BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BIAYA ALTERNATIF SEWA ALAT ANGKUT DAN ALTERNATIF BELI ALAT ANGKUT BARU PADA PT. ANINDO PUTERA PERKASA SKRIPSI

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten?

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo

BAB I PENDAHULUAN. yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan konsumen adalah. meningkatkan daya saing perusahaan tersebut.

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bidang pengangkutan dengan jenis muatan berupa bahan baku pabrik kertas. Jasa

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills. April

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penggunaan teknologi dalam mendukung aktivitas perusahaan bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV.

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, berilah tanda (X)

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA

Indonesia Urban Water, Sanitation & Hygiene (IUWASH) Aspek Keuangan Pengelolaan Air Limbah Domestik Melalui Penyedotan Terjadwal

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan!

ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan

BAB IV Hasil Dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III KEGIATAN RISET

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan Rute

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. di sembarang tempat. Selain itu sumber bahan baku tersebut harus melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PENGADAAN TRONTON PADA PT TATA SURYA

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. signifikan terhadap manajemen setiap perusahaan. Persaingan bisnis tidak lagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

Private & Confidential PT Logindo Samudramakmur Tbk.

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

Gambar 1. Penjualan Mobil dan Sepeda Motor Indonesia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL


BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEWA ATAU BELI ARMADA TRUK PENGANGKUT KELAPA SAWIT DI CV. VIAN PRATAMA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak.

DAN. Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno. Tjetjep Nurasa

C I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kita berada pada era informasi, dimana informasi memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menentukan rute distribusi secara optimal dapat membantu perusahaan

PAPARAN PUBLIK 2017 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk. Grha Mitra Jl. Pejaten Barat No.6, Jakarta Selatan Jumat, 26 Mei 2017

Tugas Akhir. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat dengan motif (incentive)

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB l PENDAHULUAN. Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata

Ekonomi Ek Tr T ansport r a ansport si a AY 11

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PANDUAN KEUANGAN LAYANAN LUMPUR TINJA TERJADWAL

BAB I PENDAHULUAN Tahun

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

PAPARAN PUBLIK 2016 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk. Grha Mitra Jl. Pejaten Barat Raya No.6, Jakarta Selatan Jumat, 24 Juni 2015

BAB 5 ANALISIS DATA. Kapasitas Kendaraan. Gambar 5.1. Influence Diagram

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos.

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. distribusi sangat tergantung kepada pemilihan moda transportasi yang

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Selama ini PT. ANINDO PUTERA PERKASA menyewa alat angkut truk kecil engkel, truk trailer, dan truk tronton kepada agen penyewaan alat angkut pengiriman barang atau ekspedisi. Biasanya alat angkut truk kecil engkel digunakan untuk mengirim barang ke daerah Jakarta, Bekasi dan Tangerang lalu truk tronton ke daerah Bogor dan Tangerang sedangkan truk trailer ke daerah yang pelanggannya memesan dalam jumlah besar dan untuk mengambil persediaan barang di pelabuhan Tanjung Priuk. Berikut ini adalah biaya tarif sewa alat angkut : - - - - Tarif sewa alat angkut dari pelabuhan ke gudang = Rp 40.000/m 3 Tarif sewa alat angkut dari gudang ke Bogor = Rp. 90.000/m 3 Tarif sewa alat angkut dari gudang ke Tangerang = Rp. 60.000/m 3 Tarif sewa alat angkut dari gudang ke Bekasi = Rp. 75.000/m 3 *Keterangan : Biaya tersebut sudah termasuk biaya tol, bensin, supir, kenek, parkir, satpam, retribusi dan sebagainya. Berikut ini adalah kapasitas muatan per alat angkutnya : - Kapasitas muatan Trailer = 20 crate - Kapasitas muatan Tronton = 10 crate - Kapasitas muatan Truk kecil = 4 crate *Keterangan : 1 pak mdf = 1 crate = 1,7862 m 3 Selama tahun 2008 PT. ANINDO PUTERA PERKASA telah berhasil menjual produknya sebanyak 12.248 m 3 54

55 4.1.1 Analisis Biaya Sewa Truk Kecil Alat angkut truk kecil biasanya digunakan ketika mengantar barang yang muatan kapasitas maksimalnya hanya 4 crate saja dan juga apabila mengantar barang ke daerah yang jalannya tidak memungkinkan untuk dilalui oleh alat angkut yang besar seperti truk tronton dan truk trailer. Biasanya dalam satu hari alat angkut truk kecil melakukan dua kali perjalanan dalam pengiriman barang. Berikut ini adalah salah satu contoh pengiriman barang dengan menggunakan alat angkut truk kecil yang digunakan untuk mengangkut barang dari gudang yang berlokasi di jalan Daan Mogot ke Bekasi adalah sebagai berikut : Kapasitas muatan = 4 crate x 1,7862 m 3 = 7,1448 m 3 Biaya sewa = Rp. 75.000/m 3 x 7,1448 m 3 = Rp. 535.860 Total biaya sewa untuk setiap alat angkut truk kecil yang berkapasitas 4 crate atau 7,1448 m 3 adalah Rp. 535.860 untuk satu kali perjalanan. Biaya sebesar itu sudah termasuk semua pengeluaran seperti biaya bahan bakar solar, tol, supir, kenek, satpam, parkir, dan biaya selain yang disebut seperti: DLLAJ dan biaya aparat yang lainnya. Sehingga PT. ANINDO PUTERA PERKASA tidak mengeluarkan lagi biaya lain selain biaya sewa tersebut. 4.1.2 Analisis Biaya Sewa Truk Tronton Alat angkut tronton yang digunakan untuk mengangkut barang dari gudang ke bogor : Muatannya : 10 crate x 1,7862 m 3 = 17, 862 m 3 Maka biaya sewanya = 90.000/m 3 x 17,862 m 3 = RP. 1.607.580 Total biaya sewa untuk sewa alat angkut tronton yang akan mengirim barang berkapasitas 10 crate atau 17,862 m 3 adalah Rp. 1.607.580 untuk satu kali perjalanan. Di dalam biaya tersebut sudah termasuk semua anggaran seperti biaya bahan bakar solar, biaya tol, biaya supir, biaya kenek, biaya parkir, biaya satpam, biaya retribusi, biaya PJR, dan

56 biaya aparat. Maka dari itu PT. ANINDO PUTERA PERKASA tidak menanggung biaya lagi selain biaya Rp. 1.607.580 tersebut. 4.1.3 Analisis Biaya Sewa Truk Trailer Alat transportasi trailer yang digunakan untuk mengangkut barang dari pelabuhan ke gudang di jalan daan mogot : Muatannya = 20 crate x 1,7862 m 3 = 35,724 m 3 Maka biaya sewanya = Rp. 40.000/m 3 x 35,724 m 3 = Rp. 1.428.960 Total biaya sewa untuk alat angkut trailer yang akan mengirim barang berkapasitas 20 crate atau 35,724 m 3 adalah sebesar Rp. 1.428.960 yang dimana biaya tersebut untuk satu kali perjalanan. Adapun di dalam biaya tersebut sudah menanggung semua biaya seperti biaya tol, biaya bahan bakar solar, biaya supir, biaya kenek, biaya retribusi, biaya PJR, biaya parkir, biaya satpam, dan biaya aparat. Sehingga PT. ANINDO PUTERA PERKASA tidak perlu mengeluarkan biaya lagi selain biaya Rp. 1.428.960 tersebut. 4.2 Kelayakan Pembelian Alat Angkut Baru Pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA 4.2.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran Berikut ini adalah Data Penjualan PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode 2004 2008 : Tabel 4.1 Data Penjualan Berdasarkan Jumlah Pelanggan, Jumlah Kubikasi, dan Jumlah Omset Periode tahun 2004-2008 Tahun Jumlah Pelanggan Jumlah Kubikasi Omset (Dalam Rupiah) 2004 78 14.611 m 3 Rp. 34.335.572.310 2005 63 12.537 m 3 Rp. 33.725.251.094

57 2006 57 15.685 m 3 Rp. 46.761.634.926 2007 55 9.859 m 3 Rp. 29.379.673.274 2008 46 12.668 m 3 Rp.37.810.311.976 Sumber : PT. ANINDO PUTERA PERKASA Berikut ini adalah tabel perkembangan jumlah pelanggan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004 2008 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan PT. ANINDO PUTERA PERKASA Tahun Jumlah Pelanggan Perkembangan Prosentase Perkembangan 2004 78 - - 2005 63-15 -19,23 % 2006 57-6 -9,52 % 2007 55-2 -3,51 % 2008 46-9 -16,36 % Rata-rata 59,8-8 -12,15 % Dari perkembangan jumlah pelanggan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode 2004 2008 tersebut terlihat bahwa dari tahun antara tahun 2004 ke 2005 yang mengalami penurunan jumlah pelanggan yang paling signifikan karena banyak pelanggan yang menutup usahanya karena semakin kerasnya persaingan yang terjadi saat itu dan harga jual produk MDF yang mengalami kenaikan cukup signifikan sehingga membuat para pelanggan yang

58 semuanya bukan hanya perusahaan besar tapi ada juga yang merupakan perusahaan kecil yang memilih untuk menutup usahanya dibanding terus bertahan melawan perusahaan yang sudah besar. Berikut ini adalah tabel perkembangan jumlah kubikasi penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004 2008 adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah Kubikasi Tahun Jumlah Kubikasi Perkembangan Prosentase Perkembangan 2004 14.611 m 3 - - 2005 12.537 m 3-2074 -14,19 % 2006 15.685 m 3 3148 25,10 % 2007 9.859 m 3-5826 -37,14 % 2008 12.668 m 3 2809 28,48 % Rata-rata 13.072 m 3-485,75-0,43 % Dari perkembangan jumlah kubikasi penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004 2008 tersebut dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2006 2007 yang mengalami perkembangan secara cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh sulitnya memperoleh produk kayu solid pada saat itu sehingga produk MDF menjadi alternatif pilihannya. Selain karena proses produksinya membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan produk kayu solid yang sudah

59 sulit didapat karena faktor pelarangan tebang juga yang sudah mulai diterapkan lalu secara harga jual juga produk MDF tidak kalah bersaing. Berikut ini adalah tabel perkembangan omset hasil penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004 2008 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.4 Perkembangan Omset Hasil Penjualan Tahun Omset Perkembangan Prosentase (Dalam Rupiah) Perkembangan 2004 34.335.572.310 - - 2005 33.725.251.094-610.321.216-1,77 % 2006 46.761.634.926 13.036.383.832 38,65 % 2007 29.379.673.274-17.381.961.652-37,17 % 2008 37.810.311.976 8.430.638.702 28,69 % Rata-rata 36.402.488.716 868684916,5 7,1 % Dari perkembangan omset penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004-2008 tersebut dapat terlihat bahwa terjadi perkembangan yang paling signifikan pada tahun 2005 2006 yaitu sebesar 38,65 % dimana lebih besar dibanding tahun-tahun yang lainnya namun ketika di tahun 2004-2005 perkembangannya hanya -1,77 %, hal ini dikarenakan menurunnya penjualan dan berkurangnya pelanggan pada periode tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penurunan omset pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA.

60 Kenaikan harga jual yang cukup signifikan pada periode 2004 2005 tersebut juga mempengaruhi perkembangan omset yang terjadi saat itu. Berikut ini adalah tabel perkembangan harga jual MDF per m 3 pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004 2008 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.5 Perkembangan Harga Jual Produk Mdf Tahun Harga Jual Perkembangan Prosentase (Dalam Rupiah) Perkembangan 2004 2.350.000 - - 2005 2.690.000 340.000 14,46 % 2006 2.980.000 290.000 10,78 % 2007 2.980.000 0 0 2008 2.980.000 0 0 RATA RATA 2.796.000 157.500 6,31 % Dari perkembangan harga jual MDF per m 3 pada PT.ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun 2004 2008 tersebut dapat terlihat bahwa adanya kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2004 ke tahun 2005 yaitu sebesar 14,46 % namun dari tahun 2006 2008 harga jual tetap karena tidak adanya kenaikan harga namun ketika harga jual naik memang jumlah pelanggan mengalami penurunan pada setiap tahunnya tapi tidak penjualan yang masih naik turun pada periode 2004 2008 tersebut.

61 Berikut ini adalah hasil proyeksi omset penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA di masa lima tahun yang akan datang periode 2010 2014 dengan menggunakan metode time series (lihat lampiran) yaitu sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Proyeksi Omset Penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA di masa lima tahun yang akan datang periode 2010-2014 Tahun Hasil Proyeksi (Dalam Rupiah) 2010 37.922.149.010 2011 38.530.013.128 2012 39.137.877.246 2013 39.745.741.364 2014 40.353.605.482 Berikut ini adalah proyeksi jumlah penjualan kubikasi MDF pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA menurut perusahaan di masa lima tahun yang akan datang periode tahun 2010 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Kubikasi Penjualan Produk MDF periode 2010-2014 Tahun Hasil Proyeksi Dalam Jumlah Rupiah 2010 10.800 m 3 Rp. 32.184.000.000 2011 11.400 m 3 Rp. 33.972.000.000 2012 12.000 m 3 Rp. 35.760.000.000

62 2013 12.600 m 3 Rp. 37.548.000.000 2014 14.000 m 3 Rp. 41.720.000.000 Pada tahun 2010 penjualan diproyeksikan mengalami penurunan yang disebabkan oleh keadaan dan situasi politik yang belum stabil yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keadaan ekonomi serta dampak krisis global yang melanda sejak tahun 2008. Pada tahun 2011 penjualan diproyeksikan mengalami sedikit peningkatan karena keadaan ekonomi yang sudah mulai pulih, nilai mata uang rupiah menguat dan begitu pula dengan stabilitas politik Negara Indonesia. Kemudian pada tahun 2012 penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA diproyeksikan mengalami peningkatan sebesar 12.000 m 3 disebabkan oleh produksi kayu solid yang semakin sulit dan adanya pelarangan tebang sehingga proses penanaman kembali membutuhkan waktu yang lama yang menimbulkan tingginya permintaan yang disebabkan oleh booming properti yang sudah mulai terjadi. Pada tahun 2013 diproyeksikan penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA mengalami peningkatan dikarenakan produk MDF sudah menjadi alternatif pilihan utama akibat dari sulitnya memperoleh produk kayu solid yang dimana kebutuhan pasar semakin meningkat sehingga produk MDF menjadi pilihan yang efisien dan efektif bagi perusahaan. Pada tahun 2014 diproyeksikan penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun-tahun yang sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh perkembangan zaman yang semakin maju yang dimana pembangunan properti semakin meningkat sehingga kebutuhan akan produk MDF juga menjadi tinggi.

63 4.2.2 Analisis Aspek Operasi 4.2.2.1 Analisis Proses Sewa Alat Angkut Pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Pelanggan atau konsumen memesan barang kepada perusahaan kemudian perusahaan mengecek persediaan barang ke gudang apabila persediaan di gudang tidak mencukupi atau sedang kosong maka perusahaan melakukan pemesanan ke produsen yaitu PT. SUMALINDO Tbk. Kemudian setelah itu perusahaan menelepon ke agen penyewaan alat angkut truk melakukan konfirmasi atas penyewaan tersebut dengan memberikan jadwal pengiriman, memberitahukan jumlah kapasitas muatannya, memilih jenis alat angkut yang akan disewanya seperti truk kecil, truk tronton atau truk trailer dan memberitahukan tujuan pengiriman barang tersebut. Kemudian perusahaan akan mengkonfirmasikan pengiriman barang tersebut kepada si pelanggan. Kemudian pihak pelanggan akan melakukan transaksi pembayaran ke perusahaan sehingga perusahaan juga dapat melakukan transaksi pembayaran ke agen penyewaan alat angkut sebelum melakukan pengiriman barang tersebut. Konsumen atau Pelanggan PT. ANINDO PUTERA PERKASA PT. SUMALINDO Tbk. PT. ANINDO PUTERA PERKASA Agen Penyewaan Alat Angkut Gambar 4.1 Proses Sewa Alat Angkut Pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Sumber : PT. ANINDO PUTERA PERKASA

64 4.2.2.2 Analisis Proses Pengiriman Barang PT. ANINDO PUTERA PERKASA Dengan Alat Angkut Milik Sendiri Pelanggan atau konsumen memesan barang kepada perusahaan kemudian perusahaan mengecek persediaan barang ke gudang apabila persediaan di gudang tidak mencukupi atau sedang kosong maka perusahaan melakukan pemesanan ke produsen yaitu PT. SUMALINDO Tbk. Kemudian perusahaan mengecek dan mengatur jadwal pengiriman, menggunakan alat angkut apa yang akan digunakan untuk mengirim barang ke tujuan dengan jumlah kapasitas tersebut. Kemudian setelah itu bagian administrasi perusahaan membuat memo yang akan ditandatangani oleh manajer operasional agar dapat segera melakukan transaksi dengan pelanggan tersebut sehingga pengiriman barang bisa segera dilaksanakan. 1. Keterangan kebutuhan akan supir dan kenek pada masing-masing alat angkut apabila PT. ANINDO PUTERA PERKASA mempunyai alat angkut sendiri yaitu sebagai berikut : - Untuk Truk kecil membutuhkan satu orang supir dan satu orang kenek. - Untuk Truk Tronton membutuhkan satu orang supir dan satu orang kenek. - Untuk Truk Trailer membutuhkan 1 orang supir dan dua orang kenek. 2. Keterangan gaji per bulan kepada kenek dan supir yang akan diberikan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA adalah sebagai berikut : - Untuk alat angkut truk kecil = a) Supir = Rp. 1.100.000 b) Kenek = Rp. 900.000

65 - Untuk alat angkut truk tronton = a) Supir = Rp. 1.300.000 b) Kenek = Rp. 960.000 - Untuk alat angkut truk trailer = a) Supir = Rp. 1.500.000 b) Kenek = @ Rp. 960.000 x 2 = Rp. 1.920.000 3. Keterangan biaya perawatan yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA pada setiap bulannya untuk masing-masing alat angkutnya yaitu sebagai beikut : - Untuk Truk Trailer = Rp. 2.500.000 - Untuk Truk Tronton = Rp. 1.400.000 - Untuk Truk Kecil = Rp. 900.000 4. Keterangan kebutuhan bahan bakar minyak solar pada setiap kendaraan yang akan dibeli oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA yaitu : - Alat angkut trailer = 4 km : 1 liter solar - Alat angkut tronton = 6 km : 1 liter solar - Alat angkut truk kecil = 7 km : 1 liter solar 5. Keterangan jarak perjalanan tempuh pada pengiriman barang PT. ANINDO PUTERA PERKASA adalah : - Dari pelabuhan ke gudang = -/+ 15 km - Dari gudang ke Bogor = -/+ 60 km - Dari gudang ke Bekasi = -/+ 40 km - Dari gudang ke Tangerang = -/+ 25 km

66 - Dari gudang ke DKI Jakarta = -/+ 20 km Berikut ini adalah proyeksi biaya bahan bakar minyak solar per bulan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA : - Truk Trailer : 120 km rute ke Bogor PP x 20 hari = 2400 km : 4 = 600 x 4500 = Rp. 2.700.000 - Truk Tronton : 80 km rute ke Bekasi PP x 20 hari = 1600 km : 6 = 266,66 x 4500 = Rp. 1.200.150 - Truk Kecil : 100 km rute ke Tangerang PP (sehari 2x perjalanan) x 20 hari = 2000 : 7 = 285,71 x 4500 = Rp. 1.285.695 Berikut ini adalah proyeksi rincian biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA apabila menggunakan alat angkut truk kecil dengan tujuan pengiriman dari gudang ke Bekasi yang akan mengirim barang berkapasitas muatan 4 crate yaitu sebagai berikut : - Biaya satpam = Rp. 3.000 - Biaya parkir = Rp. 5.000 - Biaya DLLAJ = Rp. 5.000 - Biaya Buruh = Rp. 10.000 - Biaya Polisi = Rp. 5.000 - Biaya Timbangan = Rp. 5.000 - Biaya aparat yang tak resmi = Rp. 5.000

67 - Biaya Retribusi = Rp. 2.500 - Biaya Solar 15 liter = Rp. 67.500 ------------------ + TOTAL = Rp. 108.000 Berikut ini adalah rincian biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA apabila menggunakan alat angkut truk trailer dengan tujuan pengiriman dari gudang ke Bogor yang akan mengirim barang berkapasitas muatan 10 crate yaitu sebagai berikut : - Biaya Tol = Rp. 27.000 - Biaya satpam = Rp. 3.000 - Biaya parkir = Rp. 5.000 - Biaya PJR = Rp. 20.000 - Biaya Buruh = Rp. 10.000 - Biaya aparat yang tak resmi = Rp. 6.000 - Biaya Retribusi = Rp. 2.500 - Biaya Solar 25 liter = Rp. 112.500 ------------------ + TOTAL = Rp. 186.000 Berikut ini adalah rincian biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA apabila menggunakan alat angkut truk trailer dengan tujuan pengiriman dari pelabuhan ke gudang yang akan mengirim barang berkapasitas muatan 20 crate yaitu sebagai berikut : - Biaya Tol = Rp. 37.000

68 - Biaya satpam = Rp. 3.000 - Biaya parkir = Rp. 5.000 - Biaya PJR = Rp. 20.000 - Biaya DLLAJ = Rp. 10.000 - Biaya Buruh = Rp. 10.000 - Biaya aparat yang tak resmi = Rp. 3.000 - Biaya Retribusi = Rp. 2.500 - Biaya Solar 10 liter = Rp. 45.000 ------------------ + TOTAL = Rp. 135.500 4.2.3 Analisis Aspek Keuangan Berikut ini adalah daftar harga tronton, truk kecil dan tronton yang rencananya akan dibeli oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA : 1. Harga Truk Kecil Engkel : - Merk Isuzu NKR 71 6 ban tahun 2009 harga Rp. 260.500.000 2. Harga Truk Tronton : - Merk Mitsubishi Fuso FN 517 HL tahun 2009 harga Rp. 595.000.000 3. Harga Truk Trailer : - Merk Hino SG 260 J tahun 2009 harga Rp. 720.000.000 Sumber Pendanaan : Pendanaan berasal dari internal perusahaan karena untuk menghindari bunga apabila melakukan pinjaman kepada bank, hal tersebut juga yang menyebabkan PT.

69 ANINDO PUTERA PERKASA tetap bertahan menyewa alat angkut pengiriman sejak tahun 1998 karena harus mengumpulkan dana dari profit perusahaan. Cash flow (proyeksi arus kas) a. Proyeksi pendapatan berdasarkan inflasi per tahun : 1. Pesimis Asumsi : stabilitas ekonomi yang belum tercapai akibat krisis ekonomi global dan keadaan politik yang masih belum pasti menyebabkan penjualan akan mdf menurun yang dimulai pada tahun 2011 turun 3% lalu pada tahun berikutnya 5% pada tiap tahunnya tetapi kenaikan harga jual sebesar 2% pada tiap tahunnya juga mungkin mempengaruhi penurunan tersebut. Tabel 4.8 Proyeksi Pendapatan Pesimis Berdasarkan Inflasi Per Tahun Periode 2010-2014 Tahun Total Unit Bulan Harga Jual Pendapatan Penjualan Per m 3 ( 1 bulan ) 2010 900 m 3 12 2.980.000 32.184.000.000 2011 873 m 3 12 3.039.600 31.824.849.600 2012 829 m 3 12 3.100.392 30.855.721.262 2013 787 m 3 12 3.162.400 29.899.100.544 2014 784 m 3 12 3.225.648 30.365.476.116 2. Moderat

70 Asumsi : Dengan adanya dukungan dari pihak pemasaran diharapkan penjualan dapat naik per tahunnya walaupun harga jualnya diperkirakan akan naik sebesar 2% pada setiap tahunnya. Sulitnya mendapatkan dan proses produksi kembali kayu solid juga membuat PT. ANINDO PUTERA PERKASA merasa yakin bahwa di tahun mendatang produk MDF akan menjadi alternatif pilihan yang efisien bagi para konsumen dan pelanggannya. Tabel 4.9 Proyeksi Pendapatan Moderat Berdasarkan Inflasi Per Tahun Periode 2010-2014 Tahun Total Unit Bulan Harga Jual Pendapatan Penjualan Per m 3 ( 1 bulan ) 2010 900 m 3 12 2.980.000 32.184.000.000 2011 950 m 3 12 3.039.600 34.651.440.000 2012 1000 m 3 12 3.100.392 37.204.704.000 2013 1050 m 3 12 3.162.400 39.846.240.000 2014 1167 m 3 12 3.225.648 45.171.974.592 3. Optimis Asumsi : Dengan keunggulan harga dan sudah stabilnya keadaan ekonomi di Negara Indonesia serta meningkatnya kebutuhan pasar akan produk mdf

71 maka diharapkan penjualan akan mencapai penjualan yang maksimum dengan kenaikan 5% pada tahun 2010 sampai 2012 kemudian pada tahun 2013 diperkirakan akan terjadi booming properti dimana pastinya kebutuhan akan produk MDF akan semakin meningkat maka perusahaan optimis kenaikan penjualan bisa mencapai 10% pada tahun 2013 sampai 2014 walaupun harga jualnya naik sebesar 2% pada tiap tahunnya. Tabel 4.10 Proyeksi Pendapatan Moderat Berdasarkan Inflasi Per Tahun Periode 2010-2014 Tahun Total Penjualan Bulan Harga Jual Pendapatan ( 1 bulan ) Per m 3 2010 900 m 3 12 2.980.000 33.793.200.000 2011 945 m 3 12 3.039.600 35.473.920.000 2012 1.042 m 3 12 3.100.392 37.261.920.000 2013 1.146 m 3 12 3.162.400 40.980.960.000 2014 1.261 m 3 12 3.225.648 45.093.360.000 b. Proyeksi Biaya Operasional Truk Kecil berdasarkan inflasi per tahun : Tahun 2010 Biaya - biaya Bulan Per Tahun

72 Tenaga Kerja : - Supir - Kenek Bahan Bakar Biaya Perawatan Rp. 1.100.000 Rp. 900.000 Rp. 1.285.695 Rp. 900.000 Biaya Administrasi @40.500 x 2 x 20 Total Biaya Rp. 1.620.000 Rp. 5.805.695 12 Rp. 69.668.340 Tabel 4.11 Proyeksi Biaya Operasional Truk Kecil Berdasarkan Inflasi Per Tahun Tahun Biaya Inflasi Kenaikan Total Biaya 2010 Rp. 69.668.340 8,5% Rp. 0 Rp. 69.668.340 2011 Rp. 69.668.340 8,5% Rp. 5.921.808,9 Rp. 75.590.148,9 2012 Rp. 75.590.148,9 8,5% Rp. 6.425.162,65 Rp. 82.015.311,56 2013 Rp. 82.015.311,56 8,5% Rp. 6.971.301,48 Rp. 88.986.613,04 2014 Rp. 88.986.613,04 8,5% Rp. 7.563.862,10 Rp. 96.550.475,15 Asumsi : Biaya akan naik dipengaruhi oleh inflasi (inflasi menggunakan rata-rata inflasi dari tahun 2003-2008 sebesar 8.5%). c. Proyeksi Biaya Operasional Truk Tronton berdasarkan inflasi per tahun : Tahun 2010

73 Biaya - biaya Bulan Per Tahun Tenaga Kerja : - Supir - Kenek Bahan Bakar Biaya Perawatan Rp. 1.300.000 Rp. 960.000 Rp. 1.200.150 Rp. 1.400.000 Biaya Administrasi @73.500 x 15 Total Biaya Rp. 1.102.500 Rp. 5.962.650 12 Rp. 71.551.800 Tabel 4.12 Proyeksi Biaya Operasional Truk Tronton Berdasarkan Inflasi Per Tahun Tahun Biaya Inflasi Kenaikan Total Biaya 2010 Rp. 71.551.800 8,5% Rp. 0 Rp.71.551.800 2011 Rp. 71.551.800 8,5% Rp. 6.081.903 Rp. 77.633.703 2012 Rp. 77.633.703 8,5% Rp. 6.598.864,75 Rp. 84.232.567,76 2013 Rp. 84.232.567,76 8,5% Rp. 7.159.768,25 Rp. 91.392.336,01 2014 Rp. 91.392.336,01 8,5% Rp. 7.768.348,56 Rp. 99.160.684,58 Asumsi : Biaya akan naik dipengaruhi oleh inflasi (inflasi menggunakan rata-rata inflasi dari tahun 2003-2008 sebesar 8.5%). d. Proyeksi Biaya Operasional Truk Tailer Berdasarkan Inflasi Per Tahun : Tahun 2010

74 Biaya - biaya Bulan Per Tahun Tenaga Kerja : - Supir Rp. 1.500.000 - Kenek @960.000 X 2 Bahan Bakar Biaya Perawatan Rp. 1.920.000 Rp. 2.700.000 Rp. 2.500.000 Biaya Administrasi @ 90.000 x 10 Total Biaya Rp. 900.000 Rp. 9.520.000 12 Rp. 114.240.000 Tabel 4.13 Proyeksi Biaya Operasional Truk Trailer Berdasarkan Inflasi Per Tahun Tahun Biaya Inflasi Kenaikan Total Biaya 2010 Rp.114.240.000 8,5% Rp.0 Rp. 114.240.000 2011 Rp.114.240.000 8,5% Rp. 9.710.400 Rp.123.950.400 2012 Rp.123.950.400 8,5% Rp.10.535.784 Rp.134.486.184 2013 Rp.134.486.184 8,5% Rp.11.431.325,64 Rp.145.917.509,6 2014 Rp. 145.917.509,6 8,5% Rp.12.402.988,32 Rp. 158.320.498 Asumsi : Biaya akan naik dipengaruhi oleh inflasi (inflasi menggunakan rata-rata inflasi dari tahun 2003-2008 sebesar 8.5%).

75 Berikut ini adalah biaya-biaya penyusutan alat angkut truk yang akan dibeli oleh PT.ANINDO PUTERA PERKASA yaitu sebagai berikut : - Biaya Penyusutan Truk Kecil Engkel = 260.500.000 130.250.000 5 tahun = 130.250.000 5 Nilai Sisa = Rp. 26.050.500 - Biaya Penyusutan Truk Tronton = 595.000.000 297.500.000 5 tahun = 297.500.000 5 Nilai Sisa = Rp. 59.500.000 - Biaya Penyusutan Truk Trailer = 720.000.000 360.000.000 5 tahun = 360.000.000 5 Nilai Sisa = Rp. 72.000.000 Berikut ini adalah Tabel Penyusutan Alat Angkut Truk pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA : Tabel 4.14 Penyusutan Alat Angkut Truk pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Jenis Alat Angkut Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Truk Kecil 26.050.500 26.050.500 26.050.500 26.050.500 26.050.500

76 Engkel Truk Tronton 59.500.000 59.500.000 59.500.000 59.500.000 59.500.000 Truk Trailer 72.000.000 72.000.000 72.000.000 72.000.000 72.000.000 Total Penyusutan 157.550.500 157.550.500 157.550.500 157.550.500 157.550.500 Asumsi : Pada tiap alat angkut truk yang akan dibeli nanti oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA masing-masing akan berumur 5 tahun masa layak pakainya. Perusahaan lebih memilih untuk membeli alat angkut yang baru dari pada yang bekas pakai karena alat angkut bekas pakai akan sulit untuk dihitung nilai penyusutannya akibat tidak diketahuinya sejarah pemakaian sebelumnya. 4.3 Analisis Perbandingan Efisiensi Biaya Alternatif Sewa Alat Angkut dan Alternatif Beli Alat Angkut Baru pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA 1. Skenario Pesimis Asumsi skenario pesimis untuk semua biaya alat angkut adalah : biaya turun 3% pada tahun 2011 kemudian sebesar 5% pada tiap tahun berikutnya. Hal ini disebabkan oleh stabilitas ekonomi yang belum tercapai dan dampak krisis global yang masih terasa hingga lima tahun ke depan. Akibatnya penjualan perusahaan turun, penurunan penjualan ini berdampak pada penurunan biaya angkut. Tabel 4.15 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Kecil Baru Skenario Pesimis 2010 Rp. 69.668.340 0.862068966 Rp. 60.058.913,79

77 2011 Rp. 67.578.289,8 0.743162901 Rp. 50.221.677,91 2012 Rp. 64.199.375,3 0.640657674 Rp. 41.129.822,43 2013 Rp. 60.989.406,5 0.552291098 Rp. 33.683.906,3 2014 Rp. 57.939.936,2 0.476113015 Rp. 27.585.957,75 TOTAL Rp. 212.680.278,2 Tabel 4.16 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Kecil Skenario Pesimis 2010 Rp. 257.212.800 0.862068966 Rp. 221.735.172,4 2011 Rp. 249.496.416 0.743162901 Rp. 185.416.480,4 2012 Rp. 237.021.595 0.640657674 Rp.151.849.703,8 2013 Rp.225.170.515 0.552291098 Rp. 124.359.671,2 2014 Rp. 213.911.990 0.476113015 Rp. 101.846.282,4 TOTAL Rp. 785.207.310,2 Sesuai dengan Tabel 4.15 dan 4.16 tampak bahwa alternatif beli alat angkut baru truk kecil lebih efisien biayanya dibanding dengan alternatif sewa alat angkut. Tabel 4.17 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Tronton Baru Skenario Pesimis 2010 Rp. 71.551.800 0.862068966 Rp. 61.682.586,21 2011 Rp. 69.405.246 0.743162901 Rp. 51.579.403,98 2012 Rp.65.934.983,7 0.640657674 Rp. 42.241.753,26 2013 Rp. 62.638.234,5 0.552291098 Rp. 34.594.539,31 2014 Rp. 59.506.322,8 0.476113015 Rp. 28.331.734,78 TOTAL Rp. 218.430.017,5

78 Tabel 4.18 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Tronton Skenario Pesimis 2010 Rp. 144.682.200 0.862068966 Rp.124.726.034,5 2011 Rp. 140.341.734 0.743162901 Rp.104.296.770,2 2012 Rp. 133.324.647 0.640657674 Rp. 85.415.458,36 2013 Rp. 126.658.415 0.552291098 Rp. 69.952.315,04 2014 Rp. 120.325.494 0.476113015 Rp. 57.288.533,87 TOTAL Rp. 441.679.112 Sesuai dengan Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 terlihat bahwa alternatif beli alat angkut baru truk tronton akan jauh lebih menghemat biaya pengangkutan PT. ANINDO PUTERA PERKASA dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut. Tabel 4.19 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Trailer Baru Skenario Pesimis 2010 Rp. 114.240.000 0.862068966 Rp. 98.482.758,62 2011 Rp. 110.812.800 0.743162901 Rp. 82.351.961,95 2012 Rp. 105.272.160 0.640657674 Rp. 67.443.417,11 2013 Rp. 100.008.552 0.552291098 Rp. 55.233.832,98 2014 Rp. 95.008.124,4 0.476113015 Rp. 45.234.604,6 TOTAL Rp. 348.746.575 Tabel 4.20 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Trailer Skenario Pesimis 2010 Rp. 171.475.200 0.862068966 Rp. 147.823.448,3 2011 Rp. 166.330.944 0.743162901 Rp. 123.610.986,9

79 2012 Rp. 158.014.397 0.640657674 Rp. 101233.135,8 2013 Rp. 150.113.677 0.552291098 Rp. 82.906.447,46 2014 Rp. 142.607.993 0.476113015 Rp. 67.897.521,62 TOTAL Rp. 523.471.540,1 Dari Tabel 4.19 dan 4.20 terlihat jelas bahwa alternatif sewa alat angkut truk trailer tidak mengefisiensikan biaya pengangkutan PT. ANINDO PUTERA PERKASA karena akan jauh lebih hemat apabila memilih alternatif beli alat angkut baru dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut. 2. Skenario Moderat Asumsi skenario moderat untuk semua alternatif alat angkut adalah : Biaya mengalami kenaikan sebesar 8,5 % karena faktor inflasi dan kebutuhan akan produk MDF yang semakin meningkat di tiap tahunnya. Tabel 4.21 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Kecil Baru Skenario Moderat 2010 Rp. 69.668.340 0.862068966 Rp. 60.058.914 2011 Rp. 75.590.149 0.743162901 Rp. 56.175.794 2012 Rp. 82.015.312 0.640657674 Rp. 52.543.739 2013 Rp. 88.986.613 0.552291098 Rp. 49.146.514 2014 Rp. 96.550.475 0.476113015 Rp. 45.968.938 TOTAL Rp. 263.893.899

80 Tabel 4.22 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Kecil Skenario Moderat 2010 Rp. 257.212.800 0.862068966 Rp. 221.735.172 2011 Rp. 279.075.888 0.743162901 Rp. 207.398.847 2012 Rp. 302.797.338 0.640657674 Rp. 193.989.438 2013 Rp. 328.535.112 0.552291098 Rp. 181.447.018 2014 Rp. 356.460.597 0.476113015 Rp. 169.715.530 TOTAL Rp. 974.286.005 Sesuai dengan Tabel 4.21 dan Tabel 4.22 nampak jelas sekali bahwa alternatif beli alat angkut truk kecil baru skenario moderat akan sangat jauh mengefisiensikan biaya pengangkutan PT. ANINDO PUTERA PERKASA dibanding dengan alternatif sewa alat angkut yang seperti selama ini dilakukan oleh perusahaaan. Tabel 4.23 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Tronton Baru Skenario Moderat 2010 Rp. 71.551.800 0.862068966 Rp. 61.682.586 2011 Rp. 77.633.703 0.743162901 Rp. 57.694.488 2012 Rp. 84.232.568 0.640657674 Rp. 53.964.241 2013 Rp. 91.392.336 0.552291098 Rp. 50.475.174 2014 Rp. 99.160.685 0.476113015 Rp. 47.211.693 TOTAL Rp. 271.028.181 Tabel 4.24 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Tronton Skenario Moderat 2010 Rp. 144.682.200 0.862068966 Rp. 124.726.034

81 2011 Rp. 156.980.187 0.743162901 Rp. 116.661.851 2012 Rp. 170.323.503 0.640657674 Rp. 109.119.059 2013 Rp. 184.801.001 0.552291098 Rp. 102.063.948 2014 Rp. 200.509.086 0.476113015 Rp. 95.464.985 TOTAL Rp. 548.035.878 Dari Tabel 4.23 dan Tabel 4.24 bisa langsung disimpulkan bahwa alternatif sewa alat angkut truk tronton yang paling tidak efisien karena jumlah totalnya lebih dari 50% besarnya dibandingkan dengan alternatif beli alat angkut truk trailer baru. Tabel 4.25 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Trailer Baru Skenario Moderat 2010 114.240.000 0.862068966 Rp. 98.482.759 2011 123.950.400 0.743162901 Rp. 92.115.339 2012 134.486.184 0.640657674 Rp. 86.159.606 2013 Rp. 145.917.510 0.552291098 Rp. 80.588.942 2014 Rp. 158.320.498 0.476113015 Rp. 75.378.450 TOTAL Rp. 432.725.095 Tabel 4.26 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Trailer Skenario Moderat 2010 Rp. 171.475.200 0.862068966 Rp. 147.823.448 2011 Rp. 186.050.592 0.743162901 Rp. 138.265.898 2012 Rp. 20.186.4892 0.640657674 Rp. 129.326.292 2013 Rp. 219.023.408 0.552291098 Rp. 120.964.679 2014 Rp. 237.640.398 0.476113015 Rp. 113.143.686 TOTAL Rp. 649.524.003

82 Sesuai Tabel 4.25 dan Tabel 4.26 nampak bahwa alternatif sewa alat angkut truk trailer tidak efisien. 3. Skenario Optimis Asumsi skenario optimis untuk semua alternatif alat angkut adalah : Biaya penjualan akan mengalami kenaikan sebesar 5% pada tiap tahunnya di periode lima tahun mendatang sehingga biaya efisiensi juga akan mengalami kenaikan karena faktor tersebut. Tabel 4.27 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Kecil Baru Skenario Optimis 2010 Rp. 69.668.340 0.862068966 Rp. 60.058.913,79 2011 Rp. 73.151.757 0.743162901 Rp. 54.363.671,97 2012 Rp. 76.809.345 0.640657674 Rp. 49.208.496,18 2013 Rp. 80.649.812 0.552291098 Rp. 44.542.173,26 2014 Rp. 84.682.303 0.476113015 Rp. 40.318.346,49 TOTAL Rp. 248.491.601,7 Tabel 4.28 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Kecil Skenario Optimis 2010 Rp. 257.212.800 0.862068966 Rp. 221.735.172,4 2011 Rp. 270.073.440 0.743162901 Rp. 200.708.561,2 2012 Rp. 283.577.112 0.640657674 Rp. 181.675.852,8 2013 Rp. 297.755.968 0.552291098 Rp. 164.447.970,2 2014 Rp. 312.643.766 0.476113015 Rp. 148.853.766,2 TOTAL Rp. 917.421.322,9

83 Dari kedua tersebut yaitu Tabel 4.27 dan Tabel 4.28 dapat terlihat jelas bahwa alternatif beli alat angkut truk kecil baru akan sangat mengefisiensikan biaya pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA. Tabel 4.29 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Tronton Baru Skenario Optimis 2010 Rp. 71.551.800 0.862068966 Rp. 61.682.586,21 2011 Rp. 75.129.390 0.743162901 Rp. 55.833.375,45 2012 Rp. 78.885.860 0.640657674 Rp. 50.538.831,22 2013 Rp. 82.830.152 0.552291098 Rp. 45.746.355,85 2014 Rp. 86.971.660 0.476113015 Rp. 41.408.339,35 TOTAL Rp. 255.209.488,1 Tabel 4.30 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Tronton Skenario Optimis 2010 Rp. 144.682.200 0.862068966 Rp. 124.726.034,5 2011 Rp. 151.916.310 0.743162901 Rp. 112.898.565,7 2012 Rp. 159.512.126 0.640657674 Rp. 102.192.667,2 2013 Rp. 167.487.732 0.552291098 Rp. 92.501.983,26 2014 Rp. 175.862.118 0.476113015 Rp. 83.730.243,47 TOTAL Rp. 516.049.494,1 Sesuai Tabel 4.29 dan Tabel 4.30 dapat disimpulkan bahwa alternatif beli alat angkut truk tronton baru yang mampu mengefisiensikan biaya pengangkutan dibandingkan alternatif sewa alat angkut jauh lebih besar jumlah biayanya.

84 Tabel 4.31 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Trailer Baru Skenario Optimis 2010 Rp. 114.240.000 0.862068966 Rp. 98.482.758,62 2011 Rp. 119.952.000 0.743162901 Rp. 89.143.876,34 2012 Rp. 125.949.600 0.640657674 Rp. 80.690.577,72 2013 Rp. 132.247.080 0.552291098 Rp. 73.038.885 2014 Rp. 138.859.434 0.476113015 Rp. 66.112.783,84 TOTAL Rp. 407.468.881,5 Tabel 4.32 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Trailer Skenario Optimis 2010 Rp. 171.475.200 0.862068966 Rp. 147.823.448,3 2011 Rp. 180.048.960 0.743162901 Rp. 133.805.707,5 2012 Rp. 189.051.408 0.640657674 Rp. 121.117.235,2 2013 Rp. 198.503.978 0.552291098 Rp. 109.631.980,2 2014 Rp. 208.429.177 0.476113015 Rp. 99.235.844,11 TOTAL Rp. 611.614.215,3 Dari Tabel 4.31 dan 4.32 dapat dilihat bahwa alternatif sewa alat angkut truk trailer tidak dapat mengefesiensikan biaya pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA karena jumlahnya cukup signifikan bedanya dibandingkan dengan alternatif beli alat angkut truk trailer baru yang jumlah biayanya lebih kecil.

85 4. Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada alternatif sewa alat angkut dan alternatif beli alat angkut baru pada tiap kendaraannya yaitu ; truk kecil, truk tronton, dan truk trailer. Tabel 4.33 Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada Alat Angkut Truk Kecil Skenario Alternatif Beli Alternatif Sewa Efisiensi Biaya Pesimis Rp. 212.680.278,2 Rp. 785.207.310.2 Rp. 575.527.032 Moderat Rp. 263.893.898,9 Rp. 974.286.004.9 Rp. 710.392.106 Optimis Rp. 471.914.664,9 Rp. 917.421.322.9 Rp. 445.506.658 Dapat dilihat bahwa dari kedua alternatif tersebut menyatakan bahwa alternatif beli alat angkut baru jauh lebih efisien dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut. Tabel 4.34 Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada Alat Angkut Truk Tronton Skenario Alternatif Beli Alternatif Sewa Efisiensi Biaya Pesimis Rp. 218.430.018 Rp. 441.679.112 Rp. 223.249.094 Moderat Rp. 271.028.181 Rp. 548.035.878 Rp. 277.007.697 Optimis Rp. 486.330.375 Rp. 516.049.494 Rp. 29.719.119 Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa alternatif sewa alternatif tidak efisien baik pada skenario pesimis, moderat maupun optimis dibandingkan dengan alternatif beli alat angkut baru.

86 Tabel 4.35 Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada Alat Angkut Truk Trailer Skenario Alternatif Sewa Alternatif Beli Efisiensi Biaya Pesimis Rp. 348.746.575 Rp. 523.471.540,2 Rp. 174.724.965,2 Moderat Rp. 432.725.095 Rp. 649.524.003,3 Rp. 216.798.908,3 Optimis Rp. 562.409.780 Rp. 611.614.215,3 Rp. 49.204.435,3 Dapat disimpulkan bahwa alternatif beli alat angkut baru akan mengefisiensikan biaya pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut.