BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di kelas pada hakikatnya adalah proses komunikasi, baik komunikasi antara siswa dengan guru, komunikasi antar siswa, atau bahkan komunikasi antara siswa dengan lingkungan belajar. Namun belum tentu proses komunikasi yang terjadi bisa berlangsung efektif. Komunikasi dikatakan berjalan efektif apabila terdapat pemahaman yang sama terhadap sebuah informasi antara sumber pesan dengan penerima pesan. Selanjutnya akan terjadi umpan balik atau komunikasi dua arah apabila penerima pesan bisa berubah fungsi menjadi sumber pesan. Pembelajaran Matematika merupakan suatu interaksi antara peserta didik dengan pendidik, peserta didik dengan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan belajar dengan memanfaatkan beberapa komponen seperti sarana dan prasarana, strategi atau metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran matematika sehingga diharapkan pembelajaran matematika berjalan dengan mudah dan menyenangkan. Kemampuan berpikir matematika khususnya berpikir matematika tingkat tinggi sangat diperlukan siswa, terkait dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan memproses adalah keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, keterampilan mengorganisir otak, dan keterampilan analisis. Rendahnya kemampuan berpikir kritis disebabkan upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis di sekolah-sekolah jarang dilakukan. Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika siswa juga dapat dilihat dari hasil jawaban siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika di sekolah yang masih belum memuaskan. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan antara 1

2 2 lain para siswa masih merasa malas untuk mempelajari matematika karena terlalu banyak rumus, para siswa menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang membosankan, matematika masih sulit dipahami oleh siswa, soal matematika yang diberikan sulit untuk dikerjakan dan soal yang diberikan tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Matematika kompetensi dasar Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat di kelas V Semester I SDN Sidomulyo 03 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang, Tahun Pelajaran 2013/2014 masih rendah. Dari Hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V, dari 20 siswa hanya 5 siswa (25%) yang mendapat nilai 65 ke atas atau yang sudah mengalami belajar tuntas. Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran matematika adalah 65. Rentang nilai siswa adalah siswa yang bernilai ada 5 siswa, siswa yang bernilai ada 6 siswa, siswa yang bernilai ada 4 siswa dan siswa yang bernilai ada 5 siswa. Nilai yang diperoleh siswa seperti terlihat dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Distribusi Nilai Tes Pra Siklus NO NILAI FREKUENSI PROSENTASE KETERANGAN ( KKM = 65 ) % TUNTAS % BELUM TUNTAS % BELUM TUNTAS % BELUM TUNTAS Jumlah % Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah yaitu dari 20 siswa yang belum lulus KKM sejumlah 15 siswa sedangkan hanya 5 siswa yang sudah lulus KKM. Keberhasilan belajar matematika yang dipersyaratkan adalah siswa yang lulus KKM sebesar 85%.

3 3 Masalah yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran mata pelajaran matematika adalah siswa belum dapat Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat dengan baik terutama penerapan pada garis bilangan. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tersebut, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran supaya penguasaan siswa kelas V SDN Sidomulyo 03 Tahun Pelajaran 2013/2014 terhadap mata pelajaran Matematika kompetensi dasar Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat meningkat. Untuk meningkatkan pengetahuannya, Siswa diberi keleluasaan untuk mengkonstruksikan pengetahuan mereka dengan cara menjalani proses pencarian sendiri. Siswa menggunakan indera telinga dalam belajar dengan cara mendengarkan, menyimak, berbicara, persentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi. Siswa berpikir yang berarti bahwa kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi dan menerapkan, serta melakukan pengulangan, agar pemahaman lebih mendalam dan lebih luas. Salah satunya adalah menggunakan model pembelajaran Auditory, Intellectually, dan Repetition ( AIR ). Dengan demikian penulis merasa perlu untuk melakukan Perbaikan Pembelajaran dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Auditory, Intellectually, dan Repetition ( AIR ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Siswa Kelas V Semester I SD Negeri Sidomulyo 03, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/ Identifikasi Masalah Masalah-masalah yang peneliti temukan di sekolah antara lain: a. Siswa kelas V SD Sidomulyo 03 masih rendah dalam penguasaan materi pelajaran matematika pada pokok bahasan Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat. b. Dari 20 siswa hanya 5 siswa (25 %) yang sudah mencapai ketuntasan minimal dan 15 siswa (75 %) belum mencapai KKM ( 65).

4 4 c. Yang mendapat nilai 65 ke atas atau sudah mengalami belajar tuntas adalah 25 % sedangkan sisanya yang 75 % dibawah 65 atau belum mengalami belajar tuntas. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan model pembelajaran Auditory, Intellectually, dan Repetition ( AIR ) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat siswa kelas V semester I SD Negeri Sidomulyo 03 Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat dengan menggunakan model pembelajaran Auditory, Intellectually, dan Repetition ( AIR ) siswa kelas V semester I SD Negeri Sidomulyo 03 Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/ Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi siswa Meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat siswa kelas V SDN Sidomulyo 03 Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014. Siswa dapat mencapai ketuntasan belajar. Penerapan model pembelajaran Auditory, Intellectually, dan Repetition ( AIR ) dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa di kelas-kelas lain. 2. Bagi guru Membantu memperbaiki pembelajaran terutama penggunaan metode Auditory, Intellectually, dan Repetition ( AIR ), meningkatkan rasa percaya diri dan

5 5 meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat berkembang secara profesional. 3. Bagi sekolah Diperoleh panduan inovasi model pembelajaran matematika yaitu model pembelajaran Auditory, Intellectually, dan Repetition ( AIR ) yang diharapkan dapat dilaksanakan untuk kelas-kelas lainnya di SD N Sidomulyo 03 Sebagai sumber pemikiran sebagai alternatif meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya kualitas pembelajaran matematika di SDN Sidomulyo 03.