BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Yogyakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang terkenal sebagai kota wisata. Kelangsungan industri pariwisata di Yogyakarta dapat dikatakan cukup berkembang. Tempat-tempat wisata di kota ini selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Berbagai jenis tempat wisata tersebar luas di sini, mulai dari tempat wisata alam, bangunan bersejarah, hingga tempat hiburan. Kebun binatang merupakan salah satu tempat wisata yang menawarkan tema berupa lingkungan alam. Di Yogyakarta, terdapat satu kebun binatang yang bernama Kebun Binatang Gembira Loka. Hampir setiap akhir pekan dan liburan, kebun binatang ini ramai dikunjungi para wisatawan. Keberadaan Kebun Binatang Gembira Loka cukup populer di kalangan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Kebun Binatang Gembira Loka berdiri tahun 1953 dengan status sebagai sebuah yayasan. Sesuai Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor 479/Kpts-11/1998, kebun binatang mempunyai peran sebagai lembaga konservasi. Peran kebun binatang sebagai lembaga konservasi antara lain adalah menjadi sarana perlindungan dan pelestarian alam, sarana pendidikan, sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan sarana rekreasi. Pertanggungjawaban kebun binatang sebagai lembaga konservasi dilaporkan pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) secara rutin satu bulan sekali. Kebun Binatang Gembira Loka mempunyai visi Melestarikan tumbuhan dan hewan sesuai alam habitatnya, sehingga bermanfaat bagi alam dan 1
kehidupan manusia. Visi ini sangat selaras dengan peran kebun binatang sebagai lembaga konservasi. Demi mengembangkan kinerjanya, sejak November 2009 silam, Yayasan Kebun Binatang Gembira Loka mengadakan kerjasama dengan PT Buana Alam Tirta di bidang pengelolaan. Kinerja kebun binatang yang terus meningkat diharapkan mampu untuk mendorong pencapaian visi kebun binatang. Berdasarkan wawancara dengan Manajer Marketing dan Pengembangan, Kebun Binatang Gembira Loka mempunyai rencana pembangunan Taman Karnivora, renovasi Taman Burung, dan pembangunan fasilitas kesehatan untuk pengunjung. Untuk dapat merealisasikan rencana dan mencapai visinya, kebun binatang harus mampu meningkatkan kinerja keuangannya. Kinerja keuangan pada sebuah yayasan digunakan untuk bertahan hidup, berkembang, dan mewujudkan visinya. Rencana pembangunan yang ingin dilakukan oleh Kebun Binatang Gembira Loka merupakan salah satu contoh bahwa sebuah yayasan juga butuh kinerja keuangan yang baik. Supaya kinerja keuangannya dapat meningkat, kebun binatang harus mampu berkompetisi dan beradaptasi dalam industri pariwisata. Karakteristik industri pariwisata pada era teknologi informasi antara lain memiliki tingkat kompetitif yang tinggi dan erat akan peran aset tidak berwujud, misalnya citra baik tempat wisata. Citra baik sebuah tempat wisata dapat tercipta apabila pengunjung merasa puas. Sedangkan, selera pengunjung terhadap tempat wisata di era teknologi informasi juga semakin beragam, misalnya mencari tempat wisata yang menyediakan photo booth menarik. Hal ini tentu menuntut tingkat kompetitif dan daya inovatif kebun binatang supaya mampu meninkatkan minat wisatawan untuk berkunjung. Mengutip sebuah kalimat yang dikemukakan oleh Charles Darwin It is not the strongest of the species that survives, nor the most 2
intelligent, but the one most responsive to change. Tempat wisata yang mampu menarik minat pengunjung adalah tempat wisata yang responsif pada perubahan selera pasar. Perwujudan visi kebun binatang dapat dilakukan dengan pemilihan strategi yang tepat. Hasil dari implementasi strategi dapat diukur melalui alat pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja memberi gambaran sejauh mana pencapaian target dan implementasi strategi berhasil dilakukan. Pengukuran kinerja yang baik harus memiliki ukuran-ukuran yang mencerminkan visi, misi, tujuan, dan strategi. Oleh karena itu, desain pengukuran kinerja di satu organisasi dengan organisasi yang lain akan berbeda sesuai dengan karakteristik organisasi yang bersangkutan. Balanced Scorecard adalah alat pengukuran kinerja yang menyediakan instrumen bagi manajemen untuk mencapai keunggulan kompetitif di masa depan (Kaplan&Norton, 1996). Balanced Scorecard berbentuk sebuah kartu skor yang berisi empat perspektif atau lebih. Masing-masing perspektif memiliki sasaransasaran strategik dengan ukuran hasil, ukuran pemicu, target, inisiatif strategik, dan program. Empat perspektif dasar yang dimiliki Balanced Scorecard adalah perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Setiap perspektif- perspektif tersebut memiliki hubungan kausalitas yang mengarah pada pencapaian visi organisasi. Keunggulan Balanced Scorecard dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional adalah karakteristiknya yang komprehensif, koheren, berimbang, dan terukur. Selain sebagai alat pengukuran kinerja, dalam perkembangannya Balanced Scorecard juga digunakan sebagai alat manajemen strategik. Balanced Scorecard digunakan dalam proses perencanaan strategik dengan menerjemahkan visi, misi, 3
nilai dasar, tujuan dan strategi organisasi ke dalam sasaran-sasaran strategik yang komprehensif, koheren, terukur, dan berimbang. Masing-masing sasaran strategik ditentukan ukuran hasil, ukuran pemicu, target, inisiatif strategik, dan program yang menyertainya, untuk kemudian dikomunikasikan kepada seluruh karyawan. Balanced Scorecard sebagai alat manajemen strategik dapat meningkatkan umpan balik yang diperoleh pihak manajemen dan karyawan di organisasi. Di Indonesia, Balanced Scorecard masih belum banyak diterapkan sebagai alat pengukuran kinerja dan manajemen strategik. Informasi mengenai Balanced Scorecard yang masih terbatas menjadi alasan banyak organisasi masih belum menggunakannya. Padahal, karakteristik Balanced Scorecard yang komprehensif, koheren, berimbang, dan terukur dapat digunakan oleh organisasi sebagai salah satu alat untuk mencapai keunggulan kompetitif dan mewujudkan visinya. Penulis melihat adanya kecocokan antara karakteristik yang dimiliki oleh Balanced Scorecard dengan karakteristik kebun binatang. Kebun binatang sebagai tempat wisata dituntut untuk meningkatkat tingkat kompetitif dan daya inovatif demi menarik minat pengunjung. Sedangkan sebagai lembaga konservasi, kebun binatang dituntut untuk dapat menjalankan empat performanya dengan baik. Rerangka Balanced Scorecard yang memiliki fokus pada kinerja keuangan dan non keuangan mampu menyeimbangkan proses pencapaian visi kebun binatang. Kinerja keuangan yang baik digunakan sebagai fasilitator untuk mewujudkan visi kebun binatang. Sedangkan kinerja non keuangan, digunakan untuk mendukung pencapaian kinerja keuangan dan menjadi fokus peran kebun binatang sebagai lembaga konservasi. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti dan mengkaji lebih lanjut mengenai desain Balanced Scorecard yang cocok untuk diterapkan 4
pada Kebun Binatang Gembira Loka. Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberi informasi tentang Balanced Scorecard dan bermanfaat bagi Kebun Binatang Gembira Loka. 1.2. Rumusan Masalah Sekaran (2003) menjelaskan bahwa masalah tidak selalu mengindikasikan adanya suatu masalah atau kondisi buruk. Masalah dapat menjadi suatu indikasi ketertarikan untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi saat ini supaya dapat berkembang. Kebun binatang sebagai lembaga konservasi mempunyai peran-peran yang harus dilaksanakan dengan baik. Peran-peran tersebut ada empat macam, antara lain sebagai sarana perlindungan dan pelestarian alam, sarana pendidikan, sarana pengembangan IPTEK, dan sarana rekreasi. Menjalankan peran sebagai lembaga konservasi dengan baik juga merupakan perwujudan visi kebun binatang. Supaya kebun binatang dapat mewujudkan visinya, perlu didukung kinerja keuangan dan non keuangan yang baik. Kebun binatang yang bergerak di industri pariwisata memiliki tantangan berupa tingkat kompetitif yang tinggi dan selera konsumen yang beragam. Untuk itu, alat pengukuran kinerja yang baik dan sesuai dengan karakteristik organisasi perlu digunakan. Balanced Scorecard menawarkan rerangka pengukuran kinerja yang memiliki fokus tidak hanya pada kinerja keuangan, namun juga kinerja non keuangan. Rerangka Balanced Scorecard memiliki karakteristik komprehensif, koheren, berimbang, dan terukur menyediakan suatu alat pengukuran kinerja yang cocok untuk diterapkan di kebun binatang. Selain itu, Balanced Scorecard juga 5
berfungsi sebagai alat manajemen strategik yang membantu proses perencanaan strategik untuk Kebun Binatang Gembira Loka. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah dalam penelitian dikaji sebagai berikut: Bagaimana desain Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja yang cocok untuk diterapkan pada Kebun Binatang Gembira Loka? Rumusan masalah dijabarkan secara rinci melalui pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Apakah rerangka Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja relevan dengan kebutuhan Kebun Binatang Gembira Loka? 2. Bagaimana desain Balanced Scorecard yang cocok untuk digunakan sebagai alat pengukuran kinerja pada Kebun Binatang Gembira Loka? 3. Bagaimana implementasi Balanced Scorecard sebagai alat manajemen strategik pada Kebun Binatang Gembira Loka? 1.3. Pembatasan Masalah Penelitian dilakukan dengan obyek studi Kebun Binatang Gembira Loka yang berlokasi di Jalan Kebun Raya No. 2 Yogyakarta, 55171. Pengumpulan data dilakukan penulis melalui proses dokumentasi, rekaman arsip, wawancara dan observasi langsung. Data-data yang digunakan untuk melakukan analisis data terbatas pada data-data dari tahun 2009 hingga 2013. Regulasi terkait peran kebun binatang sebagai lembaga konservasi berdasarkan pada Peraturan Menteri dan Undang-Undang yang dikeluarkan dan dilaksanakan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penelitian ini terfokus pada peran Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja. 6
1.4. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan memperkenalkan desain Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja pada Kebun Binatang Gembira Loka. Secara rinci, tujuan dari penelitian dijabarkan sebagai berikut: 1. Melakukan analisis kebutuhan Kebun Binatang Gembira Loka akan rerangka Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja. 2. Melakukan analisis visi, misi, nilai dasar, dan tujuan milik Kebun Binatang Gembira Loka, untuk diterjemahkan menjadi komponenkomponen penyusun rerangka Balanced Scorecard. 3. Menyusun desain Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja dan alat manajemen strategik yang relevan untuk diterapkan di Kebun Binatang Gembira Loka. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian diharapkan mampu bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan secara langsung dengan penelitian maupun pihak yang tidak berkaitan. 1. Bagi Kebun Binatang Gembira Loka Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi informasi tambahan bagi pihak kebun binatang mengenai desain Balanced Scorecard yang cocok untuk diterapkan pada kebun binatang sebagai alat pengukuran kinerja sekaligus manajemen strategik. 7
2. Bagi Pembaca Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi informasi tambahan bagi pembaca mengenai desain Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja di kebun binatang. Pembaca juga diharapkan dapat mengenal peran kebun binatang sebagai lembaga konservasi. 3. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman kontekstual bagi penulis mengenai desain Balanced Scorecard untuk digunakan sebagai alat pengukuran kinerja dan manajemen strategik di kebun binatang. Penelitian ini juga sebagai sarana bagi penulis untuk mengaplikasikan pemahaman yang telah penulis dapatkan selama duduk di bangku perkuliahan. 1.6. Metode Penelitian Secara garis besar, metode penelitian yang dijelaskan pada bab pertama penelitian ini meliputi jenis penelitian, sumber data penelitian, dan teknik penulisan data. 1.6.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan obyek studi Kebun Binatang Gembira Loka. Penelitian bersifat kualitatif dengan menggunakan teknik analisis dan interpretasi data deskriptif representatif. Hasil penelitian berupa narasi yang menjawab pertanyaan Bagaimana desain Balanced Scorecard yang cocok untuk diterapkan di Kebun Binatang Gembira Loka?. 8
1.6.2. Sumber Data Penelitian Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer diperoleh penulis secara langsung dari pihak manajemen kebun binatang, melalui wawancara dan observasi langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh penulis melalui dokumentasi dan rekaman arsip dari pihak kebun binatang, internet, dan literatur terkait. 1.6.3. Teknik Pengumpulan Data Penulis melakukan pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, rekaman arsip, wawancara, dan observasi langsung. Penulis menggali informasi tentang permasalahan terkait pengukuran kinerja yang dialami Kebun Binatang Gembira Loka melalui wawancara dengan pihak manajemen. Kemudian, penulis mencari tambahan informasi yang membantu penulis memahami dan melengkapi data-data dengan teknik dokumentasi, rekaman arsip, dan observasi langsung. 1.7. Sistematika Penelitian Bab I. Pendahuluan Bab pertama pada penelitian membahas mengenai hal-hal yang mendasari penelitian. Pendahuluan tersusun dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian. 9
Bab II. Tinjauan Pustaka Bab kedua menjelaskan teori-teori yang menjadi dasar bagi penulis dalam melakukan penelitian. Penulis menggolongkan teori-teori tersebut ke dalam empat kelompok. Kelompok pertama, berisi hakikat organisasi, visi, misi, nilai dasar, tujuan, dan strategi. Kelompok kedua, membahas karakteristik industri pariwisata, lembaga konservasi, dan kebun binatang. Kelompok ketiga menjelaskan mengenai peran pengukuran kinerja di dalam organisasi. Kelompok keempat memiliki fokus pada peran Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja dan manajemen strategik di organisasi. Bab III. Metodologi Penelitian Bab ketiga penelitian menjabarkan metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melaksanakan pengumpulan dan analisis data. Metodologi penelitian menjelaskan mengenai jenis penelitian, obyek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab ini menjabarkan rencana dan teknik-teknik yang akan dilakukan penulis untuk melaksanakan penelitian. Bab IV. Analisis Data dan Pembahasan Bab keempat penelitian memaparkan tahap yang dilakukan penulis setelah menyelesaikan tahap pengumpulan data. Data-data yang telah terkumpul disajikan dalam gambaran umum organisasi, yang dilanjutkan ke dalam tahap analisis data. Gambaran umum organisasi meliputi sejarah organisasi, profil organisasi, struktur organisasi, dan laporan-laporan yang relevan terhadap kebutuhan penelitian. Pada tahap analisis data, data-data yang telah dikumpulkan dianalisis dan dievaluasi 10
untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah. Analisis dan evaluasi data dilakukan dengan fokus untuk merancang desain Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja dan manajemen strategik yang cocok diterapkan di Kebun Binatang Gembira Loka. Bab V. Penutup Penutup dari penelitian ini memaparkan hasil akhir dari penelitian setelah melakukan tahap analisis data dan pembahasan. Kesimpulan dan saran diberikan oleh penulis untuk menjawab rumusan masalah pada bab pertama penelitian. 11