BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

Internal Control Questionnaires. Unit Pembelian. PT. Wahana Safety Indonesia

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

A. Prosedur Pemesanan dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

Instruksi Kerja PURCHASING PT GITA MANDIRI TEHNIK. No. Langkah Kerja Ilustrasi Dokumen Terkait

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional. pemeriksaan lebih sistematis dan terarah. Oleh karena itu, sesuai dengan ruang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

Lampiran 2. Hasil Internal Control Questionnaires DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT. JDI bermula dari perusahaan lain yang bernama PT. Maluku Timber. PT. Maluku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

LAMPIRAN 1 KUESIONER ICQ. Internal Control Questionaire. Apakah perusahaan memiliki pedoman. penerimaan persediaan secara tertulis?

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

Evaluasi sistem akuntansi pembelian barang dagangan pada supermarket asia makmur Boyolali. Disusun Oleh: Siti Jayariyah F BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan evaluasi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian bahan baku yang terjadi agar dapat mengetahui kelemahan yang ada pada sistem pembelian bahan baku pada PT Karyadinamika Graha Mandiri. Pemeriksaan pendahuluan dilakukan dengan beberapa perosedur sebagai berikut : - Wawancara dengan manager pembelian Wawancara dengan manager pembelian dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga hasilnya dapat mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi dibagian pembelian bahan baku. - Mencari informasi Melakukan pengumpulan informasi sebagai dasar penyusunan rencana kerja anggaran pembelian. - Melakukan survei dan pemantauan langsung Mengadakan survei secara langsung ke bagian pembelian dengan mengamati aktivitas yang dilakukan. Selain pengamatan terhadap aktivitas, juga 40

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelian yang dilakukan oleh PT Karyadinamika Graha Mandiri. b. Tahap Pengujian Terinci Setelah tahap pendahuluan selesai, maka dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan yang lebih mendalam agar mendapatkan gambaran yang lebih utuh dalam pemeriksaannya. Pada tahap ini dilakukan studi lapangan dan analisa terhadap objek pemeriksaan dan selain itu dilakukan identifikasi terhadap masalah-masalah yang dianggap lemah yang ditentukan pada tahap pendahuluan. c. Pelaporan Hasil Pemeriksaan Laporan pemeriksaan mencakup antara lain : - Pengorganisasian konsep laporan yang meliputi pengutaraan temuan, rekomendasi dan manfaat. - Pendiskusian konsep laporan dengan para pejabat dan manager dari organisasi yang diteliti dan apabila mungkin dengan pihak yang memberikan tugas. - Pengajuan laporan Setelah laporan selesai, laporan diserahkan kepada pemakainya, yaitu pihak manajemen perusahaan yang diaudit dan pimpinan PT Karyadinamika Graha Mandiri yang terkait. 41

IV.2. Pelaksanaan Audit Operasional atas Fungsi Pembelian Bahan Baku Tujuan dari audit operasional atas fungsi pembelian bahan baku adalah : a. Untuk menilai apakah proses pembelian bahan baku telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. b. Menilai kinerja dari manajemen pembelian dan berbagai fungsi yang terkait. c. Menilai dan memastikan bahwa semua barang yang dibeli merupakan barang yang dibutuhkan oleh perusahaan. d. Menilai apakah berbagai sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis. e. Memberikan saran dan rekomendasi perbaikan yang diperlukan apabila ditemukan penyimpangan dan kelemahan-kelemahan dalam sistem pengendalian manajemen. Dalam melaksanakan audit operasional digunakan tahapan audit sebagai berikut: 1. Survei Pendahuluan ( Preliminery survey ) Survei pendahuluan ini diawali dengan menentukan ruang lingkup audit pembelian yaitu menilai apakah fungsi manajemen pembelian bahan baku pada PT Karyadinamika Graha Mandiri telah memadai, efektif dan efisien dengan mengumpulkan informasi dan dokumen-dokumen mengenai hal-hal berikut : a. Struktur Organisasi Struktur Organisasi telah sesuai dengan kegiatan yang tercakup dan persyaratan personil telah sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab yang telah ditentukan. 42

b. Perencanaan - Untuk setiap kegiatan telah dibuat rencana terlebih dahulu. - Dalam setiap pembuatan rencana telah dipilih alternative yang paling menguntungkan bagi perusahaan. c. Prosedur Pada PT Karyadinamika Graha Mandiri, semua pembelian bahan material dilakukan secara kredit, maka prosedur yang dibahas ini adalah prosedur pembelian kredit. Dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam prosedur pembelian kredit pada PT Karyadinamika Graha Mandiri adalah : - Surat Order Pembelian Laporan ini dibuat oleh fungsi Pembelian yang dimaksudkan untuk melakukan pemesanan bahan baku yang dibutuhkan. - Permintaan Penawaran Harga Laporan ini dibuat oleh fungsi Pembelian kepada pemasok untuk meminta daftar harga per masing-masing bahan baku ( material ) yang didasarkan atas spesifikasi kualitas, kuantitas, ukuran bahan, discount, jangka waktu pembayaran, dan waktu penerimaan barang. - Surat Jalan Merupakan formulir yang diterima oleh bagian gudang sebagai bukti bahwa bahan baku yang dipesan telah diterima. 43

- Faktur Merupakan tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim, jumlah yang harus dibayar, discount, serta jagka waktu pembayaran. - Laporan Penerimaan Bahan Baku Formulir ini merupakan formulir yang dibuat oleh supervisor di lapangan yang menunjukkan bahwa bahan baku yang diterima dari pemasok telah memenuhi kualitas dan kuantitas. Lapaoran penerimaan bahan baku dibuat 2 lembar. Lembar pertama kepada fungsi pembelian, lembar kedua diarsip menurut nomor urut. - Voucher Merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi akuntansi setelah mengecek keakuratan dokumen-dokumen yang terkait. Dokumen ini digunakan untuk melakukan pencatatan akuntansi yang timbul dengan mengakui kewajiban yang timbul atas transaksi pembelian. - Memo Debit Merupakan formulir yang diisi oleh manajer pembelian untuk menunjukkan bahan baku yang dikembalikan pada pemasok. Misalnya : bahan baku yang diterima ternyata sebagian tidak memenuhi kualitas yang diinginkan. Sehingga perusahaan menolak bahan baku yang dikirim oleh supplier. Memo debit ini dibuat 2 rangkap, lembar pertama diberikan kepada pemasok dan lembar kedua disimpan oleh manajer pembelian, yang nantinya akan digabungkan dengan faktur dari pemasok. 44

- Giro Merupakan fasilitas pembayaran yang digunakan untuk mempermudah dan memperlancar transaksi pembayaran bahan baku yang telah jatuh tempo kepada pemasok. Giro dibuka oleh manajer accounting setelah mengecek setiap dokumen-dokumen pembelian yang diberikan oleh manajer pembelian yang berupa surat order pembelian, faktur, formulir persetujuan faktur, memo debit ( apabila ada sebagian material yang ditolak karena tidak sesuai dengan yang dipesan ). 2. Penelaahan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap fungsi manajemen pembelian bahan baku yang diterapkan perusahaan yang berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelian bahan baku di PT Karyadinamika Graha Mandiri, maka dilakukan melalui Internal Control Questionare. Pertanyaan yang diajukan adalah mengenai hal-hal umum diperusahaan, kegiatan pembelian, kegiatan penerimaan dan pembayaran. Berikut adalah daftar Internal Control Questionare beserta jawaban yang diberikan perusahaan : 45

TABEL IV. 1. Internal Control Questionares untuk Hal-hal Umum Internal Control Questionares Y = Ya T=Tidak Hal-hal Umum Y T Keterangan 1. Apakah struktur organisasi telah dijalankan sesuai dengan pembagian tugas yang ada? 2. Apakah ada pembagian tugas fungsi dan tanggung jawab sehingga dihindari tumpang tindih, duplikasi dan pertentangan? 3. Apakah manajemen telah membuat sasaran jangka panjang untuk perusahaan? 4. Apakah ada kebijakan dan prosedur formal secara tertulis dalam melakukan setiap aktivitas dan kegiatan dari masing-masing fungsi? 5. Apakah uraian tugas masing-masing fungsi dituangkan dalam bentuk tertulis? 6. Apakah dalam melakukan hal tertentu mempunyai suatu program yang terencana? 7. Apakah setiap awal tahun dilakukan analisa terhadap kebijakan? Terjadi perangkapan fungsi penerimaan bahan baku, dan penyimpanan. Belum ada SOP baku Belum adanya uraian tugas secara tertulis dari masingmasing fungsi 46

Kelemahan hal-hal umum : - Tidak adanya pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi sehingga dihindarinya tumpang tindih, duplikasi, dan pertentangan. - Pembuat keputusan di dalam organisasi tidak mempergunakan sejumlah kebijaksanaan dan prosedur formal tertulis dalam melakukan fungsinya. - Setiap awal tahun tidak dilakukan analisa terhadap kebijakan. TABEL IV.2. Internal Control Questionare Kegiatan Pembelian Internal Control Questionare Y= Ya T= Tidak Kegiatan Pembelian Y T Keterangan 1. Apakah PT Karyadinamika Graha Mandiri mem- punyai fungsi pembelian? 2. Apakah fungsi pembelian terpisah dari bagian : a. Akuntansi b. Pembayaran c. Penerimaan bahan baku d. Penyimpanan e. Pencatatan Persediaan 47

Internal Control Questionare Y= Ya T=Tidak Kegiatan Pembelian Y T Keterangan 3. Apakah dibuatkan dokumen tertulis mengenai permintaan barang dari orang yang berwenang kepada bagian pembelian? Permintaan hanya melalui telepon dari orang dilapangan 4. Apakah dalam melakukan pembelian dibuat order pembelian kepada pihak supplier? 5. Apakah order pembelian : a. Diotorisasi pejabat tertentu? b. Diberi nomor urut tercetak? c. Tersimpan lengkap termasuk yang dibatalkan? d. Tembusan dikirimkan kepada : - Sub departemen accounting untuk dicocokkan dengan laporan penerimaan bahan baku, dan faktur? - Bagian penerimaan barang sebagai otorisasi untuk menerima bahan baku? 48

Internal Control Questionare Y= Ya T= Tidak Kegiatan Pembelian Y T Keterangan 6. Apakah dalam pengendalian persediaan bahan baku perusahaan menetapkan : a. Safety stock yang menggambarkan batasan te- rendah dari persediaan bahan baku yang digunakan dalam keadaan tidak terduga? b. Titik maksimum yang menggambarkan batas Tertinggi persediaan yang diperlukan? 7. Apakah departemen pembelian melakukan penye- leksian supplier? 8. Apakah departemen pembelian mencari sumber in- formasi mengenai supplier-supplier bahan baku Beberapa supplier memiliki hubungan istimewa dengan bagian pembelian yang ada? 9. Apakah pada transaksi dilakukan negosiasi harga dengan supplier? 10. Apakah manajemen menetapkan anggaran pembe- lian bahan baku? 11. Apakah pemasok mengirimkan barang yang dipesan tepat pada waktu yang ditentukan? Beberapa supplier terjadi keterlambatan dalam pengiriman bahan 49

Kelemahan kegiatan pembelian : - Dalam kegiatan penerimaan, penyimpanan, dan pencatatan persediaan perusahaan tidak memisahkan tugasnya. - Tidak dibuatkan dokumen tertulis atas permintaan pembelian bahan baku dari pihak yang memerlukan. - Bagian pembelian tidak melakukan penyeleksian untuk beberapa supplier, supplier tersebut memiliki hubungan dengan bagian pembelian. - Beberapa supplier sering terjadi keterlambatan dalam pengiriman bahan baku. TABEL IV.3. Internal Control Questionare Kegiatan Penerimaan Internal Control Questionare Y= Ya T= Tidak Kegiatan Penerimaan Y T Keterangan 1. Apakah barang yang diterima disertai : a. Surat jalan b. faktur 2. Apakah bahan baku yang diterima diperiksa me- ngenai : a. Kuantitas TABEL IV.3. 50

Internal Control Questionare Kegiatan Penerimaan Internal Control Questionare Y= Ya T= Tidak Kegiatan Penerimaan Y T Keterangan b. Keadaan kualitas c. Spesifikasi pembelian lainnya d. Dicocokkan dengan order pembelian 3. Apakah bahan baku yang dipesan sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diinginkan? 4. Apakah laporan penerimaan barang : a. Dibuat untuk seluruh penerimaan barang? b. Mencatat jumlah yang diterima berdasarkan perhitungan yang sebenarnya? c. Diberi nomor urut? d. Disimpan yang selengkapnya termasuk yang di- batalkan? e. Tembusannya dikirimkan kepada : - Fungsi pembelian untuk dicocokan dengan order pembelian, faktur. - Departemen pembelian sebagai informasi bahwa pesanan telah diterima. 51

Internal Control Questionare Y= Ya T= Tidak Kegiatan Penerimaan Y T Keteranga n 5. Apakah dibuat laporan secara berkala mengenai analisa kualitas bahan baku yang dibeli? 6. Jika bahan baku ditolak oleh supervisor di lapangan apakah : a. Dibuat surat jalan b. Apakah retur pembelian cukup terkontrol untuk mengurangi jumlah utang yang dibutuhkan? Kelemahan kegiatan penerimaan : - Tidak membuat laporan secara berkala mengenai analisa kualitas bahan baku yang dibeli. 52

TABEL IV.4. Internal Control Questionare Kegiatan Pembayaran Internal Control Questionare Y= Ya T= Tidak Kegiatan Pembayaran Y T Keterangan 1. Apakah sub departemen accounting mengadakan stock opname secara periodic? 2. Apakah bagian keuangan membuat Bukti Kas keluar setelah melakukan pembayaran kepada supplier? 3. Apakah Bukti Kas Keluar bernomor urut? 4. Apakah Bukti Kas Keluar diotorisasi oleh pihak Yang berwenang? 5. Apakah semua bukti segera distempel lunas Untuk menghindari pembayaran dua kali? 6. Apakah semua pencatatan hutang dari kegiatan pembelian selama periode berjalan telah sesuai, termasuk pengendalian terhadap pengurangan hutang yang diakibatkan bahan baku yang di kembalikan kepada pemasok karena tidak sesuai? 53

Kelemahan kegiatan Pembayaran : - Sub departemen accounting belum mengadakan stock opname secara periodic. 3. Pengujian Terinci ( Detailed examination ) Pada tahap ini, harus dikumpulkan bukti-bukti yang cukup, kompeten, material dan relevan untuk dapat menentukan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan manajemen dan pegawai perusahaan yang merupakan penyimpangan terhadap kriteria dalam firm audit objevtive, dan bagaimana penyimpangan tersebut serta besar kecilnya kerugian yang terjadi. Dalam mensupervisi dan mengarahkan aktivitas internal auditor, dibutuhkan program audit yang tertulis dan mendetail. Program audit merupakan suatu daftar mengenai semua prosedur pemeriksaan yang harus dijalankan untuk menghimpun bahan bukti yang kompeten yang mencakup untuk mencapai tujuan pemeriksaan. Program audit dibuat agar proses pemeriksaan manajemen dapat berjalan dengan lancar dan terarah. Berikut ini adalah program audit yang disusun dalam rangka mengaudit fungsi pembelian bahan baku pada PT Karyadinamika Graha Mandiri : 54

No Prosedur Kriteria Efektif Efisien Ekonomis Check List Keterangan 1. Periksa otorisasi dari Order pejabat yang berwenang pada order pembelian. pembelian telah mendapat diotorisasi. 2. Periksa rincian dari surat Surat jalan telah jalan dibandingkan dengan order pembelian mengenai sesuai dengan order pembelian mengenai jenis jenis barang dan kuantitas. barang dan 3. Bandingkan faktur pembelian dengan order kuantitas. Faktur pembelian pembelian. Periksa faktur sesuai dengan pembelian dengan harga penawaran yang masuk. order pembelian. Dan faktur 4. Untuk meyakinkan bahwa pembelian penerimaan barang telah sesuai digunakan laporan sesuai dengan harga penawaran. penerimaan barang untuk mengecek kebenaran realisasi order pembelian. Telah dibuatkan laporan penerimaan barang. 55

5. Telaah aktivitas pembelian klien, perhatikan kemungkinan fungsi Beberapa supplier ditemukan memiliki hubungan istimewa dengan fungsi pembelian mempunyai pembelian. kepentinga keuangan pada beberapa supplier. Untuk mendapatkan bukti-bukti yang kompeten dan terinci mengenai firm audit objective, maka dilakukan analisa terhadap beberapa hal : - Berdasarkan uraian jabatan, supervisor dilapangan memiliki tanggung jawab untuk penerimaan bahan baku yang dikirimkan langsung oleh supplier ke lokasi proyek serta membuat laporan penerimaan. Serta supervisor lapangan juga bertanggung jawab melakukan penyimpanan bahan baku di lokasi proyek. Sedangkan untuk bahan baku yang dikirim langsung ke kantor, Fungsi pembelian yang menerima dan menyimpan bahan baku di gudang kantor. 56

- Manajemen tidak mempergunakan kebijakan dan prosedur formal secara tertulis dalam melakukan setiap kegiatan dari masing-masing fungsi. - Tidak dibuatkan dokumen tertulis atas permintaan pembelian bahan baku dari pihak yang membutuhkan kepada departemen pembelian, tetapi permintaan pembelian bahan baku tersebut hanya disampaikan secara lisan melalui telepon. - Order pembelian telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, telah diberi nomor urut, dicantumkan jenis dan kuantitas bahan yang dipesan, harga per unit, dan total jumlah harga, nama pemasok, tetapi bagian pembelian tidak mencantumkan tanggal pengiriman yang diharapkan. - Untuk beberapa supplier bagian pembelian tidak melakukan penyeleksian supplier dan tidak mencari informasi mengenai supplier lain agar dapat melakukan perbandingan harga bahan baku, kualitas dan jangka waktu pembayaran. Beberapa supplier mempunyai hubungan istimewa dengan bagian pembelian. 4. Pengembangan Laporan ( Report development ) Setelah melaksanakan audit, disusun laporan hasil penelitian yang berisi antara lain : temuan-temuan mengenai kondisi yang terjadi dalam perusahaan dan rekomendasi auditor. Laporan disampaiakan kepada pihak manajemen unit usaha yang diaudit. Laporan hasil penelitian haruslah objektif, seimbang, sistemetis, dan mudah dipahami oleh pembacanya. Selain itu laporan hasil penelitian juga harus dapat dipercaya. 57

Berikut ini adalah laporan hasil penelitian dari pemeriksaan atas prosedur pembelian bahan baku pada PT Karyadinamika Graha Mandiri : 1. Tidak adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi sehingga pekerjaan menjadi tidak efektif. Belum adanya fungsi khusus yang bertanggung jawab terhadap kegiatan penerimaan, penyimpanan bahan baku yang dikirimkan oleh supplier ke gudang kantor. Selama ini, kegiatan penerimaan, penyimpanan bahan baku di lokasi kantor dilakukan oleh fungsi pembelian. Untuk bahan baku yang dikirim supplier ke lokasi proyek diterima oleh pelaksana proyek yang bertanggung jawab. Hal ini mengindikasikan lemahnya sistem pengendalian di gudang kantor dalam kegiatan penerimaan dan penyimpanan bahan baku sehingga pekerjaan menjadi tidak efektif. Manajemen sebaiknya melakukan pemisahan antara fungsi yang menerima bahan baku dan menyimpan (gudang) bahan baku di gudang kantor. Setiap fungsi-fungsi tersebut harus diberikan kepada orang atau departemen yang berbeda. Terjadinya perangkapan dalam kegiatan penerimaan dan penyimpanan bahan baku di gudang kantor disebabkan karena kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Selain itu dengan manambahkan beberapa fungsi maka akan menambah beban gaji pegawai. Manajemen perusahaan sebaiknya membuat kebijakan untuk memisahkan antara fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan bahan baku di gudang kantor. Dengan adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab tersebut, pekerjaan 58

seorang pegawai dapat menyediakan pengecekan yang intern atas ketepatan pekerjaan yang dilakukan oleh fungsi yang satu dicek keandalannya oleh fungsi yang lain sehingga aktivitas penerimaan dan penyimpanan bahan baku dapat berjalan dengan efektif dan mengurangi resiko dari diterimanya barang yang tidak dibutuhkan oleh perusahaan. Hal dalam pemisahan fungsi ini sangatlah penting karena terkait dengan banyaknya biaya suatu aktiva perusahaan yang seharusnya sangatlah dijaga sehingga tidak memberikan kesempatan kepada setiap pegawai untuk melakukan kecurangan dan pencurian terhadap bahan baku tersebut karena lemahnya pengendalian manajemen dalam hal ini. 2. Keterlambatan dalam penerimaan bahan baku sehingga proses pembangunan menjadi tidak efektif dan efisien. Beberapa bahan baku terjadi keterlambatan dalam pengiriman. Menurut hasil analisis penulis, kondisi tersebut dapat terjadi karena bagian pembelian tidak mencantumkan tanggal pengiriman yang diharapkan sehingga tidak memberikan kejelasan kepada pemasok mengenai tanggal pengiriman yang diharapkan. Bukti ini sesuai dengan nomor PO : 299/PO/KDGM/IV-09. Bagian pembelian sebaiknya mencantumkan tanggal penerimaan yang diharapkan sehingga dapat memberikan kejelasan bagi pemasok kapan saat yang tepat untuk dilakukan pengiriman bahan baku sesuai dengan yang diharapkan. Karena dengan keterlambatan dalam penerimaan bahan baku akan berakibat pada proses pembangunan yang tidak efektif dan efisien sehingga pekerjaan proyek akan mengalami keterlambatan yang menyebabkan bertambahnya upah pekerja. 59

3. Bagian pembelian tidak melakukan penyeleksian dan pencarian informasi terhadap beberapa pemasok. Untuk beberapa pemasok seperti pemasok semen, bagian pembelian tidak melakukan penyeleksian supplier. Pemasok yang digunakan hanya satu pemasok. Kondisi diatas disebabkan karena bagian pembelian memiliki hubungan istimewa dengan pemasok tersebut. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan kurang memiliki informasi mengenai harga bahan baku yang lebih murah, kualitas yang lebih baik, dan jangka waktu pembayaran yang menguntungkan perusahaan sehingga kegiatan pembelian tidak berlangsung dengan efisiensi yang tinggi. Selain itu, kondisi tersebut juga dapat memberikan celah kepada bagian pembelian dengan adanya komisi gelap yang diberikan oleh pemasok. Manajemen sebaiknya membuat kebijakan agar bagian pembelian melakukan penyeleksian supplier dan mendapatkan informasi mengenai berbagai pemasok yang dapat memberikan penawaran yang paling menguntungkan bagi perusahaan, dan memiliki bonafiditas yang tinggi sehingga dapat dicapainya pembelian yang efisien. Keputusan pemasok yang akan dipilih memerlukan otorisasi dari pejabat yang lebih tinggi. 4. Pengajuan permintaan pembelian bahan baku tidak dibuatkan dokumen / laporan tertulis yaitu laporan permintaan pembelian bahan baku. Setiap permintaan pembelian bahan baku yang diajukan oleh pelaksana di lokasi proyek hanya dilakukan melalui telpon kepada bagian pembelian. Hal ini 60

mengindikasikan lemahnya pengendalian ke dalam catatan dokumen perusahaan. Tidak dibuatkannya laporan permintaan pembelian bahan baku tersebut disebabkan karena masalah jarak yang umumnya terlampau jauh dari lokasi proyek ke kantor sehingga tidak memungkinkan pelaksana proyek harus memakan banyak waktu setiap kali ada permintaan pembelian bahan baku. Bagian pembelian sebaiknya membuat laporan permintaan pembelian bahan baku dengan mencatat nama pelaksana proyek yang mengajukan pengadaan bahan baku dan laporan tersebut diotorisasi oleh bagian yang mengajukan pembelian sehingga adanya bukti bahwa transaksi pembelian yang terjadi sesuai dengan permintaan pembelian dari pihak yang membutuhkan. Hal ini dapat mencegah terjadinya transaksi pembelian yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. 5. Bahan baku ( material ) sering terjadi pencurian / kehilangan. Beberapa bahan baku yang disimpan di gudang kantor dan gudang proyek sering terjadi pencurian. Dari hasil penelitian penulis, ditemukan bahwa hal tersebut terjadi karena kurangnya pengawasan dari manajemen dalam hal penyimpanan persediaan bahan baku di gudang kantor. Gudang kantor tidak dijaga dan karyawan yang tidak memiliki otorisasi dapat masuk ke gudang. Selain itu untuk bahan baku yang disimpan di gudang proyek, manager proyek kurang melakukan monitoring terhadap masalah penyimpanan bahan baku. Pelaksana proyek yang seharusnya bertanggung jawab terhadap masalah keamanan penyimpanan bahan baku tidak secara tergas untuk dimintakan 61

pertanggung jawaban. Hal ini mengindikasikan lemahnya pengendalian dalam hal pengawasan ( monitoring ) dari manajemen di dalam perusahaan. Penulis merekomendasikan agar manajemen melakukan perbaikan terhadap masalah tempat penyimpanan baik di lokasi kantor maupun di lokasi proyek. Di lokasi kantor sebaiknya manajemen membuat kebijakan agar setiap karyawan yang tidak memiliki otorisasi tidak dapat melakukan akses secara langsung ke dalam gudang, serta gudang senantiasa dalam keadaan terkunci dan hanya pihak yang diberi otorisasi untuk bertanggung jawab terhadap persediaan di gudang kantor yang dapat mengakses masuk. Sedangkan untuk tempat penyimpanan bahan baku di lokasi proyek seharusnya manager proyek senantiasa melakukan monitoring ke gudang proyek sehingga manager proyek dapat melakukan penilaian mengenai layak / tidaknya serta baik / tidaknya pengelolaan terhadap keamanan persediaan bahan baku yang dilakukan oleh pelaksana proyek. 6. Belum adanya kebijakan dan prosedur tertulis dalam menjalankan setiap kegiatan dari masing-masing fungsi. Manajemen belum membuat SOP ( standart operating procedure ) secara baku yang merupakan suatu prosedur standar mengenai langkah-langkah kegiatan dan aktivitas opersional yang harus dijalankan oleh setiap fungsi di dalam perusahaan. Manajemen sebaiknya membuat suatu kebijakan dan prosedur secara baku. Tujuannya agar setiap fungsi di dalam perusahaan dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan jelas karena setiap fungsi dapat 62

mengetahui, mengerti, dan mengingat langkah-langkah apa saja yang menjadi standart dalam pekerjaannya. 63