BAB I PENDAHULUAN. bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kumpulan Rasi Bintang (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Satu hal yang menarik ketika kita mengamati bintang-bintang dengan mata

BAB III METODE PENELITIAN

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

Populasi Bintang. Ferry M. Simatupang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Raksasa Merah di Rasi Carinae

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

FOTOMETRI GUGUS BINTANG TERBUKA M67 (NGC 2682)

GALAKSI. Sabar Nurohman, M.Pd

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Bab 2 Metode Pendeteksian Planet Luar-surya

Galaksi. Ferry M. Simatupang

FI322 Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

FOTOMETRI GUGUS BINTANG TERBUKA M67 (NGC 2682)

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

Kompetisi Pengamatan Ronde Malam. Instruksi

MODEL MATERI PENGETAHUAN SUDUT DALAM PERKULIAHAN IPBA BAGI MAHASISWA FISIKA DAN APLIKASINYA DALAM MEMAHAMI JARAK ANTARBENDA-LANGIT (CELESTIAL BODIES)

Bab II Dasar Teori Evolusi Bintang

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

FOTOMETRI PLEIADES MENGGUNAKAN KAMERA DSLR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah

FOTOMETRI OBJEK LANGIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

Deskripsi, Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

INDONESIA. Aturan Kompetisi Grup

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB III PENGAMATAN FOTOMETRI CCD

Pertemuan 3. Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Bab 3. Teleskop Bamberg

Penulis : Hizbullah Abdul Aziz Jabbar. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.

FOTOMETRI STANDAR SISTEM MAGNITUDO BARU LUPTITUDO RETNO PUJIJAYANTI NIM :

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//

Draft Marking Scheme. (Berdasarkan Solusi OSP Astronomi 2013)

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA. Soal Tes Olimpiade Sains Nasional 2011

sisanya merupakan dark matter (25%) dan dark energy (70%) (Vogt, 2015). Materi biasa merupakan materi yang mampu berinteraksi dengan cahaya (baryonic)

Seabad mencari ETI di MWC-349

Solusi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2009

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROVINSI

Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

Kumpulan Soal Astronomi dan Jawabannya

Galeri Spektrum Bintang Be Sebagai Media Pembelajaran di Tingkat Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit

Bintang Ganda DND-2006

Bab II GUGUS GALAKSI. II.1 Properti Gugus Galaksi

Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PEMBAHASAN SOAL OLIMPIADE ASTRONOMI SELEKSI KOTA TAHUN

EVOLUSI BINTANG. Adalah proses panjang yang dialami sejak kelahiran sampai dengan kematian. bintang

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SOAL SOAL PG ASTRO 0,020 b. berimpit dengan bidang ekliptika b. Bintang tidak berkedip dan lebih tajam d. kuartir akhir

SIFAT BINTANG. Astronomi. Ilmu paling tua. Zodiac of Denderah

Optimasi Pencocokan Isokron pada Data Fotometri Gugus Bintang Terbuka Menggunakan Algoritma Genetika

Paket Kegiatan Guru: Panduan Pengamatan Waktu Kampanye 2012 Menggunakan Orion: Januari, Februari & Maret

UJI IN-SITU KAMERA CCD ST-237 ADVANCE DAN KINERJA ASTRONOMI SISTEM FOTOMETRI BVR JOHNSON

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

4.4. KERAPATAN FLUKS LISTRIK

PERINGATAN. Singapura, 5 April David Orlando Kurniawan SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA BIDANG ASTRONOMI 2014

PENGUKURAN MAGNITUDO SEMU PLANET VENUS FASE QUARTER MENGGUNAKAN SOFTWARE

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Bab V MetodeFunctional Statistics Algorithm (FSA) dalam Sintesis Populasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KUMPULAN SOAL & PEMBAHASAN OSK OSP OSN DLL KOORDINAT BENDA LANGIT (By. Mariano N.)

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017

KATA KUNCI : MAGNITUDO, BINTANG CIRIUS, IRIS. I. PENDAHULUAN. ANNISA PERMATASARI 1, SUTRISNO 2, BURHAN INDRIAWAN 3 1

Sistem Akuisisi Astronomi dan Program Multimedia Dalam Meningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci: bintang variabe jenis δ Scuti beramplitudo tinggi, RS Gru, fotometri, spektroskopi.

Mam MAKALAH ISLAM. Pusat Observatorium Bulan (POB) Tgk. Chiek Kuta Karang Aceh

MODUL PRAKTIKUM Perkuliahan Astrofisika (FI567)

KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA

STAR FORMATION RATE (SFR) PADA GALAKSI YANG BERINTERAKSI

Paket Kegiatan Guru: Panduan Pengamatan Waktu Kampanye 2012 Menggunakan Crux: Jan, Feb, Mar & April

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Kisi-kisi Soal -Model Soal Tata Cara Penilaian Daftar Tim Pembina. Olimpiade Astronomi Indonesia Tingkat SMP dan SMA

Relasi Empirik Diameter Asteroid Dengan Fenomena Tsunami Dan Gempa

DATA DIGITAL BENDA LANGIT

Mari Mengamati Bima Sakti!

indahbersamakimia.blogspot.com

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Azimut Bintang dan Planet

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Selayang Pandang Olimpiade Astronomi

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan?

SISTEM AKUISISI ASTRONOMI DAN PROGRAM MULTIMEDIA DALAM MENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet

SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI

TUGAS 1 ASISTENSI GEODESI SATELIT. Sistem Koordinat CIS dan CTS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gugus bintang (stellar cluster) adalah suatu kelompok bintang yang berada di bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama yang menjadi tempat kelahirannya. Ada dua macam gugus bintang, yaitu gugus bola (globular cluster) dan gugus terbuka/galaktik (open cluster/galactic cluster). Bintang-bintang anggota suatu gugus umumnya memiliki usia, jarak, serta komposisi kimia yang sama. Gugus bola dan gugus terbuka terdistribusi berbeda di Galaksi. Bila gugus bola dengan bentuknya yang mendekati simetri bola terdistribusi di halo Galaksi dengan keanggotaan ratusan ribu bintang (umumnya bintang-bintang berusia tua), gugus terbuka justru terdistribusi di piringan galaksi dengan keanggotaan yang lebih sedikit (ratusan hingga ribuan bintang) dan umumnya terdiri atas bintang-bintang muda. Gugus terbuka memiliki bentuk yang tidak simetris dan memiliki magnitudo yang terang (sekitar +10). Gugus terbuka terdistribusi di bidang Galaksi dimana bidang Galaksi ini berada di dekat ekuator langit pada waktu pengamatan berlangsung (Maret hingga Juni) sehingga akan mudah untuk diamati. Gugus bintang merupakan sarana penelitian astrofisika, khususnya mengenai studi evolusi bintang. Banyak informasi yang berbeda-beda dalam menyebutkan ukuran dan jarak untuk gugus terbuka M6 dan M7. Hal ini disebabkan dalam pengamatannya dipengaruhi oleh bintang-bintang medan di sekitarnya, sehingga tidak ada 1

2 informasi yang pasti mengenai ukuran dan jarak kedua gugus tersebut. Gugus terbuka M6 dan M7 merupakan objek yang mudah diamati dengan menggunakan teleskop (magnitudo sekitar +10). Selain itu juga kedua gugus ini berdekatan (hanya selisih jarak 2 0 ) yang merupakan pasangan gugus terbuka yang terletak di rasi Scorpius. M6 berada di koordinat langit asensio rekta (Right Ascension bujur langit) 17 h 40 m dan deklinasi (Declination lintang langit) -32 0 13, sedangkan M7 berada di koordinat langit asensio rekta 17 h 53 m dan deklinasi - 34 0 49. Apabila kita mengamati suatu gugus terbuka tidak terlepas dari bintangbintang medan di sekitar bintang-bintang anggota gugus. Berdasarkan pengamatan dari arah pandangan pengamat, bintang-bintang anggota gugus dengan bintang medan tidak bisa dibedakan secara kasat mata. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dari pengamatan gugus itu sendiri maupun bintang medan di sekitar gugus untuk mengetahui keanggotaan dari suatu gugus terbuka. Fotometri merupakan parameter yang paling penting dalam suatu penelitian astrofisika karena mencakup informasi mengenai keadaan fisis bintang. Besaran yang pertama kali di dapat dalam suatu pengamatan objek langit adalah magnitudo instrumen. Objek akan diamati melalui pengambilan citra dalam tempo pencahayaan tertentu dalam berbagai filter yaitu B, V, R, dan I. Warna instrumen merupakan selisih antara magnitudo instrumen dalam filter B dengan filter V. Penelitian bintang-bintang di sekitar gugus terbuka ini dilakukan di Observatorium Bosscha Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung menggunakan teleskop portable.

3 Keunggulan teleskop portable ini terletak di sifat mobile (mudah dipindahkan ke tempat yang sesuai dengan keinginan pengamat)-nya yang lazim digunakan oleh para astronom pemula/amatir. Namun jenis teleskop ini cenderung sulit digunakan untuk kepentingan penelitian. Beberapa hal harus dilakukan sebelum pengamatan berlangsung seperti kolimasi teleskop dan drift alignment. Jika kedua hal tersebut tidak dilakukan dengan sempurna maka data yang dihasilkan juga tidak layak untuk dianalisis. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti penelitian yang berjudul Magnitudo dan Warna Instrumen Bintang-Bintang Medan di Sekitar Gugus Terbuka M6 (Butterfly Cluster) dan M7 (Ptolemy s Cluster). I.2 Rumusan Masalah Dari uraian di atas, diperlukan rumusan terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana magnitudo dan warna instrumen bintangbintang medan di sekitar gugus terbuka M6 dan M7?. Adapun rumusan masalah yang akan diteliti secara terperinci dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah kecenderungan data yang dihasilkan dari perbandingan antara magnitudo instrumen dengan magnitudo baku kalatog? 2. Adakah kemiripan kurva diagram HR yang diplot berdasarkan magnitudo instrumen dengan kurva diagram HR yang diplot berdasarkan magnitudo baku katalog?

4 I.3 Tujuan Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui magnitudo dan warna instrumen bintang-bintang medan di sekitar gugus terbuka M6 dan M7. Sedangkan tujuan khususnya yaitu mengetahui kecenderungan data yang dihasilkan magnitudo dan warna instrumen bintang-bintang medan di sekitar gugus bintang terbuka M6 dan M7 yang dibandingkan dengan warna dan magnitudo baku yang terdapat di dalam katalog serta mengetahui bentuk kurva Diagram HR yang diplot berdasarkan magnitudo instrumen dengan magnitudo baku katalog. I.4 Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan adalah hanya pekerjaan fotometri berupa perolehan nilai-nilai instrumen (magnitudo dan warna) dari citra bintang-bintang medan di sekitar M6 dan M7 hasil observasi. I.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan profil data hasil pengukuran berupa nilai-nilai instrumen (magnitudo dan warna) dari bintangbintang medan di sekitar gugus terbuka dibandingkan terhadap nilai-nilai bakunya (magnitudo dan warna).

5 I.6 Asumsi Magnitudo instrumen dengan magnitudo baku dibedakan oleh koefisien ekstingsi dan titik nol yang sama. Kedua magnitudo tersebut menggambarkan harga fluks bintang. I.7 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa magnitudo instrumen yang dihasilkan memiliki hubungan linier dengan magnitudo baku yang terdapat di dalam katalog Tycho2. I.8 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah observasional yang merupakan metode penelitian dimana data yang dipakai berdasarkan hasil pengamatan. I.9 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Observatorium Bosscha Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung.