15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul a MultiApproach Intervention to Empower Posyandu Nutrition Program to Combat Malnutrition Problem in Rural Areas. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut sebagian besar sosial ekonomi penduduknya tergolong menengah ke bawah, serta terdapat posyandu yang memiliki ibu balita dan balita yang terdaftar sebagai pengguna posyandu di desa tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2012. Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Contoh dalam penelitian ini adalah ibu balita yang dipilih secara purposive, dengan kriteria: (1) mempunyai balita (lakilaki atau perempuan berumur 060 bulan), (2) terdaftar sebagai pengguna Posyandu, (3) bersedia untuk diwawancarai. Masingmasing desa diambil 30 orang, sehingga secara keseluruhan jumlah contoh dalam penelitian ini adalah sebanyak 120 ibu balita dan anak balita. Penentuan jumlah contoh pada masingmasing desa berdasarkan pertimbangan kemudahan dalam mengkoordinir contoh pada saat pengambilan data serta sulitnya mencari contoh yang mau berpartisipasi pada penelitian ini. Jenis dan Cara Pengambilan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner. Data primer meliputi karakteristik keluarga dan individu contoh (umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan besar keluarga), karakteristik balita ( jenis kelamin dan umur ), partisipasi ibu balita di posyandu, pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi ibu balita, konsumsi pangan balita, serta status gizi balita. Data sekunder diperoleh dari kantor kecamatan. Data sekunder meliputi gambaran umum lokasi penelitian.
16 Tabel 4 Data primer dan cara pengumpulannya No Data Variabel Cara pengumpulan data 1 Karakteristik sosial 1. Besar keluarga Wawancara ekonomi keluarga 2. pendapatan keluarga menggunakan kuesioner 3. Umur ibu 4. Pendidikan ibu 5. Pekerjaan ibu 2 Karakteristik individu balita 1. Umur 2. Jenis kelamin 3 Partisipasi ibu balita di posyandu 4 Pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi ibu balita 1. Frekuensi kunjungan 2. Motivasi kunjungan 3. Pelaksanaan posyandu 4. Persepsi posyandu Berupa pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi ibu balita 5 Konsumsi pangan balita Recall konsumsi pangan balita (2x24 jam) 6 Status gizi balita Berat badan dan panjang badan balita Pengolahan data Pengolahan dan Analisis Data Wawancara menggunakan kuesioner Wawancara menggunakan kuesioner Wawancara menggunakan kuesioner Wawancara menggunakan kuesioner pengukuran antropometri balita Pengolahan data meliputi editing, coding, entry, cleaning, dan analisis data yang dilakukan menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 for windows, Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows versi 16.0 dan Statistical Analysis System (SAS) versi 9.1.3. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dan statistik inferensia yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Data karakteristik keluarga dan individu contoh meliputi besar keluarga, pendapatan keluarga, umur contoh, tingkat pendidikan contoh, dan pekerjaan contoh. Umur dikelompokkan menjadi dewasa dini (1839 tahun), dewasa madya (4060 tahun), dan dewasa lanjut (>60 tahun) (Hurlock 1980). Tingkat pendidikan formal dikelompokkan berdasarkan data sebaran, yaitu tidak tamat SD, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Jenis pekerjaan ayah dikelompokkan menjadi petani, pedagang, buruh tani, buruh nontani, jasa, dan lainlain. Sedangkan jenis pekerjaan ibu dikelompokkan menjadi petani, pedagang, buruh tani, buruh nontani, jasa, IRT/tidak bekerja. Besar keluarga dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kecil ( 4 orang), sedang (57 orang), besar ( 8 orang) (Hurlock 1993).
17 Pendapatan keluarga diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan seluruh anggota keluarga, baik dari hasil pekerjaan utama, maupun pekerjaan tambahan selama satu bulan, yang dibagi dengan jumlah anggota keluarga dan dinyatakan dalam satuan Rp/kapita/bulan. Hasil tersebut kemudian dikategorikan menjadi dua kategori berdasarkan garis kemiskinan Kabupaten Bogor (BPS 2011), yaitu miskin (<Rp209.777/kapita/bulan) dan tidak miskin ( Rp209.777/kapita/bulan). Data karakteristik balita meliputi umur dan jenis kelamin. Umur balita dikelompokkan menjadi kelompok umur 5 bulan, 611 bulan, 1223 bulan, 2435 bulan, 3647 bulan. Jenis kelamin dikelompokkan menjadi lakilaki dan perempuan. Variabel analisis partisipasi ibu balita dikelompokkan ke dalam empat aspek, yaitu frekuensi kunjungan ke posyandu, motivasi kunjungan ke posyandu, pelaksanaan posyandu, dan persepsi tentang posyandu. Penilaian partisipasi ibu balita di posyandu berdasarkan kemampuan ibu balita dalam menjawab berbagai pertanyaan terkait empat aspek tersebut. Skor partisipasi ibu balita dihitung berdasarkan persentase terhadap skor maksimal. Selanjutnya partisipasi ibu balita di posyandu dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah apabila skor yang diperoleh < 60% dari skor maksimal, kategori sedang apabila skor yang diperoleh antara 6080% dari skor maksimal, dan kategori baik apabila skor yang diperoleh > 80% dari skor maksimal (Khomsan 2000). Pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi ibu balita dinilai berdasarkan kemampuan ibu balita dalam menjawab berbagai pertanyaan tentang gizi. Penilaian dilakukan dengan cara menjumlahkan skor jawaban dari setiap pertanyaan dengan kriteria. Penilaian jawaban pengetahuan gizi, yaitu skor 1=benar dan skor 0=salah. Penilaian jawaban sikap gizi, yaitu skor 2=setuju, skor 1=raguragu, dan skor 0=tidak setuju, atau sebaliknya skor 0=setuju, skor 1=raguragu, dan skor 2=tidak setuju tergantung dari pertanyaan yang diajukan. Penilaian jawaban perilaku gizi ada beberapa model, yaitu skor 1=ya, skor 2=kadangkadang, skor 0=tidak pernah, atau sebaliknya skor 0=ya, skor 1=kadangkadang, skor 2=tidak pernah, dan ada juga skor 2=ya, skor 0=tidak.
18 Pemakaian skor tergantung pertanyaan yang diberikan. Kemudian skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor maksimal. Kategori rendah apabila skor yang diperoleh < 60% dari skor maksimal, kategori sedang apabila skor yang diperoleh antara 6080% dari skor maksimal, dan kategori baik apabila skor yang diperoleh > 80% dari skor maksimal (Khomsan 2000). Kandungan zat gizi dari suatu jenis pangan dihitung dengan rumus (Hardinsyah & Briawan 1994): KGij= (Bj/100)xGijx(BDDj/100) Keterangan: KGij : jumlah zat gizi idari setiap jenis pangan j Bj : berat pangan j (gram) Gij : kandungan zat gizi I dari pangan j BDDj : persen jumlah pangan j yang dapat dimakan Tingkat konsumsi gizi dapat diperoleh dengan rumus (Hardinsyah & Briawan 1994): TKGi= (Ki/AKGi)x100%) Keterangan: TKG i K i AKG i : tingkat konsumsi gizi i : konsumsi gizi i : kecukupan gizi i yang dianjurkan Status gizi balita ditentukan melalui suatu perhitungan statistik dengan menghitung angka nilai hasil penimbangan dibandingkan dengan angka ratarata atau median dan standar deviasi dari suatu angka acuan standar WHO. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai Zskor adalah (Supariasa et al. 2001): nilai individu subjek nilai median baku rujukan Zskor = nilai simpangan baku rujukan Adapun ringkasan pengkategorian variabel dan batasan nilai yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
19 Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian No Variabel Kategori Batas nilai 1 Karakteristik keluarga 1. Kecil 4 orang Besar keluarga (Hurlock 2. Sedang 57 orang 1993) 3. Besar 8 orang Pendapatan keluarga (BPS 2010) Umur (Hurlock 1980) Pendidikan Pekerjaan 2 Karakteristik balita 3 4 5 6 Jenis kelamin Umur Partisipasi ibu balita di Posyandu (Interval kelas) Pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi ibu balita (Khomsan 2000) Tingkat konsumsi energi dan protein (Depkes 1996, diacu dalam Rahmawati et al. 2001) Tingkat konsumsi vitamin dan mineral (Gibson 2005) 7 Status gizi balita (WHO 2007) 1. BB/U 2. TB/U 3. BB/TB 1. Miskin 2. Tidak miskin 1. Dewasa dini 2. Dewasa Madya 3. Dewasa lanjut 1. Tidak tamat SD 2. SD/sederajat 3. SMP/sederajat 4. SMA/sederajat 5. Perguruan Tinggi 1. Petani 2. Pedagang 3. Buruh tani 4. Buruh non tani 5. Jasa 6. Ibu rumah tangga 7. lainlain 1. Lakilaki 2. Perempuan 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 1. Kurang 2. Sedang 3. Baik 1. Defisit tingkat berat 2. Defisit tingkat sedang 3. Defisit tingkat ringan 4. Normal 5. Di atas AKG 1. Defisit 2. Normal 1. Gizi buruk 2. Gizi kurang 3. Gizi baik 4. Gizi lebih 1. Sangat pendek 2. Pendek 3. Normal 4. Tinggi 1. Sangat kurus 2. Kurus 3. Normal 4. Gemuk <Rp209.777/kapita/bulan Rp209.777/kapita/bulan 1839 tahun 4060 tahun >60 tahun 5 bulan 611 bulan 1223 bulan 2435 bulan 3647 bulan < 60% 6080% >80% < 60% 6080% >80% <70% 7079% 8089% 90119% 120% Tk<77% Tk 77% zscore <3 3 zscore < 2 2 zscore +2 zscore > +2 zscore < 3 3 zscore < 2 2 zscore +2 zscore > +2 zscore < 3 3 zscore < 2 2 zscore +2 zscore > +2
20 Analisis data Hubungan antar variabel dianalisis menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM). Menurut Wijayanto (2008) model persamaan struktural (Structural Equation Modeling) adalah teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks, baik recursive maupun nonrecursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. SEM memiliki dua konstruk yang harus diukur. Variabel yang tidak bisa diukur secara langsung dan memerlukan beberapa indikator sebagai proksi disebut variabel laten. Sedangkan, indikatorindikator yang dapat diukur dikenal sebagai variabel manifest. Jika suatu variabel tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya dalam model, maka dalam SEM sering disebut variabel eksogen dimana setiap variabel eksogen selalu independen. Variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain dalam suatu model penelitian disebut variabel endogen. Berikut adalah model SEM yang digunakan pada penelitian ini. ε2 δ1 ε1 λy22 δ2 ζ2 ε4 x 1 y 1 y 2 x 2 x 3 λx11 λy11 β21 β42 λx21 γ11 λy44 ξ 1 η 1 β32 η 4 λx31 λy54 λx41 ζ1 β31 β43 ζ4 η 2 y 4 y 5 δ3 x4 ζ3 η 3 λy33 ε5 δ4 y 3 ε3 Gambar 2 Model Structural Equation Modeling (SEM) penelitian
21 Berikut adalah notasi matematik dari model Structural Equation Modeling (SEM) penelitian. Model pengukuran: x 1 = λ x11 ξ 1 + δ 1 x 2 = λ x21 ξ 1 + δ 2 x 3 = λ x31 ξ 1 + δ 3 x 4 = λ x41 ξ 1 + δ 4 y 1 = λ y11 η 1 + ε 1 y 2 = λ y22 η 2 + ε 2 y 3 = λ y33 η 3 + ε 3 y 4 = λ y44 η 4 + ε 4 y 5 = λ y54 η 4 + ε 5 Model struktural: η 1 = γ 11 ξ 1 + ζ 1 η 2 = β 21 η 1 + ζ 2 η 3 = β 31 η 1 + β 32 η 2 + ζ 3 η 4 = β 42 η 2 + β 43 η 3 + ζ 4 Keterangan: Variabel laten eksogen: ξ 1 (KSI1)= partisipasi ibu balita di Posyandu Variabel laten endogen: η 1 (ETA1) = pengetahuan gizi ibu balita η 2 (ETA2) = sikap gizi ibu balita η 3 (ETA3) = perilaku gizi ibu balita η 4 (ETA4) = status gizi balita Manifest laten eksogen: x 1 = frekuensi kehadiran ibu balita ke posyandu x 2 = besar keluarga x 3 = pendapatan keluarga x 4 = pekerjaan ibu balita Manifest laten endogen: y 1 = indikator pengetahuan gizi ibu balita y 2 = indikator sikap gizi ibu balita y 3 = indikator perilaku gizi ibu balita
22 y 4 = tingkat kecukupan energi balita y 5 = tingkat kecukupan protein balita Definisi Operasional Ibu balita adalah ibu yang mempunyai anak balita yang terdafar sebagai peserta Posyandu. Anak balita adalah anak yang berusia 060 bulan yang tinggal bersama kedua orang tuanya. Besar keluarga adalah jumlah/banyaknya orang yang tinggal dalam satu keluarga dan menjadi tanggungan kepala keluarga dalam pemenuhan kebutuhan seharihari. Pendapatan keluarga adalah jumlah pendapatan yang diperoleh anggota keluarga dari pekerjaan utama dan pekerjaan tambahan dalam bentuk uang dan dibagi dengan seluruh tanggungan keluarga yang dinyatakan dalam rupiah perkapita perbulan. Umur ibu balita adalah lamanya hidup ibu balita dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan hingga diwawancarai. Pendidikan ibu balita adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh oleh ibu balita yang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan tinggi. Pekerjaan ibu balita adalah jenis pekerjaan atau mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang dikelompokkan ke dalam bekerja dan tidak bekerja. Partisipasi ibu balita di Posyandu adalah keterlibatan ibu balita di posyandu pada saat balita seharusnya dibawa ke posyandu, meliputi aspek frekuensi kunjungan ke posyandu, motivasi kunjungan ke posyandu, pelaksanaan posyandu, dan persepsi tentang posyandu. Pengetahuan gizi ibu balita adalah kemampuan ibu balita dalam menjawab pertanyaan tentang gizi menggunakan kuisioner, kemudian diberi skor dan dikategorikan menjadi kurang (skor<60%), sedang (6080%), dan baik (skor>80%). Sikap gizi ibu balita adalah kecenderungan ibu balita dalam menyikapi pernyataan dalam kuisioner tentang gizi yang diukur dengan skor jawaban dari pernyataan yang diberikan dan dikategorikan menjadi kurang (skor<60%), sedang(6080%), dan baik (skor>80%).
23 Perilaku gizi ibu balita adalah perbuatan atau penerapan pola hidup ibu balita terhadap anak balita seharihari yang diukur dengan skor jawaban dari pernyataan yang diberikan dan dikategorikan menjadi kurang (skor<60%), sedang (6080%), dan baik (skor>80%). Konsumsi pangan dan gizi balita adalah jumlah pangan dan gizi yang dimakan oleh balita yang diperoleh dengan menggunakan metode food recall selama 2x24 jam. Tingkat kecukupan gizi adalah perbandingan jumlah konsumsi energi dan zat gizi aktual terhadap angka kecukupan energi dan zat gizi ratarata sehari yang dianjurkan dan dinyatakan dalam persen. Status gizi balita adalah keadaan gizi balita yang diukur berdasarkan standar baku WHO 2005 dengan menggunakan metode antropometri dengan indeks berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).