Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

dokumen-dokumen yang mirip
Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

PROSEDUR ANALITIK. SA Seksi 329. Sumber: PSA No. 22 PENDAHULUAN

Standar Audit SA 560. Peristiwa Kemudian

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

Standar Audit SA 315. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

AUDIT & ATESTASI SA 530 SAMPLING AUDIT

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit (SA) 720. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

STANDAR PERIKATAN AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Konfirmasi Eksternal (ISA 505)

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

STANDAR AUDIT ( SA ) 720 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

Konsep Materialitas Dalam Audit Atas Laporan keuangan

Standar audit Sa 550. pihak Berelasi

REPRESENTASI MANAJEMEN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

TUJUAN & TANGGUNG JAWAB AUDIT

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1

BAB II LANDASAN TEORI

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

STUDI KASUS PERUSAHAAN CENDANT Cendant Corp.

AUDIT I Developing the overhall audit plan and audit program EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

Prosedur Analitis dalam Pemeriksaan Keuangan

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

REPRESENTASI MANAJEMEN

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN

Chapter 7 MATERIALITY AND RISK

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN. Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN. 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut:

STANDAR AUDIT BAK FEB UI LAPORAN AUDIT ATAS PENGENDALIAN DI LEMBAGA KEMAHASISWAAN

Audit 2 - Sururi Halaman 1

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN

Ch.6 Perencanaan Audit SUCAHYO HERININGSIH, SE., MSI., AK., CA.

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN

Ch.7 Materialitas & Risiko Audit SUCAHYO HERININGSIH, SE., MSI., AK., CA.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

BULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS

SA Seksi 435 PELAPORAN AUDITOR ATAS INFORMASI SEGMEN. Sumber: PSA No. 40 PENDAHULUAN

Transkripsi:

SA 0 Prosedur Analitis SA paket 00.indb

STANDAR AUDIT 0 PROSEDUR ANALITIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten), atau (ii) Januari 0 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.) DAFTAR ISI Paragraf Pendahuluan Ruang Lingkup... Tanggal Efektif... Tujuan... Definisi... Ketentuan Prosedur Analitis Substantif... Prosedur Analitis yang Membantu Ketika Membentuk Kesimpulan Keseluruhan... Investigasi Hasil Prosedur Analitis... Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Definisi Prosedur Analitis... A A Prosedur Analitis Substantif... A A Prosedur Analitis yang Membantu Ketika Membentuk Kesimpulan Keseluruhan... A A Investigasi Hasil Prosedur Analitis... A0 A Standar Audit ( SA ) 0, Prosedur Analitis harus dibaca bersamaan dengan SA 00 Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit. ii SA paket 00.indb

Prosedur Analitis 0 0 0 0 Pendahuluan Ruang Lingkup. Standar Audit ( SA ) ini mengatur penggunaan prosedur analitis oleh auditor sebagai pengujian substantif ( prosedur analitis substantif ). SA ini juga mengatur tanggung jawab auditor untuk melakukan prosedur analitis pada tahap akhir audit yang akan membantu auditor pada waktu merumuskan suatu kesimpulan keseluruhan atas laporan keuangan. SA berkaitan dengan penggunaan prosedur analitis sebagai prosedur penilaian risiko. SA 0 mencakup ketentuan dan panduan tentang sifat, saat dan luas prosedur audit untuk menilai risiko yang juga mencakup prosedur analitis substantif. Tanggal Efektif. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten), atau (ii) Januari 0 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten. Tujuan. Tujuan auditor adalah: (a) Untuk mendapatkan bukti audit relevan dan andal ketika menggunakan prosedur analitis substantif; dan (b) Untuk merancang dan melaksanakan prosedur analitis mendekati akhir audit yang membantu auditor dalam merumuskan kesimpulan keseluruhan apakah laporan keuangan konsisten dengan pemahaman auditor terhadap entitas. SA, Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Etitas dan Lingkungannya, paragraf (b). SA 0, Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai, paragraf dan. SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 Definisi. Untuk tujuan SA, istilah prosedur analitis berarti pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui analisis hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan. Prosedur analitis juga mencakup investigasi sebagaimana yang diperlukan atas fluktuasi atau hubungan teridentifikasi yang tidak konsisten dengan informasi relevan lain, atau yang berbeda dari nilai yang diharapkan dalam jumlah yang signifikan. (Ref: Para. A A) Ketentuan Prosedur Analitis Substantif. Pada waktu merancang dan melaksanakan prosedur analitis substantif, sendiri atau dalam kombinasi dengan pengujian rinci, sebagai prosedur substantif berdasarkan SA 0, auditor harus: (Ref: Para. A A) (a) Menentukan kecocokan prosedur analitis substantif untuk asersi yang tersedia, dengan memperhitungkan risiko kesalahan penyajian material yang ditentukan, dan pengujian rinci, jika ada, untuk asersi-asersi tersebut; (Ref: Para. A A) (b) Mengevaluasi keandalan data yang dijadikan rasio oleh auditor untuk mengembangkan ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio, dengan memperhitungkan sumber, komparabilitas, serta sifat dan relevansi informasi yang tersedia, dan pengendalian atas penyusunannya; (Ref: Para. A A) (c) Mengembangkan ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio dan mengevaluasi apakah ekspektasi tersebut telah cukup tepat untuk mengidentifikasi kesalahan penyajian yang, baik secara individu atau ketika diagregasikan dengan kesalahan penyajian lainnya, dapat menyebabkan terjadinya kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan; dan (Ref: Para. A) (d) Menentukan jumlah perbedaan antara jumlah tercatat dengan nilai yang diharapkan yang dapat diterima SA 0, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb

Prosedur Analitis 0 0 0 0 tanpa memerlukan investigasi lebih lanjut seperti yang disyaratkan oleh paragraf. (Ref: Para. A) Prosedur Analitis yang Membantu Ketika Membentuk Kesimpulan Keseluruhan. Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur analitis mendekati akhir audit yang membantu auditor ketika membentuk kesimpulan keseluruhan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas. (Ref: Para. A A) Investigasi Hasil Prosedur Analitis. Jika prosedur analitis yang dilakukan berdasarkan SA ini mengidentifikasi adanya fluktuasi atau hubungan yang tidak konsisten dengan informasi relevan lainnya atau yang berbeda secara signifikan dengan nilai yang diharapkan, maka auditor harus menginvestigasi perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut: (a) Meminta keterangan kepada manajemen dan memperoleh bukti audit yang tepat dan relevan dengan respons manajemen; dan (b) Melaksanakan prosedur audit lainnya yang diperlukan sesuai dengan kondisinya. (Ref: Para. A0 A) *** Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Definisi Prosedur Analitis (Ref: Para. ) A. Prosedur analitis mencakup pertimbangan atas perbandingan informasi keuangan entitas dengan, sebagai contoh: Informasi komparatif periode lalu. Hasil entitas yang diantisipasi, seperti anggaran atau prakiraan, atau ekpektasi auditor, seperti estimasi penyusutan. Informasi industri sejenis, seperti perbandingan rasio penjualan entitas terhadap piutang usaha dengan ratarata rasio industri atau dengan entitas lain yang memiliki ukuran sebanding dalam industri yang sama. SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 A. Prosedur analitis juga mencakup pertimbangan atas hubungan-hubungan, sebagai contoh: Di antara unsur-unsur informasi keuangan yang akan diharapkan sesuai dengan suatu pola yang dapat diprediksi berdasarkan pengalaman entitas, seperti persentase laba bruto. Antara informasi keuangan dan informasi nonkeuangan yang relevan, seperti hubungan antara beban gaji dengan jumlah karyawan. A. Berbagai metode dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur analitis. Metode-metode tersebut berkisar dari melakukan perbandingan sederhana hingga melakukan analisis yang kompleks dengan menggunakan teknik statistik yang mutakhir. Prosedur analitis dapat diterapkan pada laporan keuangan konsolidasian, komponen, dan unsur informasi secara individu. Prosedur Analitis Substantif (Ref: Para. ) A. Prosedur substantif yang dilakukan oleh auditor pada tingkat asersi dapat berupa pengujian detail, prosedur analitis substantif, atau kombinasi keduanya. Keputusan tentang prosedur audit mana yang dilakukan, termasuk apakah menggunakan prosedur analitis substantif, dibuat berdasarkan pertimbangan auditor atas efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari prosedur audit yang tersedia untuk menurunkan risiko audit pada tingkat asersi ke tingkat rendah yang dapat diterima. A. Auditor dapat meminta keterangan kepada manajemen tentang ketersediaan dan keandalan informasi yang diperlukan untuk menerapkan prosedur analitis substantif, dan hasil prosedur analitis yang dilakukan oleh entitas. Penggunaan data analitis yang disusun oleh manajemen mungkin efektif selama auditor meyakini dirinya bahwa data tersebut telah disusun dengan benar. Ketepatan Prosedur Analitis Tertentu untuk Asersi yang Ada (Ref: Para. (a)) A. Prosedur analitis substantif pada umumnya lebih dapat diterapkan pada transaksi dengan volume besar yang SA 0. SA paket 00.indb

Prosedur Analitis 0 0 0 0 cenderung dapat diprediksi sepanjang waktu. Penerapan prosedur analitis yang direncanakan dilakukan berdasarkan ekspektasi bahwa terdapat hubungan nyata di antara data dan bahwa hubungan tersebut berlanjut dalam kondisi ketika tidak terdapat kondisi sebaliknya yang diketahui. Namun, ketepatan prosedur analitis tertentu akan bergantung pada penilaian auditor atas seberapa efektif prosedur tersebut akan mendeteksi suatu kesalahan penyajian, baik secara individu atau ketika diagregasikan dengan kesalahan penyajian lainnya, dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan. A. Dalam beberapa kasus, bahkan suatu model prediktif sederhana mungkin efektif sebagai prosedur analitis. Sebagai contoh, ketika suatu entitas memiliki sejumlah karyawan dengan tingkat upah tetap selama periode pelaporan, auditor dapat menggunakan data tersebut untuk estimasi jumlah beban gaji untuk periode tersebut dengan tingkat akurasi yang tinggi, dan oleh karena itu, menyediakan bukti audit untuk suatu akun signifikan dalam laporan keuangan dan mengurangi kebutuhan untuk melakukan pengujian detail atas beban gaji. Penggunaan rasio perdagangan yang diakui secara luas (seperti marjin laba untuk berbagai entitas ritel yang berbeda) sering kali dapat digunakan secara efektif dalam prosedur analitis substantif untuk menyediakan bukti yang mendukung kewajaran jumlah yang tercatat. A. Jenis prosedur analitis yang berbeda menyediakan tingkat keyakinan yang berbeda. Prosedur analitis melibatkan, sebagai contoh, prediksi jumlah pendapatan sewa suatu bangunan yang terbagi atas apartemen-apartemen, dengan mempertimbangkan harga sewa setiap apartemen, jumlah apartemen, dan tingkat hunian apartemen, dapat menyediakan bukti yang persuasif dan dapat menghilangkan kebutuhan untuk verifikasi lebih lanjut melalui pengujian detail, selama unsur-unsur tersebut diverifikasi dengan tepat. Sebaliknya, perhitungan dan perbandingan persentase laba bruto sebagai suatu cara untuk mengonfirmasi jumlah pendapatan dapat menyediakan bukti yang kurang persuasif, tetapi dapat menyediakan koroborasi yang berguna ketika digunakan bersama dengan prosedur audit lainnya. SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 A. Penentuan ketepatan prosedur analitis substantif tertentu dipengaruhi oleh sifat asersi dan penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian material. Sebagai contoh, ketika terdapat defisiensi dalam pengendalian terhadap proses order penjualan, auditor dapat lebih mengandalkan pengujian detail daripada prosedur analitis substantif untuk asersi yang terkait dengan piutang. A0. Prosedur analitis substantif tertentu dapat juga dianggap tepat ketika pengujian detail dilakukan atas asersi yang sama. Sebagai contoh, ketika memperoleh bukti audit tentang asersi penilaian untuk saldo piutang usaha, auditor dapat menerapkan prosedur analitis terhadap umur piutang saldo pelanggan terkait sebagai tambahan atas pengujian detail terhadap penerimaan kas setelah tanggal laporan posisi keuangan untuk menentukan kolektibilitas piutang usaha. Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik A. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan secara individu yang secara tradisional dipertimbangkan dalam audit entitas bisnis belum tentu selalu relevan dalam audit entitas pemerintahan atau entitas sektor publik nonbisnis; sebagai contoh, dalam banyak entitas sektor publik mungkin terdapat sedikit hubungan langsung antara pendapatan dan pengeluaran. Selain itu, karena pengeluaran untuk pembelian aset belum tentu dikapitalisasi, maka kemungkinan tidak terdapat hubungan antara pengeluaran atas, sebagai contoh, persediaan dan aset tetap, dengan jumlah aset-aset tersebut yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Disamping itu, data industri atau statistik untuk tujuan perbandingan belum tentu tersedia di sektor publik. Namun, hubungan-hubungan lainnya kemungkinan relevan, sebagai contoh, perbedaan dalam biaya konstruksi jalan per kilometer atau jumlah kendaraan yang diperoleh, dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang dihentikan penggunaannya. Keandalan Data (Ref: Para. (b)) A. Keandalan data dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, serta bergantung pada kondisi ketika data tersebut diperoleh. Oleh karena itu, hal-hal di bawah ini relevan ketika menentukan SA 0. SA paket 00.indb

Prosedur Analitis 0 0 0 0 apakah suatu data dapat diandalkan untuk tujuan perancangan prosedur analitis substantif: (a) Sumber informasi yang tersedia. Sebagai contoh, informasi mungkin lebih dapat diandalkan ketika informasi tersebut diperoleh dari sumber independen di luar entitas; (b) Komparabilitas informasi yang tersedia. Sebagai contoh, data industri kemungkinan perlu dilengkapi dengan data tambahan agar dapat dibandingkan dengan data entitas yang memproduksi dan menjual produk khusus; (c) Sifat dan relevansi informasi yang tersedia. Sebagai contoh, apakah anggaran yang telah ditetapkan lebih merupakan hasil yang akan diharapkan daripada merupakan tujuan yang akan dicapai; dan (d) Pengendalian terhadap penyusunan informasi yang dirancang untuk memastikan kelengkapan, keakurasian, dan kevaliditasan. Sebagai contoh, pengendalian terhadap penyusunan, pereviuan, dan pemeliharaan anggaran. A. Auditor dapat mempertimbangkan untuk menguji efektivitas operasi pengendalian, jika relevan, terhadap penyiapan informasi entitas yang digunakan oleh auditor dalam melakukan prosedur analitis substantif sebagai respons terhadap risiko yang dinilai. Ketika pengendalian tersebut efektif, pada umumnya auditor memiliki keyakinan yang lebih besar atas keandalan informasi dan, oleh karena itu, juga atas hasil prosedur analitis. Keefektivitasan operasi pengendalian terhadap informasi nonkeuangan sering kali dapat diuji bersamaan dengan pengujian pengendalian lainnya. Sebagai contoh, dalam menetapkan pengendalian terhadap pemrosesan faktur penjualan, suatu entitas dapat menerapkan pengendalian terhadap pencatatan unit yang dijual. Dalam kondisi tersebut, auditor dapat menguji efektivitas operasi pengendalian terhadap pencatatan unit yang dijual bersamaan dengan pengujian efektivitas operasi pengendalian terhadap pemrosesan faktur penjualan. Sebagai alternatif, auditor dapat mempertimbangkan apakah informasi tersebut seharusnya menjadi objek pengujian audit. SA 00 menetapkan ketentuan SA 00, Bukti Audit, paragraf A. SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 dan menyediakan panduan dalam menentukan prosedur audit yang akan dilakukan atas informasi yang digunakan untuk prosedur analitis substantif. A. Hal-hal yang dibahas dalam paragraf A(a) A(d) adalah relevan tanpa memperhatikan apakah auditor melaksanakan prosedur analitis substantif atas laporan keuangan akhir periode entitas, atau pada suatu tanggal interim dan merencanakan untuk melakukan prosedur analitis substantif untuk periode sisanya. SA 0 menetapkan ketentuan dan menyediakan panduan atas prosedur substantif yang dilakukan pada suatu tanggal interim. Pengevaluasian tentang Apakah Ekspektasi telah Cukup Tepat (Ref: Para. (c)) A. Hal-hal yang relevan dengan evaluasi auditor tentang apakah ekspektasi dapat dikembangkan dengan cukup tepat untuk mengidentifikasi suatu kesalahan penyajian yang, jika diagregasikan dengan kesalahan penyajian yang lain, mengakibatkan laporan keuangan disajikan salah secara material, mencakup: Keakurasian prediksi hasil yang diharapkan dari prosedur analitis substantif. Sebagai contoh, auditor mengharapkan tingkat konsistensi yang lebih besar dalam membandingkan marjin laba bruto dari satu periode ke periode lain daripada dalam membandingkan beban-beban yang bersifat discretionary, seperti beban riset atau beban iklan. Tingkat informasi yang dapat diagregasi. Sebagai contoh, prosedur analitis substantif dapat menjadi lebih efektif ketika diterapkan terhadap informasi keuangan pada unit-unit operasi secara individu atau terhadap laporan keuangan komponen dari entitas yang memiliki diversifikasi usaha, daripada ketika diterapkan terhadap laporan keuangan entitas secara keseluruhan. Ketersediaan informasi, baik informasi keuangan maupun informasi non-keuangan. Sebagai contoh, auditor dapat mempertimbangkan apakah informasi keuangan, seperti SA 00, paragraf 0. SA 0, paragraf. SA 0. SA paket 00.indb

Prosedur Analitis 0 0 0 0 anggaran atau prakiraan, dan informasi nonkeuangan, seperti jumlah unit yang diproduksi atau dijual, tersedia untuk merancang prosedur analitis substantif. Jika informasi tersebut tersedia, maka auditor juga dapat mempertimbangkan keandalan informasi tersebut seperti yang dibahas dalam paragraf A A di atas. Perbedaan antara Jumlah Tercatat dengan Nilai yang Diharapkan yang Dapat Diterima (Ref: Para. (d)) A. Penentuan auditor tentang jumlah perbedaan dari ekspektasi yang dapat diterima tanpa investigasi lebih lanjut dipengaruhi oleh materialitas dan kekonsistensian dengan tingkat keyakinan yang diinginkan, juga dengan memperhitungkan kemungkinan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual atau ketika diagregasikan dengan kesalahan penyajian yang lain, dapat menyebabkan laporan keuangan disajikan salah secara material. SA 0 mengharuskan auditor untuk memperoleh bukti audit yang lebih persuasif ketika makin tinggi penilaian risiko auditor. Jika risiko yang dinilai meningkat, maka makin menurun nilai perbedaan yang dapat diterima tanpa investigasi lebih lanjut untuk mencapai tingkat keyakinan yang diinginkan. Prosedur Analitis yang Membantu ketika Membentuk Kesimpulan Keseluruhan (Ref: Para. ) A. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil prosedur analitis yang dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan paragraf dimaksudkan untuk menguatkan kesimpulan yang dapat dibuat selama audit laporan keuangan individual komponen atau unsur-unsur laporan keuangan. Hal ini membantu auditor untuk membentuk kesimpulan yang layak sebagai basis bagi opini auditor. A. Hasil prosedur analitis tersebut dapat mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian yang sebelumnya tidak disadari. Dalam kondisi ini, SA mengharuskan auditor untuk mengubah SA 0, Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit, paragraf A. SA 0, paragraf (b). SA 0, paragraf A. SA 0. SA paket 00.indb

0 0 0 0 penilaian risiko kesalahan penyajian material dan memodifikasi prosedur audit yang telah direncanakan lebih lanjut sesuai dengan risiko tersebut. 0 A. Prosedur analitis yang dilaksanakan berdasarkan paragraf dapat sama dengan prosedur yang akan digunakan dalam penilaian risiko. Investigasi Hasil Prosedur Analitis (Ref: Para. ) A0. Bukti audit yang relevan dengan respons manajemen dapat diperoleh dengan mengevaluasi respons tersebut dengan memperhitungkan pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya, serta dengan bukti audit lain yang diperoleh selama proses pelaksanaan audit. A. Kebutuhan untuk melaksanakan prosedur audit lainnya dapat muncul ketika, sebagai contoh, manajemen tidak mampu menyediakan penjelasan, atau penjelasan bersama dengan bukti audit yang relevan dengan respons manajemen, dipandang oleh auditor tidak cukup. 0 SA, paragraf. SA 0.0 SA paket 00.indb 0