KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODOLOGI PENELITIAN

Bagan Kerangka Pemikiran "##

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE. n = Z 2 P (1- P)

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB 4 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

METODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Disain dan Tempat Penelitian. Teknik Penarikan Contoh. di = di/d x 100

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

KEBIASAAN MAKAN DAN PERSEPSI BODY IMAGE PADA SISWA SMP BERSTATUS GIZI LEBIH DAN NORMAL WAHYU DEWANTI LESTARI

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTED PADA REMAJA SOFIATUL ANDARIAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap, dan praktek gizi seimbang serta karakteristik individu dan karakteristik sosial ekonomi keluarga. Konsumsi energi dan zat gizi serta penyakit infeksi secara langsung berpengaruh terhadap status gizi. Namun, dalam penelitian ini penyakit infeksi tidak diamati. Karakteristik individu yang dikaji dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur, dan uang saku. Karakteristik sosial ekonomi keluarga meliputi pendidikandan pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, serta besar keluarga. Pengetahuan gizi diduga berhubungan dengan sikap dan praktek gizi, demikian pula sikap gizi berhubungan dengan praktek gizi. Pangan yang dikonsumsi seseorang tergantung pada pengetahuan tentang gizi, serta bagaimana sikap dan praktek mereka terhadap apa yang mereka ketahui tersebut.praktek gizi seimbang yang diteliti dalam penelitian ini adalah kebiasaan makan, kebiasaan jajan, dan aktivitas fisik.lebih lanjut praktek giziakan menentukan konsumsi energi dan zat gizi dan kemudian diduga berpengaruh terhadap status gizi individu. Karakteristik contoh: Jenis kelamin Umur Uang saku Pengetahuan gizi seimbang Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Pendidikan orang tua Pekerjaan orang tua

127 Sikap gizi seimbang Praktek gizi seimbang Kebiasaan makan Kebiasaan jajan Aktifitas fisik Konsumsi energi dan zat gizi Penyakit infeksi Status gizi Gambar 1 Kerangka pemikiran tentang keterkaitan antara pengetahuan, sikap, dan praktek gizi seimbangdengan status gizi Keterangan: variabel yang diteliti garis hubungan yang diteliti variabel yang tidak diteliti garis hubungan yang tidak diteliti METODE

128 Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectionalstudy. Penelitian ini dilakukan di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) dan Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2011. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Contoh pada penelitian ini adalah mahasiswa program pendidikan sarjana alih jenis Departemen Gizi Masyarakat, FEMA dan Departemen Manajemen, FEM Institut Pertanian Bogor masing-masing sebanyak 30 orang. Pemilihan Program Alih Jenis dilakukan secara purposive. Terdapat 5 Program Alih Jenis pada Institut Pertanian Bogor, yaitugizi Masyarakat, Ilmu Komputer, Kimia, Manajemen, dan Manajemen Agribisnis. Namun yang paling dekat lokasi kuliahnyaadalah tiga departemen yaitu Departemen Agribisnis, Gizi Masyarakat, dan Manajemen. Rencana awal, contoh diharapakan berasal dari ketiga departemen tersebut. Namun karena ada kendala dalam pengurusan administrasi, maka contoh berasal dari Departemen Gizi Masyarakat dan Manajemen. Contoh dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria yaitu dalam keadaan sehat, tidak sedang mengalami penyakit kronis atau bawaan, tidak sedang menjalankan terapi diet atau konsumsi suplemen terkait dengan kesehatan, masih aktif sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor, dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini yang dikonfirmasi dengan penandatanganan informed concern(lampiran 1). Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenisdata yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data tersebut meliputi karakteristik contoh (jenis kelamin, umur, dan besar uang saku);karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh (pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga); pengetahuan, sikap, dan praktek gizi seimbang (kebiasaan makan, kebiasaan jajan, aktivitas fisik); serta status gizi contoh. Pengumpulan data mengenai karakteristik contoh; karakteristik sosial ekonomi keluarga; pengetahuan, sikap, dan praktek gizi seimbang contoh dikumpulkan melalui wawancara dengan alat bantu berupa kuesioner (Lampiran 2). Data konsumsi contoh diperoleh dengan cara recall 2 x 24 jam, yaitu 1 x 24 jam pada hari kuliah dan 1 x 24 jam pada hari libur. Untuk mendapatkan data status gizi yang ditentukan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), maka dilakukan pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak kapasitas 150 kg dengan ketelitian 0,1 kg dan tinggi badan menggunakan microtoise

129 kapasitas 200 cm dengan ketelitian0,1 cm. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Pengolahan data dimulai dari pengkodean (coding) yaitu memberikan kode sebagai panduan entry. kemudian dilakukan pemasukan data ke dalam tabel yang telah dipersiapkan (entry data). Selanjutnya dilakukan prosescleaning atau pengecekan ulang untuk memastikan tidak terdapat kesalahan dalam memasukkan data. Pengolahan data karakteristik contoh berupa jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki dan perempuan;data usia berdasarkan sebaran usia contoh; besar uang saku/bulan berdasarkan rata-rata uang saku contoh/bulan. Pengolahan data karakteristik sosial ekonomi keluarga dilakukan dengan cara: Pendidikan orang tua.data pendidikan terakhir yang pernah ditempuh orang tua dikelompokkan menjadi: tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak tamat SLTP, tamat SLTP, tidak tamat SLTA, tamat SLTA, dan perguruan tinggi (Diploma, S1, dan S2/S3). Pekerjaan orang tua.data pekerjaan orang tua dikelompokkan menjadi golongan yaitu: tidak bekerja, ibu rumah tangga, buruh tani, jasa, petani/penggarap, PNS/TNI, pegawai swasta, dagang/wiraswasta, dan lain-lain. Pendapatan keluarga. Data mengenai pendapatan keluarga dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu kurang dari Rp < 1.000.000.00,Rp 1.000.000.00 Rp 1.999.999.00, Rp 2.000.000.00 Rp 2.999.999.00, Rp 3.000.000.00 Rp 3.999.999.00, Rp 4.000.000.00 Rp 4.999.999.00, dan Rp 5.000.000.00. Besar keluarga.besar keluarga diolah dengan cara mengelompokkan jumlah anggota keluarga menjadi tiga kategori berdasarkan BKKBN (1998) yaitu besar ( 8 orang), sedang (5-7), dan kecil ( 4 orang). Pengolahan terhadap variabel pengetahuan gizi, sikap gizi, dan praktek gizi seimbang adalah sebagai berikut: Pengetahuan gizi. Pengetahuan gizi seimbang contoh diolah dengan menilai jawaban contoh terhadap 37 pertanyaandalam kuesioner, mengenai konsep gizi seimbang, pangan sumber zat gizi, pangan pengganti, dan gizi kesehatan.jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0 dengan total skor maksimal 37. Kemudian tingkat pengetahuan gizi tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu, kurang apabila skor <60% dari total jawaban yang benar, sedang apabila skor 60 80% dari total jawaban yang benar, dan baik apabila skor >80% dari total jawaban yang benar (Khomsan 2000).

130 Sikap gizi seimbang. Pengukuran sikap gizi seimbang contoh diolahdengan memberikan penilaian terhadap30 pernyataan yang jawabannya berupa sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pernyataan sikap gizi seimbang berkaitan dengan konsep gizi seimbang, pangan pengganti, dan gizi kesehatan. Sikap positif setuju dan sangat setujudiberi skor 1, kemudian untuk sikap tidak setuju dan sangat tidak setuju diberi skor 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, penilaiannya adalah diberi skor 0 jika setuju dan sangat setuju dan diberi skor 1 jika tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jika semua pernyataan ditanggapi dengan benar makan skor maksimaladalah 30.Selanjutnya sikap gizi seimbang dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kurang apabila skor <60% dari total jawaban yang benar, sedang apabila skor 60 80% dari total jawaban yang benar, dan baik apabila skor >80% dari total jawaban yang benar(hardinsyahdan Nadiya M2008). Praktek gizi seimbang. Praktek gizi seimbang contoh dapat diketahui dengan menilai jawaban contoh terhadap 32 pertanyaan tentang kebiasaan makan, kebiasaan jajan, dan aktifitas fisik contoh.praktek yang baik dalam kuesioner diberi skor 1untuk pernyataan positif dan 0 untuk pernyataan negatif untuk pertanyaan yang jawabannya ya dan tidak.pertanyaan terkait tentang kebiasaan makan diberikan dalam bentuk pilihan berganda dengan pilihan jawaban sebagai berikut: Ya tiap hari, beberapa kali per minggu, jarang, dan tidak pernah. Kebiasaan makan yang sesuai diberi skor 2 untuk jawaban ya, tiap hari dan beberapa kali per minggu, diberi skor 1 untuk jawaban jarang dan skor 0 untuk jawaban yang tidak pernah. Pemberian skor sebaliknya untuk kebiasaan makan yang kurang sesuai (seperti konsumsi gorengan dan minuman bergula). Pertanyaan terkait kebiasaan jajan diberikan dalam bentuk pilihan jawaban sebagai berikut: setiap hari, tidak tiap hari, dan tidak pernah. Untuk pertanyaan kebiasaan jajan diberi skor 2 untuk jawaban tidak tiap hari, skor 1 untuk jawaban setiap hari, dan skor 0 untuk jawaban tidak pernah. Pertanyaan tentang aktivitas fisik diberikan dalam bentuk isian frekuensi olahraga dalam seminggu. Pada jawaban 1 kali diberi skor 0, jawaban 2 3 kali diberi skor 1, dan jawaban 4 diberi skor 2. Jika semua praktek sesuai maka skor maksimal adalah 50. Total skor terhadap jawaban yang benar kemudian dipersentasekan terhadap nilai maksimal. Dengan mengadopsi pengetahuan dan sikap, maka praktek juga dikategorikan seperti mengkategorikan pengetahuan dan sikap yang dinyatakan oleh Khomsan (2000), yaitu kurang apabila skor <60% dari total jawaban yang benar, sedang apabila skor 60 80% dari total jawaban yang benar, dan baik apabila skor >80% dari total jawaban yang benar (Khomsan 2000). Berdasarkan datarecall 2x24 jam yang digunakan dapat diketahui data konsumsi pangan (energi dan zat gizi)contoh. Data yang didapatkan kemudian dikonversi

131 dalam kandungan energi dan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, vitamin C, Fe, dan Ca) dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Untuk mengetahui angka kecukupan gizi individu digunakan rumus: AKG Individu = BB Aktual x AKG Standar BB Standar Penilaian untuk mengetahui tingkat konsumsi (kecukupan) gizi dilakukan dengan membandingkan antara konsumsi energi atau zat gizi aktual dengan kecukupan energi atau zat gizi yang selanjutnya dinyatakan dalam persen. Rumus tersebut hanya berlaku untuk orang normal, sedangkan bagi individu dengan status gizi kurus/gemuk, maka digunakan berat badan ideal, sehingga Angka Keckupan Gizi individu kurus/gemuk sama dengan AKG. Menurut Supariasa et al (2002), secara umum tingkat kecukupan dapat dirumuskan sebagai berikut: TKGi = (Ki/AKG) X 100% Keterangan: TKGi : Tingkat kecukupan energi atau zat gizi Ki : Konsumsi energi atau zat gizi AKGi : Angka kecukupan energi atau zat gizi Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan protein menurut Depkes (1996)dalamSupariasa et al (2002)dikelompokkan menjadi: < 70% AKG : Defisit tingkat berat 70 79%AKG : Defisit tingkat sedang 80 89%AKG : Defisit tingkat ringan 90 119AKG : Normal 120 % AKG : Berlebih Klasifikasi tingkat kecukupan vitamin A dan vitamin C serta mineral Fe dan Camenurut Gibson (2005) dikelompokkan menjadi: <77% AKG : Kurang 77% AKG : Cukup Status gizi contoh ditentukan dengan menggunakan indikator Indeks Massa Tubuh (IMT) yang ditentukan berdasarkan perbandingan antara berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m 2 ) menurut rumus: Indeks Massa Tubuh (IMT) = Berat badan (kg) Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

132 Penentuan status gizi berdasarkan batas ambang nilai IMT menurut Depkes (2005) untuk orang Indonesia adalah < 18.5 kg/m 2 termasuk dalam kategori kurus, 18.5 25.0 kg/m 2 untuk kategori normal, dan > 25 kg/m 2 termasuk kategori gemuk. AnalisisData Data yang telah didapatkan melalui kuesioner dianalisis secara statistik, yaitu deskriptif dan analitik. Data karakteristik contoh (jenis kelamin,umur, dan besar uang saku) dan karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh (pendidikan orang tua,pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga) dianalisis secara deskriptif, seperti kisaran dan rata-rata±standar deviasi. Untuk mengetahui hubungan antar variabel berupa pengetahuan gizi, sikap gizi, dan praktek gizi, digunakan ujikorelasi Pearson. Selain itu ujikorelasi Pearson juga digunakan untuk mengetahui hubungan antara praktek gizi seimbang dengan konsumsienergi dan zat gizi contoh, serta konsumsienergi dan zat gizi dengan status gizi. Sedangkan untuk menguji keberadaan perbedaan pada beberapa variabel antara kedua kategori contoh (mahasiswa Departemen Gizi dan Manajemen) maka digunakan uji beda (Independen t-test). Tabel 3. Jenis dan cara pengumpulan data No Variabel Jenis data Cara pengumpulan data 1 Karakteristik contoh 2 Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh 3 Pengetahuan gizi seimbang 4 Sikap gizi seimbang 1. Jenis kelamin 2. Umur 3. Uang saku 1. Pendidikan orang tua 2. Pekerjaan orang tua 3. Pendapatan keluarga 4. Besar keluarga 37 pertanyaan tentang pengetahuan gizi seimbang yang terbagi: 10 pertanyaan tentang konsep gizi seimbang 12 pertanyaan tentang pangan sumber zat gizi 3 pertanyaan tentang pangan pengganti 12 pertanyaan tentang gizi kesehatan 30 pertanyaan tentang sikap gizi seimbang yang terbagi: Mengisi kuesioner Mengisi kuesioner Mengisi kuesioner Mengisi kuesioner

133 5 Praktek gizi seimbang 6 Status gizi secara antropometri 10 pertanyaan tentang konsep gizi seimbang 3 pertanyaan tentang pangan pengganti 17 pertanyaan tentang gizi kesehatan 32 pertanyaan tentang praktek gizi seimbang 1. Kebiasaan makan Frekuensi makan golongan makanan tertentu 2. Kebiasaan jajan Frekuensi jajan Jenis jajan yang biasa dibeli 3. Aktifitas fisik Frekuensi olah raga Jenis dan lama olah raga 4. Konsumsi pangan Sumbangan energi dan zat gizi Kecukupan energi dan zat gizi 1. Berat badan (BB) 2. Tinggi badan (TB) Mengisi kuesioner Recall 2 x 24 jam. Pengukuran langsung terhadap BB dan TB Batasan Operasional Contoh adalah mahasiswa program pendidikan sarjana alih jenis mayor ilmu gizi Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) dan Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor. Gizi seimbang adalahperanan berbagai bahan makanan yang terdiri dari 6 kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air) dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Pengetahuan giziseimbang adalahkemampuan contoh dalam menjawab pertanyaan mengenai gizi seimbang menggunakan kuesioner, jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Selanjutnyadikategorikan menjadi pengetahuan kurang apabila skor <60% dari total jawaban yang benar, sedang apabila skor 60 80% dari total jawaban yang benar, dan baik apabila skor >80% dari total jawaban yang benar. Sikap gizi seimbang adalah kecenderungan contoh untuk menyetujui atau tidak menyetujui suatu pernyataan dalam kuesioner terkait gizi seimbang, sikap positif setuju dan sangat setuju diberi skor 1, kemudian untuk sikap tidak setuju dan sangat

134 tidak setuju diberi skor 0 dan sebaliknya. Selanjutnya dikategorikan menjadi kurang apabila skor <60% dari total jawaban yang benar, sedang apabila skor 60 80% dari total jawaban yang benar, dan baik apabila skor >80% dari total jawaban yang benar. Praktek gizi seimbang merupakan perbuatan atau penerapan pola hidup contoh yang tercermin dalam kebiasaan makan, kebiasaan jajan, dan aktivitas fisik yang dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu kurang apabila skor <60% dari total jawaban yang benar, sedang apabila skor 60 80% dari total jawaban yang benar, dan baik apabila skor >80% dari total jawaban yang benar. Kebiasaan makanadalah cara contoh mengkonsumsi makanan yang meliputi frekuensi makan per hari pada nasi, lauk hewani maupun nabatiserta sayur dan buah. Kebiasaan jajan adalah cara contoh dalam memilih dan mengkonsumsi makanan jajanan meliputi jenis dan frekuensi jajan per hari. Aktivitas fisik adalah kegiatan olah raga yang dilaksanakan contoh meliputi frekuensi olah raga, dan durasinya. Status gizi merupakan keadaan fisik contoh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat-zat gizi makanan yang dinilai berdasarkan berat badan terhadap tinggi badan yang kemudian ditentukan dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dan dikelompokkan menjadi status gizi kurang, normal, dan gemuk. Pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang telah diselesaikan oleh orang tua, dikategorikan menjadi tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak tamat SLTP, tamat SLTP, tidak tamat SLTA, tamat SLTA, dan perguruan tinggi (Diploma, S1, dan S2/S3). Pekerjaan orang tua adalah kegiatan yang dilakukan orang tua untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dikategorikan menjadi tidak bekerja, ibu rumah tangga, buruh tani, jasa, petani/penggarap, PNS/TNI, pegawai swasta, dagang/wiraswasta, dan lain-lain. Pendapatan keluargaadalah banyaknya uang yang diperoleh seluruh anggota keluarga yang diukur dengan cara menjumlahkan pendapatan masing-masing anggota keluarga dari hasil pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan selama satu bulan dinyatakan dalam rupiah. Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yaitu ibu, ayah, dan anak-anaknya serta orang lain yang tinggal bersama dan biasanya hidupnya menjadi tanggungan

135 kepala keluarga yang dikategorikan menjadi tiga yaitu besar ( 8 orang), sedang (5-7), dan kecil ( 4 orang).