BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. perilakuan religius terhadap kesejahteraan subjektif penderita gagal ginjal kronis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja

BAB III. Metode Penelitian. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. memiliki anak dengan riwayat gangguan skizofrenia

DAFTAR ISI xii. Halaman HALAMAN JUDUL. I HALAMAN PENGESAHAN. ii HALAMAN PERSEMBAHAN.. iii HALAMAN MOTTO. iv HALAMAN PERNYATAAN AKADEMIK v PRAKATA..

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah combined

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data utama yaitu data mengenai hubungan antara body image dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yang merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen kasus tunggal (singlecase

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. data bersifat kuantitatif statistik, dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang ini menggunakan pola pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB 3 METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR BAGAN... DAFTAR GRAFIK...

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode

BAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada. bagian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. teori-teori yang ada melalui pengukuran variabel-variabel dengan prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. metode korelasional, yaitu dengan melihat hubungan antara dua variabel,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (True Experimental Research) yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Oleh karena itu dalam bab tiga ini

BAB III METODE PENELITIAN. informasi-informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden terdiri dari 101 orang yang terdiri dari 26 laki-laki (25,74 %), dan

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian korelasional bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang. terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. argumentatif pemilihan pendekatan atau metode dengan memperhatikan pula

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada dua tradisi dalam memandang kebahagiaan, yaitu kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. satu dari beberapa alternatif keputusan atau tindakan dimana tidak semua

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK... MOTTO... HAMALAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR ORISINALITAS... iii. LEMBAR PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK...

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada 30 November sampai 15 Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

59 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup 2. Variabel Tergantung : Kesejahteraan subjektif B. Definisi Operasional 1. Kesejahteraan Subjektif Kesejahteraan subjektifadalah hasil evaluasi seseorang terhadap kehidupannya yang dilakukan melalui evaluasi kognitifnya seperti kepuasan hidup dan afek seperti adanya emosi positif dan rendahnya emosi negatif. Kepuasan hidup adalah penilaian global individu mengenai kualitas hidup, sedangkan afek adalah evaluasi langsung individu mengenai peristiwa dalam hidupnya. Kesejahteraan subjektif diukur dengan menggunakan The Satisfaction with Life Scale (SWLS) yang diadaptasi dari Diener (1993) dan skala Positive Affect Negative Affect Schedulle (PANAS) yang diadaptasi dari Watson, dkk (1988). Semakin tinggi skor skala SWLS semakin tinggi tinggi tingkat kepuasan hidup yang dimiliki, serta apabila semakin tinggi skor skala PANAS, maka semakin tinggi tingkat afek positif yang dimiliki begitupula sebaliknya. 59

60 2. Terapi Kebermaknaan Hidup Terapi kebermaknaan hidup adalah yang menggunakan prosedur sistematis dan teroganisir untuk membantu para individu dalam menemukan makna dan tujuan hidup sehingga menghasilkan hidup yang lebih positif dan bahagia sehingga dapat meningkatkan subjective well being pada penderita kanker. Terapi kebermaknaan hidup ini menerapkan prinsip pembelajaran berdasarkan pengalaman (experiental learning) berdasar metode-metode penemuan kebermaknaan hidup menurut Bastaman (2007) yang disebut dengan Panca Cara Temukan Makna yaitu: (1) pemahaman diri, (2) bertindak positif, (3) pengakraban hubungan, (4) pendalaman catur nilai, (5) Ibadah, dimana terapis bersama subjek membahas nilainilai dan makna hidup yang secara potensial ada dalam kehidupan subjek, memperdalam dan menjabarkannya menjadi tujuan yang lebih konkrit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini akan dilakukan secara berkelompok yang diberikan sebanyak 3 kali pertemuan, setiap pertemuan dilaksanakan 90-120 menit, sehingga total waktu dalam terapi dapat mencapai 270-360menit.

61 C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut ini: 1. Penderita kanker 2. Mampu secara fisik mengikuti terapi. 3. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. 4. Memiliki skor subjective well being sedang hingga rendah. 5. Tidak sedang mengikuti konseling atau psikoterapi lain selama penelitian berlangsung. 6. Bersedia mengikuti terapi hingga selesai. D. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah one group prates dan pascates design (Myers & Hansen, 2002) dikarenakan keterbatasan kondisi fisik subjek yang bersedia (berkomitmen penuh) menjalani semua sesi intervensi dari awal hingga akhir. Rancangan ini dipakai untuk mengetahui suatu pengaruh intervensi yang hasilnya didapatkan dari membandingkan keadaan suatu kelompok sebelum dilakukan intervensi (prates) dengan setelah dilakukan intervensi (pascates). Penelitian ini nantinya akan dilakukan satu kelompok yaitu kelompok eksperimen yang akan mendapatkan intervensi berupa terapi kebermaknaan hidup.

62 Berikut ini adalah bagan rancangan intervensi one group prates and pascates design: Prates Perlakuan Pascates Tindak lanjut O1 X O2 O3 Keterangan: O1 : Pengukuran skala kesejahteraan subjektif sebelum perlakuan (Prates). O2 : Pengukuran skala kesejahteraan subjektif sesudah perlakuan (pascates). O3 : Pengukuran tindak lanjut dilakukan 2 minggu setelah penelitian dilakukan (Cone dan Foster, 2006) X : Perlakuan atau pemberian kebermaknaan hidup. E. Metode Pengumpulan Data 1. Lembar Persetujuan subjek (Informed Consent) Lembar persetujuan subjek digunakan sebagai bukti bahwa subjek setuju dan bersedia menjalani prosedur penelitian dengan segala keuntungan maupun kerugian yang diperoleh. Di dalam lembar persetujuan subjek ini diuraikan maksud dan tujuan penelitian, hak dan kewajiban subjek penelitian, dan hal-hal lain mengenai jalannya penelitian.

63 2. Skala Menurut Azwar (2003) skala sebagai alat ukur psikologis mempunyai karakteristik yaitu sebagai berikut: a. Stimulusnya berupa pernyataan atau pertanyaan yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. b. Berisi banyak item sehingga kesimpulan baru dapat diambil apabila semua jawaban sudah direspon. c. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala The Satisfaction with Life Scale (SWLS) yang diadaptasi dari Diener (1993) untuk dimensi kepuasan hidup dan skala Positive Affect Negative Affect Schedule (PANAS) yang diadaptasi Watson, dkk (1988) untuk mengukur dimensi aspek positif dan aspek negatif. Kedua skala tersebut valid serta dapat digunakan di Indonesia guna mengukur Subjective wellbeing individu ( Takwin, dkk., 2012; Zuhdiyati, 2010; Wibisono, 2010). Skala kepuasan hidup diadaptasi dari The Satisfaction with life Scale (SWLS) tersebut memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,87.

64 Skala ini digunakan dalam penelitian Wibisono (2010) dengan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,7043. Penelitian lainnya dilakukan oleh Zuhdiyati (2010) yang memperoleh koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,62. Pengukuran kesejahteraan subjektif melalui SWLS ini dilakukan dengan menggunakan lima aitem pernyataan yang mengandung tujuh pilihan jawaban, yaitu: sangat tidak setuju, tidak setuju, agak tidak setuju, ragu-ragu, agak setuju, setuju, sangat setuju. Skor masing-masing jawaban adalah 7 untuk sangat setuju, 6 untuk setuju, 5 untuk agak setuju, 4 untuk ragu-ragu, 3 untuk agak tidak setuju, 2 untuk tidak setuju dan 1 untuk sangat tidak setuju. Pada skala tersebut akan disertakan lima pernyataan yang mengukur pandangan kognitif individu terhadap kehidupan yang tengah dijalani. Skor total yang diperoleh berasal dari penjumlahan skor pada lima aitem yang akan memiliki rentang skor dari 5-35. Interpretasi untuk skala SWLS adalah 5-9 (sangat tidak puas), 10-14 (tidak puas), 15-19 (sedikit tidak puas), 20 (netral), 21-25 (cukup puas), 26-30 (puas), 31-35 (sangat puas). Skala SWLS (Kepuasan Hidup) Tabel 1. Blueprint Skala Kepuasaan Hidup Dimensi Butir Pernyataan Jumlah Kepuasaan 1,2,3,4,5 5 Hidup

65 Pada skala Kesejahteraan subjektif terdapat pengukuran tentang emosi positif dan emosi negatif yang dikembangkan melalui PANAS oleh Watson dkk (1988). Alat ukur tersebut dapat mengungkap derajat afek positif dan afek negatif yang dimiliki seseorang. Alat ini akan berisikan 20 aitem dengan 10 aitem yang akan mengkur afek positif dan 10 aitem sisanya mengukur afek negatif. Koefisien reliabilitas dari afek positif adalah 0,86 dan koefisien reliabilitas dari afek negatif adalah 0,87. Skala ini juga telah digunakan pada penelitian di Indonesia oleh Wibisono (2010) dengan mendapatkan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,6304 untuk afek positif dan untuk afek negatif diperoleh indeks koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,6421. Penelitian lainnya dilakukan oleh Zuhdiyati (2010) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,73 untuk afek posiif dan koefisien reliabilitas alpha sebsar 0,83 untuk afek negatif. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka setiap aitem dalam skala tersebut layak untuk digunakan sebagai pengukuran. Skor total pada skala ini diperoleh dengan menjumlahkan skor pada semua aitem. Skala PANAS (Afek Positif dan Negatif) Tabel 2. Skala Afek Positif dan Negatif Dimensi Jumlah Afek positif : 1,3,5,9,10,14,16,17,19 9 Afek negatif :2,4,6,7,8,11,12,13,15,18,20 11

66 3. Prosedur Persiapan Berikut ini adalah prosedur persiapan pelaksanaan penelitian dan terapi yang dilakukan yaitu: 1. Proses Persiapan a. Menentukan ruang lingkup dengan melakukan survey awal berupa asesmen kebutuhan untuk memetakan permasalahan yang akan diteliti. b. Menyiapkan alat ukur berupa skala Kesejahteraan subjektifsebagai screening awal subjek penelitian dan sebagai skor prates sebelum penelitian. c. Menyusun rangcangan penelitian berupa modul sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti dan berdasarkan kondisi dan kemampuan subjek penelitian yang bertujuan untuk panduan tertulis dalam menjalankan kegiatan terapi sehingga tidak ada waktu serta logistik yang terlewat serta menyeragamkan fasilitator dan co fasilitator dalam menjalankan kegiatan terapi. d. Menentukan fasilitator dan co fasilitator yang dapat membantu proses kegiatan terapi yang dilakukan. Berikut ini adalah kriteria dari fasilitator (psikolog) yaitu: (i) berminat dan berusaha melakukan terapi yang teroganisir dengan baik; (ii) mempunyai pemahaman yang memadai berkaitan dengan psikologi klinis dan kesehatan; (iii)

67 mempunyai ketertarikan dan pengharapan yang tinggi akan keberhasilan pengharapan yang tinggi akan keberhasilan peserta dan bersikap positif dengan membantu peserta meningkatkan harapan mereka; (iv) mentransformasikan materi dalam langkah yang mudah bagi peserta, serta memberikan contoh baik yang sesuai maupun tidak sesuai atau mengaitkan pengajaran dengan kehidupan keseharian, dan menjelaskan kegunaan terapi dalam kehidupan, keseharian, dan menjelaskan keguanaan terapi dalam kehidupan; (v) mendukung dan mendorong peserta untuk mempelajari materi, berbagi pengalaman yang relevan, serta mengembangkan kemampuan diri; (vi) menghubungkan ketertarikan pengajaran dalam sebuah sesi terapi dengan sesi terapi yang lain, dan (vii) mengelola waktu dengan efisien dengan tetap berorientasi terhadap penyelesaian tugas dan menyediakan waktu untuk umpan balik. Sedangkan kriteria untuk co fasilitator adalah (i) Mahasiswa Magister Profesi Psikologi bidang klinis; (ii) terlibat aktif selama kegiatan terapi dan melakukan interview berkaitan dengan perasaan yang dihayati serta observasi tingkah laku para peserta pada kondisi sebelum terapi, selama terapi, dan setelah terapi, dan (iii) memiliki kesamaan pemahaman mengenai tujuan dan

68 teknis kegiatan serta cara melakukan proses interview dan observasi tingkah laku para subjek penderita kanker. 2. Proses Pelaksanaan a. Subjek dikumpulkan untuk membahas proses terapi yang akan dilaksanakan, membuat kesepakatan tentang jadwal dan pelaksanaan terapi yang akan dilakukan. b. Subjek diminta untuk mengisi informed consent atau surat kesediaan menjadi partisipan dalam penelitian ini. c. Pelaksanaan terapi sebanyak 3 kali pertemuan dengan rata-rata rentang waktu 90-120 menit untuk setiap sesinya. d. Pengukuran tingkat Kesejahteraan subjektif berupa pascates diberikan kembali setelah tritmen selesai dilaksanakan. 3. Evaluasi Setelah proses terapi selesai dilakukan, dilaksanakan tindak lanjut sebagai evaluasi terapi sekitar kurang lebih dua minggu setelah pelaksanaan terapi. Terapi kebermaknaan hidup akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan rata-rata 90-120 menit setiap pertemuan. Materi yang akan disampaikan dalam jalannya terapi adalah: a. Pertemuan pertama adalah materi mengenai pemahaman diri yaitu mengenali secara objektif kekuatan-kekuatan dan kelemahan diri sendiri, baik yang masih merupakan potensi maupun yang sudah teraktualisasi, kemudian kekuatan

69 tersebut dikembangkan dan ditingkatkan. Sedangkan kelemahan-kelemahannya dihambat dan dikurangi. Ketika subjek telah memahami dirinya dan menerima dengan positif dan penuh kesadaran atas kenyataan dirinya maka akan menjadikan subjek menjadi bermakna (Bastaman, 2007). Selanjutnya pada pertemuan pertama diselingi dengan sesi ibadah, yaitu berusaha memahami dan melaksanakan hal-hal yang diperintahkan Tuhan dan mencegah dari apa yang dilarangnya. Pada sesi ibadah, akan dilaksanakan praktek dan pemaknaan berdoa. Beribadah dapat mendatangkan perasaan tenteram, mantap, dan tabah. b. Pertemuan kedua adalah bertindak positif yaitu mencoba menerapkan dan melaksanakan hal-hal yang dianggap baik dan bermanfaat dan perilaku dan tindakan nyata sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan untuk mewakili bertindak positif pada penderita kanker yaitu: 1) Materi bertindak positif dengan tujuan subjek memahami mengenai makna dari bertindak positif sehingga secara tidak langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek akan dirakan berguna. 2) Latihan bertindak positif dengan tujuan subjek mencoba menerapkan hal-hal yang dianggap baik dan bermanfaat dalam perilaku dan tindakan nyata sehari-hari.

70 c. Pertemuan kedua membahas mengenai pengakraban hubungan yaitu meningkatkan hubungan dengan pribadi tertentu (keluarga, rekan, teman sejawat). Pengakraban hubungan atau persahabatan berarti hubungan pribadi yang menyangkut keseluruhan pribadi berdasarkan kepercayaan mendalam dengan saling membagikan sesuatu, menerima sesuatu dan merupakan kesempatan untuk memperluas diri. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjalin keakraban antara sesama subjek adalah: 1) Aku dan hubunganku, dengan tujuan peserta dapat memahami mengenai pentingnya menjalin hubungan akrab dengan siapapun sehingga dapat merasakan hidup dengan lebih berwarna. 2) Latihan pengakraban hubungan dengan tujuan peserta mencoba menerapkan hubungan akrab dengan orang-orang disekitarnya. d. Pertemuan ketiga adalah pendalaman catur nilai, yaitu berusaha untuk memahami dan memenuhi empat macam nilai yang merupakan sumber makna hidup, yakni nilai kreatif, nilai penghayatan, nilai bersikap, dan nilai pengharapan. Bila hal tersebut dapat dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupannya menjadi berarti dan pada akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia (Kesejahteraan Subjektif). Sikap

71 meneirma dengan penuh ikhlas dan tabah terhadap hal yang tragis seperti sakit (kanker) dapat mengubah pandangan kita dari yang semula diwarnai penderitaan menjadi mampu melihat makna dan hikmah dari penderitaan tersebut. 4. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan salah satu tahap yang peting dalam sebuah penelitian. analisis data berperan dalam membuktikan hipotesis dan menarik masalah-masalah yang sedang diteliti. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitif dan analisis data kualitatif. Metode kuantatif yang dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon yang dioperasionalkan dengan teknik statistik perangkat lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows untuk menganalisis perbedaan skor pada masing-masing aspek kesejahteraan subjektif pada saat prates, pasca tes dan tindak lanjut. Analisis yang dilaksanakan secara kualitatif dilakuakan dengan analisis deskriptif berdasarkan observasi dan wawancara yang mungkin terjadi selama jalannya penelitian.