Pada isi pernyataan SKL yang kedua, memahami unsur-unsur dan sifatsifat bangun datar merupakan materi yang harus dikuasai siswa terlebih dahulu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. efisien serta mengikuti perkembangan zaman.

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

2015 PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA KELAS III SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hani Megawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan latihan yang berlangsung di sekolah sepanjang hayat, untuk. lingkungan hidup secara baik dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

p4tkmatematika.org Fenomena Hilangnya Tahap Melukis Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Pada Geometri SMP ditulis oleh Puji Iryanti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sejak ditetapkannya Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. Lian Yulianti, 2014

PANDUAN MATERI SD DAN MI

BAB 1 PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu pelajaran dasar yang harus dikuasai

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evi Nurul Khuswatun, 2013

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

meggunakan metode penemuan. Secara umum, manfaat metode penemuan dalam proses pembelajaran matematika konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

PENGGUNAAN MEDIA MOBIL MAINAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prakata. iii. Penulis

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VI SDN 2 TAMANSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA UASBN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 1

menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Soejadi (dalam Junaidi pada Blogspot.com, 2011) mengemukakan. bahwa:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses pemberian pengalaman

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dimana materi matematika diperlukan disemua jurusan yang di

B b a I P n e d n a d h a u h l u u l a u n 1 1 L t a a t r a Be B l e a l k a a k n a g n Pe P r e m r a m s a a s l a a l h a a h n

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pengalaman belajar yang berlangsung dalam. lingkungan dan kehidupan. Lingkungan kehidupan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

2013 PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Kajian Teori II.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan

siswa itu sendiri artinya hasil belajar siswa dipengaruhi langsung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan saja tetapi lebih menekankan pada proses penemuan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. sebagai alat bantu dalam kehiduan sehari-hari. Standar Kompetensi kelas V. pelajaran matematika SD/MI adalah :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sikap mengubah perilaku seseorang menuju lebih

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang- Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan setiap jenjang pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SISWA KELAS 5 A SDN TANGGUL WETAN 02 JEMBER

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

mengarahkan, membimbing, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ike Nurhayati, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan suatu rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlandasakan pada UU No. 20 Tahun 2003 dan PP No. 19 Tahun 2005. Pengertian KTSP adalah Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. (Depdiknas, 2006). Dalam KTSP, mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi tiga aspek, yaitu bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Dari ketiga aspek tersebut, terdapat salah salah satu pokok bahasan penting yang termasuk ke dalam aspek geometri dan pengukuran, yaitu materi bangun datar. Menurut Permendiknas No. 23 Tahun 2006 terdapat lima Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam mata pelajaran Matematika untuk SD/MI, yaitu: 1. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifatsifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari 2. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari 3. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari 4. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari 5. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel, gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Pada isi pernyataan SKL yang kedua, memahami unsur-unsur dan sifatsifat bangun datar merupakan materi yang harus dikuasai siswa terlebih dahulu

2 sebelum beranjak ke materi berikutnya. Materi bangun datar terdapat di kelas II, III, VI dan V. Materi bangun datar di kelas II hanya berupa pengenalan beberapa bangun datar. Di kelas III A semester 2, siswa mempelajari kembali bangun datar dengan tingkat kerumitan yang lebih tinggi dan berbeda ketika di kelas II yakni siswa dituntut untuk memahami sifat-sifat bangun datar sederhana. Berdasarkan hasil permasalahan dalam pembelajaran yang dialami oleh sebagian besar kelas III A SDN Banyuhurip Lembang Kabupaten Bandung Barat. Hasil prasiklus pada pembelajaran Matematika dengan standar kompetensi memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana menunjukkan bahwa dari 25 siswa dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 60, siswa yang mendapat nilai diatas KKM 12 orang, dan sisanya mendapat nilai dibawah KKM. Analisis hasil prasiklus tentang memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana menunjukkan sebanyak 14 siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pertanyaan mengenai sifat-sifat pada bangun datar. Berikut adalah contoh pekerjaan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan dengan sisi, sudut, dan menentukan nama sebuah bangun datar berdasarkan ciri-ciri yang telah diberikan : Gambar 1.1

3 Gambar 1.2 Gambar 1.1 dan 1.2 Pekerjaan Siswa yang Kesulitan Mengerjakan Soal Isian Tentang Sifat Bangun Datar Dari contoh pekerjaan siswa di atas, siswa kesulitan menentukan sudut dalam sebuah bangun datar dan siswa belum mampu menetukan nama sebuah bangun berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan. Ini juga terlihat ketika mereka mengerjakan soal isian tersebut, beberapa siswa bertanya kepada guru "Bu, nama bangun ini apa?", "Bu, sisi itu yang mana?". Melihat keadaan pembelajaran tersebut, beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu: (1) siswa terlihat kebingungan pada saat menyelesaikan soal isian; (2) siswa kesulitan dalam menetukan nama sebuah bangun datar; (3) siswa belum bisa mengidentifikasi sifat dari sebuah bangun; (4) siswa menerima materi secara pasif. Siswa hanya menghapal cara-cara tanpa memahami makna dan manfaat dari materi yang dipelajari; (5) siswa tidak diberikan benda nyata ketika sedang proses pembelajaran. Kemudian peneliti pun melakukan wawancara dengan siswa kelas III A dengan mengambil sampel delapan orang siswa seputar masalah pembelajaran materi sifat-sifat bangun datar sederhana. Dari hasil wawancara dengan siswa ini, peneliti memperoleh kesimpulan bahwa: (1) guru tidak menggunakan media/ alat

4 peraga saat pembelajaran; (2) siswa tidak berani bertanya, hanya bersikap pasif menerima semua pelajaran; (3) pendekatan yang digunakan guru belum tepat. Melihat dari permasalahan tersebut, peneliti berusaha mencarikan solusi yaitu dengan menerapkan aplikasi teori belajar Bruner, Ada beberapa teori belajar yang dikembangkan Bruner seperti Tahap-tahap Belajar, Dalil-dalil Bruner yang berkaitan dengan pengajaran matematika, dan Metode Penemuan. Dari tiga teori yang dikembangkan Bruner, dipilih Teori Tahap-tahap Belajar, karena penyebab utama masalah pembelajaran bangun datar sederhana adalah proses belajar yang tidak memperhatikan tahap belajar siswa, guru langsung memberikan cara penyelesaian tanpa melalui proses dan berdasarkan wawancara terhadap beberapa siswa kelas III A ternyata guru tidak menggunakan alat peraga yang relevan dalam pembelajaran, guru juga tidak mengkonfirmasi apakah siswa sudah mengerti atau tidak terhadap pelajaran yang dibelajarkan. Adapun Teori Tahaptahap Belajar Bruner meliputi: Tahap Enactive, Iconic dan Symbolic. Menurut Aisyah (Moh Salimi, 2010: 6) Agar pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak dalam mempelajari sesuatu pengetahuan ada tiga model tahapan yaitu model tahap enactive, tahap iconic, dan tahap symbolic. Berikut pendapatnya: Agar pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), maka materi ini perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/ pengetahuan anak agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut. Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh jika pengetahuan yang dipelajari itu dipelajari dalam tiga model tahapan yaitu model tahap enactive, tahap iconic, dan tahap symbolic. Oleh karena itu, tahap-tahapan pada model pembelajaran Enactive, Iconic, Symbolic sangat sesuai untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa karena model pembelajaran Enactive, Iconic, Symbolic sangat memperhatikan tahap demi tahap proses belajar sehingga dapat mengembangkan keterampilan intelektual siswa dalam memperoleh sebuah pengetahuan.

5 Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada Penerapan Model Enactive, Iconic, Symbolic untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sifat-Sifat Bangun Datar Sederhana. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana melalui penerapan model Enactive, Iconic, Symbolic di kelas III A SDN Banyuhurip? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana melalui penerapan model Enactive, Iconic, Symbolic di kelas III A SDN Banyuhurip? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana melalui penerapan model Enactive, Iconic, Symbolic di kelas III SDN Banyuhurip? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui: 1. Perencanaan pembelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana melalui penerapan model Enactive, Iconic, Symbolic di kelas III A SDN Banyuhurip. 2. Pelaksanaan pembelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana melalui penerapan model Enactive, Iconic, Symbolic di kelas III A SDN Banyuhurip. 3. Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana melalui penerapan model Enactive, Iconic, Symbolic di kelas III A SDN Banyuhurip.

6 D. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, bagi guru dan bagi sekolah, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa pada materi sifat-sifat bangun datar sederhana. b. Meningkatkan keterampilan proses sains siswa. 2. Bagi Guru a. Sebagai salah satu masukan terhadap guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. b. Dapat mengembangkan dan menerapkan model Enactive, Iconic, Symbolic pada materi lain. c. Mendorong guru agar lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran 3. Bagi Sekolah Memberikan alternatif penerapan model yang dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.