BAB III RERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada

Transkripsi

1 BAB III RERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1. Rerangka Berpikir Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal tersebut dapat disebabkan oleh ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas serta dampak berbagai masalah pembangunan yang kompleks. Sementara itu, tatanan baru masyarakat Indonesia dihadapkan pada harapan dan tantangan global yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan. Kondisi dan perubahan cepat yang diikuti pergeseran nilai tersebut perlu disikapi secara bijak melalui langkah kegiatan yang terus menerus dan berkesinambungan dalam berbagai aspek pembangunan untuk membangun kepercayaan masyarakat guna mewujudkan tujuan pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Sistem pelayanan perizinan yang berlaku saat ini, pada kenyataannya dirasakan masyarakat masih ada hambatan birokratis, dimana masyarakat masih dihadapkan pada prosedur pengurusan izin yang berbelit-belit dan terlalu banyak instansi yang terlibat, biaya yang terlalu tinggi, persyaratan yang tidak relevan, waktu penyelesaian izin yang terlalu lama, dan kinerja pelayanan yang sangat rendah. Deregulasi dan birokratisasi pelayanan terpadu (One Stop Service) oleh beberapa badan, dinas, kantor terkait dalam bidang perizinan maupun dalam 29

2 30 bidang yang lain merupakan hal yang sangat mendesak dalam kaitannya mempercepat pembangunan ekonomi kerakyatan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada masyarakat, maka dibentuklah sistem pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) sesuai Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk menyederhanakan mekanisme pelayanan sehingga kemanfatannya benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Pembentukan PTSP, diharapkan dapat menghasilkan pelayanan yang lebih mudah, sederhana, cepat, murah, dan tertib dalam administrasi pelayanan. Dalam konteks PTSP ini, Pemerintah Kabupaten Tabanan merespon positif sistem pelayanan satu pintu (one stop service) ini dengan harapan mampu dan memiliki keunggulan yang kompetitif atau kemudahan dalam memberikan pelayanan perijinan, melalui pembentukan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Daerah (BPMPD). Badan Penanaman Modal dan Perizinan Daerah (BPMPD) Kabupaten Tabanan terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan, adalah salah satu organisasi pelayanan publik yang melaksanakan fungsi penanaman modal dan perijinan daerah. Sebagai sebuah organisasi yang memiliki visi Mewujudkan Pelayanan Prima dalam Meningkatkan Investasi menuju Tabanan Sejahtera, Aman dan Berprestasi, maka BPMD diwajibkan menyelenggarakan PTSP. PTSP ini diselenggarakan dalam rangka

3 31 mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi, dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada peran usaha mikro, kecil dan menengah. Tujuan yang ditetapkan dalam misinya adalah meningkatkan kualitas pelayanan perijinan dan meningkatkan kualitas iklim investasi. Seperti halnya pada sektor privat, organisasi sektor publik diseluruh dunia juga menghadapi tekanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, mengurangi biaya-biaya, lebih terbuka pada publik, fokus pada konsumen, serta sigap dalam memenuhi keinginan investor (Metawie dan Gilman, 2005). Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, maka perlu mengukur kinerja organisasi terkait pelayanan publik. Dibutuhkan suatu sistem berbasis kinerja yang berorientasi pada kepuasan masyarakat. Sistem pengukuran kinerja yang baik diperlukan sebagai instrumen dalam mengukur kinerja yang handal dan berkualitas. Pengukuran kinerja yang menitikberatkan pada sektor keuangan saja kurang mampu mengukur kinerja harta-harta tidak berwujud (intangible assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) organisasi. Selain itu pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu bercerita banyak mengenai masa lalu organisasi, kurang memperhatikan sektor eksternal, serta tidak mampu sepenuhnya menuntun organisasi ke arah yang lebih baik (Gunawan, 2010). Konsep Balanced Scorecard merupakan salah satu metode pengukuran kinerja yang berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan aspek non keuangan dengan memasukkan empat perspektif di dalamnya yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif tersebut

4 32 merupakan uraian dan upaya penterjemahan visi dan strategi organisasi dalam mengkomunikasikan dan mengaitkan tujuan strategik dan pengukurannya, merencanakan, menetapkan target serta menselaraskan inisiatif strategik sehingga dapat meningkatkan umpan balik strategik dan pembelajaran. Tujuan akhir dari penilaian kinerja berdasarkan Balanced Scorecard adalah peningkatan kualitas pelayanan publik, yang berada pada posisi puncak seperti pada Gambar 3.1.

5 33 PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PERMENDAGRI NO. 24 TAHUN 2006 TENTANG PTSP PERIJINAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN DAERAH (BPMPD) PELAYANAN PRIMA DALAM MENINGKATKAN INVESTASI MENUJU SEJAHTERA, AMAN DAN BERPRESTASI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KUALITAS IKLIM INVESTASI PENGUKURAN KINERJA SECARA MENYELURUH (KOMPREHENSIF) ORIENTASI PADA KEPUASAN MASYARAKAT METODE BALANCED SCORECARD PELAYANAN PRIMA Gambar 3.1 Kerangka berpikir penelitian

6 Konsep Penelitian Konsep penelitian ini menggunakan empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Masing-masing perspektif diukur dengan menggunakan tolok ukur yang berbeda sesuai dengan strategi yang ingin dicapai terhadap keempat perspektif tersebut seperti pada Gambar 3.2. KEUANGAN Value for money Ekonomi Efisien Efektivitas BALANCED SCORECARD PELANGGAN PROSES BISNIS INTERNAL Indeks Kepuasan Masyarakat Kapasitas Infrastruktur KINERJA BPMPD KABUPATEN TABANAN PEMBELAJAR AN DAN PERTUMBUHA N Kepuasan karyawan Produktivitas karyawan Gambar 3.2 Konsep penelitian