BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi masalah Adanya pencemaran airtanah karena kebocoran tangki timbun di SPBU. Survey Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
Cadangan Airtanah Berdasarkan Geometri dan Konfigurasi Sistem Akuifer Cekungan Airtanah Yogyakarta-Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN. 1. Cekungan Aitanah Yogyakarta Sleman memiliki kondisi hidrogeologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Hal ini karena beberapa jenis sampah memiliki kandungan material

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran I.34 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Form Kuisioner Pencegahan Pencemaran Hidrokarbon SPBU di Kota Yogyakarta

STRATEGI PERWUJUDAN KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PERCEPATAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan pesat. Yogyakarta sebagai Ibukota Provinsi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN BAHAYA DAN KERENTANAN BANJIR DI YOGYAKARTA

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode dasar deskriftif. Metode deskriftif artinya

BAB III TINJAUAN KAWASAN KOTA YOGYAKARTA

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA

Bab II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Direktorat Jenderal Pajak DIY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 12/PJ/2010 TENTANG : NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER- 12 /PJ/2010 TENTANG NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP

BAB III TINJAUAN LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI SKPD TAHUN ANGGARAN 2013

KESEHATAN DINAS KESEHATAN Halaman 7

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

CADANGAN AIR TANAH BERDASARKAN GEOMETRI DAN KONFIGURASI SISTEM AKUIFER CEKUNGAN AIR TANAH YOGYAKARTA-SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian observasional deskriptif adalah peneliti melakukan

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

Menimbang. bahwa sesuai ketentuan Pasal 17 dan Pasal 24 peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2013 tentang Tata Cara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. serta bagian selatan adalah Kabupaten Bantul, Provinsi D.I Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. maka penulis membuat alur pemikiran penelitian yang diambil dan sedikit

HUBUNGAN TINGKAT KESADARAN PENGEMUDI DAN TAHUN KENDARAAN TERHADAP KUALITAS EMISI KENDARAAN DINAS KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. (1.4) Kegunaan penelitian; (1.5) Keaslian penelitian dan (1.6) Batasan istilah;

DIDIT DAMUR ROCHMAN DAN YASSER HADI WIBAWA Teknik Industri Universitas Widyatama

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS POLA MORFOLOGI DAN INTERAKSI SPASIAL PERKOTAAN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN WAHANA CITRA LANDSAT. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Program Studi Geografi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

ANALISIS KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN LOKASI GALLERI FOTO DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

FORUM TEMATIK BIDANG SARPRAS

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

Zonasi Potensi Pencemaran Bahan Bakar Minyak terhadap Airtanah Bebas (Studi Kasus SPBU Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HALAMAN PENGESAHAN...

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat

DATA KUALITAS AIR SUMUR PERIODE APRIL TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung bagian timur. Cekungan airtanah ini berada di Kabupaten Magelang

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berpikir yang sistematis agar dapat mempertanggung jawabkan secara

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan

Faktor Lingkungan Fisik yang Paling Berpengaruh Terhadap Potensi Pencemaran Benzena pada Airtanah di Sekitar SPBU

Gambar 3.1. Alur Penelitian


BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap barang ini pun kian meningkat seiring bertambahnya jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada bulan April sampai dengan september 2015.

1.5. Lingkup Daerah Penelitian Lokasi, Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian Lokasi dan Letak Daerah Penelitian...

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk

PENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA

PROFIL IPAL YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

REKAPITULASI USULAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN Fungsi, Urusan, Program dan Kegiatan Indikatif. Pagu Indikatif (Rp) 01 FUNGSI : PELAYANAN UMUM

PULAU BAHANG KOTA (URBAN HEAT ISLAND) DI YOGYAKARTA HASIL INTERPRETASI CITRA LANDSAT TM TANGGAL 28 MEI 2012

BAB III METODE PENELITIAN. gabungan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. expost facto, karena bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

BAB I PENDAHULUAN. Sewon untuk diolah agar memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sebelum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Baleendah. : Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan Soreang

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Waktu penelitian dimulai dari akhir

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Alir penelitian akan ditampilkan dalam bentuk flowchart pada gambar 3.1. Mulai Identifikasi masalah Adanya pencemaran airtanah karena kebocoran tangki timbun di SPBU Survey Pendahuluan Pengumpulan Data Data Sekunder : Peta Sebaran SPBU di KPY Peta Tekstur Tanah Peta Batuan Permukaan Peta Hidrogeologi Data Primer : Kuisioner dan wawancara kepada: Pengelola SPBU Pengelolaan dan Analisis Data : Skoring Pemetaan Penyusunan Laporan Gambar 3.1. Flow Chart Alir Penelitian

18 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY). KPY itu sendiri ialah Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta dan direncanakan menjadi Pusat Kegiatan Nasional. Munculnya area terbangun di sekitar Kota Yogyakarta, di mana Kota Yogyakarta sebagai kota inti, yang tetap berpengaruh terhadap kegiatan kesehariannya dengan daerah sekitar. Kota Yogyakarta telah tumbuh dan berkembang ke wilayah sekitar yang kemudian beraglomerasi membentuk apa yang disebut sebagai Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) ataupun Greater Yogya. KPY terdiri atas wilayah Kota Yogyakarta dan sebagian wilayah Kecamatan Kasihan, Sewon, Banguntapan di wilayah Kabupaten Bantul serta Kecamatan Depok, Ngemplak, Ngaglik, Mlati dan Gamping di wilayah Kabupaten Sleman. Pemilihan lokasi penelitian pada daerah ini dikarenakan KPY adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Dikarenakan banyak aktivitas penduduk dilakukan pada wilayah ini, maka terjadi peningkatan jumlah SPBU untuk mencukupi kebutuhan penduduk di KPY. sehingga menjadi alasan pemilihan lokasi pada wilayah ini. (Gambar 3.2) Adapun perincian daerah penelitian pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Daerah Penelitian Kota Yogyakarta Kabupaten Sleman Kabupaten Bantul Kecamatan Mantrijeron Kecamatan Depok Kecamatan Sewon Kecamatan Mergangsan Kecamatan Ngemplak Kecamatan Umbulharjo Kecamatan Ngaglik Kecamatan Gondokusuman Kecamatan Mlati Kecamatan Pakualaman Kecamatan Gamping Kecamatan Wirobrajan Kecamatan Gedongtengen Kecamatan Jetis Kecamatan Tegalrejo

Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian 19

20 3.3 Subjek dan Obyek Penelitian Subjek penelitian adalah tangki timbun, sistem perpipaan dan fasilitas pendukung pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kawasan Perkotaan Yogyakarta dan objek penelitian adalah Senyawa Pencemar Hidrokarbon. 3.4 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan menggunakan kuisioner terhadap kondisi tangki timbun, sistem perpipaan, bunker dan fasilitas pendukung pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kawasan Perkotaan Yogyakarta. 3.5 Variabel Penelitian a. Variabel Bebas Meliputi : 1. Lokasi 2. Bahan dan usia tangki timbun 3. Kondisi tangki timbun dan sistem perpipaan 4. Frekuensi perawatan tangki timbun 5. Frekuensi pengecekan sumur pantau b. Variabel Terikat Meliputi : 1. SPBU yang berpotensi dalam pencemaran hidrokarbon di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) 3.6 Metode Pengumpulan Data Data yang akan digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pembagian kuisioner yang ditujukan kepada SPBU di Kawasan Perkotaan Yogyakarta sebagai bahan analisis yang nantinya akan dilakukan. Sedangkan data sekunder berupa peta (meliputi peta pesebaran SPBU di Yogyakarta, peta geologi, peta tekstur tanah dan peta hidrogeologi). Data sekunder digunakan sebagai data pembantu dalam analisis data. berdasarkan

21 fenomena di lapangan dan kuisioner yang didapatkan maka dilakukan analisis data menggunakan pemetaan. 3.6.1. Kuisioner Kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap. Alasan penggunaan kuisioner sebagai pengumpul data pokok adalah: 1. Untuk memperoleh informasi yang relevan untuk penelitian ini 2. Untuk memperoleh informasi atau data yang valid dan reliable Kuisioner yang digunakan pada penelitian mengacu pada Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 55 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Instalasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Umum. Penelitian ini mengacu pada Peraturan tersebut dikarenakan pada Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 55 tahun 2008 terdapat aspek aspek yang penting dalam persyaratan teknis untuk menmbangun instalasi SPBU. SPBU yang telah mengikuti persyaratan teknis yang ada pada peraturan tersebut maka telah menjamin keamanan, keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan nya sehingga tidak berpotensi terhadap pencemaran. 3.7 Metode Pengolahan Data Data primer yang akan dikumpulkan dari hasil wawancara langsung atau kuesioner merupakan data mentah. Agar data tersebut dapat lebih berguna bagi penelitian ini diperlukan suatu metode pengolahan data. Metode pengolahan data yang akan dilakukan yaitu dengan melakukan skoring pada kuisioner yang digunakan sebagai data primer. Sedangkan pengolahan data pada data sekunder yaitu berupa peta yang akan disusun dengan Arc-gis untuk menentukan lokasi yang berpotensi paling kritis pada pencemaran air tanah. Penyusunan peta disesuaikan dengan hasil skoring pada kuisioner. Peta dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui seberapa besar potensi

22 pencemaran hidrokarbon dari kegiatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bakar Umum (SPBU) berdasarkan karakter fisik dari batuan (litologi),tekstur tanah dan kondisi hidrologi di Kawasan Perkotaan Yogyakarta. 3.7.1 Metode Skoring Penentuan skoring ilmiah pada tugas akhir ini berpedoman pada aturan Likert. Metode ini memenuhi kaidah ilmiah dalam penentuan dan penilaian skoring suatu instrumen penelitian. Nilai yang diberikan pada instrumen penelitian pada skala Likert dibatasi nilai minimal 1 (satu). Pada pilihan ganda kuisioner masing masing jawaban memiliki nilai yang berbeda. Jawaban yang paling benar memiliki skor tertinggi yaitu 4, jawaban yang mendekati benar memiliki skor 3, jawaban yang kurang benar memiliki skor 2, sedangkan jawaban yang salah memiliki skor 1. Sehingga skoring pada tugas akhir ini nilai minimal yaitu 1 dan nilai tertinggi yaitu 4. Pada masing masing soal dilakukan pembobotan dengan nilai kepentingan. Bobot berada pada nilai 1 sampai 5. Nilai pada bobot dibedakan berdasarkan kepentingan pertanyaan. Berikut bobot yang diberikan pada soal : Tabel 3.2 Bobot Nilai Bobot 1 2 3 4 Sumur Pantau Fasilitas Jenis dan Uji tangki pendam Kebocoran pendukung Pertanyaan laboratorium dan Pipa Bobot dengan nilai 1 dengan tema pertanyaan mengenai fasilitas pendukung berjumlah 10 soal yaitu pada soal no 1,2,12,13,14,15,16,22, 23 dan 24. Bobot dengan nilai 2 dengan tema pertanyaan mengenai pemantauan kualitas lingkungan berjumlah 3 soal yaitu pada soal nomor 25, 26 dan 27. Bobot dengan nilai 3 dengan tema pertanyaan mengenai Tangki timbun dan Perpipaan berjumlah 11 soal yaitu pada soal nomor 4,5,6,7,8,9,11,17,19,20 dan 21. Sedangkan Bobot dengan nilai 4 dengan tema pertanyaan mengenai kebocoran tangki pendam dan pipa berjumlah 2 soal yaitu pada soal nomor 10 dan 18.

23 Adapun panduan penentuan penilaian dan skoringnya adalah sebagai berikut - Jumlah pilihan = 4 - Jumlah pertanyaan = 27 - Skoring terendah = 1 (pilihan jawaban yang salah) - Skoring tertinggi = 4 (pilihan jawaban yang benar) Rumus dan contoh perhitungan : Bobot 1 = (nilai skoring x jumlah pertanyaan pada bobot 1) x bobot = (4 x 10) x 1 = 40 Bobot 2 = (nilai skoring x jumlah pertanyaan pada bobot 2) x bobot = (4 x 3) x 2 = 24 Bobot 3 = (nilai skoring x jumlah pertanyaan pada bobot 3) x bobot = (4 x 11) x 3 = 132 Bobot 4 = (nilai skoring x jumlah pertanyaan pada bobot 2) x bobot = (4 x 2) x 4 = 32 Jumlah bobot maksimal = 40 + 24 + 132 + 32 = 228

24 % = (jumlah nilai dengan bobot 1+ jumlah nilai dengan bobot 2+ jumlah nilai dengan bobot 3+ jumlah nilai degan bobot 4) / Jumlah bobot maksimal ) x 100 % =228/228 x 100 % = 100% Penentuan skoring pada kriteria SPBU didapatkan dari hasil indeks persen dari perhitungan nilai skoring, yaitu : x < 25% 25 < x < 50% 50 < x < 75% 75 < x < 100% = sangat kurang = kurang = cukup = baik