BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan kehidupan lingkungan bisnis. Pada era informasi, lingkungan internal dan eksternal perusahaan banyak mengalami pergeseran dan perubahan fundamental. Faktor eksternal perusahaan seperti pelanggan, pesaing, pemerintah dan lingkungan yang berubah secara tidak menentu dapat menyulitkan pihak internal perusahaan (manajer) dalam mengikuti perubahan dan penyempurnaan terhadap strategi mereka secara terus menerus agar dapat memenangkan persaingan. Dalam era globalisasi sekarang ini, perusahaan harus mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan faktor lingkungan eksternal. Perubahan tersebut perlu dilakukan agar perusahaan dapat tetap bertahan dalam menghadapi kompetisi bisnis yang semakin ketat. Tantangan-tantangan yang dihadapi sekarang ini menurut Noe Et Al. (1994), ada empat tantangan yang akan selalu dihadapi yaitu tantangan global, tantangan kualitas, tantangn sosial, tantangan teknologi. Agar mampu bersaing dalam lingkungan yang penuh dengan tantangan maka perusahaan harus mampu untuk menjadi adaptif, kompetitif dan dapat diandalkan. Kemampuan perusahaan harus diarahkan agar dapat memberikan pelayanan kepada konsumen dengan baik dan senantiasa untuk selalu inovatif mengembangkan kecakapan para karyawannya serta mampu mengelola setiap perubahan yang terjadi dalam teamwork dan koordinasi. Keberhasilan dalam

2 2 usaha tersebut tergantung pada keinginan dan kemampuan sumber daya manusia dalam organisasi. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Pengukuran tersebut antara lain dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan dan juga dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan laba perusahaan. Manajer tidak dapat begitu saja mengelola perusahaan jika tidak dapat mengukur kinerjanya. Pengukuran kinerja sangat berpengaruh terhadap perilaku, cara pandang, cara berpikir dan cara kerja karyawan. Hal mendasar yang harus dipahami adalah mengetahui cara paling tepat yang dapat memicu kinerja dalam rangka memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Ukuran pencapaian kinerja merupakan indikator yang menyatakan hubungan antara kinerja yang sesungguhnya dengan sasaran yang telah dicapai. Persaingan yang semakin ketat akan memaksa manajer untuk mampu mengukur kinerja perusahaan secara lebih akurat. Alternatif pengukuran tersebut harus dapat menunjukan hasil/tujuan dan sekaligus tepat untuk pencapaian tujuan. Pengukuran kinerja yang semata mata hanya mengandalkan aspek keuangan seperti Return on Investment, Return on Capital, Employed, Earning per Share, anggaran dan analisis varian pada masa era reformasi sekarang ini akan sangat menyesatkan. Hal ini disebabkan karena peran aktiva tidak berwujud semakin meningkat. Aktiva tidak berwujud seperti sumber daya manusia perusahaan, kemampuan perusahaan dalam memotivasi kinerja dan keterampilan karyawan dalam menciptakan produk, tidak dapat diukur melalui kinerja keuangan. Hal ini

3 3 merupakan salah satu kelemahan apabila pengukuran hanya didasarkan pada kinerja keuangan. Didalam mengukur kinerja organisasi atau perusahaan jika hanya mengandalkan pada kriteria keuangan saja sudah tidak mencukupi lagi, mengingat dalam masyarakat pengetahuan faktor-faktor yang bersifat tidak nyata ternyata juga memainkan peranan yang penting dalam mencapai prestasi (Hidayat, 2002). Selama ini sistem pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan pada sisi keuangan. Manajer yang dapat mencapai tingkat keuntungan yang tinggi akan dianggap berhasil dan akan diberikan imbalan yang memuaskan. Keadaan seperti ini akan mengakibatkan para manajer perusahaan untuk berusaha meningkatkan keuntungan dengan cara apapun, sehingga mereka cenderung hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Sistem pengukuran kinerja yang baik harus melihat faktor-faktor kritis yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan baik saat ini maupun masa depan. Sistem tersebut juga harus dapat memberikan petunjuk sekaligus dapat digunakan sebagai pedoman kerja bagi karyawan, menjelaskan apa yang diharapkan dari mereka oleh perusahaan, dan mendefinsikan dengan apa dan bagaimana harus memenuhi tanggung jawabnya. Pengukuran kinerja seharusnya tidak hanya didasarkan pada aspek keuangan semata. Karena adanya keterbatasan tersebut, pada akhir dekade 1980-an, Kaplan dan Norton memperkenalkan konsep pengukuran kinerja yang disebut Balanced Scorecard. Toko Buku Taman Pustaka Kristen merupakan salah satu perusahaan yang menjual berbagai macam jenis barang yang bersifat rohani, dan selain itu juga

4 4 adalah untuk memberikan pelayanan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk mengetahui apakah yang menjadi tujuan tersebut dapat tercapai perlu evaluasi secara terus menerus. Selama ini sistem evaluasi kinerja Toko Buku Taman Pustaka Kristen masih sederhana yaitu dengan menggunakan laporan keuangan. Keputusan dalam pengambilan kebijakan maupun dalam menentukan strategipun hanya berdasarkan atas laporan keuangan yang memberikan informasi terbatas. Dengan Balanced Scorecard diharapkan dapat mengukur kinerja Toko Buku Taman Pustaka Kristen secara komprehensif dengan melihat 4 (empat) perspektif yang antara lain: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tetapi pengukuran dengan Balanced Scorecard tidak dapat langsung diukur tanpa melalui analisis apakah Balanced Scorecard dapat diterapkan pada perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang analisis penerapan dan pengukuran kinerja pada Toko Buku Taman Pustaka Kristen yang berada di Yogyakarta dengan judul: Analisis Penerapan dan Pengukuran Kinerja Pada Toko Buku Kristen dengan menggunakan Balanced Scorecard. Studi kasus pada Toko Buku Taman Pustaka Kristen. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah yang diajukan oleh penulis adalah: 1. Apakah Balanced Scorecard sudah dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja pada Toko Buku Taman Pustaka Kristen?

5 5 2. Bagaimana kinerja Toko Buku Taman Pustaka Kristen dinilai dengan menggunakan Balanced Scorecard? 1.3 Batasan Masalah Mengingat keterbatasan data dan waktu yang ada, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan yang berhubungan dengan : 1. Penelitian ini dilakukan pada Toko Buku Taman Pustaka Kristen yang berlokasi di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo 38A Yogyakarta. 2. Penelitian dibatasi pada Balanced Scorecard yang dilakukan pada perusahaan yang bersangkutan. 3. Penelitian ini mengembangkan suatu sistem pengukuran kinerja baru yaitu dengan konsep Balanced Scorecard pada 4 (empat) perspektif, yaitu : a. Perspektif Keuangan b. Perspektif Pelanggan c. Perspektif Proses Internal Bisnis d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan yang di analisis, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah Balanced Scorecard sudah dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengukur kinerja pada Toko Buku Taman Pustaka Kristen.

6 6 2. Untuk menilai kinerja Toko Buku Taman Pustaka Kristen dalam perspektif Balanced Scorecard. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis - Untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan. - Untuk menambah wawasan dalam menerapkan analisis Balanced Scorecard tentang penerapan teori pengukuran kinerja perusahaan. - Untuk dapat memahami analisis Balanced Scorecard serta memahami akuntansi manajemen yang baik. 2. Bagi Pihak Perusahaan - Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan mengenai cara pengukuran kinerja perusahan yang berbasis strategi dengan konsep Balanced Scorecard. - Sebagai proses perencanaan dan pengendalian, serta diharapkan dapat memperbaiki kinerja perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pembelajaran yang menambah wawasan serta pengetahuan mengenai analisis Balanced Scorecard khususnya dalam mengukur kinerja perusahaan.