BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2008:208) penelitian survei dapat digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Unit

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. 1 Tabel Desain Penelitian. T-1 Asosiatif Individual-Pelanggan. T-2 Asosiatif Individual-Pelanggan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode riset yang akan dipakai adalah metode asosiatif pendekatan studi kasus yang

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan

BAB III METODE PENELITIAN. ialah penelitian deskriptif asosiatif. Melalui penelitian asosiatif, dapat diketahui

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejak Maret 2017 sampai dengan Agustus Semesta Jl. Kemanggisan raya no 19 Jakarta Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode adalah cara kerja pikiran dalam memahami suatu objek, di dalamnya

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif karena penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODLOGI PENELITIAN. berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Jenis penelitian yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian bersifat asosiatif. Dengan penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB 3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan yang valid, dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab III. Metodologi penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. hubungan hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa sehingga hasil

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008:

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Riset atau penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Unit analisis yang dituju adalah individu. Serta Time horizon yang

BAB 3. Metode Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Riset. hubungan antar variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

one-shot atau cross sectional, yaitu sebuah studi yang dilakukan dengan data yang hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap organizational citizenship behavior dan dampaknya pada efektivitas

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif ini dapat mengetahui hubungan antara variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel independent dengan variabel dependent, Sugiyono (2008:7-11). Dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Kepemimpinan Situasional, Pelatihan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan dampaknya pada Kinerja Karyawan dengan melakukan survey. Unit analisis yang dituju adalah individu. Serta Time horizon yang digunakan adalah Cross-sectional, yaitu sebuah studi yang dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab penelitian, Sekaran (2007:177). Desain dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif Survey Individu - Karyawan PT.Cox and Tihaya Indonesia Cross Sectional T-2 Asosiatif Survey Individu - Karyawan PT.Cox and Tihaya Indonesia Cross Sectional Sumber : Penulis, (2012) 43

44 Keterangan : T-1: Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan situasional dan pelatihan baik secara parsial dan simultan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Cox and Tihaya Indonesia. T-2: Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan situasional, pelatihan, dan kepuasan kerja karyawan baik secara parsial dan simultan terhadap kinerja karyawan pada PT Cox and Tihaya Indonesia. 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008:11), operasionalisasi variabel merupakan penjelasan dari teori variabel, sehingga dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Variabel adalah karateristik yang dapat diamati dari sesuatu (objek), dan mampu memberikan macam-macam nilai atau beberapa kategori. Ada 4 variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas Kepemimpinan Situasional (X 1 ) dan Pelatihan (X 2 ), variabel intervening Kepuasan Kerja Karyawan (Y), dan variabel terikat Kinerja Karyawan (Z). Skala pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala ordinal yang kemudian di transformasikan menjadi skala interval. Hal ini dikarenakan peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang memiliki alternatif jawaban dalam skala ordinal, padahal peneliti

45 akan menganalisis data dengan statistik parametik. Akibatnya, data dengan skala ordinal tersebut harus ditransfer menjadi skala interval. Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama, Riduwan dan Kuncoro (2008:18). Sedangkan skala ordinal adalah skala yang menyatakan kategori sekaligus peringkat, dimana peringkat tersebut menunjukkan suatu urutan penilaian, Sarjono dan Julianita ( 2011:3). Menurut Moeheriono (2012:34-35) dalam menentukan indikator, terkadang bisa berbeda-beda tergantung jenis organisasinya. Biasanya dalam praktik, penentuan jumlah indikator tidak selalu pasti berapa jumlahnya. Keberhasilan pencapaian tujuan suatu program kegiatan yang kemungkinan mempunyai lebih dari satu indikator, yaitu tiga, empat atau lima indikator. Berikut akan diuraikan dimensi dan indikator dari masing-masing variabel, beserta, skala, dan model pengukuran dari keempat variabel yang ada:

46 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran Model Skala Pengukuran Kepemimpinan Situasional Menurut teori situasional, seorang pemimpin dapat menggunakan satu dari empat gaya kepemimpinan, berdasarkan gabungan perilaku hubungan (perhatian terhadap manusia) dan tugas (perhatian terhadap produksi). Gaya yang sesuai bergantung kepada tingkat kesiapan pengikut (Daft,2010:340) 1.Telling Memberikan instruksi secara spesifik Mengontrol secara ketat 2.Selling Mengklarifikasi tugas Menjelaskan keputusan yang dibutuhkan 3.Participating Berbagi ide terhadap karyawan Memfasilitasi pengambilan keputusan karyawan Ordinal Interval Skala Likert 4.Delegating Melimpahkan pengambilan keputusan Melimpahkan tugas

47 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian (Lanjutan) Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Pelatihan Pelatihan adalah sebuah proses dimana memberikan karyawan pengetahuan, dan keterampilan yang spesifik dan dapat di identifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Mathis, Jackson (2006:301) 1.Pengetahuan yang spesifik tentang alat,fasilitas dan pelayanan 2.Keterampilan yang spesifik dalam menyajikan dan menghasilkan produk Pengetahuan dalam menggunakan alat Pengetahuan dalam menggunakan fasilitas Pengetahuan dalam sikap melayani pelanggan Keterampilan dalam mengolah produk makanan dan minuman Keterampilan dalam penyajian produk makanan dan minuman pengukuran Ordinal- Interval Model Skala Pengukuran Skala Likert

48 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian (Lanjutan) Variabel Penelitian Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran Model Skala Pengukuran Kepuasan Kerja Karyawan Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka 1.Pekerjaan itu sendiri(work it self) Tugas yang penting Pekerjaan itu sesuai dengan keahlian Pekerjaan itu sesuai dengan tanggung jawab Ordinal- Interval Skala Likert memberikan hal yang dinilai penting, (Luthans, 2006:243). 2.Rekan kerja (co-worker) Rekan kerja sebagai pendorong motivasi Interaksi dengan rekan kerja 3.Atasan (supervisor) Atasan memberi pekerjaan yang menantang Atasan sebagai pemotivasi karyawan Atasan sebagai pengarah karyawan 4.Gaji (pay) Gaji sesuai dengan standar perusahaan Gaji Sesuai tuntutan pekerjaan Bonus sesuai dengan hasil pekerjaan 5.Kesempatan Promosi (Promotion opportunity Kesempatan promosi secara adil kesempatan promosi sesuai prestasi karyawan 6.Kondisi Kerja (Working condition) Kondisi lingkungan kerja Fasilitas kantor yang memadai

49 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian (Lanjutan) Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala pengukuran Kinerja Kinerja karyawan 1.Kuantitas dari Jumlah pekerjaan Ordinal- Karyawan adalah apa yang hasil yang harus Interval dilakukan atau tidak diselesaikan dilakukan oleh karyawan, (Mathis dan Jackson, 2006:378). 2.Kualitas dari hasil Pekerjaan yang memenuhi standar Tidak ada kesalahan Mutu pekerjaan yang dihasilkan Model Skala Pengukuran Skala Likert 3.Ketepatan waktu Menunda Pekerjaan Tepat Waktu 4.Kehadiran Hadir tepat waktu Absensi 5.Kemampuan bekerja sama Kerja tim yang baik Saling membantu Sumber : Penulis, 2012

50 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian 3.3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang nantinya akan diubah menjadi data kuantitatif melalui software SPSS versi 17.0 Tabel 3.3 Jenis Data dan Sumber Data Penelitian Tujuan Jenis Data Sumber Data Jenis Data T 1 Kepemimpinan Situasional, Pelatihan dan Kepuasan Kerja Karyawan Data Primer Kuesioner Kualitatif- Kuantitatif T 2 Sumber : Penulis, 2012 Kepemimpinan Situasional, Pelatihan, Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja karyawan Data Primer Kuesioner Kualitatif- Kuantitatif 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam keseluruhan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, mencatat, mempelajari text book dan buku-buku pelengkap atau referensi, seperti: jurnal, dan guide book perusahaan, serta sumber data lainnya seperti fasilitas internet yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian ini

51 sebagai landasan teori yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah. 2) Studi Lapangan Studi lapangan bertujuan untuk memperoleh data primer atau data utama dari responden atau perusahaan yang menjadi objek penelitian. Penelitian lapangan yang dilakukan adalah sebagai berikut: - Wawancara (Interview) Penulis melakukan tanya jawab dengan pihak perusahaan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Sifat wawancara yang dilakukan adalah wawancara secara langsung dengan Direktur Utama, Finance Director dan Head Operational Manager PT Cox and Tihaya Indonesia. - Pengisian Kuesioner Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada para karyawan dan pimpinan di PT Cox and Tihaya Indonesia. 3.5 Populasi Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008:37), populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

52 Arikunto (2004:117), menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Sampel penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat diwakili seluruh populasi. Berkaitan pada teknik pengambilan sampel, Arikunto (2004:120) mengemukakan apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua. Memperhatikan pernyataan tersebut, karena subjek yang akan dilakukan penelitian hanya 106 orang maka penelitian ini tidak menggunakan pengambilan sampel tetapi merupakan penelitian populasi. 3.6 Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah deskriptif analisis dimana data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 17.0. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X 1 dan X 2 terhadap Y dan dampaknya terhadap Z. Untuk mengetahui derajat variabel kepemimpinan situasional (X 1 ) dan pelatihan (X 2 ) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) dan dampaknya terhadap kinerja karyawan (Z) dilakukan penyebaran kuesioner yang bersifat tertutup dan analisis digunakan

53 teknik korelasi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Teknik analisis yang dipakai adalah korelasi pearson dengan path analysis. Langkah-langkah analisis secara garis besar sebagai berikut : Dalam penelitian ini ada banyak metode analisis yang digunakan. Analisis diawali pada instrumen penelitian, yaitu kuesioner dengan melakukan uji validitas dan realibilitas, setelah itu dilanjutkan dengan uji normalitas data. Kemudian pengolahan data dilanjutkan dengan mentransformasikan data ordinal menjadi interval. Kemudian dari hasil kuesioner tersebut didapatkan data yang akan dianalisis lebih lanjut untuk menjawab tujuantujuan penelitian, yaitu dengan analisis korelasi pearson dan path analysis. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.0. setelah data dikumpulkan, maka dilakukan analisis dengan menggunakan : Tabel 3.4 Metode Analisis Data Tujuan penelitian Jenis Penelitian Metode Analisis Teknik Analisis T 1 Asosiatif Korelasi Pearson dan Path analysis T 2 Asosiatif Korelasi pearson dan Path analysis Sumber : Penulis 2012

54 3.6.1 Skala Likert Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008:20), skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial, dimana dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Untuk mengukur pernyataan mengenai Kepemimpinan Situasional (X₁), Pelatihan (X₂), Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dan Kinerja Karyawan (Z), maka setiap jawaban diberi nilai (skor). Dimana dalam pemberian nilai digunakan skala likert, nilai (skor) jawaban, sebagai berikut: Tabel 3.5 Skala Likert Skor Penilaian 5 4 3 2 1 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008:20) Berdasarkan kategori-kategori tersebut dapat diketahui bobot nilai tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah 1. Kuesioner ini disebarkan dengan tujuan untuk mengetahui pendapat mengenai Kepemimpinan Situasional, Pelatihan, Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan dari PT Cox and Tihaya Indonesia.

55 3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Menurut Sekaran (Sarjono dan Julianita, 2011:35), validitas adalah bukti bahwa instrumen, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep yang dimaksudkan. Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu item pernyataan, sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsisten tidaknya jawaban seseorang terhadap item-item pernyataan di dalam sebuah kuesioner. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus korelasi product moment. Rumusnya adalah sebagai berikut: Keterangan: r = Koefisien korelasi X = skor item X Y = skor item Y N = banyaknya sampel dalam penelitian Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 Langkah-langkah operasional pengujian validitas adalah sebagai berikut: Mencari definisi dan rumusan tentang konsep penelitian yang diukur dari literatur yang ditulis para ahli.

56 Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk diuji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distributor skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. Menentukan nilai r tabel dari tabel r, untuk df (degree of freedom) = jumlah responden 2 atau, dalam penelitian ini df = 106 2 = 104. Dan tingkat kesalahan dalam penelitian ini sebesar 5%. Mencari r hitung untuk tiap item (variabel) dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation. Dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah : Jika r hitung positif, serta r hitung r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid Jika r hitung positif, serta r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid Jika r hitung r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak valid Menurut Sekaran (Sarjono dan Julianita,2011:35), menyatakan bahwa keandalan (reliability) suatu pengukuran tersebut dilakukan tanpa bias (bebas kesalahan-error free). Oleh karena itu, menjamin pengukuran tersebut dilakukan yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen perlu dilakukan. Berikut cara melakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan program SPSS.

57 Dalam penelitian ini, teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach s Alpha (α) yang merupakan rata-rata dari semua koefisien belah dua yang dihasilkan dari beberapa cara membelah skala item-item. Koefisienkoefisien tersebut bervariasi dari 0 sampai 1. Nilai sebesar 0,60 atau kurang menyatakan bahwa konsistensi internal reliabilitas tidak memuaskan. Rumus Cronbach s Alpha (α) dapat digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala. Rumusnya adalah sebagai berikut: Keterangan : r11 K σt² = realibilitas instrument = banyak butir pertanyaan = varians total Σσb² = jumlah varians butir Uji reliabilitas memiliki dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : Jika r alpha (Cronbach s Alpha) positif dan r alpha 0,60, maka butir atau variabel tersebut reliabel Jika r alpha (Cronbach s Alpha) positif dan r alpha < 0,60, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel Jika r alpha 0,60 tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel

58 3.6.3 Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal. Uji normalitas untuk tiap variabel dilakukan dengan melihat titik sebaran data pada gambar grafik Q-Q plot. Data data dari variabel dapat dikatakan normal, jika sebaran data berada pada garis lurus sebaran titik plot. Menurut Sarjono dan Julianita (2011:64) menyatakan dalam uji normalitas bahwa jika peneliti memiliki responden diatas >50, maka Sig. Kolmogorov- Smirnov yang dibandingkan dengan Alpha, sedangkan jika peneliti memiliki responden dibawah <50, maka Sig. Shapiro-Wilk yang dibandingkan dengan Alpha untuk menguji normiltas dari data yang diperoleh peneliti. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai berikut : Jika angka signifikansi Uji Kolmogrov-Smirnov Sig 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika angka signifikansi Uji Kolmogrov-Smirnov Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Angka Sig. atau signifikansi dapat diperoleh dengan perhitungan test of normality atau plot melalui alat bantu SPSS dengan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5%. Selain itu, pada gambar Q-Q Plot terlihat ada garis lurus dari kiri ke kanan atas. Garis itu berasal dari nilai z. jika berdistribusi data normal, maka data akan tersebar di sekeliling garis.

59 3.6.4 Transformasi Data Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008:30), mentransformasi data ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval : a. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan; b. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5 yang disebut sebagai frekuensi; c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi; d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor; e. Gunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh; f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel Tinggi Densitas); g. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus: h. Tentukan nilai transformasi dengan rumus:

60 3.6.5 Analisis Korelasi Sederhana (Pearson Correlation) Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008:61), Korelasi Pearson Product Moment (PPM) digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) Rumus yang digunakan Korelasi PPM (sederhana): Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 r +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna: r = 0 artinya tidak ada korelasi: dan r = 1 berarti korelasinya sangan kuat. Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008:62), arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interpretasi r sebagai berikut: Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 1,000 Sangat Kuat 0,60 0,799 Kuat 0,40 0599 Cukup Kuat 0,20 0,399 Rendah 0,00 0,199 Sangat Rendah Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008:62)

61 Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut: KP = r² x 100% Dimana : KP = nilai koefisien determinan R = nilai koefisien korelasi Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008:62), pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji signifikansi sebagai berikut. Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan signifikan antara variabel X dengan variabel Y Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y Dasar pengambilan keputusan : Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas Sig atau [0,05 > Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

62 3.6.6 Analisis Jalur (Path Analysis) 3.6.6.1 Definisi dan Pengertian Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008:2) Path Analysis adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan antar variabel X₁ dan X₂ berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung dan secara tidak langsung mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang bersifat tertutup dan analisis yang digunakan adalah teknik korelasi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Dengan menggunakan komputer sebagai proses data dan proses SPSS 17.0. 3.6.6.2 Manfaat Path Analysis Manfaat model Path Analysis adalah untuk: 1) Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti 2) Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif 3) Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat

63 digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) 4) Pengujian model, menggunakan theory trimming, baik untuk uji reliabilitas konsep yang sudah ada, ataupun uji pengembangan konsep baru. 3.6.6.3 Asumsi-asumsi Path Analysis Menurut Ridwan dan Kuncoro (2008:2), asumsi-asumsi yang mendasari path analysis sebagai berikut: 1) Pada model path analysis, hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal 2) Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik 3) Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio 4) Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel 5) Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliable) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung 6) Model yang di analisis di spesifikasikan (di identifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau dibangun berdasarkan kerangka teoritis

64 tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti. Tabel 3.7 Bukti Empiris Penggunaan Metode Analisis Jalur (Path Analysis) No. Nama Jurnal Pengarang Judul Ket 1 Hubungan Risk Data yang terkumpul Journal Of Management and Business Review, Vol.6,No.2,July 2009: 68-79 Andynie Subrata and Luis Reinaldo Ruay Awarness dengan Self-Confidence, work Climate dan Job Characteristic menggunakan Metode Path Analysis dalam penelitian ini sejumlah 37 data dari karyawan PT Bank Central Asia, Tbk yang terletak di jln Sudirman Jakarta 2 3 Jurnal Penelitian Vol.13, No.2, Mei 2010 : 169-198 Sumber: Jurnal Jurnal Bisnis & Manajemen. Vol.8, No.2, 2008: 131 136 Y.M.V Mudayen Anastasia Riani Suprapti Pengaruh Kompensasi, Pengembangan karir, lingkungan dan pengalaman terhadap motivasi dan prestasi kerja Hubungan Motivasi Mengikuti Pelatihan dan Kinerja karyawan Dengan Orientasi Pembelajaran Sebagai Variabel Pemediasi Populasi dari pene;itian ini adalah 30 karyawan dan merupakan seluruh karyawan penerbit dan percetakan Kanisius, teknik penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dan Analisis Jalur ( Path Analis) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada kantor sekretariat daerah suatu kabupaten di Jawa Tengah. Sedangkan sampel diambil sebanyak 74 responden yang mewakili semua bagian yang ada dengan penelitian ini menggunakan skala likert, dan untuk menjawab pertanyaan penelitian (hipotesis) menggunakan analisis jalur (Path Analysis).

65 3.6.6.4 Model dan Persamaan Struktural Path Analysis Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y) secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen (X). Diagram jalur berikut menunjukkan struktur hubungan kausal antar variabel. X₁ ρ YX1 Y ρ ZX1 ρ ZY Z X₂ ρ YX2 Sumber: Riduwan dan Kuncoro, (2008) Gambar 3.1 Diagram Jalur Persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu: Y = ρ YX1 X₁ + ρ YX2 X₂ + ε 1 Z = ρ ZX1 X₁ + ρ ZX2 X₂ + ρ ZY Y + ε 2 Keterangan: ρ = koefisien jalur (path coefficient), yang menunjukkan pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen ε = faktor residual, yang menunjukkan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel

66 Kategori seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam Path Analysis dilihat dari nilai koefisien beta akan diuraikan pada tabel 3.8 berikut ini : Tabel 3.8 Kategori Pengaruh Variabel Dalam Path Analysis Nilai Koefisien Beta Kategori Pengaruh 0,05-0,09 Lemah 0,10-0,29 Sedang >0,30 Kuat Sumber: Riduwan dan Kuncoro, (2008) 3.7 Rancangan Uji Hipotesis Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95%, sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar (a) = 5% = 0,05 Dasar pengambilan keputusan : - Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig. atau [0,05 sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. - Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig. atau [0,05 > sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

67 Tujuan T 1 (Sub-Struktur 1) Kepemimpinan Situasional (X₁) Ρyx1₁ ε₁ Kepuasan Kerja karyawan (Y) Pelatihan(X₂) Ρyx1 Gambar 3.2 Sub-Struktur 1 Hipotesis pengujian secara simultan antara X₁, X₂, dan Y : H o : Variabel kepemimpinan situasional dan pelatihan tidak berkontribusi secara simultan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan. H a : Variabel kepemimpinan situasional dan pelatihan berkontribusi secara simultan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan. Hipotesis pengujian secara parsial antara X₁, dan Y : H o : Variabel kepemimpinan situasional tidak berkontribusi secara parsial dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan. H a : Variabel kepemimpinan situasional berkontribusi secara parsial dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan.

68 Hipotesis pengujian secara parsial antara X₂, dan Y : H o : Variabel pelatihan tidak berkontribusi secara parsial dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan. H a : Variabel pelatihan berkontribusi secara parsial dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan. Tujuan T 2 (Sub-Struktur 2) Kepemimpinan Situasional (X₁) ε₁ ε2 Ρyx₁ Kepuasan Kerja karyawan (Y) Ρzy Kinerja Karyawan (Z) Pelatihan (X₂) Ρyx2 Ρzx Gambar 3.3 Sub-struktur 2 Hipotesis pengujian secara simultan antara X₁, X₂, Y dan Z : H o : Variabel kepemimpinan situasional, pelatihan dan kepuasan kerja karyawan tidak berkontribusi secara simultan terhadap variabel kinerja karyawan. H a : Variabel kepemimpinan situasional, pelatihan dan kepuasan kerja karyawan berkontribusi secara simultan terhadap variabel kinerja karyawan.

69 Hipotesis pengujian secara parsial X₁, dan Z : H o : Variabel kepemimpinan situasional tidak berkontribusi secara parsial dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. H a : Variabel kepemimpinan situasional berkontribusi secara parsial dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Hipotesis pengujian secara parsial X₂, dan Z : H o : Variabel pelatihan tidak berkontribusi secara parsial dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. H a : Variabel pelatihan berkontribusi secara parsial dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Hipotesis pengujian secara parsial Y, dan Z : H o : Variabel kepuasan kerja karyawan tidak berkontribusi secara parsial dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. H a : Variabel kepuasan kerja karyawan berkontribusi secara parsial dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. 3.8 Rancangan Pemecahan Masalah Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah semua data dan hasil analisis selesai dilakukan, maka selanjutnya dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada individu karyawan PT Cox and Tihaya Indonesia, akan didapatkan gambaran mengenai bagaimana kepemimpinan situasional dan pelatihan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dan selanjutnya akan berdampak pada kinerja karyawan.

70 Dari analisis di atas, apabila terdapat pengaruh yang kuat antara kepemimpinan situasional dan pelatihan terhadap kepuasan kerja karyawan serta dampaknya terhadap kinerja karyawan, dapat dilihat bagaimana variabel-variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen dan variabel bebas mana yang paling berperan dalam mempengaruhi variabel terikat. Dengan didapatnya gambaran mengenai hasil analisis, diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi apakah kepemimpinan situasional yang telah diterapkan selama ini sudah berjalan dengan baik atau tidak. Maka dari itu variabel-variabel tersebut harus selalu dipantau dan dijaga serta ditingkatkan agar kinerja PT Cox and Tihaya Indonesia dapat menjadi lebih baik. Dengan ini, diharapkan kinerja karyawan menjadi meningkat dan kinerja perusahaan ikut meningkat.