POLA KONSUMSI PANGAN B2SA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

Mengenal KRPL. Kawasan Rumah Pangan Lestari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) SI KIB. Soli,loilo Ll* Xak"d hdrmi4&m1{

TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan untuk membeli pangan sesuai kebutuhan rumah tangga.

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

oleh : Haryono Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

KONTRIBUSI PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DALAM MENDUKUNG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT:

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

MENUJU KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA YANG MEMENUHI PRINSIP GIZI SEIMBANG MELALUI PEMANFAATAN PEKARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

BAB I PENDAHULUAN. dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun , yang bertujuan untuk

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Peran Perempuan Pada Upaya Penganekaragaman Pangan Di Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

Edisi 2 ROADMAP DEPTAN.indb 1 2/15/2013 7:35:34 PM

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK OPTIMALISASI PEKARANGAN

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN GIZI : FAKTOR PENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

Daftar Harga Produk Utama

Daftar Harga Produk Sayuran

BIDANG PENGANEKARAGAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

DAMPAK PROGRAM KRPL (KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI) TERHADAP POLA PANGAN HARAPAN (PPH) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Realisasi Keuangan

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

KEGIATAN PRIORITAS PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN

Renstra Dispakan RENCANA STRATEGIS DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

Perkembangan Ekonomi Makro

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buku Direktori Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

KUESIONER PENELITIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data

DINAMIKA POLA DAN KERAGAMAN KONSUMSI RUMAH TANGGA PERDESAAN PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 PEMETAAN ASPEK SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DI WILAYAH PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

ANALISIS NERACA BAHAN MAKANAN (NBM) DAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perkotaan Dalam Mewujudkan Diversifikasi Konsumsi Pangan (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

Transkripsi:

POLA KONSUMSI PANGAN B2SA aret Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian 1

LATAR BELAKANG Upaya peningkatan ketahanan pangan: masalah seluruh bangsa o Pangan merupakan Kebutuhan Dasar o Peningkatan jumlah penduduk o Kerusakan lingkungan degradasi dan perubahan iklim o Hubungan logistik dan perdagangan global o Masih ada kerawanan pangan di Indonesia Presiden (Konferensi Dewan Ketahanan Pangan, Jakarta, 24 Mei 2010): Kita mulai gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal 2

1. Kualitas konsumsi pangan yang ditunjukkan dengan keanekaragaman pangan sesuai gizi seimbang masih rendah : Masih tingginya konsumsi karbohidrat (beras dan terigu). Beras sebagai sumber kalori utama sekaligus sumber protein Masih rendahnya konsumsi sayur dan buah, protein hewani, aneka kacang, dan umbi-umbian. Sumber energi masih didominasi beras. 2. Pemanfaatan sumber pangan lokal, terutama sumber karbohidrat selain beras seperti aneka umbi, jagung, dan sagu masih rendah. 3. Keamanan pangan memprihatinkan : residu pestisida, penggunaan bahan tambahan berbahaya dalam pengolahan, dll. 3

Capaian PPH POLA KONSUMSI PANGAN JAUH DARI BERAGAM, SKOR PPH NASIONAL TAHUN 2007-2012 MENGALAMI FLUKTUASI NAMUN CENDERUNG MENURUN 90 85 80 75 70 85,2 83 82,8 81,9 80,7 80,5 78,2 79,4 78,7 78 77,5 75,7 77,3 75,4 73,3 75,5 75,8 72,8 65 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Desa Kota Total Skor PPH = Skor Mutu Pangan Skor Ideal = 100 Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin beragam dan seimbang

Kondisi Keberagaman Konsumsi Pangan Penduduk Indonesia dibandingkan dengan Skor PPH Ideal Belum Beragam dan Berimbang PPH TAHUN 2012 = 75,4 PPH ideal =100 Kacangkacangan 2,9% Buah/biji berminyak 1,6% Gula 3,8% Sayur dan buah 4,3% Lain-lain 1,9% Kacang-kacangan 5% Buah/biji berminyak 3% Gula 5% Sayur dan buah 6% Minyak dan lemak 11,4% Pangan hewani 8,9% Padi-padian 63,0% Minyak dan lemak 10% Padi-padian 50% Pangan hewani 12% Umbiumbian 6% Umbi-umbian 2,2% Terutama berasal dari konsumsi Beras dan Terigu 5

Konsumsi Karbohidrat : melebihi anjuran, dan bertumpu pada Beras dan Terigu Impor. Konsumsi SAYUR DAN BUAH, UMBI-UMBIAN, PANGAN HEWANI, dan KACANG- KACANGAN masih kurang 2012 Triwulan 1 PPH Ideal No Kelompok Pangan % Skor % Skor Gram Energi Gram Energi AKG PPH AKG PPH 1. Padi-padian 299,9 1.167 58,4 25,0 275,0 1.000 50,0 25,0 2. Umbi-umbian 33,1 40 2,0 1,0 100,0 120 6,0 2,5 3. Pangan hewani 91,7 165 8,2 16,5 150,0 240 12,0 24,0 4. Minyak dan lemak 23,7 212 10,6 5,0 20,0 200 10,0 5,0 5. Buah/biji berminyak 5,5 30 1,5 0,7 10,0 60 3,0 1,0 6. Kacang-kacangan 20,0 54 2,7 5,4 35,0 100 5,0 10,0 7. Gula 19,2 70 3,5 1,8 30,0 100 5,0 2,5 8. Sayur dan buah 199,1 80 4,0 20,0 250,0 120 6,0 30,0 9. Lain-lain 60,4 35 1,7 - - 60 3,0 - Total 1.853 92,6 2.000 100,0 Skor PPH 75,4 100,0 Sumber : Susenas 2012 Triwulan I, BPS; diolah oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian Keterangan: Angka Kecukupan Energi 2000 kkal/kap/hari (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2004) - Energi : dalam kkal - Gram : untuk berat jenis pangan menurut kelompok - AKG : Angka Kecukupan Gizi

Kebutuhan energi belum memenuhi anjuran dan didominasi oleh sumber karbohidrat utamanya beras dan terigu impor. Kebutuhan protein sudah melebihi anjuran, tetapi pemenuhannya bersumber dari beras, BUKAN DARI PANGAN HEWANI DAN KACANG-KACANGAN Uraian Perkembangan Konsumsi Per Kapita Per Hari 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 WNPG VIII Th. 2004 1. Energi (kkal/kap/hari) 1.997 1.927 2,015 2.038 1.927 1.926 1.952 1.852 2000 2. Protein (gram/kap/hari) 55,23 53,66 57,65 57,49 54,35 55,05 56,25 53,14 53 Skor PPH 79,1 74,9 82,8 81,9 75,7 77,5 77,3 75,4 PPH Ideal 100 Sumber : Susenas BPS diolah BKP Kementan

Posisi Indonesia dalam Peta Penderita Gizi Kurang Tahun 2005-2007 Salah satu efek dari Asupan Energi yang Kurang Perkiraan FAO berdasarkan asupan kalori (Calorie intake Threshold). Sumber : http://filipspagnoli.wordpress.com/2 010/11/18/human-rights-facts-210- where-are-the-hungry/

PERKEMBANGAN POLA KONSUMSI PANGAN POKOK PENDUDUK INDONESIA SELAMA 5 DEKADE Setelah 5 dekade, pangsa non beras (ubi kayu, jagung, dan kentang) dalam pola pangan pokok hampir tidak ada dan digantikan oleh konsumsi terigu Harus dikembalikan lagi seperti dulu 100% 90% Kentang Ubi Kayu Ubi Kayu Jagung Terigu Terigu 80% 70% 60% Jagung 50% 40% 30% 20% 10% 0% 1954 1987 1999 2010 9

POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT Tahun 2007-2012 Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat nasional dalam enam tahun terakhir didominasi oleh Beras dan Terigu. 2012 Beras Terigu 2011 Beras Terigu Beras Jagung 2010 Beras Terigu Terigu Singkong 2009 Beras Terigu Ubi Jalar Kentang 2008 Beras Terigu Sagu Umbi Lainnya 2007 Beras Terigu 0% 20% 40% 60% 80% 100% Sumber : Susenas 2007-2012; BPS diolah BKP Kementan

Pola Konsumsi Pangan penduduk Indonesia Nasi sebagai pangan pokok Sayur dan Buah sangat rendah konsumsinya Sumber Pangan Pokok = TIDAK HARUS SELALU BERAS Biji-bijian/Serealia : Jagung, Jawawut, Canthel, Jali, dsb Umbi-umbian : Sagu, Ketela Pohon, Ubi Jalar, Ganyong, Uwi Pangan Berpati lain : Sukun, Labu Kuning, Pisang 11

POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER PROTEIN Pola konsumsi pangan sumber protein nasional selama 5 tahun terakhir didominasi oleh ikan, kacang kedelai, daging unggas, telur dan daging ruminansia. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Kedelai Kedelai Kedelai Kedelai Kedelai Kedelai Ikan Ikan Ikan Ikan Ikan Ikan Susu Susu Telur Telur D. unggas D. unggas Susu Telur D. unggas Susu Susu Susu Telur Telur Telur D. unggas D. unggas D. unggas D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia 2007 2008 2009 2010 2011 2012 D. ruminansia D. unggas Telur Susu Ikan Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Kacang lain Sumber : Data Susenas 2007-2012; BPS diolah BKP Kementan

POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER VITAMIN DAN MINERAL Pola Konsumsi pangan sumber vitamin dan mineral, dari komoditas pangan yang dapat diusahakan dari pekarangan 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Gado-gado Gado-gado Gado-gado Pisang lainnya Pisang lainnya Pisang lainnya Pisang lainnya Pisang lainnya Pisang lainnya Salak Salak Duku Rambutan Duku Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Daun Ubi Kayu Rambutan Duku Salak Pisang lainnya Gado-gado Sumber : Data Susenas 2007-2012; BPS diolah BKP Kementan 13

Kesenjangan konsumsi energi di Indonesia dengan standar Pola Pangan Harapan (PPH) dapat ditingkatkan dari 4 kelompok pangan YANG SEMUANYA DAPAT DIKEMBANGKAN DI PEKARANGAN Standar Aktual 2012 Gap No. Kelompok Pangan Kkall % AKE Skor PPH kkal % AKE Skor PPH Kkal % AKE Skor PPH 1. Padi-padian 1000 50,0 25,0 1167 58,4 25,0 167 8,4 0 2. Umbi-umbian 120 6,0 2,5 40 2,0 1,0-80 -4-1,5 3. Pangan Hewani 240 12,0 24,0 165 8,2 16,5-75 -3,8-7,5 4. Minyak&Lemak 200 10,0 5,0 212 10,6 5,0 12 0,6 0 5. Buah/Biji Berminyak 60 3,0 1,0 30 1,5 0,7-30 -1,5-0,3 6. Kacang-kacangan 100 5,0 10,0 54 2,7 5,4-46 -2,3-4,6 7. Gula 100 5,0 2,5 70 3,5 1,8-30 -1,5-0,7 8. Sayur dan Buah 120 6,0 30,0 80 4,0 20,0-40 -2-10 9. Lain-lain 60 3,0 0,0 35 1,7 0,0-25 -1,3 0 Total 2000 100 100 1853 92,6 75,4-147 -7,4-24,6

Arah Pengembangan Konsumsi Pangan Nasional Dapat diperoleh dari Hasil Pekarangan (Kegiatan P2KP) 1.Pangan Hewani 2.Kacang-kacangan 3.Sayur dan Buah 4.Umbi-umbian Diturunkan Beras dan terigu Dinaikkan 15

No Kelompok Pangan Kontribusi Terhadap PPH Keterangan 1. Sayuran dan Buah Sangat signifikan 3. Kacang-kacangan Signifikan 2. Pangan Hewani 4. Umbi-umbian Kurang signifikan Potensi penyediaan dan daya beli memungkinkan, Daya terima masyarakat (khususnya sayuran pada anak-anak) perlu ditingkatkan. Potensi penyediaan memungkinkan (kecuali kedele), Daya terima masyarakat tinggi Daya beli menjadi faktor pembatas. Potensi penyediaan sangat memungkinkan Daya terima masyarakat rendah (karena umbi-umbian dianggap pangan inferior) teknologi pengolahan perlu ditingkatkan 16

STRATEGI MENCAPAI GIZI SEIMBANG BAGI SEMUA

SALAH SATU SOLUSI ADA DARI HASIL OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN Menurut Marsigit (1981) Kontribusi pekarangan terhadap total konsumsi energi dan zat gizi adalah 27% energi, 3.21% protein, 7.5% Fe, dan 34.8% vitamin A. pekarangan sumber umbi-umbian dan sayuran Haryadi (1981) : Kontribusi pekarangan terhadap konsumsi energi: 10.8%, protein: 5.9%, Fe:22.9%, vitamin A: 37.3%, vitamin B: 17.7%, dan vitamin C: 86.8 % AKG sumber sayuran dan buah-buahan, berpotensi mendongkrak skor PPH Lestari et al. (1986) pekarangan memberikan sumbangan terhadap pendapatan petani di Kabupaten Banyumas sebanyak 24.09% berpotensi menambah pendapatan RT Murniati dan Indriani (1998) sumbangan tanaman pekarangan terhadap kecukupan zat gizi keluarga di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Mesuji Lampung terhadap konsumsi vitamin C:103% dan vitamin A: 71% sumber sayuran dan buah, berpotensi mendongkrak Skor PPH Faber (2001) terjadi peningkatan intik vitamin A anak-anak usia 2-5 tahun dari keluarga yang mengikuti proyek home gardening (p=0.0004) melalui peningkatan buah dan sayur yang kaya vitamin A.

Ketahanan pangan : masalah kita bersama Keluarga RW/RT kelurahan/desa kecamatan kabupaten provinsi negara

Ajakan Presiden kepada Masyarakat: Ketahanan pangan keluarga juga dapat ditingkatkan melalui rumah hijau atau mungkin tepatnya rumah pekarangan pangan (pencanangan Gerakan Nasional Penanganan Anomali Iklim Petani Indonesia, Sidoarjo Jawa Timur, Jum at 14 Januari 2011)

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Konsep KRPL Rancang ulang pemanfaatan pekarangan: MKRPL Pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dalam suatu kawasan, untuk: Pemenuhan kebutuhan pangan & gizi keluarga, peningkatan pendapatan keluarga, meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 21

Tanaman-tanaman bernilai gizi tinggi yang perlu diprioritaskan dalam pekarangan SUMBER GIZI Vitamin A Vitamin C Protein Kalori Lemak TANAMAN Mangga, pepaya, alpokat, daun-daun hijau: cangkudu, lamtoro, singkong, talas, katuk, kelor, melinjo, sawi, turi, kangkung, bayam, ubi jalar, kecipir, kacang panjang, mangkokan. Jambu biji, sirsak, srikaya, cabai besar, papaya. Kacang panjang, kacang buncis, kara, gude (biris), kecipir, petai, lamtoro, daun-daunan: bayam, singkok, kangkung, melinjo. Pisang, adpokat, kelapa, ubi jalar, ganyong, garut, singkong, jagung, ubi jalar. Kelapa, adpokat. 22

Empat belas jenis sayuran yang dapat di tanam untuk pemanenan berbeda tiap harinya selang 2 minggu. Hari ke Minggu I Minggu II 1 Singkong Kacang panjang 2 Kangkung Melinjo 3 Bayam Ubi jalar 4 Katuk Mangkokan 5 Cangkudu Kecipir 6 Sesawi Kelor 7 Talas Kedongdongan Sumber: Sajogyo 1996 23

Pilihan tanaman yang dapat tumbuh baik pada setiap saat di segala tempat Tanaman Kacang panjang Kacang tunggak Kacang jogo Ubi jalar Pecai Bayam Kankung Lobak Umur panen 40-50 hari 75-85 hari 65-75 hari 90-120 hari 30-40 hari 20-35 hari 30-40 hari 30 hari Sumber: Sajogyo 1996 24

Pada luas pekarangan yang sempit dianjurkan menanam sayuran hijau sebagai pagar hidup yang bersifat tahunan atau pagar merambat yang bersifat musiman. Bedengan sayuran juga tidak dapat luas, karena itu perlu dipilih tanaman yang bernilai gizi tinggi. 25

Basis Komoditas dan Contoh Mode Budidaya Rumah Pangan Lestrasi di PERKOTAAN (1) No. Kelompok Lahan Model Budidaya Basis Komoditas 1. Perumahan Tipe 21 (Total lahan sekitar 36 m 2 ) Vertikultur (model gantung, dan tempel) Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong Pot/ polibag Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Buncis tegak Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Temu Lawak, Kumis kucing 2. Perumahan Tipe 36 (Total lahan sekitar 72 m 2 ) Vertikultur (model gantung, dan tempel) Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong Pot/ polibag Tanaman buah dalam pot: jeruk, mangga, jambu, belimbing Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Sirih Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya. 26

No. Basis Komoditas dan Contoh Mode Budidaya Rumah Pangan Lestrasi di PERKOTAAN (2) Kelompok Lahan Model Budidaya Basis Komoditas 3. Perumahan Tipe 45 (Total lahan sekitar 90 m 2 ) Vertikultur (model gantung, dan tempel) Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Caisim, Bayam, Kangkung, Kemangi, Seledri, Selada Bokor Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong Pot/ polibag / tanam langsung Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung Buah semusim: Pepaya, Jambu biji, Srikaya, Sirsak, Belimbing, Jeruk Nipis/Limau Toga: Jahe, Kencur, Kunyit, Kumis Kucing, Sirih Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya, Sambiloto, Temulawak, Gempur batu. Kolam mini Pemeliharaan ikan : Lele/Nila/Gurame 27

Basis Komoditas dan Contoh Mode Budidaya Rumah Pangan Lestrasi di PERKOTAAN (3) No Kelompok Lahan 4. Perumahan Tipe 54 (Total lahan sekitar 120 m 2 ) 5. Lahan terbuka hijau Model Budidaya Vertikultur (model gantung, dan tempel) Pot/ polibag /tanam langsung Kolam mini Ternak unggas dalam kandang Tanaman buah Intensifikasi pagar Basis Komoditas Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung Tanaman buah dalam pot: jeruk, mangga, jambu, belimbing Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Sirih Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya. Pemeliharaan ikan : Lele/Nila/Gurame Ayam buras Mangga, Rambutan, Pohon Salam, Belimbing sayur, Tanaman khas daerah/ tanaman langka Katuk, Daun mangkokan, Beluntas, Pandan, Sereh 28

Contoh Rumah Pangan Tipe 21/36 Keterangan gambar: 1 Sisi kanan : - Vertikultur (jahe merah, kucai, seledri, bayam merah, kemangi). - Tanaman pot : tomat, cabe rawit, cabe besar 2 Sisi kiri : - Tanaman pot : sirih, sansievera, temu lawak, tanaman adenium 29

Contoh Model Budidaya Vertikultur (1) 30

Contoh Model Budidaya Vertikultur (2) 31

Contoh intensifikasi pagar Katuk dan ubi jalar Temulawak dan jahe merah 32

Contoh budidaya bedengan Kacang panjang dan kacang tanah Kenikir dan terong 33

Pengembangan Kebun Bibit Desa (KBD) 34

Kebun Bibit Desa (KBD) 35

KUE ENAK TIDAK HARUS DARI TERIGU! Tart Sukun (Toeti Sunardi) 36

Beras Analog Kabuto, Sulawesi Tenggara Kapurung, Sulawesi Selatan Mie dari tepung Mocaf Cassava Papeda Jagung Bose, NTT Tiwul, Wonogiri Sagu Rendang, Riau Binthe Biluhuta, Gorontalo Beras Aruk Enbal, Maluku Rasi

PENGEMBANGAN MAKANAN TRADISIONAL Kendala yang dihadapi : (1) Cita rasa makanan tradisional kurang memenuhi selera generasi muda, kurang menarik penampilannya akibat dimasak terlalu lama, (2) Kurang memenuhi standar mutu dan gizi; (3) Beberapa masakan harus disajikan secara panas; (4) Promosi dan penyebaran informasi serta upaya pengembangannya masih terbatas; (5) Kurangnya investor yang tertarik untuk mengembangkan produk makanan tradisional; (6) Kurangnya pengetahuan masyarakat akan arti gizi dan kesehatan. Strategi Pengembangan Makanan Tradisional. Pengembangan sumberdaya makanan tradisional ditujukan untuk mengidentifikasi, menginventarisasi, menggali dan mengkaji sumberdaya makanan tradisional dalam peningkatan penganeka-ragaman penyediaan pangan. Peningkatan motivasi dan partisipasi dalam pengembangan makanan tradisional ditujukan untuk mendorong masyarakat berperan aktif dalam upaya pengembangan, pelestarian dan peningkatan citra makanan tradisional sesuai dengan potensi sumberdaya dan nilai budaya setempat. Peningkatan Teknologi dan Kelembagaan Pangan. 38

Nasi Thiwul Tahu Tempe Mi Ayam Jamur Mocaf