BAB III METODE PENELITIAN. Bab III Metode Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted. Scale Variance if Item Deleted

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependent (terikat). ini adalah perilaku kerja kontraproduktif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

PENGANTAR. (Permohonan Pengisian Kuesioner) Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di tempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu penlitian tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel independent (X) : Iklim Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain, baik secara kuantitatif maupun

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisisnya pada data data numerikal (angka angka) tentang perilaku. yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, variable satu dengan variable yang lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2009 : 96).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel. ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Bab III Metode Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif. Dalam penelitian menggunakan variabel-variabel, definisi operasional, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, populasi, sampel, dan teknik yang digunakan dalam menganalisis data. 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan Kepuasan kerja sebagai variabel terikat (Y) dan motivasi kerja dan stres kerja sebagai variabel tidak terikat (X 1 & X 2 ), dan Gender sebagai variabel moderator (X 3 ). Variabel Jenis variabel Simbol Kepuasan Kerja Terikat Y Motivasi Kerja Tidak terikat X 1 Stres Kerja Tidak terikat X 2 3.2 Definisi Operasional 1 Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan reaksi evaluatif individu atas nya dengan melibatkan emosi dan sikap. Reaksi yang penulis maksudkan adalah tanggapan afeksi individual yang muncul setelah stimulus terkait terjadi. Evaluatif adalah penilaian kritis individu terhadap stimulus tersebut. 2 Motivasi Kerja Motivasi kerja adalah defisiensi fisiologis atau psikologis yang 31

berperan memunculkan perilaku, dorongan, dan usaha individu dalam orientasinya berupa realisasi dan prestasi kerja. McClelland (Wijono, 2012) menunjukkan tiga dimensi berupa motif kekuasaan, motif afiliasi, dan motif berprestasi. Motif kekuasaan memberikan peran penting dalam meningkatkan sebuah organisasi. Motif kekuasaan lebih digunakan oleh pemimpin untuk memotivasi dan mengarahkan karyawannya agar mereka menunjukkan prestasi kerja yang baik. Jadi dalam motif kekuasaan terkandung indikator memimpin dan memengaruhi; Motif afiliasi. Motif afiliasi adalah hubungan interpersonal antara pemimpin dengan karyawan agar tercipta suasana yang kondusif agar tercapai tujuan organisasi. Jadi motif afiliasi meliputi kerjasama dan hubungan; dan motif berprestasi. Motif berprestasi lebih mengarah kepada kepentingan di masa depan untuk memeroleh prestasi yang lebih baik dalam bekerja. 3 Stres Kerja Stres kerja merupakan perasaan-perasaan tidak menyenangkan sebagai respon adaptif individu terkait dan lingkungan kerja organisasional yang termanifestasi pada kondisi fisik, psikis, kognitif, dan perilaku individu tersebut. Aspek-aspek stres kerja mengacu pada McCormick (Kusumadewi, 2012) dalam Teacher Attribution of Responsibility for Stress Questionnaire (TARSQ) yang penulis ubah seperlunya sesuai kebutuhan penelitian stres kerja pada karyawan Telkom Kupang, yaitu: 1) Subyektif Perasaan yang hanya dapat dirasakan oleh individu yang mengalaminya sendiri, misalnya perasaan gelisah, lesu, muram, merasa lelah, kehilangan kesabaran, merasa harga diri rendah, merasa tersisih dari rekan kerja. 2) Perilaku Perilaku individu yang ditampilkan atau dimunculkan sebagai akibat dari stres. Misalnya makan berlebihan dan tidak sadar 32

bahwa banyak makanan yang telah dikonsumsi atau malas makan serta merasa semua makanan terasa menjadi tidak enak untuk disantap, mudah marah di dalam kelas saat mengajar, pola tidur yang berubah dan tidak dapat tidur dengan nyenyak. 3) Kognitif Individu tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, tidak dapat memfokuskan pikirannya pada satu hal, tidak bisa mengambil keputusan dengan baik. Karyawan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik saat menyelesaikan tugasnya dan memfokuskan pikirannya pada hal-hal yang penting. 4) Fisiologis Aspek yang dilihat dari fisik, seperti denyut jantung meningkat, gangguan pencernaan, tekanan darah labil. Aspek fisiologis ini berhubungan dengan kondisi fisik guru serta kesehatannya dan dapat membawa dampak yang negatif bagi kesehatan individu itu sendiri. 5) Keorganisasian Keorganisasian mencakup peran manajemen perusahaan, beban yang berlebih, dan hubungan dengan teman sekerja, serta hubungan supervisor dan rekan kerja, serta kepentingan pribadi. 3.3 Instrumen Penelitian dan Prosedur Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Skala tersebut disesuaikan pada jumlah variabel penelitian yang digunakan, yaitu skala kepuasan kerja, skala motivasi kerja, dan skala stres kerja. Ada asli yang menggunakan istilah angket untuk instrumen ini. Sugiyono (1999) mengatakan bahwa angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 33

34 1. Skala Kepuasan Kerja Pengukuran kepuasan kerja dalam penelitian ini menggunakan skala Job Satisfaction Scale (JSS) oleh Warr, Cook, & Wall (1979, dalam Stride, Wall, & Catley, 2007) yang penulis sesuaikan seperlunya untuk penelitian ini. Skala tersebut mengandung motivator (intrinsik) dan hygiene (ekstrinsik) dan berisi 15 butir aitem menggunakan lima alternatif jawaban. Namun, dalam dalam penelitian ini penulis memodifikasinya menjadi 30 item pernyataan menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), bersifat positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Jawaban positif menunjukkan kepuasan kerja tinggi, sedangkan jawaban negatif menunjukkan kepuasan kerja rendah. Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Kepuasan Kerja Aspek Indikator Aitem Favora ble Motivator Pengakuan Saya memperoleh kebebasan untuk yang diperoleh memberi gagasan terhadap organisasi dari Saya kurang mendapat pengakuan atas yang telah saya lakukan Hasil saya dihargai oleh orang lain Tanggung Saya bertanggung jawab atas tugas yang jawab pada dipercayakan pada saya Saya kurang serius dalam menyelesaikan Kesempatan untuk mengalami kemajuan dalam Prestasi dalam Saya berkesempatan untuk ikut mengambil keputusan Saya mendapat peluang untuk mencapai karier yang lebih tinggi Saya kurang mendapat kesempatan untuk mencapai tujuan saya Saya memiliki kesempatan untuk dipromosikan oleh atasan Saya berpeluang untuk mencapai prestasi dalam Unfavo rable

Hygiene Status yang diperoleh dari Penilaian pada Kondisi Saran yang saya buat dipertimbangkan. Saya memperoleh kejelasan atas arah karier saya Pekerjaan saya saat ini adalah adalah yang menyenangkan Saya bekerja sebagai karyawan PT Telkom Kupang karena terpaksa Saya merasa nyaman atas kondisi lingkungan saat ini Hubungan dengan rekan kerja Hubungan dengan atasan Pemberian gaji Kondisi lingkungan kerja saat ini kurang mendukung saya dalam bekerja Saya memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja Rekan kerja saya tidak bisa diajak bekerja sama Saya memiliki hubungan yang baik dengan atasan Atasan saya seringkali tidak mendengarkan aspirasi dari karyawan Gaji yang saya terima sebanding dengan beban yang saya lakukan Gaji yang saya terima tidak memuaskan Kebijakan yang diberikan oleh organisasi Kualitas pengelolaan organisasi Kebijakan oleh direksi PT Telkom sesuai dengan kebutuhan karyawan Gaji yang diberikan sesuai dengan jumlah jam kerja saya Tunjangan kesehatan yang saya terima memuaskan Peraturan tentang masa libur tidak memuaskan Saya merasa manajemen PT Telkom Kupang mengelola organisasi ini dengan baik TOTAL 30 2. Skala Motivasi Kerja Penulis menggunakan Stott and Walker Questionnaire (SWQ) yang diciptakan oleh Stott dan Walker (1992, dalam Wijono, 2012 h.50-53) berdasarkan teori McClelland (1920,1975). Penulis memodifikasi 35

skala tersebut 30 item pernyataan dengan empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), bersifat positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Jawaban positif menunjukkan motivasi kerja tinggi, sedangkan jawaban negatif menunjukkan motivasi kerja rendah. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja Aspek Indikator Aitem Favor able Kekuasaan Mengendalikan Saya tidak memiliki keinginan atau mengatur memimpin kelompok orang lain Saya cenderung mencoba untuk memenuhi kehendak saya Saya suka mengontrol (mengendalikan) orang lain Saya kurang suka berbicara pada 36 Afiliasi Berusaha untuk memengaruhi orang lain (berdebat) Bersikap positif dan ramah kelompok yang besar Saya kurang suka bersikap tegas pada orang lain Saya lebih suka berterus terang tentang apa yang sebenarnya terjadi Saya kurang suka berargumentasi dengan orang lain Saya kurang suka mengkoordinir orang lain Saya ingin pendapat saya selalu didengarkan oleh orang lain Saya berempati terhadap masalah orang lain Saya tidak berminat untuk berempati pada masalah orang lain Saya berusaha untuk menolong teman-teman kerja saya Saya cenderung menunjukkan yang terbaik ketika bekerja dalam tim Saya tidak menghiraukan teman kerja yang mengalami kesulitan Unfav orable

dalam nya Berprestasi Menjalin hubungan dengan orang lain Sukses dalam kompetisi Memiliki kinerja yang berkualitas Saya menyukai popularitas di kalangan teman-teman sekerja saya Saya jarang absen (tidak hadir) dalam perkumpulan sosial Saya cenderung bercakap-cakap dengan orang lain pada waktu istirahat Saya menggunakan waktu istirahat untuk mengasingkan diri dari orang lain Saya kurang suka jika dipaksa bekerja sendiri Bekerja bersama orang lain adalah situasi yang menyenangkan Saya kurang menyukai yang menantang Saya berani mengambil resiko atas keputusan yang saya lakukan Saya berani bersaing untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pada saya Saya cenderung takut ketika mengerjakan yang menantang diri saya Saya suka merancang target saya Saya suka mencapai target saya Kekuasaan Mengendalikan atau mengatur orang lain Saya kurang dapat memberi umpan balik atas saya yang masih belum berkualitas Saya bekerja dengan mengikuti Standard Operational Procedure (SOP) Saya kurang mempunyai keinginan untuk bekerja secara berkualitas Bekerja secara berkualitas adalah keinginan saya Saya tidak memiliki keinginan memimpin kelompok 37

Saya cenderung mencoba untuk memenuhi kehendak saya Saya suka mengontrol (mengendalikan) orang lain Saya kurang suka berbicara pada kelompok yang besar TOTAL 30 3. Skala Stres Kerja 38 Dalam pengukuran ini, penulis mengacu pada skala stres kerja yang dibuat oleh McCormick (Kusumadewi, 2012), yaitu subyektif, perilaku, kognitif, fisiologis, dan keorganisasian. Skala oleh Kusumadewi tersebut penulis ubah seperlunya sesuai kebutuhan penelitian ini. Skala ini terdiri atas 30 item pertanyaan dengan empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), bersifat positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Jawaban positif menunjukkan stres kerja tinggi, sedangkan jawaban negatif menunjukkan stres kerja rendah. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Stres Kerja Aspek Indikator Aitem Favor able Subyektif Saya merasa tenang Perasaan gelisah walaupun biasanya kerja ketika menghadapi kurang dapat memberi tekanan dukungan yang positif Saya merasa gelisah ketika kondisi kerja kurang kondusif Saya mudah marah ketika Mudah tersinggung orang lain orang lain kurang menghargai diri saya Saya tetap merasa bahagia meskipun orang lain kurang menghargai saya Kurangnya sosialisasi dengan teman Kurang bersemangat karena banyaknya Saya kurang bergaul dengan rekan kerja Bergaul dengan rekan kerja adalah situasi yang menyenangkan Saya kurang begitu bersemangat ketika Unfavo rable

Perilaku Kognitif Fisiologis tugas Mudah kehilangan kesabaran Pola makan berubah Pola tidur berubah Susah berkonsentrasi Tidak mampu mengambil keputusan dengan baik Fokus pada Berpikiran negatif Gangguan pencernaan Tekanan darah stabil mendapat tugas yang berbeban lebih Saya menyukai beban yang semakin tinggi dari waktu ke waktu Saya mudah mengalami rasa jengkel Saya sangat mudah kehilangan kesabaran Saya menganggap pola makan saya akhir-akhir ini mulai berubah Saya menganggap pola tidur saya akhir-akhir ini mulai berubah Saya sulit tidur malam secara teratur Saya kurang dapat berkonsentrasi saat bekerja Saya mengalami kesulitan ketika membuat keputusan Saya beranggapan membuat keputusan dalam adalah hal yang sangat mudah Saya mudah fokus pada Fokus pada tugas adalah bagian tersulit dalam Saya jarang berpikiran negatif Saya patah semangat ketika dihadapkan ada tugas yang berat Saya mengalami gangguan pencernaan Saya beranggapan pencernaan saya kurang baik akhir-akhir ini Saya beranggapan tekanan darah saya kurang stabil Saya merasa tekanan darah saya akhir-akhir ini sangat baik Keorganisas Hubungan dengan Saya kurang dapat 39

ian teman sekerja berkomunikasi dengan rekan kerja Saya beranggapan pola komunikasi saya dengan rekan kerja menyenangkan Kepentingan pribadi versus kepentingan organisasi/ Saya sulit menentukan prioritas antara kepentingan pribadi dan kepentingan Saya merasa kepentingan dan kepentingan pribadi saling mengganggu satu sama lain TOTAL 30 3.3 Populasi danpengumpulan Data Populasi adalah sejumlah individu yang setidaknya memiliki ciri atau sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT TELKOM Kupang. Berdasarkan informasi dari HRD PT. Telkom Kandatel Kupang melalui salah satu karyawan Telkom Kupang, jumlah karyawan Telkom se-kota Kupang adalah 98 (sembilan puluh delapan) orang (saat informasi ini dihimpun). Untuk mendapatkan penggeneralisasian yang menyeluruh, pemilihan subyek menggunakan teknik Saturation Sample (Sampel Jenuh). Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 1999). Menurut Sugiyono teknik ini sering digunakan jika jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, namun penulis tetap menggunakan teknik ini pada 98 karyawan PT Telkom Kupang untuk mengantisipasi kuesioner yang diedarkan pada responden berkurang dari 98 saat dikembalikan pada penulis. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner seluruh karyawan PT Telkom Witel NNT yang ada di kota Kupang. Kuesioner tersebut berisi pernyataan-pernyataan terkait motivasi kerja, stres kerja, dan kepuasan kerja. Setelah pernyataan-pernyataan dalam 40

kuesioner tersebut diberi tanggapan, kuesioner dikembalikan ke penulis. Tanggapan-tanggapan atas pernyataan-pernyataan dalam kuesioner tersebut digunakan sebagai data mentah dan dioleh menggunakanspss for windows versi 22. 3.4 Uji Coba Instrumen Penelitian Dalam pengujian data, ketepatan (valid) dan keandalan (reliabel) instrumen merupakan syarat vital untuk menentukan baik-tidaknya suatu data. Data yang diperoleh dari instrumen tersebut berfungsi sebagai representasi variabel dan alat pembukti hipotesis.pengujian instrumen ini diterapkan pada beberapa karyawan PT POS Indonesia di Kupang. Pemilihan PT POS Indonesia di Kupang dilakukan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu 1) PT Telkom dan PT POS sama-sama merupakan Badan Usaha Milik Negara; 2) Adanya kesamaan demografik dan kultur masyarakat karyawan PT Telkom di Kupang dan PT POS di Kupang. 3.4.1 Analisis Validitas Aitem Azwar (2012) menyatakan bahwa substansi yang terpenting dalam dalam validitas skala psikologi adalah membuktikan bahwa struktur seluruh aspek keperilakuan, indikator keperilakuan, dan aitem-aitem memang membentuk suati konstruk yang akurat bagi atribut yang diukur. Hal ini menjelaskan analisis aitem dalam pengertiannya yang paling umum, yaitu kecermatan instrumen dalam menjalankan fungsi ukurnya. Validitas menunjuk pada sejauh mana skala mampu mengungkapdata secara akurat dan teliti terkait atribut yang dirancang untuk mengukurnya. Validitas sangat erat kaitannya dengan tujuan ukur, sehingga setiap skala hanya dapat menghasilkan data yang valid untuk satu tujuan pengukuran yang spesifik. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan melalui korelasi tiap aitem dengan total aitem (corrected item-total correlation). Penentuan tinggi-rendahnya validitas aitem ditetapkan pada batasan sebesar 0.30. 41

Azwar (2012) menetapkan patokan sebesar 0.30 daya bedanya dianggap memuaskan. Azwar (2012) menyatakan memilih aitem dengan menggunakan hasil komputasi korelasi antara skor aitem dan skor total skala menghasilkan informasi mengenai kemampuan membedakan individu satu dengan yang lain sesuai dengan atribut yang diukur oleh skala yang disebut daya diksriminasi aitem. Pengujian validitas aitem dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri sehingga menghasilkan korelasi aitem-total. Koefisien korelasi skor total diperoleh menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson (SPSS for Windows versi 22) terhadap setiap aitem dari skala yang digunakan. 3.4.2 Analisis Reliabilitas Aitem Azwar (2012) mengatakan bahwa analisis reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Reliabilitas hasil penelitian ini ditentukan melalui metode Cronbach salpha karena setiap item yang digunakan dalam skala memiliki rentang nilai tertentu. Pengujian reliabilitas menggunaka SPSS for Windows versi 22, berdasarkan kriteria reliabilitas menurut Kaplan & Saccuzzo (2001) yang digunakan, yaitu bahwa jika r 0.7, maka alat ukur tersebut dapat diandalkan dalam penelitian, sebaliknya jika r < 0.7, maka alat ukur tersebut tidak dapat diandalkan dalam penelitian. 3.5 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Pengujian validitas dan pengujian reliabilitas menggunakan metode Cronbach's Alphadilakukan pada instrumen pengukur kepuasan kerja, motivasi kerja, dan stres kerja. 42

3.5.1 Skala Kepuasan Kerja Hasil uji coba 30 aitem instrumen kepuasan kerja, melalui Lampiran 1,ditunjukkan bahwa aitem pernyataan N17 dinyatakan tidak memenuhi kriteria validitas (0.280<0.30), sehingga harus dieliminasi. Eliminasi ini menyisakan 29 aitem pernyataan untuk instrumen kepuasan kerja dan tidak memengaruhi aspek-aspek variabel kepuasan kerja karena setiap aspek kepuasan kerja terwakili oleh aitem yang lain. Koefisien Cronbach's Alpha untuk 30 aitem kepuasan kerja adalah sebesar 0.897, memberi arti instrumen pengukuran kepuasan kerja memiliki aitem-aitem yang reliabel. 3.5.2 Skala Motivasi Kerja Hasil uji coba 30 aitem instrumen motivasi kerja, melalui Lampiran 2,ditunjukkan bahwa aitem pernyataan N23 dinyatakan tidak memenuhi kriteria validitas (0.155<0.30), sehingga harus dieliminasi. Eliminasi ini menyisakan 29 aitem pernyataan untuk instrumen motivasi kerja dan tidak memengaruhi aspek-aspek variabel motivasi kerja karena setiap aspek motivasi kerja terwakili oleh aitem yang lain. Koefisien Cronbach's Alpha untuk 30 aitem kepuasan kerja adalah sebesar 0.943, memberi arti instrumen pengukuran motivasi kerja memiliki aitem-aitem yang reliabel. 3.5.3 Skala Stres Kerja Hasil uji coba 30 aitem instrumen stres kerja, melalui Lampiran 3,ditunjukkan bahwa 30 aitem dinyatakan memenuhi kriteria validitas, sehingga tidak ada yang dieliminasi. Setiap aspek kepuasan kerja terwakili oleh aitem 30 aitem tersebut. 43

Koefisien Cronbach's Alpha untuk 30 aitem stres kerja adalah sebesar 0.921, memberi arti instrumen pengukuran stres kerja memiliki aitem-aitem yang reliabel. 3.6 Analisis Data 1 Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu dimasukkan terlebih dahulu diuji agar memenuhi Best Linear Unbiased Estimator(BLUE), sehingga dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih (Supramono & Haryanto, 2005). 2. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu terdisribusi normal. Hasil pengujian normalitas diperoleh berdasarkan one sample Kolmogorov Smirnov. Bisa juga berdasarkan uji model regresi dan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak. Residual terdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0.05 (Santoso, 2000). 3. Uji Homogeneity of Variance Pengujian ini merupakan salah satu uji asumsi klasik yang harus dilakukan sebelum melakukan uji statistik ANOVA. Uji Homogeneity of Variance yakni variabel dependent harus memiliki varian sama dalam setiap kategori variabel independent (Ghozali, 2009). Kriteria pengujian yaitu nilai Levene test di atas 5%. 3.7 Uji Hipotesis 1. Analisis Korelasi Multivariat Analisis korelasi dilihat dari nilai koefesien korelasi. Interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan berdasarkan 44

angka koefisien korelasi hasil perhitungan. Hasil analisis korelasi meliputi kekuatan hubungan antar variabel, signifikansi hubungan, dan arah hubungan. Tabel 3.4 Makna Koefisien Korelasi Antar Variabel (Sugiyono, dalam Priyatno, 2013) Makna Koefisien Korelasi Antar Besar Angka Variabel Sangat rendah 0,00-0,199 Rendah 0,20-0,399 Sedang 0,340-0,599 Kuat 0,599-0,799 Sangat Kuat 0,799-1,000 2. Analisis Two-Ways Anova Analysis of variance merupakan metode untuk menguji hubungan satu variabel dependent dengan satu atau lebih variabel independent. Pada satu kasus variabel dependent dan dua atau tiga variabel independent disebut two-ways anova (Ghozali, 2009). 3. Analisis Inpendent Sample t-test Uji beda t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, apakah kedua grup itu mempunyai rata-rata sama ataukah tidak secara signifikan (Santoso, 2000). 45

46