BAB I PENDAHULUAN. ditularkan kepada manusia melalui makanan (Suardana dan Swacita, 2009).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di

BAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli O157:H7 merupakan salah satu enterohaemorrhagic

BAB I PENDAHULUAN. komoditas ternak yang memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil daging

BAB I PENDAHULUAN. daging bagi masyarakat (BSN, 2008). Daging sapi sebagai protein hewani adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi adalah hewan ternak yang merupakan famili Bovidae dari subfamili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Escherichia coli adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Kuta Selatan terletak di selatan Kabupaten Badung tepatnya pada 8º

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan pada manusia. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kajian ilmiah terhadap kejadian penyakit yang disebabkan oleh agen yang

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri yang termasuk dalam famili Enterobactericeae,

TINJAUAN PUSTAKA. xvii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

TINJAUAN PUSTAKA Foodborne Disease

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung

TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintah, 2004). Sumber pangan yang berasal dari sumber nabati ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

TINJAUAN PUSTAKA Kepentingan Higiene dan Sanitasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor Escherich pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki klorofil dengan ukuran rata-rata selnya 0,5-1 x 2-5 μm, memiliki bentuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergolong dalam filum Proteobacteria, kelas Gammaproteobacteria, ordo

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

Morfologi dan Taksonomi Escherichia coli

Vol 4 (4) Table of Contents. Home > Archives > Vol 4 (4) Articles

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tomat dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari

Palembang Zuhri, Tangerang Christiyanto, 2002

I. PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai salmonellosis. Habitat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Air dan Standar Air Pengertian air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terdapat di alam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAKTERI YANG MENCEMARI SUSU SEGAR, SUSU PASTEURISASI DAN CARA PENGENDALIANNYA Oleh: Dewi Hernawati ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

TINJAUAN PUSTAKA Susu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ternak ruminansia khususnya sapi pada umumnya adalah bakteri yang berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini sehingga sukar bagi kebanyakan kita untuk menyadari betapa gawat

Isolasi dan Identifikasi Escherichia Coli O157:H7 dada Sapi Bali Di Abiansemal, Badung, Bali

Pertanyaan Diskusi Patogenesis Mikroba & Imunologi

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella sp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 21-27

I. PENDAHULUAN. Pendapatan nasional per kapita tahun 2012 yakni ,07 sedangkan tahun 2013

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ambing merupakan alat penghasil susu pada sapi yang dilengkapi suatu

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,

ABSTRAK. MEKANISME MOLEKULAR DIARE OLEH Escherichia coli

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

TINJAUAN PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

Kontaminasi Pada Pangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia.

ESCHERICHIA COLI 0157 H:7 SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT ZOONOSIS

I. PENDAHULUAN. Infeksi dan kontaminasi yang disebabkan oleh Salmonella sp. ditemukan hampir di. Infeksi bakteri ini pada hewan atau manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

Analisa Mikroorganisme

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

TINJAUAN PUSTAKA Daging Ayam Komposisi Daging Ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. feses lebih banyak dari biasanya yaitu biasanya lebih dari 200 g atau setara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Minuman olahan adalah minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini merupakan indikator kualitas air karena keberadaannya menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB I PENGANTAR. alami Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Pedagang Daging

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Foodborne disease adalah penyakit yang ditularkan lewat makanan, dengan ciri berupa gangguan pada saluran pencernaan dengan gejala umum sakit perut, diare dan atau muntah. Agen utama penyebab penyakit ini adalah bakteri yang sebetulnya secara alami terdapat di lingkungan sekitar manusia, dan ditularkan kepada manusia melalui makanan (Suardana dan Swacita, 2009). Sapi merupakan salah satu hewan yang diternakkan secara besar-besaran tak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain. Karena banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama (Luthan, 2009). Salah satu jenis sapi potong yang cukup terkenal di Indonesia dan merupakan plasma nutfah asli Bali adalah sapi bali, sehingga keberadaannya perlu dilestarikan. Sapi bali mempunyai daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan, tahan terhadap beberapa penyakit, dan daya reproduksi tinggi (Batan, 2006). Oleh karena itu, sapi bali sangat cocok untuk dikembangkan di seluruh wilayah Republik Indonesia. Salah satu upaya untuk melestarikan sapi bali adalah dengan menjaga kesehatan melalui pencegahan atau penanggulangan penyakit. 1

2 Pemeliharaan ternak di Indonesia khususnya di Bali umumnya masih sangat sederhana dan tradisional, yaitu di lahan yang sempit, limbah ternak dibiarkan tanpa dikelola dengan baik, sehingga terjadinya pencemaran lingkungan peternakan terutama air dan infeksi bakteri pada sapi cukup tinggi. Sapi bali di Bali, banyak yang hidup tanpa kandang, dan dari hari ke hari sapi hanya ditambatkan di bawah pohon yang rindang (Batan, 2006). Kondisi pemeliharaan sapi di Kecamatan Mengwi rata-rata masih tergolong tradisional, yaitu sapi banyak yang tidak dikandangkan. Pemeliharaan sapi seperti ini dapat mendukung faktor pertumbuhan bakteri Coliform di Kecamatan Mengwi. Bakteri Coliform adalah bakteri yang termasuk famili Enterobactericeae. Spesies dari bakteri Coliform yang paling terkenal dan penting adalah bakteri Escherichia coli (Jay, 1992). Kondisi geografis Kecamatan Mengwi berada 350 meter di atas permukaan laut dan memiliki suhu rata-rata relatif tinggi yaitu antara 26 C sampai 37 C, sistem pemeliharaan ternak sapi dan kondisi geografis di Kecamatan Mengwi mendukung untuk pertumbuhan bakteri E. coli. Suhu yang relatif tinggi di Kecamatan Mengwi juga menjadi salah satu faktor distribusi atau penyebaran bekteri E. coli. E. coli dapat tumbuh pada suhu antara 7 C sampai 46 C, tumbuh secara optimum pada suhu 37 C (Merck, 1992). Escherichia coli pada sapi tumbuh secara normal di dalam ususnya, karena E. coli merupakan flora normal dalam saluran pencernaan manusia dan pada hewan berdarah panas dengan populasi terbanyak pada saluran pencernaan bagian belakang (Carter dan Wise, 2004).

3 Keberadaan bakteri E. coli di samping dapat membantu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan juga dimanfaatkan di berbagai bidang ilmu, bakteri E. coli juga dapat membahayakan kesehatan, karena diketahui bahwa bakteri E. coli merupakan bagian dari mikrobiota normal saluran pencernaan dan telah terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang sampai parah pada manusia dan hewan (Sumiarto, 2005). Beberapa strain E. coli yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan yaitu strain EPEC (Enteropathogenic Escherichia coli), strain ETEC (Enterotoxigenic Escherichia coli), strain EIEC (Enteroinvasive Escherichia coli), strain EAEC (Entero Agregative Escherichia coli), strain DAEC (Diffuse Adherent Escherichia coli), dan strain EHEC (Enterohemorragic Escherichia coli) (Doyle et al., 2006). Salah satu strain dari bakteri EHEC adalah E. coli O157 dengan serotipe E. coli O157:H7, yang merupakan bakteri patogen dan dapat menyebabkan hemorrhagic colitis dan hemolytic uremic syndrome (HUS) (Suardana dan Swacita, 2009). Berdasarkan atas permasalahan di atas maka penelitian tentang perbandingan bakteri Coliform, E. coli, E. coli O157, dan E. coli O157:H7 pada sapi bali yang berada di Kecamatan Mengwi menarik dilakukan, dengan harapan dapat dipertimbangkan tindakan preventif atau tindakan pencegahan selanjutnya.

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan jumlah antara bakteri Coliform, E. coli, E. coli O157, dan E. coli O157:H7 pada sapi bali di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung? 2. Bagaimana korelasi keberadaan bakteri Coliform dengan bakteri E. coli, dan korelasi keberadaan bakteri E. coli O157 dengan bakteri E. coli O157:H7 pada sapi bali di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung? 3. Bagaimana korelasi keberadaan bakteri Coliform dan E. coli terhadap bakteri E. coli O157 dan E. coli O157:H7 pada sapi bali di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perbedaan jumlah antara bakteri Coliform, E. coli, E. coli O157, dan E. coli O157:H7 pada sapi bali di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. 2. Untuk mengetahui korelasi keberadaan bakteri Coliform dengan E. coli dan korelasi bakteri E. coli O157 terhadap E. coli O157:H7 pada sapi bali di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

5 3. Untuk mengetahui korelasi keberadaan bakteri Coliform dan E. coli terhadap bakteri E. coli O157 dan E. coli O157:H7 pada sapi bali di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan instansi terkait tentang perbandingan bakteri Coliform, E. coli, E. coli O157, serta E. coli O157:H7 pada sapi bali yang berada di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. 1.5 Kerangka Konsep Kondisi geografis Kecamatan Mengwi yang berada di ketinggian 350 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata sepanjang tahun 2013 mencapai sekitar 2.029,0 mm. Kecamatan Mengwi mempunyai suhu yang relatif tinggi yaitu 26 C sampai 37 C. Dari data geografis kecamatan Mengwi dapat disimpulkan bahwa letak geografis Kecamatan Mengwi dapat menjadi faktor yang mendukung pertumbuhan bakteri Coliform termasuk E. coli. Escherichia coli dapat tumbuh optimum pada suhu 37 C dan ph optimum pertumbuhannya antara 7,0 sampai 7,5 (Holt et al., 1994) Coliform merupakan bakteri yang memiki habitat normal di usus manusia dan juga hewan. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri Coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fecal

6 menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes (Jay, 1992). Escherichia coli O157 merupakan salah satu dari beratus-ratus strain Escherichia coli yang dapat menyebabkan entero haemorrhagic atau disebut EHEC. Di dalam saluran pencernaan manusia, serotipe E. coli O157:H7 yang tumbuh dan berkembang dapat menghasilkan toksin. Toksin yang dihasilkan oleh E. coli O157:H7 adalah verotoxin atau disebut sebagai shiga-like toxin (SLT) (Mainil dan Daube, 2005). Escherichia coli O157:H7 pada manusia dapat menyebabkan hemorrhagic colitis yang gejalanya meliputi kejang perut yang diikuti dengan diare, mual, muntah, kadang-kadang demam yang ringan. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah hemolytic uremic syndrome (HUS), infeksi saluran kemih yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada anak-anak. Infeksi E. coli O157:H7 pada manusia seringkali disebabkan oleh konsumsi daging yang tercemar dan konsumsi air yang telah terkontaminasi oleh feses (Suardana dan Swacita, 2009). Keberadaan E. coli O157:H7 tentunya berhubungan dengan keberadaan E. coli secara umum. Semakin tinggi infeksi E. coli pada hewan atau manusia, maka peluang untuk ditemukannya E. coli patogen juga semakin tinggi. Dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Suardana et al. (2008) tentang deteksi keterkaitan keberadaan Coliform, Escherichia coli dengan keberadaan agen zoonosis

7 Escherichia coli O157 dan Escherichia coli O157:H7 pada feses manusia di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Dari 77 sampel feses manusia yang di ambil yaitu : 89,61% untuk Coliform, 15,58% E. coli, 6,49% E. coli O157 dan E. coli O157:H7 sebesar 1,3%. 1.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konsep di atas maka hipotesisnya adalah : Hipotesis 1 :Adanya perbedaan jumlah antara bakteri Coliform, bakteri E. coli, E. coli O157, dan E. coli O157:H7 pada sapi bali di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Hipotesis 2 :Adanya korelasi antara keberadaan bakteri Coliform dengan bakteri E. coli begitu juga halnya antara keberadaan bakteri E. coli O157 dengan E. coli O157:H7 pada sapi bali di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Hipotesis 3 :Adanya korelasi antara keberadaan bakteri Coliform dan E. coli terhadap bakteri E. coli O157 dan E. coli O157:H7 pada sapi bali di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.