JENIS KEKERASAN DAN POLA LUKA PADA KORBAN MATI KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD ARIFIN ACHMAD PERIODE

dokumen-dokumen yang mirip
Angka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

POLA LUKA PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS DI BLU RSU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE

1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

Gambaran Luka Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dilakukan Pemeriksaan di RSUP Dr. M. Djamil Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang

Kualitas Visum et Repertum Perlukaan di RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu Periode 1 Januari Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

Kata kunci : Pola luka kecelakaan lalu lintas, DOA, rawat meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prevalensi dan Gambaran Pola Luka Korban Kecelakaan Sepeda Motor di Instalasi Forensik RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

Jessica R. Labora Erwin G. Kristanto James F. Siwu

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Trauma kapitis merupakan salah satu kasus yang paling sering dijumpai

EPIDEMOLOGI TRAUMA SECARA GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat

CEDERA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

KUALITAS VISUM ET REPERTUM PERLUKAAN DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan penyebab pertama kematian pada remaja usia tahun (WHO, 2013).

BAB V HASIL PENELITIAN

BIAYA KECELAKAAN LALULINTAS JALAN DI INDONESIA DAN VIETNAM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang

KUALITAS VISUM ET REPERTUM PERLUKAAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DUMAI PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

PENGARUH PEMAKAIAN HELM TERHADAP DERAJAT CEDERA KEPALA PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR YANG MENGALAMI KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DIRAWAT DI RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan jutaan lebih

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DARAT RAWAT INAP DI RSUD DR. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Masalah lalu lintas melalui darat, laut, dan udara

BAB I. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kecelakaan Lalu Lintas, Penggunaan Helm, Penggunaan Telepon Seluler, dan Kecepatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekitar 1,27 juta orang meninggal di jalan setiap tahunnya di dunia, dan 20 -

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN VISUM ET REPERTUM PERLUKAAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUANTAN SINGINGI PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

INTEGRASI SISTEM DATA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN JEMBER

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISTIK PASIEN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DATANG KE PUSKESMAS TAMPAKSIRING I PADA TAHUN 2014

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING

Analisis dan Prediksi Human Error dari Pengemudi Sepeda Motor terhadap Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus : Kota Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

STUDI KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA MOTOR DI KECAMATAN LASUSUA KABUPATEN KOLAKA UTARA

Kematian akibat kecelakaan lalu lintas Kota Tomohon tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia,

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab. terbanyak terjadinya cedera di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Yuda Rizky, FKM UI, Universitas Indonesia

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 30 juta orang terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

PROFIL KASUS AUTOPSI PADA ANAK DI PROVINSI RIAU PERIODE TAHUN

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

KUALITAS VISUM ET REPERTUM PERLUKAAN DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

KUALITAS VISUM ET REPERTUM PERLUKAAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MANDAU PERIODE 1 JUNI JUNI 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Di rumah sakit Dr. Sardjito, angka kejadian kasus forensik klinik (hidup) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA. American College of Surgeons, 1997, Advanced Trauma Life Support (ATLS), United States of America, Diterjemahkan oleh IKBI

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

Pola Luka Korban Kecelakaan Lalu Lintas pada Pejalan Kaki dan Pengendara Sepeda Motor

pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

Gambaran Penderita Trauma Kepala di Rumah Sakit Umum Haji Medan Periode Januari Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan bermotor di masyarakat, tingkat kecelakaan di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, jumlah. kriminalitas yang disertai kekerasan juga ikut

KARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

Gambaran Tanda Kardinal Asfiksia Pada Kasus Kematian Gantung Diri di Departemen Forensik RSU Dr. Muhammad Hoesin Palembang Periode Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. jalan yang cukup serius, menurut data dari Mabes Polri pada tahun 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah

PROFIL PASIEN LUKA BAKAR BERAT YANG MENINGGAL DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU PERIODE JANUARI DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

JENIS KEKERASAN DAN POLA LUKA PADA KORBAN MATI KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD ARIFIN ACHMAD PERIODE 2007-2011 Pratiwi Rukmana 1), Dedi Afandi 2), Laode Burhanuddin 3) ABSTRACT Traffic accident is one of world s health problems that increase rate of morbidity and mortality. The developing country such as Indonesia tends to have high traffic accident rates. The purpose of this study was to determine types of violence and patterns of injury on dead victims of traffic accident at Arifin Achmad General Hospital period 2007-2011. The type of research was descriptive retrospective. The samples used secondary data. Secondary data took from visum et repertum of dead victims caused by traffic accident. The result shows that 249 dead victims were visum. Profiles of dead victim included gender, age and occupation. Based on profiles show that the highest gender is men (84,7%), the most age on 12-25 years old (45,3%), and the most occupation is enterpreuner (59,0%). All of case shows that types of violence were the blunt violences (100%). Patterns of injury included type, shape and location. The most type and shape of injury is abrations (75,5%). The most location of injury is head injuries (88%). From these data, the conclusion is traffic accident still exist at Pekanbaru and database of dead victims s visum is worse. Keywords: traffic accident, types of violence, patterns of injury 3 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

2 I. PENDAHULUAN Peningkatan jumlah transportasi darat memberikan keuntungan dalam perpindahan manusia dan barang. Dampak negatif dibidang kesehatan yang ditimbulkan transportasi darat, yaitu kecelakaan lalu lintas, penyakit paru dan gangguan kesehatan akibat kurangnya aktivitas fisik. 1 WHO memperkirakan kecelakaan lalu lintas di jalan raya memakan korban jiwa sebanyak 1,3 juta jiwa pertahunnya di seluruh dunia. Korban yang mengalami luka akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 20-50 juta jiwa. 2 Kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian kedua dalam rentang usia antara 5 29 tahun dan penyebab kematian ketiga dalam rentang usia antara 30-44 tahun secara global. 3 Resiko kecelakaan lalu lintas yang fatal cenderung banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. 4 Tingkat kejadian kecelakaan lalu lintas di negara berkembang, seperti Indonesia, cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 104.824 kasus. 5 Penelitian yang dilakukan oleh Riyadina dkk pada tahun 2009 mengenai gambaran pola dan determinan sosiodemografi cedera akibat kecelakaan lalu lintas pada masyarakat Indonesia, diketahui bahwa proporsi cedera akibat kecelakaan lalu lintas sebesar 27% dari semua cedera. 6 Identifikasi korban mati pada kecelakaan lalu lintas secara akurat dilakukan terlebih dahulu sebelum pemeriksaan yang lebih spesifik. Pemeriksaan pada korban 3 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

3 mati akibat kecelakaan lalu lintas dapat dilakukan dengan menggunakan tiga cara, yaitu: bedah mayat, pemeriksaan mikroskopis dan pemeriksaan toksikologis. 7 Pemeriksaan korban mati pada kecelakaan lalu lintas dengan melakukan bedah mayat dapat memberikan informasi mengenai jenis kekerasan dan pola luka. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada pejalan kaki, pengemudi kendaraan, dan penumpang kendaraan. 7 Jenis kekerasan dan pola luka pada korban mati kecelakaan lalu lintas dapat menggambarkan tentang mekanisme, penyebab dan arah tabrakan yang diperlukan dalam proses penyidikan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui jenis kekerasan dan pola luka pada korban mati kecelakaan lalu lintas di RSUD Arifin Achmad. II. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif yang merupakan suatu metode penelitian yang menggambarkan jenis kekerasan dan pola luka pada korban mati kecelakaan lalu lintas di RSUD Arifin Achmad periode 2007-2011. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2012 - Januari 2013. Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2012 di bagian Forensik RSUD Arifin Achmad. Populasi pada penelitian ini diambil dari visum et repertum korban mati akibat kecelakaan lalu lintas yang dibuat oleh dokter di RSUD Arifin Achmad 3 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

4 periode 2007-2011. Sampel pada penelitian ini diambil dari populasi yang didapat dengan metode total sampling. Visum et repertum korban mati kecelakaan lalu lintas di RSUD Arifin Achmad dari tanggal 1 Januari 2007 31 Desember 2011 yang diambil adalah yang memenuhi kriteria. Kriteria data meliputi jenis kekerasan, jenis dan bentuk luka, lokasi luka, usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Pengambilan data dan prosedur penelitian dilakukan dengan melihat kembali data yang berisikan jenis kekerasan dan pola luka pada korban mati kecelakaan lalu lintas di RSUD Arifin Achmad periode 2007-2011. Tahap selanjutnya dalah pengeditan, pengkodean dan tabulasi III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan jenis kekerasan pada kasus kecelakaan lalu lintas adalah kekerasan tumpul, yaitu 249 kasus (100%). Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas cenderung lebih banyak terjadi pada laki-laki (84,7%). Menurut penelitian Woro Riyadina (2009) kecelakaan lalu lintas sering menimpa kaum laki-laki. Hal ini dikarenakan Laki-laki memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dibandingkan perempuan. 6 3 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

5 Tabel 3.1 Distribusi jenis kelamin korban mati kecelakaan lalu lintas. Variabel Frekuensi (n=249) Persentase (%) Jenis kelamin Laki-laki 211 84,7 Perempuan 38 15,3 Korban mati kecelakaan lalu lintas dengan rentang usia 12-25 tahun sering mengalami kecelakaan lalu lintas, yaitu sebesar 45,3%. Usia muda merupakan usia produktif yang akan lebih sering terpapar dengan resiko kecelakaan lalu lintas. Kurangnya sosialisasi dini pada kelompok usia ini menyebabkan rendahnya tingkat kewaspadaan di jalan raya. Ketidakpatuhan di jalan raya memberikan dampak negatif berupa kecacatan bahkan kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Mailani Sinaga (2012), di mana kelompok usia muda menjadi korban kecelakaan llau lintas terbanyak. Tingkat emosi yang belum stabil pada kelompok usia ini mengakibatkan banyak kejadian kecelakaan lalu lintas. 8 Tabel 3.2 Distribusi usia korban mati kecelakaan lalu lintas. Variabel Frekuensi (n=249) Persentase (%) Usia 0-5 0 0 5-11 7 2,8 12-25 113 45,3 26-45 97 38,9 46-65 28 11,2 > 65 4 1,6 3 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

6 Pekerjaan menjadi karakteristik yang tidak bisa dilepaskan dari korban kecelakaan lalu lintas. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa korban sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta (59,0%). Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian Eddy Anggiat (2009) dengan persentase mencapai 58,6% pada korban dengan pekerjaan sebagai wiraswasta. Jam kerja yang lebih banyak di luar rumah dan tuntutan untuk melakukan mobilitas yang tinggi menjadi salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas pada wiraswastawan. 9 Tabel 3.3 Distribusi pekerjaan korban mati kecelakaan lalu lintas. Variabel Frekuensi (n=249) Persentase (%) Pekerjaan Wiraswasta 147 59,0 Pegawai/PNS 18 7,2 Pelajar 74 29,7 Lain-lain 10 4,0 Kekerasan tumpul termasuk di dalam kelompok kekerasan mekanik. 10 Hal ini karena anggota tubuh membentur permukaan tumpul suatu benda. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada pengemudi mobil menyebabkan benturan pada stir, dashboard, atau kaca mobil. Pengendara sepeda motor rentan mengalami benturan dengan jalan raya. 11 3 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

7 Tabel 3.4 Jenis kekerasan pada korban mati kecelakaan lalu lintas. Variabel Frekuensi (n) Persentase (%) Jenis Kekerasan Tumpul 249 100 Tajam 0 0 Tumpul tajam 0 0 Pola luka meliputi jenis, bentuk dan lokasi luka. Berdasarkan jenis dan bentuk luka didapatkan bawah luka lecet (75,5%). adalah luka yang sering muncul pada korban mari akibat kecelakaan lalu lintas. Hasil yang didapatkan sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Woro Riyadina (2009), di mana luka yang sering timbul pada kecelakaan lalu lintas adalah luka lecet. 6 Lokasi luka terbanyak adalah kepala (88%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eddy Anggiat (2011) di RSUD dr. Pirngadi Medan, di mana didapatkan lokasi tersering yang mengalami cedera adalah kepala. 9 Hal ini didukung dengan rendahnya kesadaran dalam penggunaan helmet sebagai salah satu alat pelindung diri. 12 Pengemudi mobil cenderung akan membentur kaca mobil setelah sebelumnya bagian dada menghantam stir mobil. Kasus kecelakaan lalu lintas pada pengemudi mobil tidak jarang yang mengalami kontak antara kepala dan jalan setelah terlempar keluar dari mobil. Faktor utama penyebab kecelakaan adalah perilaku manusia dan kondisi lingkungan yang saling mempengaruhi. 13 3 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

8 Tabel 3.5 Jenis dan bentuk luka korban mati kecelakaan lalu lintas. Variabel Frekuensi (n=249) Persentase (%) Jenis dan bentuk luka Lecet 188 75,5 Memar 95 38,2 Robek 143 57,4 Patah tulang 157 63,1 Tabel 3.6 Lokasi luka korban mati kecelakaan lalu lintas. Variabel Frekuensi (n=249) Persentase (%) Lokasi luka Kepala 219 88,0 Dada 82 32,9 Abdomen 75 30,1 Ekstremitas atas 158 63,5 Ekstremitas bawah 158 63,5 IV. SIMPULAN DAN SARAN Kecelakaan lalu lintas rentan terjadi di mana saja yang dapat merenggut nyawa setiap orang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jenis kekerasan yang ditemukan pada korban mati kecelakaan lalu lintas adalah kekerasan tumpul, jenis dan bentuk luka terbanyak adalah luka robek, sedangkan lokasi luka paling sering terdapat di kepala. Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki, usia terbanyak adalah usia 12-25 tahun, sedangkan pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta. Hasil pemeriksaan korban mati kecelakaan lalu lintas yang terangkum di dalam Visum et Repertum sebaiknya memenuhi standar penulisan yang baik. Visum et 3 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

9 Repertum yang baik dan memenuhi standar terdiri dari beberapa komponen penulisan, yaitu pro justitia, pendahuluan, hasil pemeriksaan, kesimpulan dan penutup. Masyarakat juga harus lebih mawas diri dalam berkendaraan di jalan raya. Kepatuhan dalam berlalu lintas di jalan raya sangat diperlukan. Selain itu, pihak pemerintah, kepolisian, dan instansi kesehatan harus lebih gencar melakukan sosialisasi mengenai keselamatan di jalan raya dan peningkatan mutu pelayanan terutama dalam pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas guna menurunkan angka kematian. V. DAFTAR PUSTAKA 1. World Health Organization. Global status report on road safety: time for action. Geneva: Department of Violence & Injury prevention & Disability World Health Organization; 2009. 2. Website World Health Organization. World Unites to halt death and injury on roads. [cited 2012 November 3]. Available from: http://www.who.intl/mediacentre/news/releases/2011/road_safety_20110506/en /index.html 3. Website World Health Organization. World health day: Road safety is no accident!. [cited 2012 November 3]. Available from: http://www.who.intl/mediacentre/news/releases/2004/pr24/en/ 4. Soehodho S. Road accidents in Indonesia. IATSS Research. 2009; Vol.33, No.2. 3 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

10 5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2012. 6. Riyadina W, Suhardi, dan Meda P. Pola dan determinan sosiodemografi cedera akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia. MKI. 2009; Vol.59, No.10. 7. Idries AM, Tjiptomartono AL. Penerapan ilmu kedokteran forensik dalam proses penyidikan. 2 nd ed. Jakarta: Sagung Seto; 2011. 8. Sinaga M. Gambaran faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di Kota Medan tahun 2012 [skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan; 2012. 9. Anggiat E. Lokasi cedera (region) penyebab kematian utama pada kecelakaan lalu lintas pengendara roda dua bermotor pada tahun 2009 di Kota Medan [skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan; 2010. 10. Knight B. Forensic pathology. 2 nd ed. Great Britain: The Bath Press; 1996. 11. World Health Organization. Helmet: A road safety manual for decision-makers and practitioners. Geneva: World Health Organization; 2006. 12. Foundation for the Automobile and Society. Seat-belts and child restraints: a road safety manual for decision makers and practitioners. London: FIA Foundation; 2009. 13. Adnan S. Analisis faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan tol Jakarta-Cikampek tahun 2008 [skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2010. 3 Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas