target indikator kinerja sasaran strategis Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2013 dapat dilihat pada formulir pengukuran kinerja sebagai berikut : Akuntabilitas Kinerja III.6

SKPD : BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TAHUN ANGGARAN : 2013 PENGUKURAN KINERJA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan perizinan. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 80% 95,04% Tingkat Kinerja Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu 100% 136,73% Jumlah Investor Baru pertahun 500 perusahaan 5527 perusahaan Penataan Penyelenggaraan reklame melalui perijinan Pelayanan Perijinan Satu Pintu Berbasis Teknologi Informasi (IT) 100% 92,33% 100% 100% Jumlah Anggaran Kegiatan untuk Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2013 : Rp 3.760.150.000,- Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan untuk Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2013 : Rp 3.285.250.000,- Akuntabilitas Kinerja III.7

BAB IV PENUTUP Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2013 ini disusun sebagai alat untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja yang merupakan wujud pertanggungjawaban Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, untuk selanjutnya diajukan kepada Bapak Walikota Bandung dan pihak lain yang berkepentingan sebagai bahan evaluasi. Guna mencapai target kinerja sasaran organisasi dan menghadapi berbagai kendala yang ada dilakukan berbagai upaya secara terus menerus, antara lain : 1. Pengkajian dan penyempurnaan produk hukum daerah yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan perizinan secara terpadu; 2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur guna menunjang keberhasilan pelaksanaan keseluruhan proses penyelenggaraan pelayanan perizinan secara terpadu; 3. Penataan kembali sistem aplikasi dan data base penyelenggaraan Penutup IV.1

pelayanan perizinan secara terpadu. Dukungan teknologi informasi semakin penting mencermati kompleksitas penerapan sistem dan prosedur penyelenggaraan pelayanan perizinan secara terpadu; 4. Perbaikan sistem pengendalian internal. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan pengendalian yang sehat, terselenggaranya penilaian resiko, aktifitas pengendalian, sistem informasi dan komunikasi serta kegiatan pemantauan pengendalian; 5. Peningkatan intensitas koordinasi dan konsultasi baik secara horizontal maupun vertikal. Hal ini bermanfaat dalam memecahkan berbagai permasalahan dan hambatan yang dihadapi; 6. Peningkatan fungsi-fungsi staf sebagai dukungan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi meliputi pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana, sarana dan pengelolaan aset Badan. Kami menyadari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2013 ini masih jauh dari harapan. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan penyusunan di masa mendatang sangat kami harapkan. Akhirnya semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2013 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, dan semoga target kinerja yang Penutup IV.2

diinginkan dalam menunjang pencapaian visi Kota Bandung Memantapkan Kota Bandung sebagai Kota Jasa BERMARTABAT setiap tahun senantiasa dapat tercapai. Bandung, Februari 2014 KEPALA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU, DR. H. MARYUN SASTRAKUSUMAH, M.Si PEMBINA TK. I NIP. 19610903 199109 1 001 Penutup IV.3